Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TEKNIK TEGANGAN TINGGI

PEMBANGKIT AC

Disusun Oleh Kelompok 12:

Rama Eka Saputra 3332170070

Dikdik Noviandi 3332170081

Dandy Rizki Firdaus 3332170098

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas sistem kelistrikan adalah
kondisi dari konstruksi pada jaringan distribusi tenaga listrik yang meliputi
Jaringan Tegangan Menengah (JTM), Gardu Distribusi, Jaringan Tegangan
Rendah (JTR) dan Sambungan Tenaga Lisrik (Rumah/Pelayanan). Dalam
pelaksanaan konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik, sebagian unit
pelaksana Jaringan Tenaga Listrik yang disusun sendiri-sendiri, hal ini
mengakibatkan timbulnya beberapa standar yang berbeda dibeberapa tempat
dikarenakan perbedaan sistem dan konsultan serta pelaksana kontruksi tersebut
terdapat keberagaman baik dalam criteria desain maupun model/struktur
konstruksinya yang disesuaikan dengan kondisi sistim kelistrikan setempat, selain
itu secara teknis ada yang tidak lengkap, tidak konsisten dalam penerapannya dan
belum seluruhnya disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan tuntutan
pelayanan.
Pada pendistribusian tenaga listrik kepengguna tenaga listrik di suatukawasan,
penggunaan system Tegangan Menengah sebagai jaringan utama adalah upaya
utama menghindarkanrugirugi penyaluran (losses) dengan kwalita spersyaratan
tegangan yang harus dipenuhi
Dengan ditetapkannya standar Tegangan Menengah sebagai tegangan operasi
yang digunakan di Indonesia adalah 20 kV, konstruksi JTM wajib memenuhi
criteria enjinering keamanan ketenaga listrikan, termasuk didalamnya adalah jarak
aman minimal antara Fase dengan lingkungan dan antara Fase dengan tanah, bila
jaringan tersebut menggunakan Saluran Udara atau ketahanan Isolasi jika
menggunakan Kabel Udara Pilin Tegangan Menengah atau Kabel Bawah Tanah
Tegangan Menengah serta kemudahan dalam hal pengoperasian atau pemeliharaan
Jaringan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) pada jaringan utama. Hal ini
dimaksudkan sebagai usaha menjaga keandalan kontinyuitas pelayanan konsumen.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Pengertian Pembangkit Listrik AC dan Distribusi Tenaga Listrik
2. Klasifikasi Saluran Distribusi Tenaga Listrik
3. Saluran Radial Interkoneksi Pelayan Konsumen

1.3 Tujuan Makalah


Setelah Membaca Makalah ini diharapkan dapat mengetahui : Pengertian
Pembangkit Listrik AC dan Distribusi Tenaga Listrik, Klasifikasi Saluran
Distribusi Tenaga Listrik, dan Saluran Radial Interkoneksi Pelayanan Konsumen
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembangkit Listrik AC dan Distribusi Tenaga Listrik


Sekarang ini saluran transmisi dan distribusi bekerja pada tegangan AC,
karena itu kebanyakan perlatan uji / test equipment berhubungan dengan tegangan
tinggi AC untuk membangkitkan tegangan tinggi AC untuk keperluan pengujian
dan percobaan digunakan transformator uji, meskipun peralatan didalam suatu
sistem umumnya memakai sistem 3-fasa,dalam hal pengujian tegangan tinggi AC
digunakan Trafo uji 1-fasa. Trafo uji untuk keperluan ini memiliki daya relative
lebih kecil dari trafo daya. Bagian utama trafo uji adalah isolasi, yang digunakan
untuk mengisolir kumparan tegangan tinggi dengan inti, tangki, dan kumparan
tegangan rendah. Harga suatu trafo uji terutama ditentukan oleh harga isolasinya.
Isolasi ini dirancang agar mampu memikul tegangan maksimum yang dibangkitkan.
Saat trafo uji bekerja, terjadi terpaan elektrik pada isolasinya. Tebal isolasi yang
digunakan pada trafo uji sebanding dengan terpaan elektrik yang dipikul isolasi
tersebut. Jika tepaan elektrik yang dipikul suatu isolasi semakin besar, maka isolasi
harus semakin tebal sehingga volume isolasi semakin banyak. Oleh karena itu,
terpaan elektrik pada isolasi pada trafo uji harus diusahakan sekecil mungkin agar
isolasi yang digunkan juga sesedikit mungkin. Konstuksi lilitan dan isolasinya
harus dirancang sedemikian rupa sehingga dihasilkan terpaaan elektrik merata
Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga
listrik.Sistemdistribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber
daya listrik besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen. Jadi fungsi distribusi
tenaga listrik adalah;
1) Pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan)
2) Merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan
pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani
langsung melalui jaringandistribusi.Tenaga listrik yang dihasilkan oleh
pembangkit tenaga listrik besar dengan tegangan dari 11 kV sampai 24 kV.
Gambar-12. Sistem Penyaluran Tenaga Listrik

