Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA PERCOBAAN TRANSISTOR

PENGUAT ARUS-TEGANGAN DAN GANDENGAN MENGGUNAKAN


APLIKASI ELECTRONICS WORKBENCHS

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pratikum Elektronika

Yang dibimbing oleh Drs. Edi Supriana, M.Si , H

Disusun oleh :

Nama :Calvin Irawan


NIM :210322607294
Offering :O
Kelompo:1/Ganjil

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

MARET 2022
PRATIKUM KE-3 PERCOBAAN TRANSISTOR PENGUAT ARUS-
TEGANGAN DAN GANDENGAN

A. TUJUAN
Tujuan pratikum ini diharapkan:

1. Mempelajari hubungan antara kuat arus masukan (arus basis)dan kuat


arus keluaran
2. Menentukan besar penguatan arus emitor ditanahkan
B. DASAR TEORI
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,
sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan,
dan modulasi sinyal. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, di mana
berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan
pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E)
dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat
dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input
(Masukan) Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output (keluaran) dari
Kolektor.
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia
elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier
(penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil
(stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital,
transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga
dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori
dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.
Transistor NPN merupakan jenis transistor yang sering digunakan sebagai
penguat arus dan tegangan di berbagai rangkaian elektronika. Meskipun tidak
jrang juga yang menggunakan transistor jenis ini sebagai saklar elektronika.
Pada materi pengantar teori dasar transistor bipolar atau transistor, kita
telah mengenal tentang dua jenis transistor yang ada berdasarkan penyusunan
bahan semikonduktor pembentuknya. Transistor jenis NPN (Negatif-Positif-
Negatif) dan transistor jenis PNP (Positif-Negatif-Positif). Sementara konfigurasi
pemasangan transistor pada rangkaian dapat dilakukan dengan tiga macam cara :
1.Common Base
2.Common Emitter
3.Common Collector
1) ALAT BAHAN DAN DESIGN
TRANSISTOR PENGUATAN ARUS TEGANGAN
a) Alat
 Amperemeter
 Voltmeter
 Power Source DC 6V
 Potensiometer 10K
 Hambatan 150,680,2K2,4K7,27K Ohm
 Kapasitor 1 μF dan 100 μF
 Osiloskop
 AFG
 Transistor TIP31
b) Design

Penguat arus

Penguat tegangan
PENGUAT GANDENGAN RC

a) Alat

 Penguat Gandengan RC
 AFG
 Osiloskop
 Power Supply
 Potensiometer 100K ohm
 Hambatan Geser

b) Design

RANGKAIAN PENGUAT

IMPEDASI MASUKAN

IMPEDASI KELUARAN
2) PROSEDUR PERCOBAAN
TRANSISTOR PENGUAT ARUS TEGANGAN

1. Menyusun alat-alat sesuai dengan skema rangkaian percobaan


transistor penguat arus tegangan seperti pada gambar

PENGUAT GANDENGAN RC

1. Menyusun alat-alat sesuai dengan rangkain percobaan rangkaian


penguat gandingan RC seperti pada gambar.

3) KAJIAN DATA
TABEL DATA PERCOBAAN TRANSISTOR

NO P IB IC

1 0% 0,000µA 0,000mA

2 5% 0,001µA 0,000002mA

3 10% 0,017µA 0,000106mA

4 15% 0,159µA 0,005294mA

5 20% 2,019µA 0,2038mA

6 25% 15,74µA 2,268mA

7 30% 38,05µA 5,893mA

8 35% 57,98µA 9,189mA

9 40% 74,22µA 11,88mA

10 45% 87,40µA 14,07mA

11 50% 98,21µA 15,86mA

12 55% 107,2µA 17,35mA


IC
20
18
16 f(x) = 0.161814352732152 x − 0.0927378672295109
14 R² = 0.999771162724523
12
IC (mA)

