Disusun oleh:
Aldi Pratama
NIM. 2120201015
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Transmisi
dan Distribusi Tenaga Listrik”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada junjungan kita Rasulullah SAW beserta keluarganya, para sahabatnya,
serta kita semua para penganut ajarannya hingga akhir aman.
Makalah ini penulis susun sebagai salah satu kewajiban sebagai mahasiswa/i
semester 2 di Universitas Nahdlatul Ulama Lampung dalam mata kuliah Dasar
Sistem Tenaga Listrik.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari sistem saluran transmisi tenaga listrik?
2. Apa pengertian dari sistem saluran distribusi tenaga listrik?
3. Apa saja perbedaan antara sistem jaringan transmisi dan distribusi?
C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui Apa pengertian dari sistem saluran transmisi
tenaga listrik.
2. Untuk mengetahui Apa pengertian dari sistem saluran distribusi
tenaga listrik
3. Untuk mengetahui Apa saja perbedaan antara sistem jaringan
transmisi dan distribusi
2
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar 2.1
Sistem Transmisi Tiga-fasa dan Empat-Fasa
3
2. Kategori Sistem Saluran Transmisi Tenaga Listrik
Berdasarkan pemasangannya, sistem saluran transmisi tenaga listrik
dibagi menjadi tiga kategori sebagai berikut:
1) Saluran Udara (Overhead Lines)
adalah saluran transmisi yang menyalurkan energi listrik melalui
kawat-kawat yang digantung pada isolator antara menara atau
tiang transmisi.
Keuntungan saluran transmisi udara antara lain:
Mudah dalam perbaikan.
Mudah dalam perawatan.
Mudah dalam mengetahui letak gangguan.
Lebih murah.
Kelemahan saluran transmisi udara sebagai berikut:
Saluran transmisi udara dipengaruhi oleh cuaca sehinga
lebih mudah mengalami gangguan dari luar seperti
gangguan hubungan singkat, gangguan tegangan bila
tersambar petir dan gangguan lainnya.
Dari segi keindahan sistem saluran transmisi udara tidak
cocok untuk digunakan di dalam kota.
Gambar 2.2
Sistem Saluran Transmisi Udara
4
2) Saluran Kabel Bawah Tanah (Underground Cable)
adalah sistem saluran transmisi yang menyalurkan energi listrik
melalui kabel yang dipendam didalam tanah. Kategori saluran ini
cocok digunakan untuk didalam kota karena berada didalam tanah
maka tidak mengganggu keindahan kota dan juga tidak mudah
terjadi gangguan akibat kondisi cuaca dan alam. Namun, tetap
memiliki kekurangan, yaitu biaya untuk pemasangannya lebih
mahal serta sulit menentukan titik gangguan dan perbaikannnya.
(a) (b)
Gambar 2.3
(a) Saluran Listrik Bawah Tanah dan (b) Saluran Listrik Bawah Air
Gambar 2.4
Saluran Isolasi Gas
5
3. Klasifikasi Sistem Saluran Transmisi Tenaga Listrik
Berikut ini klasifikasi sistem saluran transmisi tenaga listrik sebagai berikut:
a) Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 200kV – 500Kv
Pada umumnya saluran transmisi di Indonesia digunakan pada
pembangkit dengan kapasitas 500 kV dengan tujuan agar drop
tegangan dari penampang kawat dapat direduksi secara maksimal
sehingga diperoleh operasionl yang efektif dan efesien. Akan tetapi
terdapat permasalahan mendasar dalam SUTET ialah konstruksi
tiang (tower) yang besar dan tinggi, memerlukan tanah yang luas,
memerlukan isolator yang banyak sehingga membutuhkan biaya
yang besar.
b) Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 30kV – 150kV
Pada saluran transmisi ini memiliki tegangan operasi antara 30kV –
150kV. Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau doble
sirkuit, dimana 1 sirkuit terdiri dari 3 phasa dengan 3 – 4 kawat.
c) Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 30kV – 150Kv
Saluran transmisi ini menggunakan kabel bawah tanah dengan
beberapa alasan pertimbanga sebagai berikut:
Ditengah kota besar tidak memungkina dipasang SKTT,
karena sangat sulit mendapatkan tanah untuk tapak tower.
