Anda di halaman 1dari 5

1.

Sebutkan dan jelaskan peralatan kelistrikan yang umum ada pada Pembangkit Tenaga Listrik

2.Pilihlah dokumen perencanaan tenaga listrik yang anda ingin dalami buatkan dalam bentuk
laporan singkat

3.Sebutkan jenis generator pembangkit yang ada di dunia, jelaskan spesifikasinya

Jawaban

1. a. Generator berfungsi memproduksi energi listrik dengan menggunakan metode induksi


elektromagnetik, alat ini dapat mengubah input berupa energi kinetik menjadi gelombang listrik
yang berlangsung secara terus-menerus atau satu kali terhadap input. Generator memiliki 2 jenis
berdasarkan arusnya, yaitu generator AC dan generator DC.

b. Transformator berfungsi untuk menaikkan tegangan listrik untuk ditransmisikan ke gardu lain,
ataupun menurunkan tegangan listrik untuk didistribusikan ke pengguna. Trafo merupakan suatu
alat listrik yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain seperti menurunkan
Tegangan AC dari 220VAC ke 12 VAC ataupun menaikkan Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC.

c. Transmisi pada tenaga listrik adalah proses penghantaran tenaga listrik secara besar-besaran
dari pembangkit listrik, ke gardu listrik(Transformator). Jalur yang terinterkoneksi untuk
memfasilitasi penghantaran ini dikenal sebagai jaringan transmisi listrik. Transmisi berbeda dengan
proses penghantaran listrik dari gardu ke pengguna, yang biasanya disebut sebagai distribusi
tenaga listrik. Kombinasi dari jaringan transmisi dan distribusi listrik dikenal sebagai "sistem
kelistrikan"

d. Sistem control digunakan untuk semua kontrol peralatan pada sistem tenaga listrik harus dapat
bekerja/bereaksi secara otomatis terhadap penyimpangan yang terjadi.Sebagian masalah ini dapat
ditangani oleh sistem turbin dan eksitasi.Kebanyakan dari penympangan tersebut disebabkan oleh
proses terjadinya kerja dibawah kondisi operasi normal ataupun kegagalan peralatan secara tidak
disangka pada sistem transmisi dan generator tersebut yang meliputi kontrol governor, AVR
(Automatic Voltage regulator) dan Sistem Eksitasi.

e. Lightning Arrester merupakan system proteksi suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk
melindungi peralatan listrik lain dari tegangan surja (baik surja hubung maupun surja petir). Alat
ini mempunyai proteksi lebih baik, khususnya pada saluran yang mempunyai tingkat gangguan
yang rendah. Alat ini khususnya baik digunakan pada saluran di pedesaan (rural) yang dilayani dari
gardu yang kecil.

f. Koordinasi isolasi dapat didefenisikan sebagai korelasi antara daya isolasi alat-alat dan sirkuit
listrik di satu pihak dan karakteristik alat-alat pelindungnya di lain pihak, sehingga isolasi tersebut
terlindung dari bahaya-bahaya tegangan lebih secara ekonomis. Koordinasi isolasi dinyatakan
dalam bentuk langkah-langkah yang diambil untuk menghindarkan kerusakan terhadap alat-alat
listrik karena tegangan lebih dan membatasi lompatan sehingga tak menimbulkan kerusakan
terhadap alat-alat listrik dan karakteristik alat-alat pelindung terhadap tegangan lebih, yang
masing-masing ditentukan oleh tingkat ketahanan impuls dan tingkat perlindungan impulsnya.

g. Circuit Breaker atau CB adalah suatu peralatan proteksi atau pengaman suatu rangkaian listrik
pada sistem tenaga listrik. CB digunakan untuk memutus secara otomatis jika terjadi kelebihan arus
listrik karena kelebihan beban listrik, hubungan arus pendek {konslet}, percikan api dan lain-lain,
sesuai dengan ratingnya pada kondisi tegangan yang normal ataupun tidak normal. CB digunakan
untuk memutus secara manual ketika dilakukan perbaikan atau perawatan.

