Anda di halaman 1dari 22

ANALISA ALIRAN DAYA ( LOAD FLOW ANALYSIS )

Analisis aliran beban memuat perhitungan aliran daya dan tegangan sebuah sistem
tenaga listrik untuk mengatur kapasitas generator, kondensator, dan perubahan tap
transformator pada saat dibebani maupun maupun pertukaran jaringan (net interchange)
antar sistem operasi individu. Dalam melakukan analisis aliran beban, bus yang
terhubung dalam sistem tenaga listrik digolongkan menjadi tiga jenis yang masing-
masing memiliki dua besaran yang diketahui, yaitu bus beban, bus kontrol (generator)
dan bus ayun (penadah). Secara umum ada dua pertimbangan utama dalam
pengembangan rekayasa program komputer secara efektif, yaitu: formulasi uraian
matematik dari permasalahan dan metode numerik yang diterapkan sebagai metode
penyelesaian masalah. Pendekatan-pendekatan awal untuk penyelesaian perhitungan
aliran beban menggunakan referensi loop dalam bentuk admitansi. Penyelesaian analisis
aliran beban harus memenuhui hukum Kirchoff, yaitu jumlah aljabar semua arus pada
sebuah bus harus sama dengan nol dan jumlah aljabar semua tegangan dalam loop harus
sama dengan nol [8].
Sistem Tenaga Listrik
Suatu sistem tenaga listrik secara garis besar dapat dibagi menjadi empat
kelompok, yaitu: Pusat pembangkit tenaga listrik (PPTL), saluran transmisi, gardu
Induk dan saluran distribusi Gambar 2.6 memperlihatkan suatu sistem tenaga listrik,
mulai dari pembngakitan tenaga listrik sampai ke konsumen (beban listrik).

Gambar 2.6 Sistem Tenaga Listrik


Ketentuan dalam Analisis Aliran Daya
1. Sistem dalam keadaan seimbang; dengan keadaan seimbang ini kita dapat
melakukan perhitungan dengan menggunakan model satu-fasa.
2. Semua besaran dinyatakan dalam per-unit; dengan menggunakan sistem
satuan ini kita terbebas dari persoalan perbedaan tegangan di berbagai

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


bagian sistem yang diakibatkan oleh pemanfaatan transformator dalam
upaya penyaluran daya [9].

Ada tiga metode untuk menghitung dan mengolah data dari sistem tenaga:
1. Sistem Gauss-Seidel
Sistem Gauss-Seidel adalah salah satu jenis analisis yang paling umum.
Namun, tingkat konvergensinya yang lambat menghasilkan banyak iterasi.
2. Metode Newton–Raphson
Metode Newton-Raphson adalah metode yang lebih canggih,
menggunakan konvergensi kuadrat, dan dapat digunakan untuk situasi yang
lebih kompleks.Salah satu kelemahannya adalah pemrograman bisa jadi
rumit dan membutuhkan memori komputer yang besar.
3. Metode Fast Decoupled
Keuntungan utama dari metode ini adalah menggunakan lebih sedikit
memori komputer. Kecepatan kalkulasi 5x lebih cepat daripada metode
Newton – Raphson, Namun, ini bisa menjadi kurang akurat karena asumsi
digunakan untuk mendapatkan penghitungan cepat. Karena lebih sulit untuk
mengubah program komputer ini untuk mencari masalah lain seperti
keamanan atau aliran sistem daya, cakupannya menjadi terbatas [15].

Yang termasuk pusat pembangkit tenaga listrik didalam sistem tenaga listrik
adalah Pusat tenaga (power station), meliputi power hause, ruang control dan Latar
hubung (Switch yard), yang meliputi ril, pemisah (disconnection switch /DS), Pemutus
tenaga (circuit breaker), arester, transformator, dsb.
Pusat pembangkit tenaga listrik dapat dibedakan menjadi Pusat pembangkit
tenaga listrik konvensional dan Pusat pembangkit tenaga listrik non konvensional.
Sedangkan pusat pembangkit yang konvensional terdiri dari:
1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
2. Pembangkit Listrik Tenaga Thermo (PLTT)
Pusat listrik tenaga thermo meliputi:
1. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
2. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG),dll

Sedangkan pembangkit tenaga listrik non konvensional meliputi:

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


1. Pembangkit Listrik Tenaga Angin
2. Pembangkit Listrik Tenaga Matahari ,dll

Saluran Transmisi
Saluran transmisi dalam suatu sistem tenaga listrik adalah saluran pemindah /
transfer tenaga listrik dari suatu daerah (dapat merupakan power station, gardu induk)
ke daerah lain (dapat merupakan Gardu induk) dengan jarak yang cukup jauh dengan
tegangan tertentu.