10 IC
8 Linear (IC)
6
4
2
0
0 20 40 60 80 100 120
IB (µA)

GRAFIK HUBUNGAN IB DAN IC

TABEL DATA PERCOBAAN PENGUATAN TEGANGAN

NO Vi (mV) Vo (mV)

1 0 0

2 0,5 51,99

3 1 104

4 1,5 155,9

5 2 207,9

6 2,5 259,8

7 3 311,7

8 3,5 363,5

9 4 415,1

10 4,5 466,8

11 5 518,4

12 5,5 569,9
Vo2
NO Vi1 (µV) Vo1 = Vi2 (µV)
(mV)

1 1 54,62 4,316

2 2 109,2 8,632

3 3 163,8 12,95

4 4 218,5 17,26

5 5 273,1 21,58

6 6 327,7 25,9

7 7 382,3 30,21

8 8 436,9 34,53

9 9 491,6 38,84

10 10 546,2 43,16

11 11 600,8 47,47

12 12 655,4 51,79

Penguat Tegangan
600
f(x) = 103.642587412587 x + 0.398717948718058
500 R² = 0.999997504679919
Tegangan Output (mA)

400

300 Vo (mV)
Linear (Vo (mV))
200

100

0
0 1 2 3 4 5 6
Tegangan Input (mA)

GRAFIK HUBUNGAN ANTARA VI DAN VO


TABEL DATA PERCOBAAN PENGUATAN TEGANGAN RC

NO Vi1 (µV) Vo1 = Vi2 (µV) Vo2 (mV)

1 1 54,62 4,316

2 2 109,2 8,632

3 3 163,8 12,95

4 4 218,5 17,26

5 5 273,1 21,58

6 6 327,7 25,9

7 7 382,3 30,21

8 8 436,9 34,53

9 9 491,6 38,84

10 10 546,2 43,16

11 11 600,8 47,47

12 12 655,4 51,79

Penguat Tegangan Pertama


700
Tegangan Output Pertama (µV)

600 f(x) = 54.6198601398601 x − 0.0190909090908917


R² = 0.999999979379111
500
400
Vo1 = Vi2 (µV)
300 Linear (Vo1 = Vi2 (µV))
200
100
0
0 2 4 6 8 10 12 14

Tegangan Input (µV)


GRAFIK HUBUNGAN VI DENGAN VO1

Penguat Tegangan Kedua


60
Tegangan Output Kedua (mV)

50
f(x) = 4.31568531468531 x + 0.00121212121212722
R² = 0.999999970899613
40

30 Vo2 (mV)
Linear (Vo2 (mV))
20

10

0
0 2 4 6 8 10 12 14
Tegangan Input (µV)

GRAFIK HUBUNGAN VI DENGAN VO2


4) ANALISIS DATA
TRANSISTOR PENGUAT ARUS TEGANGAN

Dari kedua grafik diatas kita dapat menggambarkan grafik hubungan kuat
arus basis (IB) dengan kuat arus (IC) serta tegangan input (VI) dan tegangan
Output (VO) sebagai berikut:

Untuk rangkaian penguat arus dapat kita lihat bahwa kuat arus collector
naik secara linear, bersamaan dengan arus basis, dengan koefisien kemiringan β.
Funsi linear dari data yang didaptkan dari data Tabel 1.0. adalah 𝐼𝐼𝐶𝐶 = (161,82 ×

𝐼𝐼𝐵𝐵 − 92.98)μA

𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑟𝑟𝑑𝑑𝑟𝑟𝑑𝑑𝑟𝑟 𝑑𝑑𝑟𝑟𝑑𝑑𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔 𝑅𝑅 2 = 0,9998

