Anda di halaman 1dari 53

Percobaan 1

Pengenalan ETAP
Pengertian

ETAP (Electric Transient Analysis Program) adalah suatu perangkat lunak yang

digunakan untuk memudahkan dalam menganalisa suatu sistem tenaga listrik.

Perangkat lunak tersebut dapat bekerja pada keadaan offline dengan

mensimulasi tenaga listrik, serta dalam keadaan online yang dipergunakan

pengelolaan data real time.


Tujuan

ETAP (Electric Transient Analisys Program) digunakan untuk


membuat proyek sistem tenaga listrik dalam bentuk one line diagram
dan jalur sistem pentanahan untuk berbagai bentuk analisis. Proyek
sistem tenaga listrik tersebut dapat di-edit langsung dari diagram
satu garis atau one line diagram dan jalur sistem pentanahan. Hasil
perhitungan analisis dapat ditampilkan dalam diagram satu garis
atau one line diagram.
Berikut merupakan analisa tenaga listrik dengan menggunakan ETAP adalah sebagai berikut :

1. Analisa Aliran Daya (Load Flow Analysis)

2. Analisa Hubung Singkat (Short Circuit Analysis)

3. Motor Starting

4. Arc Flash Analysis

5. Harmonics Power System

6. Analisa Kestabilan Transien (Transient Stability Analysis)

7. Protective Device Coordination


Konsep Utama dari ETAP

ETAP (Electric Transient Analisys) adalah program dirancang sesuai dengan tugas
konsep utama yaitu : Virtual Reality Operasi, Total Integration Data, dan
Simplicity in Data Entry. Virtual Reality Operasi pada sistem operasional tersebut
hampis sama dengan sistem operasi dalam kondisi real-nya. Total Integration Data
merupakam konsep dari ETAP yang menggabungkan informasi sistem elektrik,
sistem logika, sistem mekanik dan data fidik yang dimasukan dalam sistem
database yang sama. Simplicity in Data Entry pada konsep tersebut yang memiliki
data yang detail untuk setiap data atau elemen yang digunakan.
Hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan
ETAP adalah sebagai berikut

1. One Line Diagram adalah sebuah notasi yang sederhana untuk sistem tenaga listrik tiga fasa. Sebagai representasi dari

saluran tiga fasa yang terpisah, maka digunakan konduktor. Hal ini dapat mempermudah dalam pembacaan diagram

serta analisa rangkaian.

2. Library adalah informasi mengenai peralatan dipakai dalam sistem analisis kelistrikan. Diamana data tersebut berupa

data elektris maupun mekanis dari peralatan yang lengkap yang dapat mempermudah dan memperbaiki hasil simulasi

dan analisa.

3. Standar yang digunakan biasanya adalah standar IEC dan ANSI. Dengan mengacu pada frekuensi yang dipakai dalam

menganalisa sistem tenaga listrik.

4. Study Case adalah parameter-parameter yang berisikan metode studi yang dilakukan dengan format hasil analisa
Perbedaan dari Standar IEC dan ANSI

Perbedaan antara standar IEC dan ANSI terletak pada


1. Standar frekuensi yang digunakan yang mengakibatkan perbedaan spesifikasi peralatan yang digunakan.
Jika pada standar IEC nilai frekuensi yang digunakan adalah 50 Hz, sedangkan pada standar ANSI nilai
frekuensi yang digunakan adalah 60 HZ
2. Simbol yang berbeda pada rangkaian.

Standar ANSI Standar EIC


Berikut ini merupakan beberapa elemen yang
digunakan dalam single line diagram :

a. Generator

Merupakan suatu mesin listrik yang berfungsi untuk membangkitkan atau menghasilkan energi listrik

Gambar Simbol Generator di ETAP

b. Transformator

Transformator adalah peralatan yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan dengan rasio lilitan tertentu sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan

Gambar Simbol Transformator Standar ANSI dan EIC


c. Pemutus Rangkaian (Circuit Breaker)

Pemutus Rangkaian adalah peralatan yang berfungsi untuk melindungi rangkaian listrik

dari kerusakan yang disebabkan oleh kelebihan beban atau hubung singkat. Dimana Circuit

Breaker digunakan pada High Voltage dan Low Voltage

Gambar Simbol Pemutus Rangkaian


d. Beban

Terdapat 2 jenis beban pada ETAP yaitu Static Load dan Lumped Load

Gambar Simbol Static Load dan Lumped Load

Perbedaan dari beban static dan beban lumped adalah pada beban static load adalah beban tetap dan konstan
sedangkan lumped load adalah beban dari sebuah penyederhanaan dari jaringan terdistribusi seperti saluran
transmisi atai motor dan gabungan dari static load
e. Power grid
Power Grid yang berguna sebagai supply energi untuk load.

