FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2023
BAB I
PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya lah, tugas ini dapat saya selesaikan dengan baik
dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan tugas ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Program Pengajaran Fisika dengan
judul “
Critical Journal Review
”.
Saya sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses
pembelajaran, penulisan review jurnal ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
positif, agar review jurnal ini menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Harapan saya, semoga review jurnal yang sederhana ini, dapat memberi manfaat
tersendiri bagi teman-teman pembaca sekalian.
BAB II
IDENTITAS JURNAL
Judul Artikel ANALISIS PEMILIHAN PENGHANTAR TENAGA LISTRIK
PALING EFFISIEN PADA GEDUNG BERTINGKAT
Nama Jurnal Program Studi Teknik Elektro
Download file:///C:/Users/ACER/Downloads/4%20ANALISIS%20PEMILIHAN%20PENGHANTAR
%20TENAGA%20LISTRIK-1.pdf
Volume dan Halamn Sinusoida Vol. XXIII No. 2
Tahun Desember 2021
Penulis Andrianna Eka Puji Lestari, Poedji Oetomo
Reviewer Erwinsius Simamora
Tanggal 17/11/2023
2.1 Identitas Jurnal
Busduct
Busduct adalah sebuah sistem penghantar listrik yang mempunyai bagian-bagian
saling bersinergi membentuk satu jalur dari suatu titik ke titik tertentu yaitu sebagai
penghantar antara trafo ke panel distribusi, genset ke panel distribusi, maupun
dari panel distribusi ke panel distribusi. Busduct merupakan sistem penghantar
listrik yang saat ini dapat menjadi alternatif penganti kabel dengan tidak ada
minimum radius sehingga busduct bisa dipasang dengan sudut 90°. Secara umum
busduct tersusun dari lempengan- lempengan busbar yang berfungsi sebagai
konduktor, dimana lempengan-lempengan tersebut terbuat dari bahan alumunium
atau tembaga
Jatuh tegangan dan Rugi daya listrik
Dampak dari adanya hambatan pada peghantar adalah adanya timbul tegangan
pada penghantar atau disebut dengan jatuh tegangan. Besar jatuh tegangan pada
penghantar berbanding lurus dengan impedansi dan besar arus yang mengalir
pada penghantar tersebut.
B. TINJAUAN KASUS
Gedung bertingkat ini terdiri dari 27 lantai dengan elevasi antar lantai adalah 4 m,
sehingga tinggi total bangunan adalah 180 m. Suplai tenaga listrik bersumber dari
PLN dengan tegangan menengah 20 kV ke trafo distribusi. Trafo yang digunakan
2 buah masing-masing berkapasitas 3000 kVA yang berada di basement.
Selanjutnya tenaga listrik disalurkan dengan system 3 fasa ke Panel Utama
Tegangan Rendah (PUTR) yaitu PUTR 1 dan PUTR 2.
Arus maksimum transformator
Besar arus In trafo 1 dan trafo 2 yang masing- masing berkapasitas 3000 kVA
dapat ditentukan dengan persamaan (2)
BAB III
Keterkaitan dengan mata kuliah ilmu
bahan
3.1 Keterkaitan Dengan Ilmu Bahan Listrik
Kaitan dengan ilmu bahan listrik adalah, yang dimana pada jurnal ini
membahas tentang bahan-bahan dari konduktor dan isolator, yang dimana pada
pembahasan artikel ini dibahas tentang efisiensi penghantar listrik pada bangunan
bertingkat sehingga diperlukan suatu Ilmu bahan listrik seseorang untuk
menganalisis bahan seperti apa yang cocok digunakan pada gedung tinggi
sehingga dapat digunakan sesuai dengan standard tanpa adanya kerugian ketika
dipakai pada gedung.
1. Konduktivitas Listrik:
o Ilmu bahan listrik mempelajari sifat-sifat konduktif dari berbagai
material. Pemilihan penghantar tenaga listrik yang efisien perlu
mempertimbangkan tingkat konduktivitas material tersebut. Material
dengan konduktivitas tinggi cenderung lebih efisien dalam
menghantarkan listrik.
2. Daya Hantar Panas:
o Selain konduktivitas listrik, ilmu bahan listrik juga memperhatikan
sifat-sifat termal. Material penghantar harus mampu menangani
beban listrik tanpa mengalami pemanasan berlebihan. Artikel
tersebut dapat membahas penggunaan material dengan daya hantar
panas yang baik untuk menghindari kerugian energi.
