Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

TERMOCOUPLE TIPE K

disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Teknik Instrumentasi

Dosen Pengampu Dr. Eng. Indra Wahyudin Fathona, S.Si., M.Si.

Oleh :

Annisa Fardhani Bahalwan 1104152184


Hastuti Delima 1104154159
Muhammad Agfian Fadilah 1104151064
Nur Arya Fauzan Yusuf 1104150039

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA


FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS TELKOM
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Adapun tujuan dari case study ini adalah sebagai berikut :
1.1.1 Tujuan Umum
1. Memenuhi tugas mata kuliah Instrumentasi yang diselenggarakan oleh Program
Studi S1 Teknik Fisika Universitas Telkom.
2. Menerapkan ilmu dan konsep mengenai sensor suhu.

1.1.2 Tujuan Khusus


1. Mengkarakterisasi sensor dalam case study.
2. Mengeksplorasi dan menganalisa case study dengan menggunakan teori
Instrumentasi.
3. Mendapatkan pengalaman yang dapat menunjang skill yang bisa diaplikasikan
pada dunia kerja nantinya.

1.2 Manfaat
Adapun manfaat dari pengerjaan case study ini adalah sebagai berikut :
1. Melatih kerjasama tim dalam mengkarakterasi sensor.
2. Menambah wawasan serta dapat melakukan eksplorasi dalam mengkarakterisasi
sensor.
3. Mengaplikasikan ilmu yang dipelajari dari case study.
4. Memenuhi satuan kredit semester yang harus ditempuh sebagai persyaratan
akademik.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Sensor

Sensor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah besaran mekanis,
magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi besarn listrik berupa tegangan, resistansi dan arus
listrik. Sensor sering digunakan untuk pendeteksian pada saat melakukan pengukuran atau
pengendalian.Cara kerja sensor dipengaruhi oleh tujuan dari sensor tersebut tetapi tetap
mempunyai kesamaan yaitu mendeteksi kejadian. Setiap sensor memiliki datasheet yang
digunakan sebagai acuan karakter alat, oleh karena itu tim kami mengkarakterisasi sensor pada
thermocouple tipe K.

2.2 Thermocouple
Thermocouple adalah jenis sensor suhu yang digunakan untuk mendeteksi atau mengukur
suhu melalui dua jenis logam konduktor berbeda yang digabung pada ujungnya sehingga
menimbulkan efek “Thermo-electric”. Prinsip kerja Thermocouple cukup mudah dan sederhana.
Pada dasarnya Thermocouple hanya terdiri dari dua kawat logam konduktor yang berbeda jenis
dan digabungkan ujungnya. Satu jenis logam konduktor yang terdapat pada Thermocouple akan
berfungsi sebagai referensi dengan suhu konstan (tetap) sedangkan yang satunya lagi sebagai
logam konduktor yang mendeteksi suhu panas. Thermocouple mempunyai banyak jenis salah
satunya yang kami karaktersiasi adalah thermocouple tipe K dengan rentan suhu -200˚C –
1250˚C.
Prinsip kerja Termokopel cukup mudah dan sederhana. Pada dasarnya Termokopel hanya
terdiri dari dua kawat logam konduktor yang berbeda jenis dan digabungkan ujungnya. Satu jenis
logam konduktor yang terdapat pada Termokopel akan berfungsi sebagai referensi dengan suhu
konstan (tetap) sedangkan yang satunya lagi sebagai logam konduktor yang mendeteksi suhu
panas.
Untuk lebih jelas mengenai Prinsip Kerja Termokopel, mari kita melihat gambar dibawah ini :

Berdasarkan Gambar diatas, ketika kedua persimpangan atau Junction memiliki suhu yang
sama, maka beda potensial atau tegangan listrik yang melalui dua persimpangan tersebut adalah
“NOL” atau V1 = V2. Akan tetapi, ketika persimpangan yang terhubung dalam rangkaian
diberikan suhu panas atau dihubungkan ke obyek pengukuran, maka akan terjadi perbedaan suhu
diantara dua persimpangan tersebut yang kemudian menghasilkan tegangan listrik yang nilainya
sebanding dengan suhu panas yang diterimanya atau V1 – V2. Tegangan Listrik yang ditimbulkan
ini pada umumnya sekitar 1 µV – 70µV pada tiap derajat Celcius. Tegangan tersebut kemudian
dikonversikan sesuai dengan Tabel referensi yang telah ditetapkan sehingga menghasilkan
pengukuran yang dapat dimengerti oleh kita.