d. Busbar
Busbar adalah suatu alat yang digunakan menghubungkan aliran listrik dengan dari feeder,
incomer dan komponen listrik lainnya dan menghindari sambungan yang terlalu banyak
agar tidak mengalami arus bocor dll.

f. Kabel
Kabel adalah suatu alat yang mengahartarkan arus listrik
ANALISA ALIRAN
DAYA
Ruth Rizhka Asima 1855031013
Definisi
Analisis aliran daya dalam sistem tenaga listrik merupakan analisis yang mengungkapkan
kinerja suatu sistem tenaga listrik dan aliran daya (nyata dan reaktif) untuk keadaan
tertentu ketika sistem bekerja. Hasil utama dari aliran daya adalah besar dan sudut fasa
tegangan pada setiap saluran (bus), daya nyata dan daya reaktif yang ada pada setiap
saluran.
Tujuan
Tujuan dari analisa aliran daya adalah untuk mengetahui tegangan- tegangan pada setiap bus
yang ada dalam sistem, baik magnitude maupun sudut fasa tegangan, mengetahui daya aktif
dan daya reaktif yang mengalir dalam setiap saluran yang ada dalam sistem, mengetahui
kondisi dari semua peralatan, dan memperoleh kondisi awal untuk studi-studi selanjutnya
seperti studi hubung singkat, stabilitas, dan ekonomis.

Hasil analisis aliran daya dapat digunakan untuk mengetahui besarnya losses (rugi daya dan
tegangan), alokasi daya reaktif dan kemampuan sistem untuk memenuhi pertumbuhan beban.
Dengan mengetahui hal tersebut maka kita dapat merencanakan perluasan sistem tenaga
listrik dan dalam menentukan operasi terbaik untuk sistem jaringan kelistrikan, sehingga
besar daya yang dibutuhkan transformator dapat diperhitungkan dimana hal ini dapat
menghemat pemakaian energi listrik sesuai kebutuhan dan mengurangi rugi-rugi daya
(losses).
Komponen
1. Generator : Alat yang memproduksi energi listrik atau pembangkit listrik dari sumber energi mekanik
dengan menggunakan induksi elektromagnetik
2. Transformator : Berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan tegangan
3. Saluran Transmisi : Berfungsi untuk mengirim energi listrik dari pembangkit, ke gardu induk, dan
sampai ke beban
4. Beban : Konsumen yang memanfaatkan energi listrik

Generator berfungsi untuk mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Kemudian energi Listrik yang
dibangkitkan tersebut, level tegangannya dinaikkan oleh transformator penaik tegangan untuk mengurangi
rugi-rugi daya transmisi dan dikirimkan melalui saluran transmisi ke pada Gardu Induk Transmisi. Setelah
energi listrik yang disalurkan melalui saluran transmisi sampail di Gardu Induk Distribusi, maka level
tegangannya diturunkan melalui transformator penurun tegangan (step-down transformer) menjadi tegangan
menengah maupun tegangan rendah dan setelah itu energi listrik akan disalurkan melalui saluran distribusi
menuju pusat-pusat beban.
Bus pada Analisis Aliran Daya
1. Bus Beban
Bus beban atau loadbus tidak memiliki generator. Pada bus ini daya aktif dan daya reaktif diketahui sehingga sering disebut bus PQ.
Daya aktif dan daya reaktif yang disuplay kedalam sistem tenaga listrik adalah mempunyai nilai positif, sementara daya aktif dan
daya reaktif yang dikonsumsi bernilai negatif. Besaran yang dapat dihitung pada bus ini adalah tegangan (V) dan sudut beban (δ).

2. Bus Generator
Bus Generator dapat disebut dengan voltage controlled bus karena tegangan pada bus ini dibuat selalu konstan atau bus dimana
terdapat generator. Pembangkitan daya aktif dapat dikendalikan dengan mengatur penggerak mula (prime mover) dan nilai tegangan
dikendalikan dengan mengatur eksitasi generator. Sehingga bus ini sering juga disebut dengan PV bus. Besaran yang dapat dihitung
dari bus ini adalah daya reaktif (Q) dan sudut beban δ.

