Anda di halaman 1dari 13

Laporan Resmi Praktikum III

Sistem Jaringan Distribusi Tenaga Listrik


Losses Daya Aktif dan Daya Reaktif Menggunakan ETAP 16.0.0

Disusun :
Agil Maulana

1303181054

2 D3 ELEKTRO INDUSTRI B

PROGAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI


DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
2020
I. JUDUL
Losses Daya Aktif dan Daya Reaktif

II.TUJUAN

• Mahasiswa dapat mengetahui besar Losses Daya Aktif dan Daya Reaktif Pada
Sistem, Pembangkit maupun beban
• Mahasiswa dapat mengoperasikan software ETAP dan memahami langkah-
langkanya.
• Mahasiswa dapat menganalisa rugi rugi yang terdapat pada jaringan distribusi

III. DASAR TEORI

Jaringan distribusi tenaga listrik merupakan komponen sistem tenagalistrik yang


berfungsi menyalurkan tenaga listrik dari gardu induk menuju kelokasi pelanggan.
Jaringan distribusi terdiri dari jaringan distribusi primer yangmemiliki tegangan kerja 20
kV dan jaringan distribusi sekunder yang memiliki tegangan kerja 400/230 volt. Jatuh
tegangan dapat juga terjadi karena penghantar yang digunakan mempunyai tahanan. Oleh
karena itu, penyaluran jarak jauh sangat memungkinkan terjadinya jatuh tegangan,
sehingga tegangan dan arus listrik banyak yang hilang. Persyaratan penting dalam
merencanakan suatu jaringan harus diperhatikan masalah kualitas saluran, dan
kontinuitas pelayanan yang baik terhadap konsumen.
Sistem Jaringan Distribusi Tenaga Listrik 20 kV
Sistem ini berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya besar (Bulk
Power Source) sampai ke beban/pemakai tenaga listrik. Struktur sistem jaringan
distribusi tenaga listrik 20 kV terdiri atas:
a. JTM (Jaringan Tegangan Menengah), terbagi menjadi:
SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah)
SKTM (Saluran Kabel Tegangan Menengah)
b. GTT (Gardu Trafo Tiang)
c. JTR (Jaringan Tegangan Rendah)
SUTR (Saluran Udara Tegangan Rendah)
SUTR (Saluran Udara Tegangan Rendah) d. SR (Sambungan Rumah)
Komponen-komponen sistem jaringan distribusi terdiri dari: sistem sub-transmisi,
gardu induk distribusi, penyulang primer, trafo distribusi, rangkaian sekunder dan service
drop . Gambar skema sistem jaringan distribusi dapat dilihat seperti Gambar 2. Untuk
menyalurkan tenaga listrik dari suatu sumber daya listrik baik berupa pusat pembangkit atau
Gardu Induk (GI) sampai ke pusat-pusat beban, dipergunakan jaringan tegangan menengah
20 kV (Jaringan Distribusi Primer). Dalam pengoperasiannya, jaringan distribusi primer ini
akan dibebani sesuai dengan pertumbuhan beban sampai pada kapasitas daya maksimum
yang dialirkan pada jaringan tersebut. Letak dari jaringan distribusi primer yaitu terletak
diantara jaringan sub-transmisi dan jaringan distribusi tegangan rendah atau jaringan
distribusi sekunder , seperti terlihat pada Gambar 3.
Rugi-rugi (Lossses)
Adanya suatu penyusutan, sesuatu yang hilang selama proses pendistribusian melalui
jaringan akan mengurangi efisiensi dari sistem tersebut. Ini bisa terjadi karena adanya
gesekangesekan mekanis, losses pada trafo maupun faktor cuaca yang menyebabkan adanya
arus bocor pada kabel-kabel saluran distribusi. Untuk mengitung losses menggunakan rumus
sebagai berikut:
𝐼2𝑅
𝐿𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 = kW 𝑙𝑜𝑠𝑠 = 1000
𝑃𝐿𝑆
(1) % I2R = X 100
𝑃𝑟
𝐼2𝑅
(2) % I2R = x 100
𝑅

(3) Dengan : PLS = Losses penyulang (kW)


Pr = Daya penyulang (kW)

Penurunan Tegangan (Voltage Drop)


