Anda di halaman 1dari 25

ANALISA ALIRAN DAYA ( LOAD FLOW ANALYSIS )

Analisis aliran daya merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui kondisi
sistem tenaga listrik, apakah masih dalam keadaaan aman atau tidak, sehingga sangat
dibutuhkan dalam perencanaan sistem untuk masa yang akan datang dan merupakan
bahan evaluasi terhadap sistem yang ada. Studi aliran daya di dalam sistem tenaga
merupakan studi yang mengungkapkan kinerja dan aliran daya (nyata dan reaktif )
untuk keadaan tertentu ketika sistem bekerja saat tunak (steady state). Hasil perhitungan
aliran daya digunakan juga sebagai data awal untuk analisis gangguan sistem, analisis
stabilitas sistem. Tujuan utama studi sistem daya adalah untuk menentukan magnitude
tegangan, sudut/vektor tegangan, aliran daya aktif dan daya reaktif pada saluran, serta
rugi-rugi daya yang muncul dalam suatu sistem tenaga listrik. Jadi pada setiap bus
terdapat empat besaran yaitu P,Q,V dan δ. Di dalam studi aliran daya dua dari ke-empat
besaran itu diketahui dan dua yang lain perlu dicari. Berdasarkan hal tersebut, bus-bus
dibedakan menjadi tiga jenis yaitu bus beban (load bus), bus generator (gen bus), dan
bus berayun (slack bus) [8].
Analisis aliran daya dalam sistem tenaga listrik digunakan untuk menentukan
parameter-parameter yang ada dalam sistem tenaga listrik. Sebelum studi aliran daya ini
dilakukan, sistem yang dianalisis harus terlebih dahulu direpresentasikan dengan suatu
diagram pengganti. Persoalan-persoalan pokok yang terdapat dalam sistem tenaga listrik
adalah:
1. Aliran Daya
Aliran Daya adalah arus energi listrik yang mengalir dari sumber daya seperti
pembangkit listrik ke beban seperti konsumen atau peralatan listrik. Aliran daya terjadi
karena adanya perbedaan potensial antara sumber daya dan beban, sehingga energi
listrik dapat mengalir dan digunakan.
2. Operasi Ekonomik
Operasi Ekonomik merujuk pada pengoperasian sistem tenaga listrik dengan cara
yang paling efisien secara ekonomi. Tujuannya adalah untuk mencapai kestabilan dan
kualitas aliran daya dengan biaya operasional yang minimal. Operasi ekonomik
melibatkan pengaturan dan pengendalian peralatan listrik, pemantauan permintaan daya,
dan pengelolaan sumber daya secara efisien.
3. Hubung Singkat

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


Hubung Singkat adalah situasi saat dua atau lebih konduktor listrik terhubung secara
langsung tanpa hambatan resistansi yang signifikan. Hubung singkat dapat
menyebabkan arus listrik yang sangat tinggi melalui jalur yang terhubung, yang dapat
menyebabkan kerusakan pada peralatan listrik atau mulai kebakaran. Oleh karena itu,
sistem tenaga listrik diharuskan memiliki perlindungan yang baik terhadap hubung
singkat.
4. Kestabilan Peralihan
Kestabilan Peralihan adalah kemampuan sistem tenaga listrik untuk tetap stabil
dalam menghadapi perubahan beban daya yang cepat dan besar. Perubahan tiba-tiba
dalam penggunaan daya listrik dapat mempengaruhi tegangan, frekuensi, dan aliran
daya dalam sistem. Oleh karena itu, sistem tenaga listrik harus dirancang dan
dioperasikan agar tetap stabil dalam menghadapi perubahan beban yang mendadak.
5. Pengaturan daya aktif dan pengaturan daya reaktif
Pengaturan daya aktif adalah kemampuan untuk mengendalikan jumlah daya aktif
(watt) yang disuplai atau dikonsumsi dalam sistem tenaga listrik. Pengaturan daya aktif
melibatkan pengaturan pembangkit listrik dan kontrol beban untuk menjaga
keseimbangan antara pasokan dan permintaan daya aktif.
6. Frekuensi
Frekuensi adalah jumlah siklus lengkap gelombang listrik yang terjadi per detik.
Dalam sistem tenaga listrik, frekuensi konstan biasanya 50 Hz atau 60 Hz. Frekuensi
yang stabil penting agar peralatan listrik dapat bekerja dengan benar dan sinkron dengan
sistem kelistrikan yang diberikan.
7. Tegangan
Tegangan adalah perbedaan potensial yang ada antara dua titik dalam sebuah
rangkaian listrik. Tegangan yang diberikan oleh pembangkit listrik harus diatur dan
dijaga agar tetap dalam kisaran yang aman dan sesuai dengan kebutuhan peralatan
listrik yang terhubung.
8. Pengaturan beban
Pengaturan beban mengacu pada kemampuan untuk mengatur dan mengendalikan
jumlah daya yang dikonsumsi oleh beban dalam sistem tenaga listrik. Pengaturan beban
melibatkan penggunaan peralatan kontrol seperti pengatur suhu, pengaturan kilowatt
jam, atau peralatan listrik lainnya untuk mengelola konsumsi daya beban dengan
efisien.