2.3 Modul MAX 6675

-12-bit resolution Serial K-type 3. Temperature measuring range: -200C -


thermocouple converter. 1300 C [Test procedure for 0-1023 C]
- Cold junction compensation. 4. Temperature measurement accuracy: 1.5 C
- Linearity correction. 5. Temperature resolution: 0.25 C
- Thermocouple break detection. 6. Output mode: SPI digital signal
7. Storage temperature: -50 ~ 150 C
1. Working voltage: DC 5V 8. Weight: 4g
2. Operating Current: 50mA 9. Size: 25mm * 15mm * 13mm

2.4 Arduino Uno


Microcontroller ATmega328P DC Current for 3.3V Pin 50 mA
Operating Voltage 5V Flash Memory 32KB
Input Voltage (recommended) 7-12V EEPROM 1 KB
Input Voltage (limit) 6-20V Clock Speed 16MHz
Digital I/O Pins 14 LED_BUILTIN 13
PWM Digital I/O Pins 6 Length 68.6 mm
Analog Input Pins 6 Width 53.4 mm
DC Current per I/O Pin 20 mA
Weight 25 g
BAB III
Hasil Pengujian

3.1 Beberapa Metode yang Dilakukan


Dalam mendapatkan karakteristik, kami melakukan beberapa cara/metode untuk
mendapatkan hubungan ∆𝑉 = 𝑆 ∙ ∆𝑇 dengan S adalah koef. Seebeck.
No Metode Keterangan
1 Menggunakan Penguat Non-Inverting Gagal, tapi penguat bekerja.
2 Mengukur Langsung Sensor Berhasil. (Output = Tegangan)
3 Menggunakan MAX 6675 + Arduino Berhasil. (Output = Nilai ADC 12 Bit). Nilai
ADC akan dikonversi menjadi tegangan.

3.1.1 Menggunakan OP-AMP UA741CN

Rangkaian Multimeter
Termokople
Penguat Out Op-Amp

Rangkaian penguat bekerja apabila tegangan input berasal dari power suplay, tetapi tidak
bekerja ketika di hubungkan dengan sensor termokopel. Penguatan yang diberikan pun beragam
agar memperoleh hasil, tetapi input tidak mengalami penguatan. Terdapat juga Noise yang yang
mengganggu yang membuat data tidak stabil, sehingga cara ini tidak kami pakai saat ini.

3.1.2 Mengukur Langsung di (+/-) Termokople

Termokople Multimeter

No Suhu Data Naik Data 7 44 0,7 0,7


(°C) (mV) Turun 8 46 0,8 0,8
(mV) 9 48 0,9 0,8
1 32 0,3 0,3 10 50 0,9 0,9
2 34 0,4 0,3 11 52 1 1,1
3 36 0,4 0,4 12 54 1,1 1,1
4 38 0,4 0,5 13 56 1,1 1,2
5 40 0,5 0,5 14 58 1,3 1,3
6 42 0,6 0,6 15 60 1,3 1,4
16 62 1,4 1,5 26 82 2,4 2,3
17 64 1,5 1,5 27 84 2,5 2,4
18 66 1,6 1,6 28 86 2,5 2,5
19 68 1,7 1,7 29 88 2,7 2,6
20 70 1,8 1,8 30 90 2,8 2,7
21 72 1,9 1,9 31 92 2,8 2,8
22 74 2 2,0 32 94 2,9 2,8
23 76 2 2,1 33 96 2,9 2,9
24 78 2,1 2,1 34 97 2,9 2,9
25 80 2,3 2,2
Tabel 1. Data Naik dan Data Turun.

Data Naik Temperature Terhadap Tegangan


3
2.8
2.6 V = 0,043 (T) - 1,201
2.4 R² = 0,994
2.2
Voltage (mV)

2
1.8
1.6
1.4
1.2
1
0.8
naik
0.6
0.4 Linear (naik)
0.2
30 40 50 60 70 80 90 100
Temperature (C)
Gambar 1. Grafik Data Naik Temperatur pada Tegangan.