3. Swing Bus (Slack Bus)


Dalam sistem tenaga, swing bus dijadikan sebagai bus referensi. Slack bus berfungsi untuk menyuplai daya aktif (P) dan daya
reaktif (Q). Besaran yang diketahui dari slack bus adalah tegangan (V) dan sudut beban δ. Suatu sistem tenaga biasanya dirancang
memiliki bus ini yang dijadikan sebagai referensi yaitu besaran δ = 0° . Besaran yang dapat dihitung dari bus ini adalah daya aktif
(P) dan daya reaktif (Q).
Rangkaian pada Jaringan Radial dan Loop

Jaringan Radial Jaringan Loop


Metode pada Analisa Aliran Daya
1. Metode Gauss-Seidel
Dalam metode ini, besaran-besaran yang tidak diketahui mula-mula dimisalkan dan harga yang diperoleh dari
persamaan pertama, misalnya V1 selanjutnya digunakan untuk memperoleh V2 dari persamaan kedua dan
seterusnya. Persamaan nonlinier pada tiap-tiap bus dengan 2 variabel yang belum diketahui. Dengan metode
Gauss – Seidel, untuk menyelesaikan 𝑉𝑖 secara iterasi persamaannya menjadi:

𝑝𝑖𝑠𝑐ℎ − 𝑗 𝑄𝑖𝑠𝑐ℎ 𝑘
∗ 𝑘 − σ 𝑌𝑖𝑗 𝑉𝑖𝑗
𝑘+1 𝑉𝐼
𝑉𝑖 = ,𝑗 ≠ 𝑖
σ 𝑦𝑖𝑗
Dimana:
𝑦𝑖𝑗 = admitansi sebenarnya per unit
𝑝𝑖𝑠𝑐ℎ = daya aktif
𝑄𝑖𝑠𝑐ℎ = daya reaktif
2. Metode New Raphson
Dasar dari metode Newton Raphson dalam penyelesaian aliran daya adalah deret Taylor untuk suatu fungsi
dengan dua variable lebih. Metode Newton Rhapson menyelesaikan masalah aliran daya dengan menggunakan
suatu set persamaan non linier untuk menghitung besarnya tegangan dan sudut fasa tegangan tiap bus. Dalam
metode ini persamaan aliran daya dirumuskan dalam bentuk polar. Arus yang masuk ke bus i dapat dituliskan
dengan persamaan berikut (dalam bentuk polar):

𝑛
𝐼𝑖 = ෍ | 𝑌𝑖𝑗 | 𝑉𝑗 𝑝𝑜𝑙𝑎𝑟 Θ𝑖𝑗 + 𝛿𝑖𝑗
𝑗=1

Daya kompleks pada bus i adalah sebagai berikut.


𝑃𝑖 − 𝑗 𝑄1 = 𝑉𝑖∗ 𝐼𝑖

Sehingga

𝑃𝑖 − 𝑗 𝑄1 = 𝑉𝑖 − 𝛿1 σ𝑛𝑗=1 | 𝑌𝑖𝑗 | 𝑉𝑗 𝑝𝑜𝑙𝑎𝑟 Θ𝑖𝑗 + 𝛿𝑖𝑗


Dengan menerapkan deret Tailor, maka sebagai dasar perhitungan iterasinya menggunakan Jacabian.

Δ𝑃 𝐽1 𝐽2 Δ𝛿
=
Δ𝑄 𝐽3 𝐽4 Δ𝑉

Banyaknya elemen matriks Jacabian dari persamaan di atas ditentukan dengan

( 2n – 2 – m) x (2n – 2 – m)

Dimana:

n : banyaknya bus pada sistem

m : banyaknya Voltage-Controlled Buses pada sistem.


3. Metode Fast Decoupled
Metode Fast Decoupled dalam penyelesaian aliran daya dilakukan dengan pendekatan untuk menyatakan
keterkaitan antara P dan δ serta antara Q dan V. Karena dalam kondisi tunak ada perubahan yang kecil pada
magnitude tegangan yang tidak akan menyebabkan perubahan yang berarti pada daya nyata dan adanya
perubahan kecil pada sudut tegangan fasa yang tidak akan menyebabkan perubahan berarti pada daya
reaktif. Dengan menggunakan bentuk koordinat kutub maka solusi permasalahan diperoleh yaitu dengan
cara mengasumsikan elemen-elemen sub matriks J2 dan J3 dalam matriks Jacobi adalah nol. Untuk metode
ini, dibuktikan cepat dalam perhitungan namun kurang presisi. Metode ini juga baik untuk sistem radial
dan sistem dengan jalur panjang.