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


Aliran daya adalah studi yang dilaksakan untuk mendapatkan informasi mengenai
aliran daya atau tegangan sistem dalam kondisi operasi lunak. Informasi ini sangat
dibutuhkan guna mengevaluasi unjuk kerja sistem tenaga dan menganalisa kondisi
pembangkitan maupun pembebanan. Analisis ini memerlukan pula informasi aliran
dalam kondisi normal maupun darurat. Masalah aliran daya mencakup perhitungan
aliran dan tegangan sistem pada terminal tertentu. Representasi tunggal selalu dilakukan
karena sistem di anggap seimbang [9].
Tujuan aliran daya adalah untuk mengetahui besar vektor tegangan pada tiap bus
dan besar aliran daya pada tiap cabang suatu jaringan untuk suatu kondisi beban tertentu
dalam kondisi normal. Hasil perhitungan dapat digunakan untuk menelaah berbagai
persoalan yang berhubungan dengan jaringan tersebut, yaitu meliputi hal – hal yang
berhubungan dengan operasi jaringan yaitu :
1. Pengaturan tegangan (voltage regulation), perbaikan faktor daya (power factor)
jaringan, kapasitas kawat penghantar, termasuk rugi – rugi daya.
2. Perluasan atau pengembangan jaringan, yaitu menentukan lokasi yang tepat untuk
penambahan bus beban baru dan unit pembangkitan atau gardu induk baru.
3. Perencanaan jaringan, yaitu kondisi jaringan yang diinginkan pada masa mendatang
untuk melayani pertumbuhan beban karena kenaikan terhadap kebutuhan tenaga
listrik.
Perhitungan aliran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat penting untuk
mengetahui kondisi operasi sistem. Perhitungan aliran daya pada tegangan, arus dan
faktor daya di berbagai simpul suatu jaringan listrik dilakukan pada keadaan operasi
normal. Hasil perhitungan aliran daya ini kemudian digunakan untuk mensimulasi
kondisi gangguan yang besar, stabilitas transien maupun analisa kontigensi yaitu analisa
keadaan dimana sebagian komponen sistem tidak terhubung ke sistem dengan baik [10].
Perhitungan aliran daya membutuhkan informasi ramalan kebutuhan bebas di setiap
titik pelayanan, rencana operasi pusat pembangkit dan rencana operasi fasilitas tranmisi.
Dan informasi diatas dapat disusun persamaan aliran daya dari satu Gardu Induk ke
Gardu Induk lainnya.
Studi aliran daya atau load flow study adalah suatu studi yang mempelajari aliran
daya pada suatu sistem kelistrikan dari suatu titik ke titik lain dan tegangan pada bus-
bus yang berada pada sistem tersebut. Studi aliran daya merupakan penentuan atau
perhitungan tegangan, arus, daya aktif, faktor daya dan daya reaktif yang terdapat pada