Untuk ruangan bebas juga sangat sulit dan pasti timbul protes
dari masyarakat karena padat bangunan dan banyak gedung-
gedung tinggi.
Pertimbangan keamanan dan keindahan.
Adanya permintaan dan pertumbuhan beban yang sangat
tinggi.
6
4. Komponen Sistem Saluran Transmisi Tenaga Listrik
Saluran transmisi tenaga listrik terdiri atas konduktor, isolator, dan
infrastruktur tiang penyangga. Berikut ini penjelasan dari ketiga komponen
sistem saluran transmisi tenaga listrik yaitu:
a) Konduktor
Salah satu bahan konduktor untuk saluran transmisi tegangan tinggi
ialah kawat. Kawat tembaga mempunyai kelebihan dibandingkan
dengan kawat penghantar alumunium karena konduktivitas dan
kuat tariknya lebih tinggi. Akan tetapi juga mempunyai kelemahan
yaitu untuk besaran tahanan yang sama, tembaga lebih berat dan
lebih mahal dari alumunium.
Beberapa jenis kawat pengantar alumunium yaitu sebagai berikut:
ACC (All- Alumunium Conductor) yaitu kawat pengantar
yang seluruhnya terbuat dari alumunium.
AAAC (All- Alumunium- Aloy Conductor) yaitu kawat
pengantar yang seluruhnya terbuat dari campuran
alumunium.
ACSR (Alumunium Conductor, Steel-Reinforced) yaitu
kawat pengantar alumunium berinti kawat baja.
ACAR (Alumunium Conductor, Alloy-Reinforced) yaitu
kawat pengantar alumunium yang diperkuat dengan logam
campuran.
b) Isolator
Isolator pada sistem transmisi tenaga listrik berfungsi untuk
penahan bagian konduktor terhadap ground. Isolator terbuat dari
bahan porseline. Bahan isolator harus memiliki resistansi yang
tinggi untuk melindungi kebocoran arus dan memiliki kekebalan
yang secukupnya (sesuai standar) untuk mencegah breakdown pada
tekanan listrik tegangan tinggi sebagai pertahanan fungsi isolator
tersebut.
7
Menurut penggunaan dan konstruksinya, isolator diklasifikasikan
menjadi tiga yaitu:
Isolator jenis pasak ialah jenis isolator yang memiliki
saluran transmisi dengan tegangan kerja relatif rendah
kurang dari 22-33kV).
Isolator jenis pos-saluran memiliki tegangan kerja yang
sama seperti isolator jenis pasak.
Isolator jenis gantung dapat digabungkan menjadi rangkaian
isolator yang jumlahnya dapat disesuaikan dengan
kebutuhan.
8
Section tower
Suspension tower
Tension tower
Transposision tower
Gantry tower
Combined tower
9
pelanggan terutama industrik karena kegiatan operasi akan
terganggu.
10
2. Klasifikasi Sistem Distribusi Tenaga Listrik
Sistem jaringan distribusi tenaga listrik dapat dibedakan
berdasarkan tegangan, arus, dan sistem penyaluran.
1) Tegangan
Berdasarkan besarnya tegangan lisrik, jaringan
distribusi tenaga listrik dapat dibedakan menjadi dua
sistem yaitu:
Sistem Jaringan Distribusi Primer
Sistem jaringan distribusi primer atau sering
disebut jaringan distribusi tegangan menengah
(JDTM) terletak diantara gardu induk dengan
gardu pembagi yang memiliki tegangan sistem
lebih tinggi dari tegangan terpakai untuk
konsumen. Standar tegangan untuk jaringan
distribusi primer ini adalah 6 kV, 10 kV, dan
20 kV.