Δ𝑃 = 𝐽1 Δδ
Δ𝑄 = 𝐽4 ΔV
Hasil dari Analisis Aliran Daya
1. Semakin panjang saluran transmisi, maka tegangan aktual untuk setiap bus akan semakin kecil.
Hal ini dikarenakan oleh panjangnya saluran transmisi yang akan menyebabkan rugi-rugi daya
yang semakin besar, sehingga tegangan untuk setiap bus semakin berkurang atau semakin kecil.
2. Tegangan aktual pada bus di jaringan radial dengan tipe konduktor GOLF dan tipe konduktor
BOWELS memiliki perbedaan yaitu dimana pada tipe konduktor BOWELS, pengurangan
tegangan aktual pada setiap bus lebih besar dibandingkan dengan tipe konduktor GOLF. Hal ini
disebabkan oleh adanya perbedaan pada nilai masing-masing material, yaitu konduktor tipe
GOLF memiliki luas penampang yang lebih besar dibandingkan konduktor tipe BOWELS. Luas
penampang tersebut berpengaruh pada nilai impedansi, sehingga semakin besar luas penampang
kabel, maka nilai impedansi juga semakin besar dan menyebabkan pengurangan tegangan aktual
tiap busnya lebih kecil dibandingkan jaringan dengan tipe konduktor BOWELS.
3. Semakin jauh jarak jalur transmisi maka semakin kecil injeksi daya yang didapat. Hal ini
dikarenakan jarak jalur transmisi yang semakin panjang akan menyebabkan daya aktif dan daya
reaktif yang dihasilkan pada setiap bus semakin kecil, sehingga injeksi daya yang dihasilkan pun
semakin kecil.
4. Semakin jauh jarak jalur transmisi maka semakin kecil injeksi daya yang didapat. Hal
ini dikarenakan jarak saluran transmisi yang semakin panjang akan menyebabkan
daya aktif dan daya reaktif yang dihasilkan pada setiap bus semakin kecil, sehingga
injeksi daya yang dihasilkan pun semakin kecil.
5. Semakin panjang jalur transmisi maka semakin besar juga rugi daya (losses) yang
dihasilkan, karena semakin panjang saluran transmisi maka nilai reaktansi (X) dan
nilai resistansi (R) nya akan semakin besar juga, sehingga nilai losses nya juga
semakin besar. Berdasarkan rumus, apabila nilai X lebih besar daripada R maka
losses daya reaktif lebih besar dibandingkan daya aktif, sehingga nilai faktor daya
rendah dan arus yang mengalir pada sistem tenaga listrik mengalami kenaikan yang
mengakibatkan nilai rugi-rugi daya semakin besar.
6. Pada jaringan radial rugi daya (losses) lebih besar dibandingkan rugi daya yang ada
pada jaringan loop, karena arus pada jaringan radial hanya dibebankan pada satu
penghantar sehingga arus di saluran tersebut cukup besar, berbeda pada jaringan loop,
arus di bagi dalam dua penghantar yang masing masing menyuplai beban yang
berbeda.
ANALISA ALIRAN
DAYA
Ruth Rizhka Asima 1855031013
SHORT
CIRCUIT ANALYSIS
Abdul Hadi 1815031049
Pengertian short circuit
Pada suatu sistem tenaga listrik tidak dapat dihindari adanya gangguan,
walaupun sudah didesain sebaik mungkin. Hal ini dapat disebabkan oleh
kerusakan isolasi pada sistem tenaga listrik ataupun gangguan dari luar
seperti dahan pohon dan sebagainya yang mengakibatkan terjadinya
hubung singkat. Menurut standar IEC 60909, definisi hubung singkat
adalah terbentuk jalur konduktif yang tidak disengaja atau disengaja
antara dua atau lebih bagian konduktif (misalnya hubung singkat tiga
fasa) yang membuat perbedaan tegangan (potensial) listrik antara bagian
konduktif tersebut menjadi sama atau mendekati nol. Hubung singkat
adalah koneksi abnormal antara dua node pada jaringan listrik dengan
tegangan yang berbeda. Hubung-singkat, atau kadang disebut
“korsleting”, mengakibatkan arus listrik lebih atau over-current.
Untuk mengatasi gangguan hubung singkat tersebut, perlu
dilakukan analisis gangguan hubung singkat sehingga sistem
proteksi yang tepat pada sistem tenaga listrik dapat ditentukan.
Analisis gangguan hubung singkat adalah analisis yang
mempelajari kontribusi arus gangguan hubung singkat yang
mungkin mengalir pada setiap cabang didalam sistem sewaktu
gangguan hubung singkat yang mungkin terjadi di dalam sistem
tenaga listrik. Adanya hubung singkat menimbulkan arus lebih
yang pada umumnya jauh lebih besar daripada arus pengenal
peralatan dan terjadi penurunan tegangan pada sistem tenaga
listrik, sehingga bila gangguan tidak segera dihilangkan dapat
merusak peralatan dalam sistem tersebut.
Besarnya arus hubung singkat yang terjadi sangat diperngaruhi
oleh jumlah pembangkit yang masuk pada sistem, letak
gangguan dan jenis gangguan. Berdasarkan jenis arus
gangguannya, gangguan pada sistem tenaga listrik dibagi
menjadi dua bagian yaitu gangguan simetris dan gangguan tak
simetris.
Arus ganggung hubung-singkat Arus ganggung hubung-singkat tak-
simetris simetris
Gangguan hubung singkat ini hanya Gangguan hubung singkat jenis ini terjadi
terjadi pada sistem 3 fase. Korsleting pada sistem 1 dan 3 fase. Hubung singkat
jenis ini terjadi di mana ketiga terjadi antara konduktor bertegangan dengan
konduktor terhubung-singkat secara atau tanpa ground. Hubung singkat asimetris
bersamaan. Hubung singkat tipe ini dibagi menjadi:
simetri hanya untuk hubung singkat 3 – Line-to-line fault. Dua fase yang disingkat
fasa dengan atau tanpa ground. Hanya tanpa ground
5% dari total kejadian gangguan – Double line-to-ground fault. Dua fase yang
hubung singkat merupakan hubung terhubung bersama ke ground
singkat 3 fasa. – Single line-to-ground fault. Salah satu fase
terhubung-singkat ground
Akibat dari Gangguan
a. Penurunan tegangan yang cukup besar pada sistem daya sehingga
dapat merugikan pelanggan atau mengganggu kerja peralatan listrik.
b. Bahaya kerusakan pada peralatan yang diakibatkan oleh arcing (busur
api listrik).
c. Bahaya kerusakan pada peralatan akibat overheating (pemanasan
berlebih) dan akibat tekanan mekanis (alat pecah dan sebagainya).
d. Tergangguanya stabilitas sistem dan ini dapat menimbulkan
pemadaman menyeluruh pada sistem tenaga listrik.
e. Menyebabkan penurunan tegangan sehingga koil tegangan relai gagal
bertahan
Gangguan Terjadi Pada