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


berbagai titik dalam suatu jaringan sistem tenaga listrik pada keadaan pengoperasian
normal, baik yang sedang berjalan maupun yang diharapkan akan terjadi di masa yang
akan datang. Studi analisis aliran daya dapat dihitung secara manual maupun
menggunakan software computer [11].
Dalam sistem distribusi listrik analisa aliran daya dapat digunakan ntuk
mengetahui :
1. Profil Tegangan (Magnitud dan sudut) pada tiap node.
2. Aliran daya pada tiap segmen saluran (kW dan kVAR).
3. Rugi-rugi tiap saluran dan trafo.
4. Total input pada saluran (kW dan kVAR)
5. Rugi-rugi total saluran dan trafo (kW dan kVAR)
Dari hasil aliran daya ini akan dapat membantu perencanaan untuk tahun berikutnya
(tahun ke 2 sampai ke 10) yang mencakup: penambahan jaringan dan peralatan baru,
penambahan jumlah konsumen, dan menganalisa persoalan tegangan (jatuh tegangan).
Kemudian menentukan besarnya biaya investasi minimum yang diperlukan agar kriteria
dapat dipenuhi [12].
Dengan melakukan suatu analisa terhadap sistem tenaga merupakan salah satu cara
untuk meningkatkan kualitas energi listrik, dikarenakan analisa sistem tenaga mencakup
beberapa permasalahan utama dalam sistem tenaga yaitu aliran beban, hubung singkat,
stabilitas dan pengaman. Keempat masalah tersebut adalah faktor penting untuk
meningkatkan kualitas energi listrik yang disalurkan. Untuk menyelesaikan studi aliran
daya dengan metode iterasi (numerik) telah banyak dikembangkan dengan
menggunakan komputer digital. Bermacam metode penyelesaian studi aliran daya telah
semakin banyak dikembangkan sejalan dengan makin berkembangnya konfigurasi
jaringan sistem tenaga, baik dalam perencanaan, pengembangan, maupun
pengoperasian. Sampai saat ini beberapa metode yang sering dipelajari adalah Metode
Gauss Seidel, Metode Newton Rhapson, Metode Decoupled, dan Metode Fast
Decoupled. Masing-masing metode untuk analisa aliran daya mempunyai kekurangan
dan kelebihan satu sama lain.
Konsep perhitungan aliran daya dalam dilakukannya studi atau analisa aliran listrik
adalah menghitung faktor faktor dasar pada sistem tenaga listrik seperti, besar beda
potensial dan sudut fasa tegangan ẟ. Perhitungan Aliran Daya juga menjadi salah satu
proses dilakukannya perhitungan terhadapbesarnya Daya Aktif (P) dan Daya Reaktif

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


(Q) didalam setiap bagian terutama yang menjadi komponen utama dalam sistem
pendistribuan daya listrik dalam sistem tenaga listrik, tak lupa juga berdasarkan
dilakukannya perhitungan daya Aktif (P) dan Daya Reaktif (Q) juga dapat dilakukan
Analisa terhadap Jatuh tegangan dan Rugi Rugi daya pada sistem baik pembangkitan
maupun Beban [13].
Pada sistem tenaga listrik selalu memiliki kecendrungan yaitu terjadinya
pembentukan sistem Interkoneksi antara satu pusat pembangkit dengan Pembangkit
lainnya dengan tujuan agar sistem memiliki tingkat keandalan yang mumpuni serta
distribusi listrik yang layak. Mempelajari proses terjadinya aliran daya pada suatu
sistem tenaga listrik adalah kegiatan memahami serta menentukan tegangan, arus, daya
aktif dan reaktif pada sistem tenaga listrik yang nantinya indikator analisis tersebut akan
menjadi acuan dengan melihat prosesnya guna menjaga pengoperasian jaringan listrik
selalu dalam keadaan baik dan stabil hingga waktu yang lama.
Pada dasarnya setiap Sistem Tenaga Listrik memiliki modul atau dikenal dengan
sebutan BUS yang didalamnya terdapat proses terjadinya aliran daya yang terdiri dari
sudut serta magnitude beda potensial, aliran daya aktif dan reaktif, kondisi serta segala
hal yang diperlukan untuk kestabilan proses berjalannya sistem tenaga listrik tersebut,
yang mana berdasarkan tujuan tersebut terdapat 3 macam Bus yaitu Generator Bus
adalah bus yang memiliki pengaturan daya reaktif yang dapat dikontrol agar
tegangangnya pasti. Bus ini juga dinamakan sebagai PV Bus karena terdiri dari
parameter berupa daya (P) dan tegangan (V).
Generator bus atau Voltage Generator bus berfungsi tidak hanya untuk pengontrol
tegangan akan tetapi juga dapat menambah daya dalam sistem karena bus ini paling
kurang terkoneksi dengan 1 buah generator, Beban Bus adalah bus yang memiliki
hubungan dengan tahap akhir dari suatu sistem tenaga listrik yaitu beban. Bus Beban
memiliki parameter yaitu daya aktif (P) dan daya reaktif (Q) sehingga bus ini juga dapat
disebut sebagai PQ Bus. Bus pembebanan atau yang biasa juga disebut sebagai Load
bus adalah bus beban yang memiliki besaran nilai daya aktif (P) dan daya reaktif (Q)
yang diketahui, dan Penghubung Bus adalah Bus yang menjadi penghubung untuk
memberikan suplai ketika terjadi kebutuhan daya aktif (P) dan daya reaktif (Q) didalam
sistem tenaga listrik. Bus ini memiliki parameter berupa tegangan (V) dan sudut fasa
(ẟ). Pada suatu sistem tenaga listrik hanya terdapat 1 Bus Referensi sebagai tempat
pembangkit atau generator dengan kapasitas terbesar didalam sistem tenaga listrik.

