Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL JURNAL REVIEW

“Analisis Pemilihan Penghantar Tenaga listrik


Paling Efisien pada Gedung Bertingkat”

NAMA : Erwinsius Simamora


NIM : 5233131030
KELOMPOK : Kelompok 3
MATA KULIAH : ILMU BAHAN

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2023
BAB I
PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya lah, tugas ini dapat saya selesaikan dengan baik
dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan tugas ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Program Pengajaran Fisika dengan
judul “
Critical Journal Review
”.
Saya sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses
pembelajaran, penulisan review jurnal ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
positif, agar review jurnal ini menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Harapan saya, semoga review jurnal yang sederhana ini, dapat memberi manfaat
tersendiri bagi teman-teman pembaca sekalian.
BAB II
IDENTITAS JURNAL
Judul Artikel ANALISIS PEMILIHAN PENGHANTAR TENAGA LISTRIK
PALING EFFISIEN PADA GEDUNG BERTINGKAT
Nama Jurnal Program Studi Teknik Elektro
Download file:///C:/Users/ACER/Downloads/4%20ANALISIS%20PEMILIHAN%20PENGHANTAR
%20TENAGA%20LISTRIK-1.pdf
Volume dan Halamn Sinusoida Vol. XXIII No. 2
Tahun Desember 2021
Penulis Andrianna Eka Puji Lestari, Poedji Oetomo
Reviewer Erwinsius Simamora
Tanggal 17/11/2023
2.1 Identitas Jurnal

2.2 Ringkasan Artikel


Untuk menghubungkan komponen listrik satu dengan komponen listrik
lainnya digunakan Media penghantar listrik. Media penghantar listrik yang sering
digunakan pada instalasi tenaga listrik adalah kabel listrik. Kabel listrik terdiri dari
bahan isolasi dan konduktor. Konduktor yang umum digunakan adalah tembaga
dan aluminium. Seiring dengan perkembangan teknologi ditemukan sebuah
alternative penghantar listrik yaitu busduct. Busduct terdiri dari 3 bagian utama,
yaitu konduktor, isolator, dan housing
Material penghantar listrik yang biasa digunakan mendistribusikan energi listrik
biasanya adalah logam yang terbuat dari alumunium atau tembaga yang
mempunyai suatu hambatan yang besarnya dipengaruhi oleh hambatan jenis
bahan konduktor dan panjang penghantar
Beberapa kode kabel yang sering kita jumpai diantaranya seperti NYA, NYAF,
NGA, NYM, NYMHY, NYY, NYYHY dan lain-lain. Untuk sistem distribusi listrik
pada Gedung bertingkat umumnya menggunakan jenis kabel NYM dan NYY
A. PENDAHULUAN
Kabel NYM merupakan kabel yang memiliki konduktor tembaga lebih dari satu
dengan isolator terselubung dengan berbahan PVC ( 300 – 500 V ).
Ukuran kabel NYM sangat tergantung, dari berapa jumlah inti kabel tembaga, bisa
terdiri dari 2, 3, sampai 4 jika diperlukan untuk tambahan grounding. Warna
lapisan isolator PVC pada kabel NYM biasanya putih atau abu-abu.
 Kelebihan : memiliki Isolasi sebanyak 2 lapis, sehingga tingkat keamanan
lebih baik dari kabel NYA. Kabel ini dapat digunakan pada area yang kering
maupun basah,.
 Kekurangan : penggunaan kabel ini tidak dapat ditanam langsung ke tanah
dan untuk harganya lumayan mahal.
Kepanjangan dari kabel NYM, yaitu :
N = Kabel inti tembaga
Y = Isolasi PVC
M = Inti kabel lebih dari satu
Kabel NYY merupakan kabel yang memiliki inti tembaga dengan isolasi PVC dan
selubung luar berbahan PVC. Kabel NYY bisa dibilang penyempurnaan dari kabel
NYA dan NYM. Kabel ini cocok digunakan untuk instalasi listrik tetap seperti di
bawah tanah ataupun tempat outdorr lain namun tetap harus diberikan
perlindungan khusus seperti pipa. Kabel NYY memiliki jumlah inti tembaga 1, 2 , 3
atau 4 dengan lapisan isolasi PVC berwarna hitam.
 Kelebihan : kabel ini memiliki ketahanan yang
sangat tinggi dan lebih aman, serta kabel bisa
ditanam dibawah tanah.
 Kelemahan : Harganya yang lebih mahal.
Kepanjangan dari kabel NYY, yaitu :
N = Kabel inti tembaga
Y = Isolasi PVC
Y = Selubung luar Isolasi PVC
Kemampuan Hantar Arus ( KHA )
Kabel listrik mempunyai ukuran luas penampang inti kabel yang berhubungan
dengan kapasitas penghantaran arus listriknya. Dalam istilah PUIL, besarnya
kapasitas hantaran kabel dinamakan dengan Kuat Hantar Arus (KHA). KHA dan
ukuran kabel akan menentukan pemilihan kabel yang sesuai dengan kebutuhan
pemakaian pada instalasi tenaga listrik. PUIL 2000 memberikan ketentuan
mengenai besarnya diameter dari penghantar kabel dan maksimum KHA terus-
menerus yang diperbolehkan pada kabel tipe NYA, NYM dan NYY.

