Dosen Pengampu:
Achmad Fahrul Aji, S. ST., MT.
Disusun Oleh:
1. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini mahasiswa dapat:
1. Mahasiswa dapat merancang rangkaian kendali proporsional, kendali
integral dan kendali derivative pada rpm motor.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara kerja rangkaian kendali
proporsional, kendali integral dan kendali derivative pada rpm motor.
3. Mahasiswa dapat membuat program MATLAB untuk menjalankan
percobaan.
4. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh Kp (Konstanta Proporsional), Ki
(Konstanta Integral) dan Kd (Konstanta Derivative) terhadap RPM.
2. Dasar Teori
2.1. Motor DC
Motor listrik termasuk kedalam kategori mesin listrik dinamis dan merupakan
sebuah perangkat elektromagnetik yang mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar
impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan,
dll di industri dan digunakan juga pada peralatan listrik rumah tangga (seperti:
mixer, bor listrik,kipas angin).
Motor listrik kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri, sebab diperkirakan
bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.
Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor listrik secara umum sama, yaitu:
1. Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.
2. Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah
lingkaran/loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan
magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan.
3. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torsi untuk memutar kumparan.
4. Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan
tenaga putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh
susunan elektromagnetik yang disebut kumparan medan.
5. Dalam memahami sebuah motor listrik, penting untuk mengerti apa yang
dimaksud dengan beban motor. Beban mengacu kepada keluaran tenaga
putar/torsi sesuai dengan kecepatan yang diperlukan.
Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam tiga kelompok:
1. Beban torsi konstan, adalah beban dimana permintaan keluaran energinya
bervariasi dengan kecepatan operasinya, namun torsi nya tidak bervariasi.
Contoh beban dengan torsi konstan adalah conveyors, rotary kilns, dan
pompa displacement konstan.
2. Beban dengan torsi variabel, adalah beban dengan torsi yang bervariasi
dengan kecepatan operasi. Contoh beban dengan torsi variabel adalah
pompa sentrifugal dan fan (torsi bervariasi sebagai kwadrat kecepatan).
3. Beban dengan energi konstan, adalah beban dengan permintaan torsi yang
berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban
dengan daya konstan adalah peralatan-peralatan mesin.
2.2. Generator
Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari
sumber energi mekanikal, biasanya dengan menggunakan induksi
elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai pembangkit listrik. Walau
generator dan motor punya banyak kesamaan, tapi motor adalah alat yang
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Generator mendorong
muatan listrik untuk bergerak melalui sebuah sirkuit listrik eksternal, tapi
generator tidak menciptakan listrik yang sudah ada di dalam kabel lilitannya.
Hal ini bisa dianalogikan dengan sebuah pompa air, yang menciptakan aliran
air tapi tidak menciptakan air di dalamnya. Sumber enegi mekanik bisa berupa
resiprokat maupun turbin mesin uap, air yang jatuh melakui sebuah turbin
maupun kincir air, mesin pembakaran dalam, turbin angin, engkol tangan,
energi surya atau matahari, udara yang dimampatkan, atau apapun sumber