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


Slack bus berfungsi untuk mencatu rugirugi dan kekurangan daya aktif dan reaktif pada
jaringan. Karena itu bus yang biasa digunakan adalah bus yang berdaya besar, dimana
tegangan dan sudut fasanya diketahui [14].

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


2.4.2 Data Hasil Percobaan
1. Pecobaan Load Flow 1
a. Sebelum di Run, sebelum diperbaiki

Karakteristik Per Komponen


- Generator
1. Generator 1 (Gen 1)
Tab Info : Swing
Tab Rating : 100 MW
kV :20 kV
Pf(%) : 85%

- Transformator
1. Transformator 1 (T1)
Tab Rating :
a. Voltage Rating
Primer :20
Sekunder :70

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


b. Power Rating
Rated :150 MVA
2. Transformator 2 (T2)
Tab Rating :
a. Volatge Rating :
Primer :70
Sekunder : 20
b. Power Rating :
Rated : 100 MVA

- Bus
1. Bus 1
Nominal kV : 20 kV
2. Bus 2
Nominal kV : 70 kV
3. Bus 3
Nominal kV : 70 kV
4. Bus 4
Nominal kV : 70 kV
5. Bus 5
Nominal kV : 20 kV
6. Bus 6
Nominal kV : 20 kV
7. Bus 7
Nominal kV : 20 kV

- Load
1. Load 1
Tab Loading :
kV : 70 kV
MVA : 15 MVA
Pf (%) : 85%

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


2. Load 2
Tab loading :
kV : 20 kV
MVA : 20 MVA
Pf (%) : 85%

3. Load 3
Tab Loading :
kV : 20 kV
MVA : 20 MVA
Pf (%) : 85%

- Transmission Line
1. Transmission Line 1 (TL 1)
Tab Info :
Length : 15 km
Tab Impedance :
User Defined
R-T1 R-T2 X Y
Positive 0.1 0.1 0.2 0
Negative 0.1 0.1 0.2 0
Zero 0.1 0 0.2 0

- Cabel
1. Cable 1
Tab Info :
Length : 200 m
Tab Impedance
R X
Positive 0.1 0.2
Zero 0 0

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


2. Cable 2
Tab Info:
Length : 200 m
Tab Impedance
R X
Positive 0.1 0.2
Zero 0 0

3. Cable 3
Tab Info:
Length : 1 km
Tab Impedance
R X
Positive 0.1 0.2
Zero 0 0

b. Setelah di Run, sebelum diperbaiki

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


c. Setelah di Run, sesudah diperbaiki

Dengan besaran yang diubah :


Transformator
 Transformator 1 (T1)
Tab tap : % Tab Secondary = 5 (Mula mula 0)
 Transformator 2 (T2)
Tab tap : % Tab Secondary = 5 (Mula mula 0)