Stabilitas Transient
Stabilitas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk merespons gangguan dari
operasi normalnya dan kembali ke kondisi operasi normal. Stabilitas transien adalah
gangguan tiba-tiba besar terjadi karena gangguan, perubahan beban mendadak dan
timbulnya stabilitas sementara [16].

Gambar 2.7 Karakteristik Kestabilan Sistem


Power System Stabilizer (PSS) berfungsi mengontrol generator dalam loop
kontrol umpan balik untuk meningkatkan redaman osilasi rotor disebabkan karena
gangguan sinyal kecil karena variasi beban dan pembangkitan.

Gambar 2.8 Diagram sistem daya Pembangkit dengan PSS


Gangguan ini dapat disebabkan oleh perubahan kecil pada tegangan referensi
regulator tegangan otomatis yang menghasilkan osilasi rotor yang semakin meningkat.

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


PSS memodulasi eksitasi generator, sehingga dapat mengembangkan komponen torsi
listrik dalam fase dengan pengaturan kecepatan rotor untuk meredam osilasi rotor. PSS
dengan demikian berkontribusi pada peningkatan stabilitas sinyal kecil dari sistem
tenaga. Dalam proyek ini model yang didefinisikandigunakan dari IEEE PSS
dipertimbangkan untuk daya analisis stabilitas sistem. Diagram blok PSS ditunjukkan
pada Gambar 2.7 [10].

Defini studi aliran daya atau load flow study adalah analisis numerik aliran tenaga
listrik dalam sebuah sistem kelistrikan. Studi aliran daya kadang disebut juga studi
aliran beban merupakan analisa dan asesmen terhadap kondisi steady-state sistem
listrik. Studi aliran daya merupakan salah satu studi tersulit pada kelompok studi sistem
tenaga [11].

Pemilihan penggunaan metode Newton-Raphson ini dikarenakan metode iterasi


tersebut lebih efektif dan menguntungkan untuk sistem jaringan yang besar serta
mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi dengan waktu hitung konvergensi yang relatif
cepat. Pada jaringan sistem tenaga listrik, tidak semua bus saling terhubung satu dengan
lainnya [12].

Analisis Perangkat Lunak (Software)


Software atau perangkat lunak studi aliran daya adalah alat bantu yang sangat baik
untuk mempelajari sistem tenaga, tetapi tidak boleh digunakan sebagai pengganti
pengetahuan dan pengalaman. Ada banyak software analisis yang tersedia untuk
membantu analisa aliran daya dengan software seperti ETAP, SKM, EasyPower, PSS,
Neplan, dan lain-lain. Perangkat lunak digunakan di sebagian besar kondisi real-
time karena lebih mudah [13].

Studi dan Analisa Load Flow atau Aliran Daya disini menggunakan metode yang
dapat dikatakan langsung atau automatis karena menggunakan aplikasi yaitu aplikasi
ETAP. Load flow study adalah studi yang mempelajari aliran daya pada suatu sistem
kelistrikan dari suatu titik ke titik lain dan tegangan pada bus-bus yang berada pada
sistem tersebut. Studi aliran daya merupakan penentuan atau perhitungan tegangan,
arus, daya aktif, faktor daya dan daya reaktif yang terdapat pada berbagai titik dalam
suatu jaringan sistem tenaga listrik pada keadaan pengoperasian normal, baik yang

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


sedang berjalan maupun yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang [14].
2.4.2 Data Hasil Percobaan
1. Pecobaan Load Flow 1
a. Sebelum di Run, sebelum diperbaiki

Karakteristik Per Komponen


- Generator
1. Generator 1 (Gen 1)
Tab Info : Swing
Tab Rating : 100 MW
kV :20 kV
Pf(%) : 85%

- Transformator
1. Transformator 1 (T1)
Tab Rating :
a. Voltage Rating
Primer :20
Sekunder :70
b. Power Rating