Kondisi Tegangan Normal.


Gangguan pada kondisi tegangan normal terjadi dikarenakan pemerosotan dari isolasi dan kejadian-

kejadian tak terduga dari benda asing. Pemerosotan isolasi dapat terjadi karena polusi dan penuaan. Saat

ini batas ketahanan isolasi tertinggi (high insulation level) sekitar 3-kali nilai tegangan nominalnya. Tapi

dengan adanya pengotoran (pollution) pada isolator yang biasanya disebabkan oleh penumpukan jelaga

(soot) atau debu (dust) pada daerah industri dan penumpukan garam (salt) karena angin yang mengandung

uap garam menyebabkan kekuatan isolasi akan menurun. Hal inilah yang menyebabkan penurunan

resistansi dari isolator dan menyebabkan kebocoran arus.Kebocoran arus yang kecil ini mempercepat

kerusakan isolator. Selain itu pemuaian dan penyusutan yang berulang-ulang dapat juga menyebabkan

kemerosotan resistansi dari isolator.


Gangguan Terjadi Pada Kondisi Tegangan Lebih
Gangguan pada kondisi tegangan lebih salah satunya disebabkan sambaran petir yang tidak cukup
teramankan oleh alat-alat pengaman petir. Petir menghasilkan surja tegangan yang sangat tinggi pada
sistem tenaga listrik, besarnya tegangan dapat mencapai jutaan volt dan ini tidak dapat ditahan oleh isolasi.
Surja ini berjalan secepat kilat pada jaringan listrik, faktor yang membatasinya adalah impedansi dan
resistansi dari saluran. Untuk mengatasi surja petir ini sehingga tidak mengakibatkan kerusakan pada
isolasi dan peralatan sistem tenagal ainnya, diperlukan suatu peralatan proteksi khusus untuk dapat
mengatasi surja petir ini.
Praktikum Analisa Sistem Tenaga 2021

SISTEM PROTEKSI
Richard Sabera 1815031007
Definisi Sistem Proteksi

Sistem proteksi transmisi tenaga listrik adalah proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan listrik pada suatu transmisi tenaga
listrik sehingga proses penyaluaran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga Saluran distribusi
listrik (Substation Distribution) dapat disalurkan sampai pada konsumen pengguna listrik dengan aman.

Sistem proteksi diterapkan pada transmisi tenaga listrik agar jika terjadi
gangguan peralatan yang berhubungan dengan transmisi tenaga listrik tidak
mengalami kerusakan. Ini juga termasuk saat terjadi perawatan dalam kondisi
menyala. Jika proteksi bekerja dengan baik, maka pekerja dapat melakukan
pemeliharaan transmisi tenaga listrik dalam kondisi bertegangan. Jika saat
melakukan pemeliharaan tersebut terjadi gangguan, maka pengaman-
pengaman yang terpasang hurus bekerja demi mengamankan sistem dan
manusia yang sedang melakukan perawatan.

33
Komponen Pada Sistem Proteksi

1. Circuit Breaker (PM)


Circuit Breaker atau pemutus tenaga adalah peralatan listrik yang berfungsi menghubungkan atau
memutuskan rangkaian listrik dalam keadaan normal atau tidak normal yang dilengkapi alat pemadam
busur api. Ketika terjadi gangguan atau keadaan tidak normal, CB sebagai saklar otomatis harus dapat
memisahkan bagian yang terganggu dengan bagian yang tidak terganggu. Proses pengoperasian CB ini
menggunakan suatu rangkaian trip (tripping coil) yang mendapat sinyal dari relay pengaman.