Sistem Jaringan Distribusi Sekunder
Sistem jaringan distribusi sekunder atau sering
disebut jaringandistribusi tegangan rendah
(JDTR) merupakan jaringan yang berfungsi
sebagai penyalur energi listrik dari gardu
pembagi (gardu distribusi) ke pusat beban
(konsumen tenaga listrik). Besarnya standar
tegangan untuk jaringan distribusi sekunder ini
adalah 127/220 V pada sistem lama dan
220/380 V pada sistem baru untuk perumahan
serta 440/550 V untuk keperluan industri.
11
Berdasarkan tegangan pengenalnya, saluran
distribusi tenaga listrik dapat dibedakan menjadi dua
jenis yaitu:
Jaringan Tegangan Menengah (JTM)
Merupakan Saluran Kabel Tegangan
Menengah (SKTM) atau Saluran Udara
Tegangan Menengah (SUTM). Sistem
distribusi ini menghubungkan trafo daya di
gardu induk menunju gardu distribusi,
berdasarkan tegangan yang disalurkan adalah
6 kV, 12 kV, atau 20 kV.
Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
Merupakan saluran kabel tegangan rendah
yang salurannya bisa berupa SKTM/SUTM,
yang menghubungkan gardu distribusi atau
trafo distribusi ke konsumen. Tegangan kerja
pada sistem yang dipergunakan adalah 220 V
atau 380 V.
2) Arus
Berdasarkan sumber arus listrik maka sistem jaringan
distribusi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
Jaringan Distribusi AC
Jaringan distribusi arus bolak balik (AC) paling
banyak digunakan. Penyaluran energi listrik dari
gardu induk ke konsumen tegangan menegah 20 kV
menggunakan sistem tiga fasa sedangkan penyaluran
energi listrik dari gardu distribusi ke konsumen
tegangan rendah seperti industri menggunakan 3
fasa dengan tegangan 380 V, akan tetapi penyaluran
energi listrik ke perumahan menggunakan sistem 1
fasa yaitu 220 V.
12
Kelebihan Jaringan Distribusi AC yaitu:
Dapat mengubah tegangannya naik maupun
turun.
Dapat mengatasi kesulitan dalam
menyalurkan tenaga listrik untuk jarak jauh.
Dapat langsung digunakan untuk
memparalerkan beberapa pusat pembangkit
tenaga listrik.
Kekurangan Jaringan Distribusi AC yaitu:
Untuk tegangan tinggi sering terjadi arus
pemuatan.
Memerlukan stabilitas tegangan untuk kndisi
dan sifat beban yang berubah-ubah.
Memerlukan tingkat isolasi yang tinggi
untuk teganga tinggi.
Jaringan Distribusi DC
Jaringan distribusi arus searah (DC) jarang
digunakan, walapun ada untuk daerah tertentu.
Penggunaan jaringan DC ini dilakukan dengan jalan
menyearahkan terlebih dahulu arus AC (bolak-balik)
ke arus DC (searah) dengan alat penyearah
converter, sedangkan untuk merubah kembali dari
arus bolak-balik ke arus searah digunakan alat
inverter.
Kelebihan Jaringan Distribusi DC yaitu:
Isolasinya lebih sederhana.
Daya guna lebih tinggi karena faktor
dayanya = 1.
Tidak ada masalah stabilisasi dan perubahan
frekuensi untuk penyaluran jarak jauh.
13
Kekurangan Jaringan Distribusi DC yaitu:
Perubahan arus AC ke DC atau kebalikannya
menggunakan peralatan converter atau
inverter, memerlukan biaya yang tinggi
karena peralatan tersebut harganya mahal.
Pada saat beban naik dan jarak penyaluran
makin panjang, maka jatuh tegangan (drop
vollage) makin tinggi.
3) Sistem Penyaluran
Berdasarkan sistem penyalurannya, jaringan distribusi
dibedakan menjadi dua macam yaitu:
Saluran Udara (Overhead Line)
Saluran udara merupakan sistem penyaluran tenaga
listrik melalui kawat pengantar yang ditompang
pada tiang listrik.
Kelebihan saluran udara di jaringan distribusi
sebagai berikut:
Lebih fleksibel dan leluasa dalam upaya
untuk perluasan beban,.
Dapat digunakan untuk penyaluran tenaga
listrik pada tegangan diatas 66 kV.