Gambar 2.1. Sistem Penyaluran Tenaga Listrik

2.2 Klasifikasi Saluran Distribusi Tenaga Listrik


Secara umum, saluran tenaga Listrik atau saluran distribusi dapat diklasifikasikan
sebagai berikut
1. Menurut nilai tegangannya:
a. Saluran distribusi Primer.
Terletak pada sisi primer trafo distribusi, yaitu antara titik Sekunde trafo
substation (G.I.) dengan titik primer trafo distribusi.Saluran ini bertegangan
menengah 20kV. Jaringan listrik 70 kV atau 150 kV, jikalangsung melayani
pelanggan , bisa disebut jaringan distribusi
b. Saluran Distribusi Sekunder
Terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik
cabang menuju beban
2. Menurut bentuk tegangannya:
a. Saluran Distribusi DC (Direct Current) menggunakan sistem tegangan
searah.
b. Saluran Distribusi AC (Alternating Current) menggunakan sistemtegangan
bolakbalik.
3. Menurut jenis/tipe konduktornya:
a. Saluran udara, dipasang pada udara terbuka dengan bantuan support(tiang)
dan perlengkapannya, dibedakan atas:
b. Saluran kawat udara, bila konduktornya telanjang, tanpa isolasipembungkus.
Saluran kabel udara, bila konduktornya terbungkus isolasi.
c. Saluran Bawah Tanah, dipasang di dalam tanah, denganmenggunakan kabel
tanah (ground cable)
d. Saluran Bawah Laut, dipasang di dasar laut dengan menggunakan kabel laut
(submarine cable)

2.3 Saluran Radial Interkoneksi


Saluran Radial Interkoneksi yaitu terdiri lebih dari satu saluranradial tunggal
yang dilengkapi dengan LBS/AVS sebagai saklar inerkoneksi.Masing-masing tipe
saluran tersebut memiliki spesifikasi sendiri, dan agarlebih jelas akan dibicarakan
lebih lanjut pada bagianlain. Pada dasarnya semua beban yang memerlukan tenaga
listrik,menuntut kondisi pelayanan yang terbaik, misalnya dalam hal stabilitas
tegangannya, sebab seperti telah dijelaskan, bila tegangan tidak nominaldan tidak
stabil, maka alat listrik yang digunakan tidak dapat beroperasisecara normal,
bahkan akan mengalami kerusakan. Tetapi dalamprakteknya, seberapa besar
tingkat pelayanan terbaik dapat dipenuhi, masihmemerlukan beberapa
pertimbangan, mengingat beberapa alasan.Digunakan untuk daerah dengan :
1. Kepadatan beban yang tinggi
2. Tidak menuntut keandalan yang terlalu tinggi
Contoh: Daerah pinggiran kota, kampung, perumahan sedang
Gambar 2.2 Diagram satu garis Penyulang Radial Interkoneksi

Secara umum, baik buruknya sistem penyaluran dan distribusi tenaga listrik
terutama adalah ditinjau dari hal-hal berikut ini:
1. Kontinyuitas Pelayanan yang baik, tidak sering terjadi pemutusan, baik
karena gangguan maupun karena hal-hal yang direncanakan.
Biasanya,kontinyuitas pelayanan terbaik diprioritaskan pada beban-beban
yangdianggap vital dan sama sekali tidak dikehendaki mengalamipemadaman,
misalnya: instalasi militer, pusat pelayanan komunikasi,rumah sakit, dll.
2. Kualitas Daya yang baik, antara lain meliputi:
a. kapasitas daya yang memenuhi.
b. tegangan yang selalu konstan dan nominal.
c. frekuensi yang selalu konstan (untuk sistem AC).
Catatan: Tegangan nominal di sini dapat pula diartikan kerugian tegangan
yang terjadi pada saluran relatif kecil sekali.
3. Perluasan dan Penyebaran daerah beban yang dilayani seimbang.Khususnya
untuk sistem tegangan AC 3 fasa, faktor keseimbanganBagaimana pengaruh
pembebanan yang tidak simetris pada suatusistem distribusi, akan
dibicarakan lebih lanjut dalam bagian lain.
4. Fleksibel dalam pengembangan dan perluaan daerah beban. Perencanaan
sistem distribusi yang baik, tidak hanya bertitik tolak padakebutuhan beban
sesaat, tetapi perlu diperhatikan pula secara telitimengenai pengembangan
beban yang harus dilayani, bukan saja dalamhal penambahah kapasitas
dayanya, tetapi juga dalam hal perluasandaerah beban yang harus dilayani.
5. Kondisi dan Situasi Lingkungan. Faktor ini merupakan pertimbangandalam
perencanaan untuk menentukan tipetipe atau macam system distribusi mana
yang sesuai untuk lingkungan bersangkutan, misalnyatentang konduktornya,
konfigurasinya, tata letaknya, dsb. Termasukpertimbangan segi estetika
(keindahan) nya.
6. Pertimbangan Ekonomis. Faktor ini menyangkut perhitungan untungrugi
ditinjau dari segi ekonomis, baik secara komersiil maupun dalamrangka
penghematan anggaran yang tersedia.
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik.Sistem
distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik
besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen. Jadi fungsi distribusi tenaga listrik
adalah pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan),
dan merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan
pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani langsung
melalui jaringan distribusi.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Heri Suhardi, Bambang , Teknik Distribusi Tenaga Listrik Jilid I, Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Depdiknas, 2008
[2] http://nabilazisputri.blogspot.com/2015/05/pembangkitan-tegangan-tinggi-
ac-dan-dc.html

Anda mungkin juga menyukai