Oleh
17021103009
FAKULTAS TEKNIK
MANADO
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisa Perhitungan Andongan Pada Jaringan Transmisi 70 kV Jalur Tasikria-
Tomohon”
Proposal ini di susun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik pada program studi S1 Teknik Elektro di Fakultas Teknik Jurusan
Teknik Elektro Universitas Sam Ratulangi Manado.
Penulis
Manado, 2021
DAFTAR ISI
KATA PENGHANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Saluran transmisi adalah merupakan bagian dari sistem tenaga listrik untuk
menyalurkan daya listrik dari pusat-pusat listrik ke gardu induk yang selanjutnya di-
distribusikan ke konsumen. Dalam penyaluran tenaga listrik dari pusat-pusat
pembangkit ke beban (konsumen), di mana jaraknya cukup jauh maka dilakukan
lewat saluran transmisi tegangan tinggi. Pada saluran transmisi 70 kV, Untuk lebih
mengoptimalkan hasil yang akan diperoleh dalam membangun suatu saluran
transmisi, di sini penulis mencoba membahas kriteria mekanis dalam perencanaan
saluran transmisi khususnya dalam Menghitung Andongan Kawat Saluran Transmisi
70 kV " serta beberapa aspek yang mendukungnya, seperti jarak antara penghantar,
kuat tarik penghantar dan keadaan geografis. Sehingga nantinya akan diperoleh hasil
yang lebih optimal untuk membangun saluran transmisi yang sesuai dengan kondisi
geografisnya guna memenuhi kebutuhan akan tenaga listrik yang semakin meningkat.
Pada daerah-daerah dimana permukaan bumi tidak rata, misalnya pada daerah
pegunungan. Andongan kawat dapat mendekati permukaan bumi pada bagian bagian
yang tidak sama tinggi antara dua menara. Oleh sebab itu di perlukan perhitungan
yang optimal agar pada pemasangan kawat pada suatu rentangan diperoleh andongan
dengan jarak bebas dari permukaan bumi.
Kawat penghantar yang di pasang antara dua menarat transmisi, tidak akan
membentuk suatu garis lurus (horizontal), melainknan akan membentuk suatu
lengkungan atau andongan (zag). Andongan (zag) merupakan jarak lenturan dari suati
bentangan kawat penghantar antara dua tiang penyangga, yang di perhitungkan
berdasarkan garis lurus (horizontal) kedua tiang tersebut.
Salah satu saluran transmisi yang berada di sisitem Minahasa adalah saluran
transmisi 70 kV dari Gardu Induk Tasikria ke Gardu Induk Tomohon dengan panjang
jaringan 26.040 km. Saluran transmisi jalur Tasikria-Tomohon yang melewati daerah-
daerah dataran tinggi salah satunya yang berada di desa Ranowangko dimana dua
buah tower/ menara dari bukit satu ke bukit lainnya . Untuk panjangnya diperkirakan
mencapai 340 m sehingga akan membentuk lengkungan atau andongan (zag).
Batasan masalah yang ada pada penelitian skripsi ini untuk menganalisa kuat
tarik kawat penghantar dari dua menara yang tidak sama tinggi akibat tekanan angin
dan kodisi tanah yang berada di dataran tinggi. Salah satunya di Gardu Induk Tasikria
jalur Tasikria-Tomohon.
DASAR TEORI
Tenaga listrik dapat di bangkitkan denga mudah dan ekonomis hanya pada
tempat-tempat dimana sumber dari pembangkit tenaga seperti batubara dan air
tersedia. Ini jelas bahwa sumber dari tenaga listrik tersebut tidak tersedia pada saluran
tempat. Karena itu lokasi pembangkit di bangun pada tempat yang benar-benar
tersedia kebutuhan-kebutuhan untuk pembangkit itu sendiri. Dan melalui saluran
transmisi inilah penyaluran tenaga listrik bisa sampai pada konsumen. Adapun
komponen utama yang ada pada saluran transmisi itu sendiri adalah:
2. Isolator,
Jenis kawat penghantar yang biasa di gunakan pada saluran transmisi adalah
kawat tembaga dengan konduktivitas 100% (CU 100%), kawat tembaga yang
konduktivitasnya 97,5% atau kawat alumunium dengan konduktivitasnya 61% (AL
61%). Kawat penghantar alumunium terdiri dari beberapa jenis dengan lambing
sebagai berikut:
Karena andongan kawat tergantung dari beberapa factor misalnya akuran dan
jenis penghantar, rentangan, cuaca dan lain sebagainya, maka sulit diadakan standar
untuk jarak tersebut. Untuk jarak antar Fasa SUTT 70 kV = 3 meter. Hal ini karena
untuk menghindari terjadinya efek ayunan yang dapat menimbulkan flashover antar
fasa.