Lebih mudah dalam pemasangannya.
Kelemahan saluran udara di jaringan distribusi
sebagai berikut:
Mudah terpengaruh oleh cuaca buruk,
bahaya petir, badai, tertimpa pohon.
Untuk wilayah yang penuh bangunan yang
tinggi sukar menempatkan saluran.
Ongkos pemelihara lebih mahal.
14
Saluran Bawah Tanah (Underground Cable)
Saluran bawah tanah merupakan sistem penyaluran
tenaga listrik melalui kabel yang ditanamkan di
bawah tanah.
Kelebihan saluran bawah tanah di jaringan distribusi
sebagai berikut:
Tidak dipengaruhi oleh cuaca buruk, bahaya
petir, dan tertimpa pohon.
Tidak mengganggu pandangan, bila adanya
bangunan yang tinggi.
Ongkos pemelihara lebih murah karena tidak
perlu adanya pengecatan.
Kelemahan saluran bawah tanah di jaringan
distribusi sebagai berikut:
Biaya investasi pembangunan lebih mahal
dibandingkan saluran udara.
Saat terjadi gangguan hubung singkat, usaha
pencarian titik gangguan tidak mudah.
Hanya tidak dapat menghindari bila terjadi
bencana banjir, desakan akar pohon, dan
ketidakstabian tanah.
15
C. Perbedaan Jaringan Distribusi dan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Berikut ini adalah perbedaan jaringan distribusi dan jaringan transmisi bisa
dilihat di tabel 2.1 dibawah ini sebagai berikut:
Tabel 2.1
perbedaan jaringan distribusi dan jaringan transmisi
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem saluran transmisi merupakan media yang digunakan untuk
mentransmisikan tenaga listrik dari Generator Station atau pembangkit listrik
sampai distribution station hingga sampai pada konsumer pengguna listrik.
Berdasarkan pemasangannya, sistem saluran transmisi tenaga listrik dibagi
menjadi tiga kategori yaitu saluran udara, saluran kabel bawah tanah, dan
saluran isolasi gas. Kemudian, sistem saluran transmisi berdasarkan tegangan
terbagi menjadi tiga yaitu saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) 200
kV – 500 kV, saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 30 kV – 150 kV, saluran
kabel tegangan tinggi (SKTT) 30 kV – 150 kV. Komponen sistem saluran
transmisi terdiri dari konduktor, isolator, dan infrastruktur tiang penyangga.
Selain itu, terdapat juga masalah-masalah sistem saluran transmisi tenaga
listrik yaitu pengaruh perubahan frekuensi sistem, pengaruh dari ayunan daya
pada sistem dan pengaruh gangguan pada sistem transmisi.
Sistem distribusi merupakan penyaluran energi listrik dari gardu induk ke
konsumen. Terdapat dua sistem distribusi yaitu distribusi primer dan distribusi
sekunder. Distribusi primer, penyalurannya dimulai dari gardu induk (sisi
sekunder trafo daya) ke gardu distribusi (sisi primer trafo distribusi) atau dari
gardu induk langsung ke konsumen tegangan menengah 20 kV, dimana
tegangan tinggi terlebih dahulu diturunkan menjadi tegangan menengah
sebesar 20 kV melalui transformator step down. Distribusi sekunder,
penyalurannya dimulai dari gardu distribusi (sisi sekunder trafo distribusi) ke
konsumen tegangan rendah. Energi tenaga listrik disalurkan melalui
penyulang-penyulang yang berupa saluran udara ataupun saluran kabel bawah
tanah. Penyulang distribusi terletak di gardu distribusi.
17
B. Saran
Menyadari bahwa kami masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung
jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan, juga
bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan masalah yang telah
dijelaskan agar lebih baik kedepannya.
18
DAFTAR PUSTAKA
Daman, Suswanto. Sistem Distribusi Tenaga Listrik. Bahan Ajar UNP. 2009.
Arismunandar, Artono, Buku Pegangan Teknik Tenaga Listrik Jilid 1. Jakarta: PT.
Pradnya Paramita. 1975.
19