Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN SOFTWARE APLIKASI DISTRIBUSI

ANALISIS SHORT CIRCUIT DAN SETTING PENGAMAN


JARINGAN PADA FEEDER SR01

NN

DISUSUN OLEH :

FAJRI ANUGERAH PRATAMA


3.39.19.0.14

LT-3E

TEKNIK LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELETRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2021/2022
I. DESKRIPSI KERJA

Gardu Induk SRONDOL memiliki dua buah trafo tenaga yang masing-masing trafo
mempunyai kapasitas daya 30 MVA dengan tegangan kerja 150/20kV. Dua buah trafo tersebut
digunakan untuk mensuplai enam buah penyulang, salah satunya feeder SRONDOL 1 . Feeder
SRONDOL 1 atau SR01 merupakan salah satu feeder (penyulang) distribusi tenaga listrik yang
berada di wilayah PT PLN (Persero) Rayon SEMARANG yang disuplai oleh trafo I Gardu
Induk SRONDOL.

Feeder SRONDOL 1 termasuk dalam sistem distribusi tenaga listrik SUTM (Saluran Udara
Tegangan Menengah) dengan penghantar berupa AAAC (All Aluminium Alloy Conductor)
240 mm2. Feeder SRONDOL 1 mempunyai panjang jaringan 10 km. Feeder SRONDOL
1menyuplai tenaga listrik untuk konsumen di sebagian wilayah Tembalang, banyumanik,
ngesrep dan jatingaleh.

Buatlah single line diagram Feeder srondol 01 dan tentukan setting pengaman jaringan dari
arus hubung singkat bila total beban adalah 11 MVA.

II. TUJUAN

Percobaan ini bertujuan untuk :

1. Menganalisis dan menentukan besaran pengaman yang digunakan dalam pemasangan


suatu sistem rangkaian listrik.

2. Mencari besar arus hubung singkat L-G,L-L,L-L-G, dan L-L-L-G

III. DASAR TEORI

Gangguan hubung singkat disebabkan oleh beban lebih dan mengakibatkan arus
meningkat serta menyebabkan panas, sehingga pengaman memutus arus dengan cepat
agar gangguan bisa terkendali. Gangguan hubung singkat secara mekanik dapat
menyebabkan kerusakan pada sistem maupun pada peralatan elektronik, dan secara
ekonomi dapat menyebabkan kegiatan produksi dan distribusi menurun atau terhenti.
Pada sistem tenaga listrik, studi arus hubung singkat merupakan hal yang penting
terutama untuk perencanaan, perancangan serta perluasan sistem tenaga listrik. Data
yang diperoleh dari perhitungan ini akan digunakan untuk menentukan setting relai dan
kapasitas pemutus tenaga. Pemilihan pemutus rangkaian untuk sistem tenaga listrik tidak
hanya tergantung pada arus yang mengalir pada pemutus rangkaian dalam keadaan kerja
normal saja tetapi juga pada arus maksimum yang mungkin mengalirinya beberapa waktu
dan pada arus yang mungkin harus diputuskannya pada tegangan saluran dimana
pemutus itu di tempatkan (Ichwan Yelfianhar, 2009). Arus hubung singkat dapat dihitung
berdasarkan asumsi sebagai berikut : sebelum terjadinya kondisi tidak seimbangnya
jaringan, kecepatan generator tidak berubah setelah terjad hubung singkat, generator
diasumsikan untuk bekerja tanpa beban dan kelebihan beban, dan generator terhubung
ke jaringan yang besar, sehingga setelah gangguan tidak dipengaruhi oleh arus hubung
singkat (Sulla, 2011). Hubung singkat dibandingkan dengan pemutusan lebih sering
terjadi pada sirkuit pembangkit listrik dan gardu, serta di jaringan listrik. Perlu dicatat
bahwa hubung singkat, terlepas dari apakah itu simetris atau tidak, menyebabkan daerah
yang mengalami gangguan akan mati.

Untuk melindungi jaringan dari gangguan digunakan fuse, recloser atau CB.Ketika
terjadi arus hubung singkat, arus akan melonjak sangat tinggi kemudian pada waktu
tertentu mengalami steady state. Peralatan yang tidak dapat menahan arus hubung singkat
maka kontak akan mengelas dan meledak. Maka pada setiap peralatan pengaman harus
memiliki breaking capacity. Breaking capacity adalah kemampuan peralatan dalam
menahan arus hubung singkat sub peralihan. Nilai breaking capacity dapat ditentukan
sebagai berikut:

𝑺𝒊 = √𝟑 × 𝑽𝒑𝒇 × 𝑰′′ × 𝟏, 𝟔 × 𝟏𝟎−𝟔 𝑴𝑽𝑨 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑰𝒕𝒉 = 𝑰′′ × 𝟏, 𝟔 𝒌𝑨

Keterangan:
Si = Breaking Capacity (MVA)
Vpf = Tegangan L-L pada titik gangguan (V)
I’’ = Arus hubung singkat (A)
IV. GAMBAR RANGKAIAN

Gambar 1. Single Line Diagram

V. DATA HASIL

6.1 Tabel Data Hasil Hubung Singkat


% Panjang LG (Line to LL (Line to LLG (Line to Line 3-Phasa Fault
Jaringan (10km) Ground) Fault Line) Fault to Ground)
Magnitude Magnitude Magnitude Magnitude
0% 3,5 2,159 1,08 3,667
20% 3,314 2,045 1,064 3,162
40% 2,578 1,844 1,035 2,56
60% 1,967 1,572 0,982 1,968
80% 1,963 1,57 0,91 1,964
100% 1,454 1,286 0,827 1,503