Penentuan jarak antar tiang (span) sangan penting dalam perencanaan saluran
transmisi secara keseluruhan. Oleh sebab itu hal ini harus ditetapkan ditinjau dari segi
tegangan, konstruksi penghantar, tinggi menara transmisi, keadaan udara serta
keadaan tanah.
Bila kedua menara tidak sama tinggi, maka andongan yang di hitung adalah
jarak antar garis yang di tarik diantara kedua ujung menara. Karena cukup besar
pergeseran titik terendah ke titik singgung N pada gambar 2.3 dapat diabaiakn dan
andongan (D) dapat di tentukan dengan menggunakan rumus.
Untuk perencanaan nilai factor keefektifan angina (a) diambil 0,6 untuk
kecepatan angina sekitar 30 m/det. Dalam penerapan di Indonesia perlu diadakan
koreksi terhadap nilai yang di peroleh bila digunakan nilai factor keefektifan angina =
0,6 karena kecepatan angin rata-rata di Indonesia adalah 20 m/det.
Pada daerah-daerah tertentu tidak semua memiliki konstur tanah yang rata,
misalnya pada daerah pegunungan. Dilihat dari beberapa tempat yang memiliki
daerah pegunungan, dimana pada saat penempatan atau penentuan jalur untuk menara
transmisi, ini merupakan salah satu hal paling penting agar jarak lengkunagn atau
andongan tidak terlalu dekat dengan permukaan bumi.
Dalam dunia listrik tidak terlepas dari keamana baik itu keamanan peralatan-
peralatan listrik maupun manusia yang berada di sekitarnya. Saluran transmisi
merupakan bagian yang sering mendapat gngguan, gangguan-gangguan tersebut
selain gangguann dari dalam atau pada peralatan itu sendiri juga terdapat gangguan
dari luar atau gangguan alam (salah satunya gangguan sambaran petir ) ter hadap
saluran transmisi karena saluran transmisi berhubungan langsung dengan lingkungan
luar yang melalui udara , panjang,tinggi dan tersebar di berbagai daerah terbuka serta
beroperasi dalam segala macam kondisi
BAB III
METODE PENELITIAN
Data Lengkap ?
1. Memulai Penelitian
2. Mengumpulkan data-data dari buku-buku, jurnal, serta referensi dari engineer
di GI Tasikria
3. Pengambilan data-data yang diperlukan, seperti diantaranya:
Data spesifikasi menara transmisi
Data teknis kabel
Data tekanan angin
Data spesifiksi andongan saluran transmisi
4. Parameter perhitungan yang akan digunakan
Menghitung tegangan tarik penghantar
Menghitung jarak antar kawat
Menghitung andongan pada kedua menara tidak sama tinggi
5. Melalukan pengelompokan data pengolahan data yang diperoleh, berdaarkan
hal ini ditinjau kembali terhadap sumber data literature atau referensi yang
diambil dan dignakan
6. Setelah melakukan penulisan tugas akhir telah dianggap seleai dan memenuhi
persyaratan serta dan telah di setujui oleh dosen pembimbing yang bersangkutan
7. Selesai
D
a=0,3048 V +4,010 √ S cm
W
V2
a=7,5 √5+ cm
200
a=6,5 √ S+ V cm
V
a=8 √ S + L+ cm
1,5
Dimana
V = tegangan dalam kV
S = andongan dalam cm
Dimana
kV = tegangan
(KV −33)
h=5,182+[0,305 × ]m
33
Dimana
f1 = Tegangan kerja kawat penghantar [kg¿ mm2]
δq 2 S2
D=
8f2
Dimana
D = Andongan [m]
S = Rentangan [m]
K = f 1¿ ¿
M = ¿¿
Dimana
T
f1 =
A
3.3.4 Rumus
Waktu (Bulan)
No JenisKegiatan
1 2 3 4 5 6
1 Studi Literature
2 Pembuatan Proposal
3 Seminar Proposal
4 MelakukanPenelitian
5 Analisa Data Penelitian
6 PenyelesaianTugasAkhir
7 Seminar Skripsi
Daftar Pustaka