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


2. Pecobaan Load Flow 2
a. Sebelum di Run, sebelum diperbaiki

Karakteristik Per Komponen


- Generator
1. Generator 1 (Gen 1)
Tab :Swing
Tab Rating : 100 MW
kV :20 kV
Pf(%) : 85%

2. Generator 2 (Gen 2)
Tab : Voltage Control
Tab Rating : 100 MW
kV : 20 kV
Pf(%) : 85%

3. Generator 3 (Gen 3)
Tab Info : Swing
Tab Rating : 100 MW
kV : 20 kV
Pf(%) : 85%

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


- Transformator
1. Transformator 1 (T1)
Tab Rating :
a. Voltage Rating
Primer :20
Sekunder :150
b. Power Rating
Rated :150 MVA

2. Transformator 2 (T2)
Tab Rating :
a. Volatge Rating :
Primer : 150
Sekunder : 20
b. Power Rating :
Rated : 150

3. Transformator 3 (T3)
Tab Rating :
c. Volatge Rating :
Primer : 150
Sekunder : 20
d. Power Rating :
Rated : 150

- Bus
1. Bus 1
Nominal kV : 20 kV
2. Bus 2
Nominal kV : 150 kV
3. Bus 3
Nominal kV : 150 kV
4. Bus 4

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


Nominal kV : 150 kV
5. Bus 5
Nominal kV : 20 kV
6. Bus 6
Nominal kV : 150 kV
7. Bus 7
Nominal kV : 20 kV
8. Bus 8
Nominal kV : 20 kV

- Load
1. Load 1
Tab Loading :
kV : 150 kV
MVA : 30 MVA
Pf (%) : 85%

2. Load 2
Tab loading :
kV : 20 kV
MVA : 25 MVA
Pf (%) : 85%

3. Load 3
Tab Loading ;
kV : 150 kV
MVA : 15 MVA
Pf (%) : 85%

4. Load 4
Tab Loading :
kV : 20 kV
MVA : 10 MVA

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


Pf (%) : 85%

- Transmission Line
1. Transmission Line 1 (TL 1)
Tab Info :
Length : 20 km
Tab Impedance :
User Defined
R-T1 R-T2 X Y
Positive 0.1 0.1 0.2 0
Negative 0.1 0.1 0.2 0
Zero 0 0 0.2 0

2. Transmission Line 2 (TL 2)


Tab Info :
Length : 25 km
Tab Impedance :
User Defined
R-T1 R-T2 X Y
Positive 0.1 0.1 0.2 0
Negative 0.1 0.1 0.2 0
Zero 0 0 0.2 0

3. Transmission Line 2 (TL 2)


Tab Info :
Length : 15 km
Tab Impedance :
User Defined
R-T1 R-T2 X Y
Positive 0.1 0.1 0.2 0
Negative 0.1 0.1 0.2 0

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


Zero 0 0 0.2 0

4. Transmission Line 2 (TL 2)


Tab Info :
Length : 25 km
Tab Impedance :
User Defined
R-T1 R-T2 X Y
Positive 0.1 0.1 0.2 0
Negative 0.1 0.1 0.2 0
Zero 0 0 0.2 0

5. Transmission Line 2 (TL 2)


Tab Info :
Length : 5 km
Tab Impedance :
User Defined
R-T1 R-T2 X Y
Positive 0.1 0.1 0.2 0
Negative 0.1 0.1 0.2 0
Zero 0 0 0.2 0

b. Setelah di Run, sebelum diperbaiki

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


c. Setelah di Run, setelah diperbaiki

Dengan besaran yang diubah :


Transformator
 Transformator 1 (T1)
Tab tap : % Tab Secondary = 5 (Mula mula 0)
 Transformator 2 (T2)
Tab tap : % Tab Secondary = 2,5 (Mula mula 0)
 Transformator 3 (T3)
Tab tap : % Tab Secondary = 2,5 (Mula mula 0)