Dengan demikian saat arus basis mengalir melalui transistor, arus pada
ujung\ collector ikut mengalir dan dengan besar IB yang diperbesar dengan faktor
161,82. Faktor pembesar ini dinamakan koefisien kemiringan β. Pada rangkaian
penguat tegangan Tegangan keluaran yang dihasilkan Vo meningkat sangat
signifikan. Besarnya peningkatan sinyal ini linear terhadap tegangan input VI.
Besarnya satu grid adalah 50 μV. Perbesaran yang signifikan ini terjadi karena
kapasitor perubahan atau gangguan pada kapasitor yang sudah menyimpan
tegangan dari baterai 12V sehingga gangguan kecil ini mengusik kapasitor yang
sudah penuh hingga terjadi arus dan tegangan bolak balik di basisnya. Tegangan
dan kuat arus ini kemudian diperbesar oleh Transistor. Faktor pembesaran
tegangan Output adalah KV pada percobaan ini nilai konstanta tersebut diamati
dengan persamaan linear 𝑉𝑂𝑂 = (0,104 × 𝑉𝐼 )mV

𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑟𝑟𝑑𝑑𝑟𝑟𝑑𝑑𝑟𝑟 𝑑𝑑𝑟𝑟𝑑𝑑𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔 𝑅𝑅 2 = 1

Dari persamaan tersebut kita dapat mengamati bahwa tegangan keluaran


diperbesar dengan factor 104 dari tegangan masuk. Fase tegangan input dan
tegangan output pada percobaan ini diperhatikan beda fase. Besarnya perbedaan
fase sinyal input dengan output adalah 180o. Perbedaan fase ini disebabkan karena
saat IB semakin besar nilai IC juga semakin besar. Dengan demikian tegangan
Collector semakin kecil sesuai dengan rumus:

𝑉𝑉𝐶𝐶𝐶𝐶 = 𝐼𝐼𝐶𝐶 𝑅𝑅𝐶𝐶 + 𝑉𝑉𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶

𝑉𝑉𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶 = 𝑉𝑉𝐶𝐶𝐶𝐶 − 𝐼𝐼𝐶𝐶 𝑅𝑅𝐶𝐶

PENGUAT GANDENGAN RC

Pada percobaan pertama didapatkan bahwa Tegangan diperbesar dua kali.


Saat masuk tahap pertama penguatan tegangan adalah sebesar Vo1/VI1 atau
gradien dari Grafik Gambar dari gambar diketahui fungsi Vo1 terhadap VI1
adalah 𝑉𝑂𝑂1 = 27,313𝑉𝑉𝐼𝐼1 − 0,024 Dengan ralat grafik R2 = 1. Pada tahap pertama

tegangan keluaran pertama diperbesar dengan faktor 23,313. Sedangkan pada


tahap kedua tegangan yang sudah mengalami penguatan di perkuat lagi menurut
fungsi 𝑉𝑂𝑂2 = 2157,9𝑉𝑉𝐼 1 + 0,6667

Dengan
Ralat Grafik R2 = 1. Dengan demikian Total penguatannya adalah 2157,9
kali dari tegangan sumber. Taraf Penguatan Tegangan Sumber adalah KV(dB) =

𝑉𝑉𝑜𝑜
20log KV = 1334 dB

IMPEDASI MASUKAN
Untuk menghitung besarnya nilai impedansi masukan kita dapat melihat
hubungan antara V1 dan V2. dikarenakan nilai Zi dan R konstan maka dengan
grafik kita dapat menghubungkannya dengan gradien kemiringan garis =0,018.
Dengan demikian dengan subtitusi nilai R didapat kan impedansi masukan
rangkaian gandengan RC sebesar Zi = 1833Ω

IMPEDASI KELUARAN

Besarnya Impedasi keluaran pada rangkaian Gambar 2.1. dapat ditentukan


dengan melihat sifat tegangan Output dan dan besarnya Hambatan Geser. Dari
Tabel Diperoleh Hubungan antara 1/VO dengan 1/RV. Dari grafik Gambar

diperoleh Gradien garis 𝑍𝑍𝑂𝑂


=𝑉𝑉𝑂𝑂,𝑂𝑂 17,96. Dengan mensubstitusi nilai VO,O.
didapatkan besarnya impedansi keluaran sebesar 32,67Ω

Anda mungkin juga menyukai