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


Rated :150 MVA
2. Transformator 2 (T2)
Tab Rating :
a. Volatge Rating :
Primer :70
Sekunder : 20
b. Power Rating :
Rated : 100 MVA

- Bus
1. Bus 1
Nominal kV : 20 kV
2. Bus 2
Nominal kV : 70 kV
3. Bus 3
Nominal kV : 70 kV
4. Bus 4
Nominal kV : 70 kV
5. Bus 5
Nominal kV : 20 kV
6. Bus 6
Nominal kV : 20 kV
7. Bus 7
Nominal kV : 20 kV

- Load
1. Load 1
Tab Loading :
kV : 70 kV
MVA : 15 MVA
Pf (%) : 85%

2. Load 2

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


Tab loading :
kV : 20 kV
MVA : 20 MVA
Pf (%) : 85%

3. Load 3
Tab Loading :
kV : 20 kV
MVA : 20 MVA
Pf (%) : 85%

- Transmission Line
1. Transmission Line 1 (TL 1)
Tab Info :
Length : 15 km
Tab Impedance :
User Defined
R-T1 R-T2 X Y
Positive 0.1 0.1 0.2 0
Negative 0.1 0.1 0.2 0
Zero 0.1 0 0.2 0

- Cabel
1. Cable 1
Tab Info :
Length : 200 m
Tab Impedance
R X
Positive 0.1 0.2
Zero 0 0

2. Cable 2

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


Tab Info:
Length : 200 m
Tab Impedance
R X
Positive 0.1 0.2
Zero 0 0

3. Cable 3
Tab Info:
Length : 1 km
Tab Impedance
R X
Positive 0.1 0.2
Zero 0 0

b. Setelah di Run, sebelum diperbaiki

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


c. Setelah di Run, sesudah diperbaiki

Dengan besaran yang diubah :


Transformator
 Transformator 1 (T1)
Tab tap : % Tab Secondary = 5 (Mula mula 0)
 Transformator 2 (T2)
Tab tap : % Tab Secondary = 5 (Mula mula 0)

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


2. Pecobaan Load Flow 2
a. Sebelum di Run, sebelum diperbaiki

Karakteristik Per Komponen


- Generator
1. Generator 1 (Gen 1)
Tab :Swing
Tab Rating : 100 MW
kV :20 kV
Pf(%) : 85%

2. Generator 2 (Gen 2)
Tab : Voltage Control
Tab Rating : 100 MW
kV : 20 kV
Pf(%) : 85%

3. Generator 3 (Gen 3)
Tab Info : Swing
Tab Rating : 100 MW
kV : 20 kV
Pf(%) : 85%

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


- Transformator
1. Transformator 1 (T1)
Tab Rating :
a. Voltage Rating
Primer :20
Sekunder :150
b. Power Rating
Rated :150 MVA

2. Transformator 2 (T2)
Tab Rating :
a. Volatge Rating :
Primer : 150
Sekunder : 20
b. Power Rating :
Rated : 150

3. Transformator 3 (T3)
Tab Rating :
c. Volatge Rating :
Primer : 150
Sekunder : 20
d. Power Rating :
Rated : 150

- Bus
1. Bus 1
Nominal kV : 20 kV
2. Bus 2
Nominal kV : 150 kV
3. Bus 3
Nominal kV : 150 kV
4. Bus 4

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


Nominal kV : 150 kV
5. Bus 5
Nominal kV : 20 kV
6. Bus 6
Nominal kV : 150 kV
7. Bus 7
Nominal kV : 20 kV
8. Bus 8
Nominal kV : 20 kV

- Load
1. Load 1
Tab Loading :
kV : 150 kV
MVA : 30 MVA
Pf (%) : 85%

2. Load 2
Tab loading :
kV : 20 kV
MVA : 25 MVA
Pf (%) : 85%

3. Load 3
Tab Loading ;
kV : 150 kV
MVA : 15 MVA
Pf (%) : 85%

4. Load 4
Tab Loading :
kV : 20 kV
MVA : 10 MVA

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


Pf (%) : 85%

- Transmission Line
1. Transmission Line 1 (TL 1)
Tab Info :
Length : 20 km
Tab Impedance :
User Defined
R-T1 R-T2 X Y
Positive 0.1 0.1 0.2 0
Negative 0.1 0.1 0.2 0
Zero 0 0 0.2 0