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


2.5 Tugas dan Jawaban
1. Jelaskan Perbedaan generator Swing dan Voltage Control
2. Jelaskan Penggunaan power grid dan generator
3. Sebutkan dan jelaskan 2 cara memperbaiki jatuh tegangan pada rangkaian
4. Jelaskan penyebab losses pada trafo
5. Foto dengan hewan (Kecuali kucing dan anjing)
Jawaban
1. Perbedaan generator swing dan Voltage control
a. Swing
Sebuah generator dengan mode swing akan berusaha memenuhi kekurangan
aliran daya pada sistem dimana nilai sudut tegangan terminal generator akan
dijaga tetap berada pada nilai operasi tertentu. Salah satu operasi mesin
yang beroperasi swing akan dipilih sebagai mesin referensi untuk
keseluruhan sistem, sehingga harus ada minimal satu mesin yang terhubung
dengan sistem pada diagram satu garis. Selain itu tegangan rating generator
swing digunakan sebagai basis tegangan pada bus yang terhubung dengan
generator tersebut.

b. Voltge Control
Voltage control merupakan generator mode droop (nilai MW konstan)
dengan sebuah AVR (Automatic voltage regulator) yang mengatur exciter
untuk beroperasi pada tegangan konstan.

2. Penggunaan Power Grid dan Generator


a. Power Grid
Suplai yang diambil oleh sistem sebagai sumber tegangan dalam hal ini
adalah PLN dengan inputan data yaitu nominal kV, kapasitas daya dalam
MVA, nilai X/R, mode swing sebagai referensi.
b. Generator
Suplai yang diambil oleh sistem sebagai sumber tegangan yang tersedia
sebagai main power dengan inputan data kapasitas daya dalam MVA,
nominal Kv, % power faktor, hubungan grounding pada generator, mode
swing sebagai referensi.

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


3. 2 cara memperbaiki jatuh tegangan pada rangkaian
a. Penambahan Kapasitor
Untuk mengurangi jatuh tegangan adalah satunya dengan penambahan
kapasitor, akan tetapi pada rangkaian ETAP kapasitor yang digunakan
adalah generator. Penambahan generator pada rangkaian sangat
berpengaruh, menggunakan generator sebagai Mvar control dan juga
voltage control. Hal ini disebabkan adanya penyuplai daya reaktif kepada
beban dalam jumlah besar dan tentunya akan sangat berpengaruh baik pada
sistem dan menjaga keseimbangan aliran daya ke beban.
b. Setting Tap Changer
Tap Changer adalah alat perubah perbandingan transformasi untuk
mendapatkan tegangan operasi sekunder yang lebih baik dari tegangan
jaringan/ primer yang berubah-ubah. Agar memenuhi kualitas tegangan,
maka pada salah satu atau kedua sisi belitan transformator dibuat tap
(penyadap) untuk merubah perbandingan transformasi (rasio) dari trafo.
Dengan demikian untuk memperbaiki bus tegangan pada ujung beban cukup
dilakukan dengan menambahkan luas penampang kabel atau mengubah tap
trafo dengan menggunakan LTC (Load Tap Changer). LTC adalah
peralatan pada trafo yang digunakan untuk merubah perbandingan antara
kumparan primer dan kumparan sekunder pada trafo.

4. Losses yang terjadi pada transformator diakibatkan karena adanya


ketidakseimbangan pada beban. Losses yang terjadi karena ketidakseimbangan
pada beban akan menimbulkan losses energy diantaranya:
a. Losses akibat adanya arus netral
Losses ini terjadi karena ada arus yang lumayan cukup besar mengalir
penghantar netral sebagai akibat dari ketidakseimbangan beban antara tiap-
tiap fasa pada sisi sekunder trafo (fasa R, fasa S, fasa T). Arus yang
mengalir pada penghantar netral trafo ini menyebabkan losses (rugi-rugi).
b. Losses akibat adanya arus grounding
Losses ini terjadi karena ada arus yang yang mengalir pada penghantar
grounding (pentanahan) sebagai akibat dari ketidakseimbangan beban.