2. Relay
relay proteksi suatu alat yang mengawasi keadaan sebuah rangkaian dan memberikan perintah untuk
membuka rangkaian saat kondisi tidak normal. relay proteksi harus bekerja sesuai dengan yang
diharapkan dengan waktu yang cepat sehingga tidak akan mengakibatkan kerusakan, ataupun kalau
suatu peralatan terjadi kerusakan secara dini telah diketahui

34
Komponen Pada Sistem Proteksi

3. Trafo Arus (CT)


Trafo arus adalah trafo yang menggunakan metode perbandingan rasio antara belitan sekunder dengan
primer untuk mengukur berapa besar arus yang dikur dalam sebuah saluran. Fungsi utama CT adalah
menghasilkan arus proporsional pada tingkat besaran, yang sesuai untuk pengoperasian alat pengukur
atau pelindung jarak rendah seperti instrumen penunjuk atau perekam dan relay.

4. Trafo Tegangan (PT)


PT (Potential Transformers) atau kadang-kadang disebut VT (Voltage Transformers) adalah
transformator step-down yang memiliki banyak lilitan primer tetapi sedikit lilitan sekunder, sehingga
tegangan dapat dengan mudah diukur dengan menggunakan instrumen voltmeter jarak rendah.
Beberapa jenis PT (Potential Transformers) : Jenis cangkang, Tipe kering, Jenis minyak

35
Komponen Pada Sistem Proteksi

5. Sumber Tegangan DC
Baterai sebagai sumber arus searah yang dipakai untuk menyuplai daya ke relay proteksi agar relay
tersebut dapat mengolah informasi yang diterima dan memberikan perintah trip ke PMT. Untuk
kebutuhan operasi relay dan kontrol di PLN sendiri, terdapat dua sistem catu daya pasokan arus searah
yaitu DC 110 V dan DC 220 V. Catu daya DC bersumber dari rectifier dan baterai yang terpasang pada
instalasi secara paralel dengan beban, sehingga dalam operasionalnya disebut sistem DC

6. Pengawatan (Wiring)
Setelah semua elemen-elemen sistem proteksi diatas terpenuhi maka dibutuhkan suatu elemen terakhir
sebagai unsur penyempurna dari semua aspek diatas yang berfungsi mengintegrasikan semua elemen
tersebut dan membentuk suatu sistem proteksi. Elemen penting tersebut yaitu pengawatan (wiring).
Wiring bertindak sebagai penghubung antar peralatan sistem proteksi agar kinerjanya dapat optimal.

36
Relay proteksi

relay proteksi adalah sebuah peralatan listrik yang dirancang untuk mendeteksi bila terjadi gangguan atau sistem tenaga listrik
tidak normal. relay pengaman merupakan kunci kelangsungan kerja dari suatu sistem tenaga listrik, dimana gangguan segera
dapat dilokalisir dan dihilangkan sebelum menimbulkan akibat yang lebih luas. Gambar dibawah menggambarkan diagram blok
urutan kerja relay pengaman.

37
Relay proteksi

Fungsi relay proteksi pada suatu sistem tenaga listrik antara lain :

Melepaskan bagian sistem yang Mendeteksi adanya gangguan


terganggu sehingga bagian atau keadaan abnormal lainnya
sistem lainnya dapat terus pada bagian sistem yang
beroperasi. diamankannya.

Memberitahu operator tentang adanya


gangguan dan lokasinya

38
Persyaratan Kualitas Proteksi

▪ Keandalan (Reliability). Pada prinsipnya relay harus dapat diandalkan cara kerjanya (dapat mendeteksi dan melepaskan bagian
yang terganggu), tidak boleh gagal bekerja. relay juga tidak 23 boleh salah kerja, salah kerja misalnya karena lokasi gangguan
diluar kawasan pengamanannya atau sama sekali tidak ada gangguan, kerja yang terlalu cepat atau terlalu lambat. Salah kerja
dapat mengakibatkan pemadaman yang sebenarnya tidak perlu, jadi pada prinsipnya relay tidak boleh salah kerja.

▪ Kecepatan (Speed). Untuk memperkecil kerugian atau kerusakan akibat gangguan, maka bagian yang terganggu harus
dipisahkan secepat mungkin dari bagian sistem lainnya. Tujuan utamanya adalah mengamankan kontinuitas pasokan daya
dengan menghilangkan setiap gangguan sebelum gangguan tersebut berkembang atau meluas kearah yang membahayakan
stabilitas dan hilangnya sinkronisasi sistem yang pada akhirnya dapat merusak sistem tersebut.