energi mekanik yang lain.
2.3. Encoder
Gambar 5. Grafik kendali PD dengan Set Point 2000 Rpm dan Kp 0.4
t sp rpm pwm
0 0 0 0
0,1 0 0 0
0,2 0 0 0
0,3 0 0 0
0,4 0 0 0
0,5 0 0 0
0,6 0 0 0
0,7 0 0 0
0,8 0 0 0
0,9 0 0 0
1 2000 0 255
1,1 2000 0 255
1,2 2000 146,6276 255
1,3 2000 434,9951 226,4907
1,4 2000 713,5875 173,7048
1,5 2000 1045,943 91,10459
1,6 2000 1300,098 63,73412
1,7 2000 1446,725 66,66667
1,8 2000 1529,814 69,11046
1,9 2000 1559,14 79,37439
2 2000 1559,14 88,17204
2,1 2000 1554,252 90,61584
2,2 2000 1549,365 91,59335
2,3 2000 1554,252 87,68328
2,4 2000 1573,803 79,37439
2,5 2000 1588,465 77,90811
2,6 2000 1593,353 79,86315
2,7 2000 1593,353 81,32942
2,8 2000 1593,353 81,32942
2,9 2000 1588,465 83,77322
3 2000 1578,69 87,19453
t sp rpm pwm
0 0 0 0
0,1 0 0 0
0,2 0 0 0
0,3 0 0 0
0,4 0 0 0
0,5 0 0 0
0,6 0 0 0
0,7 0 0 0
0,8 0 0 0
0,9 0 0 0
1 2000 0 255
1,1 2000 0 255
1,2 2000 151,5152 255
1,3 2000 474,0958 249,346
1,4 2000 928,6413 129,5288
1,5 2000 1085,044 195,1906
1,6 2000 1314,761 133,6579
1,7 2000 1510,264 109,6178
1,8 2000 1661,779 95,93939
1,9 2000 1749,756 99,77322
2 2000 1813,294 96,14858
2,1 2000 1847,507 99,41056
2,2 2000 1867,058 100,9668
2,3 2000 1876,833 102,8749
2,4 2000 1886,608 101,782
2,5 2000 1896,383 100,6207
2,6 2000 1906,158 99,39101
2,7 2000 1911,046 100,5367
2,8 2000 1915,934 100,1818
2,9 2000 1925,709 97,34897
3 2000 1930,596 98,35777
Gambar 7. Grafik kendali PD dengan Set Point 2000 Rpm, Kp 0.4 , Kd 0.03 dan
Ki 0.033
5.2 Kendali PID dengan Set Point 3000 Rpm
5.2.1 Kp = 0.4
a) Tabel hasil percobaan
Tabel 3. Tabel Kendali PID dengan Set Point 3000 Rpm dan Kp 0.4
t sp rpm pwm
0 0 0 0
0,1 0 0 0
0,2 0 0 0
0,3 0 0 0
0,4 0 0 0
0,5 0 0 0
0,6 0 0 0
0,7 0 0 0
0,8 0 0 0
0,9 0 0 0
1 3000 0 255
1,1 3000 0 255
1,2 3000 210,1662 255
1,3 3000 503,4213 255
1,4 3000 816,2268 255
1,5 3000 1143,695 255
1,6 3000 1388,074 255
1,7 3000 1647,116 255
1,8 3000 1896,383 255
1,9 3000 2126,1 255
2 3000 2287,39 255
2,1 3000 2482,893 206,8426
2,2 3000 2629,521 148,1916
2,3 3000 2771,261 91,4956
2,4 3000 2849,462 60,21505
2,5 3000 2864,125 54,34995
2,6 3000 2820,137 71,94526
2,7 3000 2712,61 114,956
2,8 3000 2605,083 157,9668
2,9 3000 2531,769 187,2923
3 3000 2517,107 193,1574
t sp rpm pwm
0 0 0 0
0,1 0 0 0
0,2 0 0 0
0,3 0 0 0
0,4 0 0 0
0,5 0 0 0
0,6 0 0 0
0,7 0 0 0
0,8 0 0 0
0,9 0 0 0
1 3000 0 255
1,1 3000 0 255
1,2 3000 185,7283 255
1,3 3000 532,7468 255
1,4 3000 835,7771 255
1,5 3000 1163,245 255
1,6 3000 1436,95 255
1,7 3000 1666,667 255
1,8 3000 1911,046 255
1,9 3000 2106,549 240,0782
2 3000 2302,053 161,8768
2,1 3000 2468,231 113,001
2,2 3000 2575,758 105,1808
2,3 3000 2634,409 111,0459
2,4 3000 2649,071 131,5738
2,5 3000 2634,409 155,0342
2,6 3000 2614,858 165,7869
2,7 3000 2629,521 139,3939
2,8 3000 2658,847 118,8661
2,9 3000 2683,284 112,0235
3 3000 2693,06 116,911
t sp rpm pwm
0 0 0 0
0,1 0 0 0
0,2 0 0 0
0,3 0 0 0
0,4 0 0 0
0,5 0 0 0
0,6 0 0 0
0,7 0 0 0
0,8 0 0 0
0,9 0 0 0
1 3000 0 255
1,1 3000 0 255
1,2 3000 195,5034 255
1,3 3000 606,0606 255
1,4 3000 850,4399 255
1,5 3000 1133,92 255
1,6 3000 1397,849 255
1,7 3000 1676,442 255
1,8 3000 1901,271 255
1,9 3000 2101,662 255
2 3000 2326,491 255
2,1 3000 2497,556 223,2004
2,2 3000 2649,071 177,3392
2,3 3000 2795,699 123,7263
2,4 3000 2883,675 124,9521
2,5 3000 2927,664 134,4477
2,6 3000 2932,551 156,3871
2,7 3000 2922,776 169,4995
2,8 3000 2922,776 164,0978
2,9 3000 2932,551 154,7859
3 3000 2956,989 136,6178
Gambar 8. Grafik kendali PID dengan Set Point 3000 Rpm, Kp 0.4, Kd 0.06 dan
Ki 0.06