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


5. Foto dengan hewan (ayam)

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


2.6 Analisa Hasil Percobaan
Pada praktikum kali ini mempelajari tentang Analisa Aliran Daya atau Load Flow
Analysis, yang dimana tujuan dari praktikum ini ialah untuk menganalisa masalah pada
aliran daya di sistem tenaga listrik apakah masih dalam kondisi aman atau tidak. Pada
percobaan Load Flow Analysis kami melakukan sebanyak 2 kali percobaan rangkaian
sistem tenaga listrik, dimana dalam melaksanakan praktikum kita menggunakan
software aplikasi ETAP. Pada percobaan Load Flow 1 komponen yang digunakan yaitu
1 generator Swing dengan rating 100 MW, 20 Kv dan Power Factor 85%, 2
Transformator dengan Voltage rating pada T1 primer sebesar 20 kv dan sekunder 70
dan power rating sebesar 150 MVA serta pada T2 Voltage rating primer sebesar 70 kV
dan sekunder 20 kV serta power rating 100 MVA, 7 buah bus dengan masing nilai dari
bus 1 sampai 7 sebesar 20 kV, 70 kV, 70 kV, 70 kV, 20 kV, 20 kV, dan 20 kV, 3 load
atau beban yang dimana pada Load 1 70 kV, 15 MVA dan pada load 2 dan 3 masing-
masing 20 kV dan 20 MVA serta masing-masing Power Factor sebesar 85%, 1
Transmission Line dengan panjang sebesar 15 km dan impedansinya User Defined
yang isinya tertera pada tabel, dan terakhir terdapat kabel sebanyak 3 buah, dimana
masing- masing memiliki panjang sebesar, 200 m, 200 m dan 1 km serta impedansi
yang sama yaitu R positif sebesar 0,1 dan X positif sebesar 0,2. Yang dimana pada saat
rangkaian telah di susun dan dimasukkan data yang sudah ditentukan maka selanjutnya
kita akan mengsimulasikan atau merunning rangkaian tersebut untuk melihat Load Flow
yang terjadi pada rangkaian tersebut, dimana pada rangkaian tersebut saat disimulasikan
pada bus 2 terjadi drop tegangan dengan tegangan operasi sebesar 97,56%, kemudian
pada bus 3 terjadi drop tegangan dengan tegangan operasi sebesar 94,43%, kemudian
pada bus 4 terjadi drop tegangan dengan tegangan operasi sebesar 94,42%, kemudian
pada bus 5 terjadi drop tegangan dengan tegangan operasi sebesar 91,85%, kemudian
pada bus 6 dan 7 terjadi drop tegangan yang sama dengan tegangan operasi sebesar
91,67%. Drop tegangan terjadi akibat beberapa faktor, yakni dari trafo itu sendiri
disebabkan trafo terdiri dari kumparan (beban induktif), dan saluran transmisi yang
memiliki nilai impedansi, serta cos phi beban yang tidak 100%, untuk memperbaiki
drop tegangan, maka dilakukan tap pada transformator 1 yaitu di ubah tap sekunder
dinaikkan menjadi 5 % dan tap pada transformator 2 yaitu tap sekunder nya dinaikan
menjadi 5%. Setelah dilakukan perbaikan, bus yang pada awalnya mengalami drop
tegangan kemudian mengalami perbaikan sehingga memenuhi standar yaitu pada bus 2

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


tegangan operasinya menjadi 101,8%, kemudian pada bus 3 tegangan operasinya
menjadi 98,46%, pada bus 4 tegangan operasinya menjadi 98,45%, kemudian pada bus
5 tegangan operasinya menjadi 100,3%, kemudian pada bus 6 tegangan operasinya
menjadi 100,1%, serta pada bus 7 tegangan operasinya menjadi 99,32%. Pada
percobaan Load Flow 2, rangkaian nya terdiri dari 3 generator dengan ketentuan
generator 1 mode swing dengan daya 100 MW, generator 2 mode voltage control
dengan daya 100 MW dan generator 3 pada mode voltage control dengan daya 100
MW. Pada saat rangkaian tersebut disimulasikan bus 2 mengalami drop tegangan
dengan tegangan operasinya 96,34%, bus 3 mengalami drop tegangan dengan tegangan
operasinya 95,58 %, bus 4 mengalami drop tegangan dengan tegangan operasinya 95,12
%, bus 5 mengalami drop tegangan dengan tegangan operasinya 94,1 %, bus 6
mengalami drop tegangan dengan tegangan operasinya 95,68%, bus 7 mengalami drop
tegangan dengan tegangan operasinya 95,25%, dan pada bus 8 mengalami drop
tegangan dengan nilai operasinya sebesar 93,02%. Kemudian dilakukan tap pada 3 buah
trafo yang dimana pada T1 sebesar 5% dan T2 dan T3 sebesar 2,5%, sehingga
didapatkan tegangan operasi bus 2 naik menjadi 100,7%, bus 3 naik menjadi 99,86%,
bus 4 menjadi 99,42%, bus 5 menjadi 100,7%, bus 6 menjadi 99,96%, bus 7 menjadi
102% dan pada bus 8 menjadi 99,59%, dimana hasil ini mengartikan bahwa tidak
terjadi drop tegangan lagi. Setiap bus mengalami drop tegangan dikarenakan adanya
impedansi dari trafo, saluran transmisi, dan beban. Sehingga untuk meminimalisir
losses yang terjadi dapat dilakukan dengan merubah tap changer pada trafo di sisi
primer maupun sisi sekunder ataupun bisa dengan menambah generator sebagai
pengatur tegangan.