h. Earth switch (Grounding) merupakan penghubungkan bagian-bagian hidup/kabel line dan tanah.
Switch ini normally open. Earth switch digunakan untuk memtanahkan bagian aktif selama
pemeliharaan dan selama pengujian. Selama pemeliharaan meskipun sirkuit terbuka masih ada
beberapa tegangan tersisa di rangkaian, karena yang kapasitansi antara line dan tanah masih ada.
Sebelum melanjutkan ke pekerjaan pemeliharaan tegangan dibuang ke tanah, dengan menutup
earth switch.

i. Load Break Switch (LBS) merupakan suatu alat pemutus atau penyambung sirkuit pada sistem
distribusi listrik dalam keadaaan berbeban. LBS mirip dengan alat pemutus tenaga (PMT) atau
Circuit Breaker (CB) dan biasanya dipasang dalam saluran distribusi listrik yang digunakan untuk
pemutusan lokal apabila terjadi gangguan atau ingin dilakukan perawatan jaringan distribusi pada
daerah tertentu sehingga daerah yang tidak mengalami gangguan atau perawatan tidak mengalami
pemadaman listrik.

2. Analisis kebutuhan beban/peramalan beban :

Tenaga listrik merupakan suatu bentuk energi yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan
perindustrian, perumahan dan aktivitas kehidupan sehari-hari terutama perkembangan teknologi.
Seiring dengan perkembangan teknologi, maka permintaan energi listrik akan semakin meningkat.
Permintaan pasokan energi dan tersedianya sumber energi yang tidak merata merupakan salah
satu masalah. Tidak meratanya permintaan energi disebabkan oleh kepadatan penduduk yang
tidak merata. Permasalahan lain ialah laju proses pembangunan yang begitu pesat, sehingga
menyebabkan permintaan energi meningkat dengan cepat.
Perkiraan terhadap konsumsi energi listrik merupakan informasi penting dalam langkah
pengambilan keputusan atau kebijakan terhadap penambahan maupun perluasan penyaluran
energi listrik di suatu wilayah atau daerah tertentu. Pengetahuan akan informasi tentang jumlah
kebutuhan energi listrik merupakan suatu langkah antisipatif terhadap keadaan atau situasi yang
terus berkembang sejalan dengan lajunya pertumbuhan ekonomi. Suatu cara untuk mengantisipasi
akan peningkatan kebutuhan energi adalah dengan mempersiapkan atau menyediakan sejumlah
energi listrik melalui suatu prediksi akan kebutuhan energi listrik tersebut dengan
mempertimbangkan dan informasi-informsi sebelumnya serta mengumpulkan opini dari para ahli
dalam berbagai penelitian sebelumnya.
Beban sistem tenaga listrik merupakan pemakaian tenaga listrik dari para pelanggan (konsumen)
listrik. Oleh karena itu besar kecilnya beban beserta perubahannya tergantung kepada kebutuhan
para pelanggan akan tenaga listrik. Tidak ada perhitungan yang eksak mengenai berapa besarnya
beban listrik pada suatu saat, yang bisa hanya diusahakan agar daya yang dibangkitkan sama
dengan beban sistem. Sehingga masalah perkiraan beban merupakan masalah yang sangat
menentukan bagi perusahaan listrik baik segi-segi material maupun bagi segi operasional, oleh
karenanya perlu mendapat perhatian khusus. Untuk dapat membuat perkiraan beban yang sebaik
mungkin, maka perlu dilakukan analisa beban sistem yang sebaik mungkin, maka perlu dilakukan
analisa beban sistem tenaga listrik dimasa lalu.
Untuk menghitung listrik yang dapat di bangkitkan dari kebutuhan , kita dapat menggunakan
metode perkiraan daya. Metode perakiraan merupakan suatu bagian integral dari kegiatan
pengambilan keputusan. Teknik prakiraan dibagi dalam dua kategori utama, yaitu metode
kuantitatif dan metode kualitatif. Metode kuantitatif dapat dibagi menjadi deret berkala dan
metode kausal, sedangkan metode kualitatif atau teknologis dapat dibagi menjadi metode
eksploratoris dan normatif. Prakiraan kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat tiga kondisi
berikut, tersedia informasi tentang masa lalu, informasi tersebut dalam bentuk data numerik, dan
dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut di masa mendatang
dan akan semakin besar. Berdasarkan waktu manfaatnya, prakiraan dibagi atas tiga kategori pokok,
yaitu: Ramalan jangka pendek (short term forecast), Ramalan jangka menengah (medium term
forecast), dan Ramalan jangka Panjang untuk memenuhi kebutuhan konsumen atau pelanggan.
Persamaan matematik untuk menentukan prakiraan beban didapat dengan mengolah data masa
lampau dan masa sekarang yang menunjukkan hubungan antara dua variabel yaitu variabel x1 dan
y1, x2 dan y2, ...., xn dan yn. Titik-titik penyebaran (x 1, y1) , ( x2, y2), ...., (xn, yn) digambarkan pada
sebuah sumbu. Dari titik-titik penyebaran tersebut, dapat dibuat suatu kurva pendekatan.