3. Efisiensi Energi:
o Artikel tersebut dapat membahas bagaimana pemilihan penghantar
tenaga listrik yang tepat dapat meningkatkan efisiensi energi dalam
gedung bertingkat. Misalnya, penggunaan kabel dengan daya hantar
listrik yang rendah dapat mengurangi kerugian energi dalam sistem
distribusi listrik.
4. Keandalan dan Durabilitas:
o Ilmu bahan listrik juga memperhatikan keandalan dan durabilitas
material. Artikel dapat menjelaskan bagaimana pemilihan material
yang tahan terhadap korosi atau perubahan suhu dapat
meningkatkan umur pakai sistem listrik dan mengurangi biaya
perawatan.
5. Aspek Ekonomi:
o Selain aspek teknis, artikel tersebut dapat membahas aspek
ekonomi pemilihan material penghantar. Material dengan kinerja
yang baik namun ekonomis dapat menjadi pilihan yang optimal untuk
proyek gedung bertingkat.
6. Inovasi Teknologi:
o Artikel dapat menyoroti inovasi terkini dalam ilmu bahan listrik dan
bagaimana inovasi ini dapat diterapkan dalam pemilihan penghantar
tenaga listrik pada gedung bertingkat untuk meningkatkan efisiensi
dan kinerja.
7. Standar Keselamatan dan Regulasi:
o Ilmu bahan listrik juga terkait dengan standar keselamatan dan
regulasi. Artikel dapat membahas bagaimana pemilihan material
harus mematuhi standar keselamatan yang berlaku untuk
memastikan keselamatan penghuni gedung.
Dengan memadukan pengetahuan ilmu bahan listrik dan pemilihan material yang
efisien, gedung bertingkat dapat dirancang dan dibangun dengan sistem listrik
yang handal, efisien, dan aman.
BAB IV
Kegunaan bahan dalam peralatan yang dibahas
Distribusi Energi:
Kabel listrik digunakan untuk mentransmisikan energi listrik dari sumber
daya utama (seperti panel listrik atau gardu distribusi) ke berbagai titik
dalam gedung. Mereka mendistribusikan daya listrik ke berbagai lantai,
ruangan, dan perangkat di seluruh gedung.
Penerangan:
Kabel listrik digunakan untuk menyambung sistem penerangan di dalam
gedung. Mereka membawa arus listrik ke lampu, downlight, atau sistem
pencahayaan lainnya untuk memberikan penerangan di dalam ruangan.
Sistem Keamanan:
Kabel listrik digunakan dalam sistem keamanan gedung, termasuk kamera
pengawas (CCTV), sistem alarm kebakaran, dan sistem kontrol akses.
Mereka menghubungkan perangkat-perangkat ini ke pusat kontrol untuk
memantau dan mengamankan gedung.
Jaringan Komunikasi:
Kabel serat optik atau kabel UTP digunakan untuk menghubungkan
perangkat dalam jaringan komunikasi gedung. Mereka menyediakan
infrastruktur untuk transmisi data suara, video, dan internet di seluruh
gedung.
Otomatisasi Bangunan:
Dalam sistem otomatisasi gedung, kabel listrik digunakan untuk
menghubungkan perangkat-perangkat pintar, sensor, dan sistem kontrol ke
satu jaringan terpusat. Ini memungkinkan pengendalian yang terkoordinasi
atas pencahayaan, HVAC, dan perangkat lainnya untuk meningkatkan
efisiensi energi.
Pemadam Kebakaran:
Kabel juga dapat digunakan dalam sistem pemadam kebakaran, terutama
untuk menghubungkan sensor ke pusat pemantauan. Ini memungkinkan
deteksi cepat dan respons terhadap ancaman kebakaran.
BAB V
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan rugi daya didapatkan rugi daya pada busduct
tembaga paling rendah sehingga memberikan nilai effisiensi paling besar.
Didapatkan nilai effisiensi busduct tembaga 99,49% (Rugi-rugi daya sebesar
25.819,50 watt) , busduct aluminium 99,44% (Rugi-rugi daya sebesar 28.695,49
watt) dan kabel tembaga 99,10% ( Rugi- rugi daya sebesar 46.002,49 watt ) dari
total daya aktif 2 buah trafo sebesar 5.099.850,3978 watt Selisih nilai effisiensi ini
akan berguna sekali bila diaplikasikan pada saluran energi listrik dengan kapasitas
daya besar
5.2 Saran
2. Material Kabel:
o Pertimbangkan material kabel yang sesuai dengan lingkungan
gedung bertingkat. Kabel tembaga umumnya digunakan karena
memiliki konduktivitas yang baik. Namun, untuk aplikasi khusus atau
kebutuhan tertentu, kabel aluminum atau serat optik juga bisa
menjadi pilihan.