t sp rpm pwm
0 0 0 0
0,1 0 0 0
0,2 0 0 0
0,3 0 0 0
0,4 0 0 0
0,5 0 0 0
0,6 0 0 0
0,7 0 0 0
0,8 0 0 0
0,9 0 0 0
1 3500 0 255
1,1 3500 0 255
1,2 3500 185,7283 255
1,3 3500 527,8592 255
1,4 3500 835,7771 255
1,5 3500 1119,257 255
1,6 3500 1383,187 255
1,7 3500 1661,779 255
1,8 3500 1881,72 255
1,9 3500 2082,111 255
2 3500 2321,603 255
2,1 3500 2458,456 255
2,2 3500 2634,409 240,6647
2,3 3500 2795,699 184,9462
2,4 3500 2917,889 159,5308
2,5 3500 2991,202 159,5308
2,6 3500 3044,966 149,7556
2,7 3500 3074,291 152,6882
2,8 3500 3084,066 160,5083
2,9 3500 3084,066 166,3734
3 3500 3093,842 156,5982
t sp rpm pwm
0 0 0 0
0,1 0 0 0
0,2 0 0 0
0,3 0 0 0
0,4 0 0 0
0,5 0 0 0
0,6 0 0 0
0,7 0 0 0
0,8 0 0 0
0,9 0 0 0
1 3500 0 255
1,1 3500 0 255
1,2 3500 136,8524 255
1,3 3500 439,8827 255
1,4 3500 796,6764 255
1,5 3500 1080,156 255
1,6 3500 1348,974 255
1,7 3500 1632,454 255
1,8 3500 1862,17 255
1,9 3500 2091,887 255
2 3500 2311,828 255
2,1 3500 2473,118 255
2,2 3500 2629,521 255
2,3 3500 2810,362 255
2,4 3500 2922,776 255
2,5 3500 3044,966 255
2,6 3500 3157,38 252,1095
2,7 3500 3289,345 189,6491
2,8 3500 3362,659 196,7781
2,9 3500 3431,085 173,1642
3 3500 3455,523 190,1955
Gambar 10. Grafik kendali PID dengan Set Point 2500 Rpm, Kp 0.4 , Kd 0.06 dan
Ki 0.06
6. Pembahasan
Berdasarkan hasil yang diperoleh, dari tiga nilai Kp yang berbeda dan nilai SP
yang berbeda (2000, 3000, 3500). Nilai Kp yang diperoleh merupakan Kp untuk
mencapai set point dengan cepat dan terjadi beberapa osilasi kemudian stabil
pada nilai RPM tertentu. Nilai Kd didapat merupakan Kd untuk menghilangkan
overshoot dan osilasi, namun masih berada dibawah set point. Nilai Ki didapat
dari mencari secara manual atau mencoba nilai yang tepat untuk Ki. Nilai Ki
digunakan untuk menghilangkan nilai steady state error.
Pada grafik SP 2000, dengan memberi nilai Kp yaitu 0.4 pada grafik tidak
mencapai SP namun terjadi satu overshoot, selanjutnya terjadi osilasi namun di
bawah nilai SP dan semakin lama osilasi mulai hilang.. Kemudian, memberi
nilai Kd yaitu 0.03 sehingga pada grafik sudah tidak ada overshoot dan tidak
ada osilasi sama sekali namun RPM tetap tidak dapat mencapai SP. Selanjutnya,
memberi nilai Ki yaitu 0.033 sehingga pada grafik tidak ada overshoot, tidak
ada osilasi dan RPM dapat mencapai SP. Nilai steady state yang diperoleh stabil
pada nilai SP tersebut yaitu 1999 RPM.
Pada grafik SP 3000, dengan memberi nilai Kp yaitu 0.4 pada grafik tidak
mencapai SP namun terjadi satu overshoot, selanjutnya terjadi osilasi namun di
bawah nilai SP dan semakin lama osilasi mulai hilang. Kemudian, memberi
nilai Kd yaitu 0.06 sehingga pada grafik sudah tidak ada overshoot dan tidak
ada osilasi sama sekali namun RPM tetap tidak dapat mencapai SP. Selanjutnya,
memberi nilai Ki yaitu 0.06 sehingga pada grafik tidak ada overshoot, tidak ada
osilasi dan RPM dapat mencapai SP. Nilai steady state yang diperoleh stabil
pada nilai SP tersebut yaitu 2996 RPM.
Pada grafik SP 3500, dengan memberi nilai Kp yaitu 0.4 pada grafik tidak
mencapai SP namun terjadi satu overshoot, selanjutnya terjadi osilasi namun di
bawah nilai SP dan semakin lama osilasi mulai hilang. Kemudian, memberi
nilai Kd yaitu 0.06 sehingga pada grafik sudah tidak ada overshoot dan tidak
ada osilasi sama sekali namun RPM tetap tidak dapat mencapai SP. Selanjutnya,
memberi nilai Ki yaitu 0.06 sehingga pada grafik tidak ada overshoot, tidak ada
osilasi dan RPM dapat mencapai SP. Nilai steady state yang diperoleh stabil
pada nilai SP tersebut yaitu 3499 RPM.
7. Kesimpulan