Persamaan kurva regresi sering digunakan dalam prakiraan beban sistem tenaga listrik untuk
evaluasi kapasistas beban adalah y = a + bx (linier). Garis regresi y = a + bx digunakan untuk
melakukan prakiraan harga y bila harga x sudah diketahui. Nilai x adalah nilai yang sudah terjadi,
menurut rencana, atau berdasarkan nilai prakiraan. Untuk menentukan koefisien a dan b dari garis
regresi tersebut, digunakan metode kuadrat terkecil (least square method) dengan rumus:

Parameter-parameter yang digunakan dalam menghitung prakiraan kebutuhan energi listrik ini
merupakan data dari jumlah tenaga listrik yang terjual (kWh) untuk kebutuhan beban dari
pelanggan rumah tangga, unit usaha, industri, dan umum.

3. Generator yang digunakan sebagai pembangkit listrik, berdasarkan arus yang dihasilkan, generator
listrik dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu generator listrik dinamo (DC) dan generator listrik alternator
(AC).
a. Generator Arus AC

Pada generator listrik alternator (AC), kutub-kutub magnet yang berlawanan saling dihadapkan
akibatnya diantara kedua kutub magnet itu menghasilkan medan magnet. Didalam medan magnet,
terdapat kumparan yang selalu berputar pada porosnya. Karena kumparan ini selalu berputar, jadi
jumlah gaya magnet yang masuk kedalam kumparan akan berubah-ubah juga. Sifat arus listrik yang
dihasilkan oleh generator AC ini memiliki jenis bolak balik dengan bentuknya seperti gelombang.
Amplitudonya bergantung pada kekuatan medan magnet, jumlah lilitan kawat dan juga luas
penampang kumparannya serta frekuensi putaran kumparan sama dengan frekuensi
gelombangnya.

b. Generator Arus DC
Generator listrik DC mirip dengan cara kerja generator listrik AC. Yang membedakan hanya pada
generator listrik DC ini menggunakan sebuah cincin belah atau yang biasa disebut dengan
komutator dibagian outputnya. Komutator ini memungkinkan arus listrik induksi yang dialirkan ke
rangkaian listrik berupa arus listri DC meskipun kumparan yang berada di dalamnya menghasilkan
arus listrik AC.

Dalam metode pada generator di dunia kelistrikan, terdapat 2 macam generator pembangkit listrik,
yaitu: Generator Sinkronus, dan Generator Asinkronus:

a. Generator Sinkronus

Generator Sinkronus adalah Generator yang biasa dipakai sebagai pembangkit listrik AC. Kata
Sinkronus di sini maksudnya adalah: Frekuensi listrik AC yang dihasilkan adalah Sinkron (selaras)
dengan putaran generator tersebut. Frekuensi listrik yang dihasilkan sebenarnya dapat dihitung
dengan menggunakan rumus F = (Jumlah Kutub Generator x RPM) / 120. Menurut Letak Kutubnya,
generator ini di bedakan menjadi dua jenis yaitu, Generator Singkron Kutub Luar dan Generator
Singkron Kutub Dalam.