2. Transmission Line 2 (TL 2)


Tab Info :
Length : 25 km
Tab Impedance :
User Defined
R-T1 R-T2 X Y
Positive 0.1 0.1 0.2 0
Negative 0.1 0.1 0.2 0
Zero 0 0 0.2 0

3. Transmission Line 2 (TL 2)


Tab Info :
Length : 15 km
Tab Impedance :
User Defined
R-T1 R-T2 X Y
Positive 0.1 0.1 0.2 0
Negative 0.1 0.1 0.2 0

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


Zero 0 0 0.2 0

4. Transmission Line 2 (TL 2)


Tab Info :
Length : 25 km
Tab Impedance :
User Defined
R-T1 R-T2 X Y
Positive 0.1 0.1 0.2 0
Negative 0.1 0.1 0.2 0
Zero 0 0 0.2 0

5. Transmission Line 2 (TL 2)


Tab Info :
Length : 5 km
Tab Impedance :
User Defined
R-T1 R-T2 X Y
Positive 0.1 0.1 0.2 0
Negative 0.1 0.1 0.2 0
Zero 0 0 0.2 0

b. Setelah di Run, sebelum diperbaiki

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


c. Setelah di Run, setelah diperbaiki

Dengan besaran yang diubah :


Transformator
 Transformator 1 (T1)
Tab tap : % Tab Secondary = 2,5 (Mula mula 0)

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


2.5 Tugas dan Jawaban
1. Jelaskan Perbedaan generator Swing dan Voltage Control
2. Jelaskan Penggunaan power grid dan generator
3. Sebutkan dan jelaskan 2 cara memperbaiki jatuh tegangan pada rangkaian
4. Jelaskan penyebab losses pada trafo
5. Foto dengan hewan (Kecuali kucing dan anjing)
Jawaban
1. Perbedaan generator swing dan Voltage control
a. Swing
Sebuah generator dengan mode swing akan berusaha memenuhi kekurangan
aliran daya pada sistem dimana nilai sudut tegangan terminal generator akan
dijaga tetap berada pada nilai operasi tertentu.

b. Voltge Control
Berfungsi pengaturan tegangan untuk menjaga tegengan bus tetap pada
batas toleransi jika ada gangguan atau penambahan beban secara tiba tiba.

2. Penggunaan Power Grid dan Generator


a. Power Grid
Merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang saling terinterkoneksi
yang dapat mengirimkan atau mensuplai daya yang cukup besar dengan
tegangan yang tetap, biasanya dapat berupa generator yang besar dan
sebuah gardu induk.
b. Generator
merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yaitu peralatan listrik yang
dapat mengonversi energi mekanik menjadi energi listrik sebagai outputnya
dan menggunakan prinsip hukum faraday elektromagnetik induksi dimana
setiap kali sebuah konduktor ditempatkan dalam medan magnet maka
induksi GGL dengan laju perubahan hubungan fluks. GGL ini dapat
dihasilkan ketika ada ruang relatif atau variasi waktu relatif antara
konduktor dan medan magnet.

3. Untuk mengatasi jatuh tegangan terdapat 2 cara yang pertama ialah dengan cara

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


tapping atau tap charge yang ada pada tab tap transformator yang bisa
menaikkan dan menurunkan persentase baik kumpuran primer maupun
kumparan sekunder dengan nilai -5% sampai 5% pada transformator yang dirasa
kurang mencukupi nilai seharusnya. Kemudian yang kedua dengan
menambahkan kapasitor pada bus yang bermasalah, agar dapat menetukan nilai
maksimum kapasitor yang terpasang maka digunakan generator tersebut dengan
menggunakan mode voltage control atau Mvar control guna mengontrol
tegangan dan kapasitas daya yang akan dimasukkan pada bus serta mengetahui
batasan daya reaktif pada sistem..

4. Penyebab dari terjadinya suatu losses pada transformator ialah dikarenakan


terjadinya ketidakserempakan pada saat waktu penyalaan beban-beban tersebut
maka menimbulkan ketidakseimbangan beban yang berdampak pada penyediaan
tenaga listrik. Sebagai akibat dari ketidakseimbangan beban antara tiap-tiap fasa
pada sisi sekunder trafo (fasa R, fasa S, fasa T) mengalirlah arus di netral trafo.