Penurunan tegangan (Voltage Drop) adalah beda tegangan yang dihitung dari titik
sumber sampai ke titik yang dihitung (titik beban) sesuai dengan panjang penyulang.
Jika karakteristik beban resistansi (R) dan reaktansi (X) dari saluran distribusi diketahui dan
juga power factor (Cos φ) beban diketahui maka dapat langsung dihitung Voltage Drop-nya.
Pada Gambar 4 terlihat bahwa beban pada saluran distribusi merupakan beban R (resistif)
dan X (reaktif). Contoh beban ini adalah motor yang bersifat reaktif yang mengakibatkan
arus lagging terhadap tegangan
Gambar Voltage Drop Pada Saluran Distribusi
ETAP (Electrical Transient Analysis Program)
ETAP merupakan suatu program komputer terintegrasi yang didesain untuk
menyelesaikan permasalahan analysis transient, short circuits, harmonic, motor acceleration,
optimal power flow, underground receway systems pada sistem tenaga listrik. Program ini
menggunakan secara teknis model yang sebenarnya, menggunakan peralatan penghubung
yang mudah dioperasikan, dan menggunakan data base umum [6]. Program ini dapat
digunakan untuk menganalisis transien pada rangkaian yang mengandung parameter
terkosentrasi (R, L dan C), saluran transmisi dengan parameter terdistribusi, saluran yang
transposisi atau saluran yang tidak ditransposisi. ETAP sangat baik digunakan untuk
menganalisis transient pada operasi switching surge karena program ini menyediakan
fasilitas pemodelan untuk generator, Circuit Breaker (CB), transformator, MOV, dan
pemodelan saluran transmisi baik untuk saluran yang tergantung frekuensi maupun tidak.

IV. PERALATAN
➢ Software ETAP 16.0.0
➢ Laptop

V. LANGKAH PERCOBAAN
Pada percobaan kali ini, dengan judul Losses Daya Aktif dan Reaktif
menggunakan software ETAP 16.0.0
1. Buka Aplikasi ETAP 16.0.0
2. Klik Edit Mode yang ada pada pojok kanan atas.
3. Masukkan komponen-komponen sistem yang terdiri atas :
• Generator
• Transformer
• Busbar
• Kabel
• Static Load
• Motor Induksi
4. Hubungkan semua rangkaian sesuai modul petunjuk

5. Isi parameter data setiap komponen sesuai modul petunjuk


6. Running sistem dengan klik tombol P&Q di pojok kiri atas. Kemudian klik
Run Load Flow Calculation
7. Cari nilai daya aktif dan daya reaktif beban
8. Cari Losses daya aktif dan daya reaktif pada sistem
9. Cari nilai daya aktif dan reaktif yang dihasilkan generator
10. Cari tegangan di BUS 1 dan Bus 2
11. Cari drop tegangan di BUS 1 dan 2
12. Cari efisiensi daya pada sistem
13. Ulangi langkah 6 hingga 12 dengan panjang kabel mulai dari 200m, 300m,
500m, dan 1000m.
VI. HASIL SIMULASI POWER FLOW
A. Panjang Kabel 200m

B. Panjang Kabel 300m


C. Panjang Kabel 500m

D. Panjang Kabel 1000m


Tabel Hasil Percobaan Simulasi

Drop Daya
Tegangan Daya Losses
Tegagan Reaktif
Panjang (V) Aktif (kW) daya
(v) (KVar)
Kabel
Bus Bus Bus Bus P Q
Load Gen Load Gen
1 2 1 2 (W) (Var)
200m 372 364 8 16 77,5 79,6 15,8 21,4 2,1 5,6
300m 371 361 9 19 76,5 79,4 15,8 21,9 2,9 6,1
500m 371 353 9 27 74,7 78,8 15,8 22,9 4,1 7,1
1000m 371 334 9 46 70,2 77,6 15,8 25,4 7,4 9,6

Dimana :
P in = Daya Aktif Generator
P out = Daya Aktif Beban

Tabel Persentase Losses dan Effisiensi

Effisiensi
Panjang Losses Daya
(P)
Kabel
%P %Q %
200m 2,63 26,16 97,35
300m 3,65 27,85 96,34
500m 5,2 31 94,79
1000m 9,53 37,79 90,46

Pembebanan Pada Transformator :


Motor : 35,24 kVA
Static Load : 50 kVA
Rating Trafo : 100 kVA
Maka besarnya Pembebanan :
35,24+50
𝑥 100% = 85,24%
100
VII. ANALISA

