Anda di halaman 1dari 4

Laporan Praktikum Analisis Sistem Tenaga

Unit 6 – Koordinasi Proteksi


Agus Ardiansyah/16524043
Asisten: Dimas Galih Wicaksono
Tanggal praktikum: 26 November 2018
16524043@students.uii.ac.id
Electrical Engineering– FTI
UII

Abstrak –Dalam pendistribusian daya listrik pada system III. METODE PRAKTIKUM
tenaga pasti ditemui gangguan. Gangguan pada system akan
Untuk langkah pertama yang perlu dilakukan adalah
menyebabkan kerusakan dan menghambat proses membuat single one line diagram seperti gambar dibawah ini :
pendistribusian. Untuk mengatasinya bisa menggunakan
over current relai. Dengan over current relai bisa
mengetahui lokasi adanya kerusakan pada system.Alat ini
harus terhubung ke semua relai yang ada ada pada system
agar semua relai proteksi akan berjalan dan akan bekerja
dengan baik di semua relai.

Kata kunci-Sistem Proteksi;Sistem tenaga listrik.


I. PENDAHULUAN
Sistem tenaga listrik merupakan suatu system terdiri dari
beberapa komponen pembangkit, tranmisi, distribusi, dan beban
saling berhubungan dan bekerja untuk melayani kebutuhan
listrik pelayan. Sistem tenaga listrik yang baik adalah sitem
tenaga listrik yang memiliki system proteksi karena adanya
system proteksi maka proses untuk pendistribusian akan
berjalan lancer ketika adanya gangguan pada system tenaga
listrik.
Ketika ada gangguan maka cara mengatasinya dapat
menimalisirkan dengan system proteksi berupa proteksi over
current relay. Di praktikum ini juga akan melakukan percobaan
yang akan mengetahui bagaimana cara setting relai arus lebih
dari cirri koordianasi yang baik antar system proteksi.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Selanjutnya masukan nilai-nilai parameter generator 1 dan 2
A. Sistem Proteksi sesuai dengan dibawah ini :
Proteksi system tenaga listrik adalah system proteksi yang
dipasang pada peralatan system tenaga listrik. Gangguan
pada system tenaga listrik ada 3 yaitu gangguan pada
system tenaga listrik yang diakibatkan oleh alam, gangguan
internal, dan gangguan yang diakibatkna oleh manusia.

B. Over Current Relay (OCR)


Over Curreb Relay adalah pengaman utama system
distribusitegangan menengah terhadap gangguan hubung
sigkat antar fasa. Relai bekerja berdasarkan kenaikan arus Setelah memasukan parameter maka klik menu imp/model dan
yang berlebih dalam waktu tertentu. atur nilai trafo daya sesuai dengan ketentuan dibawah ini :
Lokasi Teg. Teg. Rating Max
Primer Sekunder (MVA) MVA
(kV) (kV)
Trafo XYZ1 13,8 20 20 20

Trafo XYZ2 13,8 20 20 20


Trafoincominng 150 20 30 30

Kemudia mengatur nilai trafo arus dengan ketentuan dibawah


ini :
Lokasi Rasio primer Rasiosekunder

CT incoming 1000 5
Setelah dijalankan maka akan keluar hasilnya dan memilih
CT Coupler 1000 5 bagian load flow analisis.
CT load 1 300 5

CT load 2 300 5

Selanjutnya mengatur semua CB dengan masuk kebagian


menu, pilih library, pilih IEC, pilih produk Alstom, Pilih
model Ox, pilih OK dan kita beri delay sebesar 0.005 s. Lalu,
mengatur nilai parameter kabel sesuai dengan ketentuan
dibawah ini:
Lokasi Panjang km Ukuran𝑚𝑚2

Load 1 10 120

Load 2 8 120

Setekah itu memasukan nilai parameter pada power grid sesuai


dengan ketentuan dibawah ini:
Lokasi Tegangan Dayasemu Dayanyata PF (%)
(kV) (MVA) (MW)

Load 1 20 10 10 100

Load 2 20 5 5 100

Saat semua komponen telah terisi sesuai dengan parameter


diatas maka langkah selanjutnya adalah menjalankan single
line diagram dengan load flow analisis