Data Turun Temperature Terhadap Voltage


3.0
2.8
2.6 V = 0,042 (T) - 1,144
2.4 R² = 0,997
2.2
2.0
Voltage (mV)

1.8
1.6
1.4
1.2
1.0
0.8
DATA TURUN (mV)
0.6
0.4 Linear (DATA TURUN (mV))
0.2
30 40 50 60 70 80 90 100
Temperature (C)

Gambar 2. Grafik Data Turun Temperatur pada Arus.


Temperature (input) terhadap Histeresis
0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
Histerisis

0.02
0
-0.02 25 35 45 55 65 75 85 95
-0.04
-0.06
-0.08
-0.1
histeris
-0.12
Temperature (oC)

Gambar 3. Grafik Input Temperatur terhadap Histerisis.

Temperatur terhadap error


45.00%

40.00%

35.00% error

30.00%

25.00%
Error

20.00%

15.00%

10.00%

5.00%

0.00%
20 30 40 50 60 70 80 90 100
Temperatur (c)

Gambar 4. Grafik Temperatur terhadap error.

Karakteristik Statik Mengukur Langsung

No Kategori Nilai Satuan Keterangan


o
1 Span Input ( C) Output
(mV)
65 2,6
2 Range Input (oC) Output
(mV)
32-97 0,3-2,9
3 Histerisis - Grafik
4 Resolusi 0,1 mV Nilai didapatkan dari
hasil
pengujian/experiment
5 Sensitivitas 0,024627 mV/oC
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟
6 Akurasi 94,62 % (1 − ) 𝑥100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎
7 Presisi - Tidak dapat diukur
karena pengambilan
data hanya sekali
o
8 Treshold 28 C Nilai didapatkan dari
hasil
pengujian/experiment
9 Tingkat 0,994 Max = 1, min =0
Linearitas
10 Linearitas V = 0,043 (Tin) - 1,201 mV Dengan 0,043 adalah
koef. Seebeck (S)

3.1.3 Menggunakan Modul MAX6675 + Arduino

MAX 6675 Arduino Display di


Termokople
(Ampli+ADC) ADC -> voltage Laptop

suhu adc adc 62 281 262


termometer naik turun 64 286 260
30 135 127 66 292 277
32 144 130 68 306 287
34 154 141 70 310 291
36 163 149 72 320 305
38 167 157 74 329 318
40 178 171 76 336 330
42 187 177 78 346 337
44 194 186 80 354 344
46 203 190 82 360 351
48 218 208 84 370 363
50 224 241 86 377 370
52 231 244 88 389 377
54 244 227 90 394 387
56 250 239 92 403 397
58 258 251
60 270 253
Tabel 2. Data adc naik dan adc turun.
𝑎𝑑𝑐
Nilai adc di konversi ke tegangan dengan rumus 𝑉 = (4096) ∙ 5000 (𝑚𝑉); sehingga,

suhu Tegangan(mV) 60 329,5898 308,8379


termometer naik Turun 62 343,0176 319,8242
30 164,7949 155,0293 64 349,1211 317,3828
32 175,7813 158,6914 66 356,4453 338,1348
34 187,9883 172,1191 68 373,5352 350,3418
36 198,9746 181,8848 70 378,418 355,2246
38 203,8574 191,6504 72 390,625 372,3145
40 217,2852 208,7402 74 401,6113 388,1836
42 228,2715 216,0645 76 410,1563 402,832
44 236,8164 227,0508 78 422,3633 411,377
46 247,8027 231,9336 80 432,1289 419,9219
48 266,1133 253,9063 82 439,4531 428,4668
50 273,4375 294,1895 84 451,6602 443,1152
52 281,9824 297,8516 86 460,2051 451,6602
54 297,8516 277,0996 88 474,8535 460,2051
56 305,1758 291,748 90 480,957 472,4121
58 314,9414 306,3965 92 491,9434 484,6191
Tabel 3. Data Tegangan Naik dan Turun.

Temperatur terhadap voltage (data naik)

500
V= 5,307 T + 7,086
450 R² = 0,999

400
Voltage (mV)

350
naik
300
Linear (naik)
250

200

150
25 35 45 55 65 75 85 95
Temperatur (oC)

Gambar 5. Grafik Data Naik Temperatur terhadap Tegangan.


Temperatur terhadap voltage (data turun)
500
V = 5,289 T - 4,230
450 R² = 0,991
400
Voltage (mV)

350

300

250
turun
200

150
25 35 45 55 65 75 85 95
Temperatur (oC)

Gambar 6. Data Turun Temperatur terhadap Tegangan.