39
Persyaratan Kualitas Proteksi

Ada beberapa persyaratan yang sangat perlu diperhatikan dalam suatu perencanaan sistem proteksi yang efektif yaitu :

▪ Kepekaan (Sensitifity). Pada dasarnya relay harus cukup peka, sehingga dapat mendeteksi gangguan dikawasan
pengamanannya. relay harus bekerja pada saat awal terjadi gangguan, sehingga gangguan lebih mudah diatasi dan tidak
menyebar pada sistem yang tidak terkena gangguan.

▪ Selektifitas (Selectivity). relay mampu mendeteksi lokasi terjadinya gangguan dan mengisolir hanya di tempat terjadinya
gangguan. Misalnya, apabila ada satu bagian dari sistem yang mengalami gangguan maka bukan keselurahan sistem yang
harus mengalami pemutusan, karena bila seluruh sistem mengalami pemutusan maka akan sangat merugikan bagian lain yang
tidak mengalami gangguan.

40
Jenis Relay Berdasarkan Karakteristik Waktu

1. relay arus lebih sesaat (instantaneous)


Adalah relay arus lebih yang tidak mempunyai waktu tunda / waktu kerja sesaat. relay bekerja pada
gangguan yang paling dekat dengan lokasi dimana relay terpasang atau dibedakan berdasarkan level
gangguan secara lokasi sistem. relay yang bekerja seketika (tanpa waktu tunda) ketika arus yang mengalir
melebihi nilai settingnya, relay akan bekerja dalam waktu beberapa mili detik (10 – 20 ms).

Gambar Karakteristik Waktu


Seketika

2. relay arus lebih definite (definite time)


Adalah relay dimana waktu tundanya tetap, tidak tergantung pada besarnya arus gangguan. Jika arus
gangguan telah melebihi arus settingnya berapapun besarnya arus gangguan relay akan bekerja dengan
waktu yang tetap.

Gambar Karakteristik Waktu


Tertentu 41
Jenis Relay Berdasarkan Karakteristik Waktu

3. relay arus lebih inverse (inverse time)


Adalah relay dimana waktu tundanya mempunyai karakteristik tergantung pada besarnya arus gangguan.
Jadi semakin besar arus gangguan maka waktu kerja relay akan semakin cepat, arus gangguan berbanding
terbalik dengan waktu kerja relay. Pada relay jenis ini karakteristik kecuraman waktu – arus dikelompokan
menjadi : normal inverse, very inverse, long inverse, dan extremly inverse

Gambar Karakteristik Waktu


Terbalik

42
Praktikum Analisa Sistem Tenaga 2021

ANALISIS GANGGUAN TIDAK


SIMETRIS SISTEM TENAGA
Rizky Akbar Dwi Aska 1815031061
Definisi Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik

Gangguan adalah suatu ketidaknormalan (interferes) dalam sistem tenaga listrik yang mengakibatkan mengalirnya arus yang tidak
seimbang dalam sistem tiga fasa. Gangguan dapat juga didefinisikan sebagai setiap kesalahan dalam suatu rangkaian yang
menyebabkan terganggunya aliran arus yang normal

Tujuan dilakukan Analisa gangguan adalah:

1 2 3
Penyelidikan terhadap unjuk kerja relay Untuk mengetahui kapasitas rating Untuk mengetahui distribusi arus
proteksi maksimus dari pemutus tenaga gangguan dan tingkat tegangan sistem
pada ssat terjadi gangguan.

44
Faktor Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik

Penyebab gangguan yang berasal dari dalam sistem antara lain:

Kerusakan material seperti isolator pecah, kawat putus,


atau kabel cacat isolasinya

Tegangan dan arus Pemasangan yang


abnormal kurang baik

Kesalahan mekanis karena Beban yang melebih


proses penuaan kapasitas

45
Faktor Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik

Penyebab gangguan yang berasal dari luar sistem antara lain:

Pengaruh cuaca seperti hujan, angin, serta Gangguan-gangguan mekanis karena


surja petir. Pada gangguan surja petir pekerjaan galian saluran lain.
dapat mengakibatkan gangguan tegangan Gangguan ini terjadi untuk sistem
lebih dan dapat menyebabkan gangguan kelistrikan bawah tanah.
hubung singkat karena tembus isolasi
peralatan (breakdown).

Pengaruh lingkungan seperti pohon, binatang dan benda benda asing


serta akibat kecerobohan manusia.
46
Definisi Gangguan Asimetris

Kebanyakan gangguan yang terjadi pada sistem tenaga listrik adalah


gangguan tidak simetris. Pada gangguan ini magnitude dari tegangan
serta arus yang mengalir pada setiap fasa berbeda. Komponen
simetris merupakan metode yang dikembangkan C.L. Fortescue pada
tahun 1918. Metode ini memperlakukan tiga fasa yang tidak seimbang
pada sistem tenaga listrik seolah-olah sistem tersebut seimbang.
Metode ini membuktikan bahwa sistem yag tidak simetris dapat
dijabarkan menjadi tiga buah set komponen simetris.