IV. HASIL DAN ANALISIS


1. Arus Nominal pada single line diagram
Dari hasil pengujian single one line diagram didapatkan 4. Short Circuit Summary Report
arus nominal dengan menggunakan load flow analsisis. Di
beberapa bus mengalami gangguan seperti bus coupler,
bus load 2, bus icikiwir. Untuk bus load 1 mengalami
under voltage. Kondisi inilah yang harus di minimalisir
dengan system proteksi.
2. Report manager running load flow analisis

Dari hasil report diatas dapat dilihat data dari bus yang
diberi short circuit. Data diatas berguna untuk menghitung
nilai pada setting relay. Data yang digunakan adalah nilai
Ip dan I”k.

5. Perhitungan Nilai Setting Relay


N Lokasi Short Isc In Isc In TMS
o Bus Circuit (kA) (A) (setting) (setting
Di percobaan kedua ini hasil yang didapatkan seperti Duty (kA) )
gambar diatas yang mana arus yang paling besar berada Curre
pada bus copler. Hal ini terjadi karena bus coupler
nt (kA)
terhubung langsung dengan 2 pembangkit yang
mengakibatkan arus yang lebih besar daripada bus 1 Couple 33,418 12,45 189, 9,34275 227,16 0,23536
lainnya. r 7 3 3
2 Bus 1 33,418 12,45 416, 9,32427 499,68 0,41441
3. Pemberian Gangguan Pada Bus
7 4 5 5
4 Bus 6,901 4,506 275, 3,042 330,12 0,21058
load 2 1 5
5 Bus 3,216 5,262 141, 3,9465 169,56 0,16737
load 3 3 4

Nilai-nilai yang diatas adalah hasil perhitungan yang mana


akan digunakan dalam system proteksi sehingga dapat
menanggulangi gangguan pada system.

6. Koordinasi Relay Pada Bus 1

Gambar diatas adalah hasil dari percobaan ketigayang


mana diberikan gangguan pada setiap bus, sehingga setiap
bus mengalami hubung singkat dan mengakibatkan arus
menjadi besar hingga mencapat 3.77 KA pada bus 2 dam
4.49 KA pada bus 3. Jika diperhatikan pada bus 1 juga
mengalami lonjakan arus yang besar sehingga arus yang
mengalir ke pada bus coupler mengalami kenaikan arus
menjadi 14.43 KA.
Hasil gambar diatas merupakan hasil dari koordinasi relay
pada bus 1 dimana saat adanya gangguan hubung singkat
pada load 1 meningkat hingga 4.51 KA, maka relay akan
bekerja untuk memutuskan arus yang paling dekat dengan
gangguan. Saat mengetahui CB yang memutus arus maka
CB tersebut akan melakukan koordinasi agar memutus
arus pada pembangkit dan pada power grid.

7. Hasil kurva koordinasi relay pada bus 1

Dari hasil kurva koordinasi pada bus 1 dapat dilihat bahwa


setiap realay dapat mentolerir arus yang berlebih pada
waktu dibawah 0.5 s sehingga menghasilkan kurva seperti
gambar diatas. Kemudian dari gambar diatas dapat dilihat
bahwa ketiga kurva tidak mengalami bersinggungan
berarti system proteksi bekerja dan berjalan dengan baik.
V. KESIMPULAN
Dari semua percobaan yang telah dilakukan menghasilkan
kesimpulan bahwa system proteksi OCR akan bekerja ketika
adanya arus yang mengalami lonjatan yang berlebih. Kemudia
system akan memutus arus pada sis yang paling dekat.
Banyaknya pembangkit juga berpengaruh kepada lonjakan arus
hubung singkat dan nilai setting yang diinputkan ke OCR juga
berpengaruh kepada koordinasi di setiap system proteksi.
VI. DAFTAR PUSTAKA
1. Modul Praktikum Analisis System Tenaga
2. Erwin Dermawan, dan Dimas Nugroho. “Analisa
Koordinasi Over Current Relay dan Ground Fault Relay
Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk di Jababeka”,
Jurnal Elektrum, Vol.14, No. 2, November 2018.

Anda mungkin juga menyukai