5. Foto dengan hewan ()

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


2.6 Analisa Hasil Percobaan
Pada praktikum ini dilakukan suatu percobaan dengan judul yakni Analisa Aliran
Daya (Load Flow Analysis). Adapun maksud dilakukannya praktikum ini ialah
mempelajari konsep aliran daya dalam sistem tenaga listrik serta menganalisa masalah –
masalah aliran daya pada sistem tenaga listrik. Adapun alat-alat yang digunakan dalam
praktikum ini yakni Laptop dengan instalasi Etap. Pada percobaan ini, dilakukan
sebanyak 2 simulasi yakni Load Flow 1 dan Load Flow 2. Pada percobaan Load Flow 1
komponen yang digunakan yaitu 1 generator Swing dengan rating 100 MW, 20 Kv dan
Power Factor 85%, 2 Transformator dengan Voltage rating pada T1 primer sebesar 20
kv dan sekunder 70 dan power rating sebesar 150 MVA serta pada T2 Voltage rating
primer sebesar 70 kV dan sekunder 20 kV serta power rating 100 MVA, 7 buah bus
dengan masing nilai dari bus 1 sampai 7 sebesar 20 kV, 70 kV, 70 kV, 70 kV, 20 kV, 20
kV, dan 20 kV, 3 load atau beban yang dimana pada Load 1 70 kV, 15 MVA dan pada
load 2 dan 3 masing-masing 20 kV dan 20 MVA serta masing-masing Power Factor
sebesar 85%, 1 Transmission Line dengan panjang sebesar 15 km dan impedansinya
User Defined yang isinya tertera pada tabel, dan terakhir terdapat kabel sebanyak 3
buah, dimana masing- masing memiliki panjang sebesar, 200 m, 200 m dan 1 km serta
impedansi yang sama yaitu R positif sebesar 0,1 dan X positif sebesar 0,2. Yang dimana
pada saat rangkaian telah di susun dan dimasukkan data yang sudah ditentukan maka
selanjutnya kita akan mengsimulasikan atau merunning rangkaian tersebut untuk
melihat Load Flow yang terjadi pada rangkaian tersebut, dimana pada rangkaian
tersebut saat disimulasikan pada bus 2 terjadi drop tegangan dengan tegangan operasi
sebesar 97,56%, kemudian pada bus 3 terjadi drop tegangan dengan tegangan operasi
sebesar 94,43%, kemudian pada bus 4 terjadi drop tegangan dengan tegangan operasi
sebesar 94,42%, kemudian pada bus 5 terjadi drop tegangan dengan tegangan operasi
sebesar 91,85%, kemudian pada bus 6 dan 7 terjadi drop tegangan yang sama dengan
tegangan operasi sebesar 91,67%. Drop tegangan terjadi akibat beberapa faktor, yakni
dari trafo itu sendiri disebabkan trafo terdiri dari kumparan (beban induktif), dan
saluran transmisi yang memiliki nilai impedansi, serta cos phi beban yang tidak 100%,
untuk memperbaiki drop tegangan, maka dilakukan tap pada transformator 1 yaitu di
ubah tap sekunder dinaikkan menjadi 5 % dan tap pada transformator 2 yaitu tap
sekunder nya dinaikan menjadi 5%. Setelah dilakukan perbaikan, bus yang pada
awalnya mengalami drop tegangan kemudian mengalami perbaikan sehingga memenuhi