47
Gangguan Asimetris

Gangguan yang sering terjadi pada sistem tenaga listrik merupakan gangguan asimetris sehingga memerlukan metode komponen
simetris untuk menganalisa tegangan dan arus pada saat terjadinya gangguan. Gangguan yang terjadi dapat dianalisa dengan
menghubung-singkat semua sumber tegangan yang ada pada sistem dan mengganti titik (node) gangguan dengan sebuah sumber
tegangan yang besarnya sama dengan tegangan sesaat sebelum terjadinya gangguan di titik gangguan tersebut. Dengan
menggunakan metode ini sistem tiga fasa tidak seimbang dapat direpresentasikan dengan menggunakan teori komponen simetris
yaitu berdasarkan komponen urutan positif, komponen urutan negatif dan komponen urutan nol

1. Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah

𝑉𝑓
𝐼𝐴1 =
𝑍0 + 𝑍1 + 𝑍2

48
Gangguan Asimetris

1. Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa

𝑉𝑓
𝐼𝐴1 =
𝑍1 + 𝑍2

2. Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa ke Tanah

𝑉𝑓
𝐼𝐴1 =
𝑍 𝑍
𝑍1 + 𝑍 2+ 0𝑍
2 0

49
Metode Komponen Simetris Untuk Gangguan Hubung Singkat

1. Komponen Urutan Positif (positif sequence component). Merupakan komponen yang terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya,
terpisah satu dengan yang lain dalam fasa sebesar 120°, dan mempunyai urutan fasa yang sama seperti fasor aslinya (ditandai
dengan subscript 1). Saat sistem berada dalam kondisi normal, hanya terdapat arus dan tegangan urutan posotif saja, sehingga
impedansi sistem pada kondisi normal adalah impedansi urutan positif, Ketika terjadi gangguan, cabang yang terganggu pada
sistem dapat digantikan dengan perubahan tegangan ∆𝑉 = 𝑉 − 𝑉1 dan semua sumber teganga yang ada pada sistem dihubung
singkat, sehingga akan diperoleh arus gangguan ∆𝐼 yang mengalir kedalam sistem yaitu:

𝑉−𝑉1
∆𝐼 = − dan ∆𝐼 = 𝐼 − 𝐼1
𝑍1

Karena arus awal sistem sebelum terjadi gangguan adalah nol, maka arus yang mengalir dicabang yang mengalami gangguan
adalah 𝐼1 = −∆𝐼 sehingga di dapat

𝑉1 = 𝑉 − 𝐼1 𝑍1

50
Metode Komponen Simetris Untuk Gangguan Hubung Singkat

2. Komponen urutan negative (negative sequence components). Merupakan komponen yang terdiri dari tiga fasor yang sama
besarnya, terpisah satu dengan yang lain dalam fasa sebesar 120°, dan mempunyai urutan fasa yang berlawnan dengan fasor
aslinya (ditandai dengan subscript 2). Jika pada kondisi normal hanya terdapat komponen urutan positif, maka komponen
urutan negative hanya ada pada saat terjadi gangguan. Karena tidak ada komponen urutan negative sebelum terjadinya
gangguan, maka apabila terjadi gangguan akan timbul perubahan teangan sebesar −𝑉2 , dan arus 𝐼2 yang mengalir dari sistem
ke gangguan adalah:

𝑉
𝐼2 = − 𝑍2 dan 𝑉2 = −𝐼2 𝑍2
2

𝑍2 merupakan impedansi urutan negative dan pada umumnya sama dengan impedansi urutan positif.

51
Metode Komponen Simetris Untuk Gangguan Hubung Singkat

2. Komponen urutan nol (zero sequence component). Merupakan komponen yang terdir dari tiga fasor yang sama besarnya dan
tidak ada pergeseran fasa antara fasor yang satu denga yang lain (ditandai dengan subscript 0). Persamaan untuk komponen
urutan nol saat terjadi gangguan yaitu:

𝑉0
𝐼0 = − dan 𝑉0 = −𝐼0 𝑍0
𝑍0

Arus dan tegangan pada komponen urutan nol adalah sefasa, oleh karena itu arus urutan nol untuk dapat mengalir di sistem
memerlukan jalan balik (return connection) melalui pentanahan netral sistem. Impedansi urutan nol umumnya tidak sama
dengan impedansi urutan positif dan tergantung dari beberapa factor seperti jenis peralatan sistem, cara menghubungkan
belitan (∆ atau Y), dan cara pentanahan titik netral.

52
Thanks!
ANY QUESTIONS?

53

Anda mungkin juga menyukai