Pada generator singkron kutub luar, kutub-kutub (belitan medan) terletak pada stator,
sedangkan belitan sebagai pembangkit tenaga listriknya terletak pada rotor , dimana tenaga listrik
disalurkan keluar melalui cincin-cincin geser dan sikat. Sehingga pada generator jenis ini
belitan yang berputar dan kutub magnit yang diam.

Kutub (Pada Stator)


U

Belitan Berputar (Pada Rotor)

Pemikul (Stator)

Gambar 1 : Konstruksi sederhana generator singkron kutub luar

Sedangkan pada generator jenis ini kutub yang berputar, sedangkan belitan dimana tenaga
listrik dibangkitkan tidak bergerak. Kutub-kutub dipasang pada poros dan berputar dalam sebuah
belitan. Kutub dipasang pada rotor sedangkan belitan pada stator. Perbedaan prinsip kontruksi ini
dengan konstruksi mesin kutub diluar adalah bahwa pada mesin ini tegangan dan arus tidak diambil
melalui cincin geser dan sikat, melainkan langsung dari belitan yang tidak berputar. Hal ini penting
untuk rating daya yang besar dengan tegangan yang cukup tinggi dan arus yang besar. Sedangkan
daya untuk kutub-kutub medan tetap disalurkan melalui cincin geser dan sikat, tetapi daya ini
relatif kecil.

Belitan (Pada Stator)

Kutub Berputar (Pada Rotor)

U S

Gambar 2 : Konstruksi sederhana generator singkron kutub dalam

b. Generator Asinkronus
Generator asinkronus adalah generator yang menggunakan prinsip Motor Asinkronus untuk
menghasilkan listrik. Motor asinkronus, biasa kita sebut dengan Induction Motor atau Electric
Motor. Induction Motor atau Electric Motor adalah perangkat mekanik yang digunakan untuk
mongonversi energi listrik menjadi energi mekanik. Prinsip kerja generator induksi adalah
kebalikan daripada saat mesin induksi bekerja sebagai motor. Ketika mesin bekerja sebagai
motor, kumparan stator diberi tegangan tiga fasa sehingga akan timbul medan putar dengan
kecepatan sinkron ( ns) .
Jadi, motor Asinkronus juga dapat ‘berubah fungsi’ menjadi Generator Asinkronus. Hanya
saja, sesuai namanya, yaitu Asinkronus, kecepatan putaran generator ini tidak selaras dengan
frekuensi listrik yang dihasilkan. Biasanya RPM (Putaran generator dengan satuan Rotasi Per
Menit) yang diperlukan harus lebih tinggi sekitar 3% dari frekuensi yang diharapkan (dengan
menggunakan rumus frekuensi di atas). Selisih kecepatan ini kita sebut dengan ‘Slip’. Bila suatu
konduktor yang berputar didalam medan magnet (kumparan stator) akan membangkitkan
tegangan yang dapat dihitung dengan rumus :
e = B.l.v
e : tegangan induksi yang dihasilkan [volt]
B : fluks magnetic [weber]
L : panjang konduktor yang dilewati medan magnet [m]
V : kecepatan medan magnet melewati konduktor [m/det]

Generator asinkronus biasanya membutuhkan Capacitor Bank untuk menyuplai reactive


power untuk ‘menstart’ efek saling induksi antara Rotor dan Stator yang akhirnya menghasilkan
tegangan listrik. Generator asinkronus memiliki kelibihan dibandingkan dengan generator
sinkronus, yaitu dapat menghasilkan daya yang cukup berguna meskipun kecepatan putarannya
tidak maksimal dan secara mekanis jauh lebih sederhana desainnya daripada generator
sinkronus.

Anda mungkin juga menyukai