Temperatur terhadap histerisis


35
30
25
20
15
10
Histerisis

5
0
-5 25 35 45 55 65 75 85 95
-10
-15
His_V
-20
-25 Temperature (oC)

Gambar 7. Data Temperatur terhadap Histeris.


Temperatur Terhadap Error
3.0%

2.5%

2.0%

1.5% error
error

1.0%

0.5%

0.0%
25 35 45 55 65 75 85 95
-0.5%
Temperatur (C)

Gambar 8. Data Temperatur terhadap error.

Karakteristik Statik Menggunakan MAX 6675 + Arduino

No Kategori Nilai Satuan Keterangan


o
1 Span Input ( C) Output (mV)
62 327,79
2 Range Input (oC) Output (mV)
30-92 164,79-
491,94
3 Histerisis - Grafik
4 Resolusi 1,22 mV 𝑣𝑜𝑙𝑡𝑎𝑔𝑒 5000
= 4096
12 𝑏𝑖𝑡
5 Sensitivitas 5,42 mV/oC
6 Akurasi 99,26 %
7 Presisi - Tidak dapat
diukur karena
pengambilan data
hanya sekali
o
8 Treshold 0 C datasheet modul
MAX 6675
9 Tingkat 0,999 Max = 1, min =0
Linearitas
10 Linearitas V = 5,307 T+ 7,086 mV Dengan 5,307
adalah koef.
Seebeck (S)
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Karakteristik Statik Mengukur Langsung

No Kategori Nilai Satuan Keterangan


1 Span Input (oC) Output
(mV)
65 2,6
2 Range Input (oC) Output
(mV)
32-97 0,3-2,9
3 Histerisis - Grafik
4 Resolusi 0,1 mV Nilai didapatkan dari hasil
pengujian/experiment
5 Sensitivitas 0,024627 mV/oC
6 Akurasi 94,62 % 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟
(1 − ) 𝑥100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎
7 Presisi - Tidak dapat diukur karena
pengambilan data hanya
sekali
o
8 Treshold 28 C Nilai didapatkan dari hasil
pengujian/experiment
9 Tingkat 0,994 Max = 1, min =0
Linearitas
10 Linearitas V = 0,043 (Tin) - 1,201 mV Dengan 0,043 adalah koef.
Seebeck (S)

Karakteristik Statik Menggunakan MAX 6675 + Arduino

No Kategori Nilai Satuan Keterangan


o
1 Span Input ( C) Output (mV)
62 327,79
2 Range Input (oC) Output (mV)
30-92 164,79-
491,94
3 Histerisis - Grafik
4 Resolusi 1,22 mV 𝑣𝑜𝑙𝑡𝑎𝑔𝑒 5000
=
12 𝑏𝑖𝑡 4096
5 Sensitivitas 5,42 mV/oC
6 Akurasi 99,26 %
7 Presisi - Tidak dapat
diukur karena
pengambilan data
hanya sekali
o
8 Treshold 0 C datasheet modul
MAX 6675
9 Tingkat 0,999 Max = 1, min =0
Linearitas
10 Linearitas V = 5,307 T+ 7,086 mV Dengan 5,307
adalah koef.
Seebeck (S)

4.2 Saran

Untuk Penulis:

1. Metode pertama sebaiknya diberi filtering sebelum masuk ke penguat

2. Pengambilan data sebaiknya dilakukan beberapa kali

3. Pengambilan data sebaiknya dilakukan dari 0 oC


LAMPIRAN
Temperature Terhadap ADC [data naik]
425
400
375 ADC = 4,348 T + 5,805
350
325
R² = 0,999
ADC 12 Bit

300
275
250
225
200 naik
175 Linear (naik)
150
125
100
28 38 48 58 68 78 88 98
Temperature (C)

Temperature Terhadap ADC 12 Bit [Data Turun]


425
400
375 ADC = 4,332 T - 3,465
350 R² = 0,991
325
300
ADC 12 Bit

275
250
225
200
175 adc_turun
150
Linear (adc_turun)
125
100
28 38 48 58 68 78 88 98
Temperature (C)

Temperature terhadap Histeresis


30
25
20
15
10
Histeresis

5
0
-5 25 35 45 55 65 75 85 95

-10
-15
histeris
-20
Temperature (oC)

Anda mungkin juga menyukai