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


standar yaitu pada bus 2 tegangan operasinya menjadi 101,8%, kemudian pada bus 3
tegangan operasinya menjadi 98,46%, pada bus 4 tegangan operasinya menjadi 98,45%,
kemudian pada bus 5 tegangan operasinya menjadi 100,3%, kemudian pada bus 6
tegangan operasinya menjadi 100,1%, serta pada bus 7 tegangan operasinya menjadi
99,32%. Pada percobaan Load Flow 2, rangkaian nya terdiri dari 3 generator dengan
ketentuan generator 1 mode swing dengan daya 100 MW, generator 2 mode voltage
control dengan daya 100 MW dan generator 3 pada mode voltage control dengan daya
100 MW. Pada saat rangkaian tersebut disimulasikan bus 2 mengalami drop tegangan
dengan tegangan operasinya 96,34%, bus 3 mengalami drop tegangan dengan tegangan
operasinya 95,58 %, bus 4 mengalami drop tegangan dengan tegangan operasinya 95,12
%, bus 5 mengalami drop tegangan dengan tegangan operasinya 94,1 %, bus 6
mengalami drop tegangan dengan tegangan operasinya 95,68%, bus 7 mengalami drop
tegangan dengan tegangan operasinya 95,25%, dan pada bus 8 mengalami drop
tegangan dengan nilai operasinya sebesar 93,02%. Kemudian dilakukan tap pada 3 buah
trafo yang dimana pada T1 sebesar 5% dan T2 dan T3 sebesar 2,5%, sehingga
didapatkan tegangan operasi bus 2 naik menjadi 100,7%, bus 3 naik menjadi 99,86%,
bus 4 menjadi 99,42%, bus 5 menjadi 100,7%, bus 6 menjadi 99,96%, bus 7 menjadi
102% dan pada bus 8 menjadi 99,59%, dimana hasil ini mengartikan bahwa tidak
terjadi drop tegangan lagi. Setelah dilakukannya penambahan tap changer pada sistem
tersebut hasil yang didapat ialah sistem tersebut telah stabil walaupun optimalnya tidak
dapat beroperasi sebesar 100%

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


2.7 Kesimpulan
1. Semakin besar daya yang dibangkitkan oleh generator maka semakin besar pula
akan terjadi losses.
2. Semakin panjang saluran transmisi yang dilalui maka kemungkinan terjadinya
losses juga semakin besar.
3. Untuk mengatasi gangguan pada bus maka dilakukan pengubahan nilai tap
changer pada trafo atau penambahan generator dengan mode voltage control
gunanya untuk meminimalisir losses
4. Losses dapat dikurangi dengan menaikan ataupun menurunkan tegangan pada
tap charger transformator
5. Rugi-rugi daya diakibatkan oleh penggunaan daya yang besar pada suatu
rangkaian.

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


DAFTAR PUSTAKA
Tim Laboratorium Sistem dan Distribusi Tenaga Listrik. 2023. Modul Praktikum Sistem
dan Distribusi Tenaga Listrik. Indralaya: Laboratorium Sistem dan Distribusi
Tenaga Listrik, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Sriwijaya.
[8] A. Budi Laksono and Z. Abidin, “Analisis Aliran Daya dan Stabilitas Sistem
Tenaga Listrik Sistem Multi Mesin dengan ETAP,” JE-Unisla, vol. 5, no. 1, p.
297, 2020, doi: 10.30736/je.v5i1.423.
[9] H. Purnomo, “Analisis Sistem Daya,” pp. 1–91, 2016.
[10] K. Timur, M. Software, B. T. Aribowo, and M. Muksim, “Simulation and Load
Flow Analysis of Interconection System,” no. September, pp. 626–633, 2018.
[11] R. F. Setya Budi, S. Sarjiya, and S. H. Pramono, “Optimasi Aliran Daya pada
Sistem Kelistrikan Opsi Nuklir Berdasarkan Multi-Objective Function: Fuel Cost
dan Flat Voltage Profile,” J. Pengemb. Energi Nukl., vol. 18, no. 2, p. 75, 2017,
[12] J. Efendi, “Analisa Aliran Beban Pada Sistem Tenaga Listrik di Pusat
Penampung Produksi Menggung Pertamina Asset IV Field Cepu Menggunakan
Software ETAP 12.6,” Publ. Ilm., pp. 1–17, 2018.
doi: 10.17146/jpen.2016.18.2.3127.
[13] U. Faruq, A. Ridho, M. Vrayulis, and E. Julio, “Analisa Aliran Daya Pada Sistem
Tenaga Listrik Menggunakan Software Etap 12.6,” SainETIn (Jurnal Sain,
Energi, Teknol. Ind., vol. 06, no. 1, pp. 16–22, 2021, doi:
10.31849/sainetin.v6i1.7031.
[14] S. Sudirham, Darpublic Analisis Aliran Daya Darpublic, no. 2. 2019.

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


LAMPIRAN

1. Report Load Flow 1 Sebelum Diperbaiki


2. Report Load Flow 1 Sesudah Diperbaiki
3. Report Load Flow 2 Sebelum Diperbaiki
4. Report Load Flow 2 Setelah Diperbaiki

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN

Anda mungkin juga menyukai