6.2 Grafik Batang Hubung Singkat L-G

Line to Ground
4
3,5
3,5 3,314

3 2,578
2,5
1,967 1,963
MAG

2
1,454
1,5
1
0,5
0
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Pesentase Panjang Jaringan 10 km
6.3 Grafik Batang Hubung Singkat L-L

Line to Line
2,5
2,159
2,045
2 1,844
1,572 1,57
1,5 1,286
MAG

0,5

0
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Pesentase Panjang Jaringan 10 km

6.4 Grafik Batang Hubung Singkat L-L-N

Line to Line to Ground


1,2 1,08 1,064 1,035
0,982
1 0,91
0,827
0,8
MAG

0,6

0,4

0,2

0
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Pesentase Panjang Jaringan 10 km
6.5 Grafik Batang Hubung Singkat 3 Phasa

3 Phasa Fault
4 3,667
3,5 3,162
3 2,56
2,5
1,968 1,964
MAG

2
1,503
1,5
1
0,5
0
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Pesentase Panjang Jaringan 10
km

6.6 Grafik Batang Hubung Singkat

Hubung Singkat
4
3,5
3
2,5
MAG

2
1,5
1
0,5
0
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Line to Ground 3,5 3,314 2,578 1,967 1,963 1,454
Line to Line 2,159 2,045 1,844 1,572 1,57 1,286
Line to Line to Ground 1,08 1,064 1,035 0,982 0,91 0,827
3 Phasa Fault 3,667 3,162 2,56 1,968 1,964 1,503
Pesentase Panjang Jaringan 10 km
VI. ANALISIS DATA

Gambar diatas merupakan analisis yang dilakukan sistem untuk mengukur besaran arus
hubung singat yang terhubung pada Bus 3,bus 4,bus 5,bus 6,bus7 dan bus 8 dimana panjang
dari bus tersebut ditentukan dengan jarak 0%,20%,40%,60%,80% dan 100%.Dari data diatas
semakin panjang kabel penghantar maka semakin kecil arus hubung singkat yang terjadi.Hal
ini dikarenakan semakin panjang kabel penghantar maka semakin kecil impedansi yang berada
pada saluran tersebut yang mengakibatkan arus hubung singkat semakin kecil.Dibuktikan
dengan data dibawah ini
% Panjang LG (Line to LL (Line to LLG (Line to Line 3-Phasa Fault
Jaringan (10km) Ground) Fault Line) Fault to Ground)
Magnitude Magnitude Magnitude Magnitude
0% 3,5 2,159 1,08 3,667
20% 3,314 2,045 1,064 3,162
40% 2,578 1,844 1,035 2,56
60% 1,967 1,572 0,982 1,968
80% 1,963 1,57 0,91 1,964
100% 1,454 1,286 0,827 1,503

Dalam sistem jaringan listrik, gangguan arus hubung singkat dapat terjadi dimana saja.
Maka dari itu, dalam menentukan Breaking Capacity (BC) pada peralatan pengaman,
menggunakan nilai arus hubung singkat terbesar yang terjadi pada system. Seperti yang
ditunjukkan pada tabel diatas arus hubung singkat terbesar terjadi pada bus 0% line to line to
netral fault yaitu sebesar 3.500 A. Maka nilai Breaking Capacity (BC) pada peralatan
pengaman sebesar:

𝑺𝒊 = √𝟑 × 𝑽𝒑𝒇 × 𝑰′′ × 𝟏, 𝟔 × 𝟏𝟎−𝟔 𝑴𝑽𝑨

𝑺𝒊 = √𝟑 × 𝟐𝟎. 𝟏𝟎𝟑 𝑽 × 𝟑𝟓𝟎𝟎 × 𝟏, 𝟔 × 𝟏𝟎−𝟔 𝑴𝑽𝑨


𝑺𝒊 = 𝟏𝟗𝟑, 𝟗𝟖 𝑴𝑽𝑨
Jadi, setting peralatan pengaman jaringan dari arus hubung singkat sebesar 193.98
MVA.
Atau
𝑰𝒕𝒉 = 𝑰′′ × 𝟏, 𝟔 𝒌𝑨
𝑰𝒕𝒉 = 𝟑𝟓𝟎𝟎 × 𝟏, 𝟔 𝑨
𝑰𝒕𝒉 = 𝟓𝟔𝟎𝟎 𝑨
Jadi, setting peralatan pengaman jaringan dari arus hubung singkat sebesar 5,6 kA.
Dari data perhitungan diatas maka besaran breaking capacity yang dipasang pada Bus 0% harus
sesuai dengan angka yang mendekati perhitungan tersebut namun tidak boleh dibawah dari
hasil perhitungan tersebut.
VII. KESIMPULAN

1. Menganalisis arus hubung singkat adalah cara untuk menentukan besaran


pengaman yang digunakan dalam sebuh rangkaian.
2. Analisis Hubung Singkat memiliki tujuan, yaitu Untuk menentukan arus
maksimum dan minimum hubung singkat dan Untuk menentukan distribusi
arus gangguan dan tingkat tegangan busbar selama gangguan.

Anda mungkin juga menyukai