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


2.7 Kesimpulan
1. Untuk mengatasi gangguan pada bus maka dilakukan pengubahan nilai tap
changer pada trafo.
2. Dengan menaikkan atau menurunkan tap pada transformator dapat mengurangi
terjadinya losses.
3. Semakin kecil daya yang dibangkitkan oleh generator maka semakin kecil akan
terjadinya losses.
4. Karakteristik aliran daya dapat dipengaruhi oleh rugi tansimis, tegangan jatuh
pada beban serta variasi beban.
5. Semakin pendek saluran transmisi maka rugi-rugi akan semakin kecil, dimana
panjangnya sebuah saluran transmisi akan berbanding lurus dengan besarnya
rugi-rugi daya.

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


DAFTAR PUSTAKA
Tim Laboratorium Sistem dan Distribusi Ketenagalistrikan. 2023. Modul Praktikum
Sistem dan Distribusi Ketenagalistrikan. Indralaya: Laboratorium Sistem
Distribusi Ketenagalistrikan. Jurusan Teknik Elektro, Universitas Sriwijaya.
[8] M. M. Tri Aribowo. S Setiawidayat, “Simulasi dan Analisa Load Flow System,”
2018. https://publishing-widyagama.ac.id/ejournal-v2/index.php/ciastech/article/
vi ew/674 (accessed Sep. 17, 2023).
[9] J. S. Setiadji, “Analisis Aliran Daya pada Sistem Tenaga Listrik,” 2009.
https://dinarek.unsoed.ac.id/jurnal/index.php/dinarek/article/view/121. (accessed
Sep. 17, 2023).
[10] U. A. E. F. R. Ezra, “Analisa Aliran Daya pada Sistem Tenaga listrik
Menggunakan ETAP,” 2021.
https://journal.unilak.ac.id/index.php/SainETIn/article/download/70 31/3600
(accessed Sep. 17, 2023).
[11] E. J. U. Farruq. A. Ridho. Vrayulis, “Analisis Aliran Daya pada Sistem
Ketenagalistrikan pada ETAP Versi 12.6,” 2021. http://ejurnal.ppsdmmigas.
esdm.go.id/sp/index.php/swarapatra/article/view/120 (accessed Sep. 17, 2023).
[12] U. Farruq. Ridho. E. Julio, “Analisa Aliran Daya pada Sistem Tenaga Listrik
Menggnakan Software Etap 12.6,” 1st ed.SainETIn, 2021, pp. 16–22. doi:
10.31849/sainetin.v6i1.7031.
[13] J. A. M. Velasco, Transient Analysis of Power Systems. America Se, 2015.
[14] S. Wibowo, Buju Ajar Analisa Sistem Tenaga Listrik. UPT Polinema, 2018.

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN


LAMPIRAN

1. Report Load Flow 1 Sebelum Diperbaiki


2. Report Load Flow 1 Sesudah Diperbaiki
3. Report Load Flow 2 Sebelum Diperbaiki
4. Report Load Flow 2 Setelah Diperbaiki

LABORATORIUM SISTEM DAN DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN

Anda mungkin juga menyukai