Pada praktikum kali ini yang dilakukan dengan model simulasi menggunakan
Software ETAP 16.0.0 . Pada praktikum kali ini dilakukan simulasi dengan desain
rangkain distribusi sederhana berupa komponen Generator, Transformator, Busbar,
Kabel dengan Panjang bervariasi dan juga beban berupa Static Load & Motor
Induksi. Pada generator digunakan daya sebesar 100KW, Transformator dengan
rating tegangan 100 KVA dengan besar nilai tegangan keluaran 0,38 KV, untuk
beban static diberi nilai 50 KVA dan Motor 25 KW, dengan Panjang kabel
bervariasi : 200m, 300m, 500m, 1000m.
Pertama pada percobaan simulasi Panjang kabel 200m didapatkan Daya Aktif
dari pembangkit sebesar 79,6 KW dengan Daya Reaktif sebesar 21,4 KVar. Lalu
masuk pada transformator dan keluaran pada transformator menjadi 78,6 KW Daya
Aktifnya, sedangkan Daya Reaktifnya 16,8 KVar , tegangan pada BUS 1 sebesar
372 Volt menurun dari tegangan sekunder transformator yang harusnya 380 Volt.
Terjadi rugi rugi daya pada Kabel sebesar 1,37 KW + 1,08 KVar menjadikan drop
tegangan pada BUS 2, nilai tegangannya 364 Volt, Daya Aktif Total pada beban
77,5 KW dengan Daya Reaktif 15,8 KVar.
Kedua pada percobaan simulasi Panjang kabel 300m didapatkan Daya Aktif
dari pembangkit sebesar 79,4 KW dengan Daya Reaktif sebesar 21,9 KVar. Lalu
masuk pada transformator dan keluaran pada transformator menjadi 78,9 KW Daya
Aktifnya, sedangkan Daya Reaktifnya 17,4 KVar , tegangan pada BUS 1 sebesar
371 Volt menurun dari tegangan sekunder transformator yang harusnya 380 Volt.
Terjadi rugi rugi daya pada Kabel sebesar 2,05 KW + 1,62 KVar menjadikan drop
tegangan pada BUS 2, nilai tegangannya 361 Volt, Daya Aktif Total pada beban
76,5 KW dengan Daya Reaktif 15,8 KVar.
Ketiga pada percobaan simulasi Panjang kabel 500m didapatkan Daya Aktif
dari pembangkit sebesar 78,8 KW dengan Daya Reaktif sebesar 22,9 KVar. Lalu
masuk pada transformator dan keluaran pada transformator menjadi 78,1 KW Daya
Aktifnya, sedangkan Daya Reaktifnya 18,4 KVar , tegangan pada BUS 1 sebesar
371 Volt menurun dari tegangan sekunder transformator yang harusnya 380 Volt.
Terjadi rugi rugi daya pada Kabel sebesar 3,39 KW + 2,68 KVar menjadikan drop
tegangan pada BUS 2, nilai tegangannya 353 Volt, Daya Aktif Total pada beban
74,7 KW dengan Daya Reaktif 15,8 KVar.
Keempat, pada percobaan simulasi Panjang kabel 1000m didapatkan Daya Aktif
dari pembangkit sebesar 77,6 KW dengan Daya Reaktif sebesar 25,4 KVar. Lalu
masuk pada transformator dan keluaran pada transformator menjadi 76,8 KW Daya
Aktifnya, sedangkan Daya Reaktifnya 20,9 KVar , tegangan pada BUS 1 sebesar
371 Volt menurun dari tegangan sekunder transformator yang harusnya 380 Volt.
Terjadi rugi rugi daya pada Kabel sebesar 6,27 KW + 5,29 KVar menjadikan drop
tegangan pada BUS 2, nilai tegangannya 334 Volt, Daya Aktif Total pada beban
70,2 KW dengan Daya Reaktif 15,8 KVar.
Dari penjelasan diatas didapat bahwa effisiensi tertinggi didapat pada
Panjang kabel 200m, hal ini membuktikan drop tegangan dipengaruhi oleh Panjang
kabel jaringan yang digunakan, pun juga Ketika menggunakan Panjang kabel 200m
Ketika disimulasikan BUS1 dan BUS2 berwarna merah muda, artinya tidak terjadi
pembebanan berlebih sehingga system dapat bekerja secara optimal. Dapat
diketahui dari Tabel hasil percobaan bahwa semakin Panjang kabel mempengaruhi
besarnya Daya Output pada Generator, semakin Panjang kabel yang digunakan
maka Daya keluaran Generator maka juga semakin menurun.
Supplai Daya Aktif ke beban jika Panjang kabel diperbesar juga mengalami
penurunan, Seharusnya kebutuhan beban Daya yang diperlukan pada system sebesar
75KW namun karena adanya rugi rugi daya sehingga supplay berkurang dan tidak
memenuhi nilai kerjanya. Untuk nilai optimal Power Flow seperti gambar di bawah
VIII. KESIMPULAN
➢ Semakin Panjang kabel yang digunakan pada jaringan maka rugi rugi daya
yang dihasilkan juga semakin besar.
➢ Semakin Panjang kabel akan menyebabkan terjadinya penurunan efisiensi pada
system
➢ Semakin Panjang kabel yang digunakan maka daya reaktif yang dihasilkan juga
semakin besar
DAFTAR PUSTAKA
Anisah, Siti, Aulia Khaizairani, Fakultas Sains, Dan Teknologi, Universitas Pembangunan, Panca
Budi, Gardu Hubung Beureunuen, Gardu Hubung, and Trienggadeng Khusus. 2018. “Journal
of Electrical and System Control Engineering Analisis Perbaikan Tegangan Ujung Pada
Jaringan Tegangan Menengah 20 KV Express Trienggadeng Daerah Kerja PT PLN ( Persero )
Area Sigli Rayon Meureudu Dengan Simulasi E-Tap Edge Tension Repair Analysis ” 2 (50).
Hadisantoso, Feri Siswoyo. 2016. “Analisa Penurunan Tegangan ( Voltage Drop ) Dan Rugi-Rugi (
Losses ) Penyulang Menggunakan ETAP Di Gardu Induk Bandung Selatan” 1 (2).

Anda mungkin juga menyukai