Busduct
Busduct adalah sebuah sistem penghantar listrik yang mempunyai bagian-bagian
saling bersinergi membentuk satu jalur dari suatu titik ke titik tertentu yaitu sebagai
penghantar antara trafo ke panel distribusi, genset ke panel distribusi, maupun
dari panel distribusi ke panel distribusi. Busduct merupakan sistem penghantar
listrik yang saat ini dapat menjadi alternatif penganti kabel dengan tidak ada
minimum radius sehingga busduct bisa dipasang dengan sudut 90°. Secara umum
busduct tersusun dari lempengan- lempengan busbar yang berfungsi sebagai
konduktor, dimana lempengan-lempengan tersebut terbuat dari bahan alumunium
atau tembaga
Jatuh tegangan dan Rugi daya listrik
Dampak dari adanya hambatan pada peghantar adalah adanya timbul tegangan
pada penghantar atau disebut dengan jatuh tegangan. Besar jatuh tegangan pada
penghantar berbanding lurus dengan impedansi dan besar arus yang mengalir
pada penghantar tersebut.
B. TINJAUAN KASUS
Gedung bertingkat ini terdiri dari 27 lantai dengan elevasi antar lantai adalah 4 m,
sehingga tinggi total bangunan adalah 180 m. Suplai tenaga listrik bersumber dari
PLN dengan tegangan menengah 20 kV ke trafo distribusi. Trafo yang digunakan
2 buah masing-masing berkapasitas 3000 kVA yang berada di basement.
Selanjutnya tenaga listrik disalurkan dengan system 3 fasa ke Panel Utama
Tegangan Rendah (PUTR) yaitu PUTR 1 dan PUTR 2.
Arus maksimum transformator
Besar arus In trafo 1 dan trafo 2 yang masing- masing berkapasitas 3000 kVA
dapat ditentukan dengan persamaan (2)

Spesifikasi kabel Trafo ke PUTR


Dibutuhkan 10 kabel NYY 1 core dengan luas penampang 300 mm2 mempunyai
kapasitas arus 580 A yang diparalel sehingga dapat mengakomodasi arus dari
trafo ke PUTR yaitu 4330 Ampere per fasa.

Spesifikasi kabel PUTR ke setiap lantai


Jika arus maksimum per fasa (Full Load) yang dialokasikan pada jalur 1 adalah
153 A maka : In = 153A * 1,25 = 191,25A. Dari spesifikasi kabel dipilih NYY 1 core
70mm2 dengan kapasitas 218 A dapat memenuhi kebutuhan alokasi arus
tersebut. Demikian pula jalur 2 yaitu dari PUTR-02 kesetiap lantai yang
dialokasikan arus maksimum 166 A. In = 166A * 1,25 = 207,5 A
Panjang kabel dari PUTR ke setiap lantai
pada jalur 1 adalah lantai 13 yaitu 129 meter maka dapat diketahui panjang kabel
dari PUTR-01 ke setiap lantainya. Demikian pula pada jalur 2 dari PUTR-02
kesetiap lantainya

Spesifikasi busduct Trafo ke PUTR


Untuk spesifikasi busduct yang digunakan juga menggunakan acuan dasar yang
sama yaitu besar arus Trafo ke PUTR adalah In 4330A. Spesifikasi busduct yang
dapat mengakomodasi besar arus tersebut yaitu ukuran 5000 A.
Spesifikasi busduct antara PUTR dan setiap
Lantai Konfigurasi saluran distribusi dengan busduct adalah berjenjang yaitu pada
jalur 1 dari PUTR ke lantai 1 dilanjutkan kelantai 2 dan seterusnya hingga lantai
13. Demikian pula jalur 2 dari PUTR 2 ke lantai 14 dilanjutkan ke lantai 15 dan
seterusnya. Dengan demikian besar arus setiap antara lantai berbeda. Karena
hanya ada 1 sumber pasokan tenaga listrik yaitu dari PUTR maka arus yang
mengalir pada busduct di bagian PUTR ke lantai terbawah adalah yang terbesar.
Untuk jalur 1 dengan alokasi arus per lantai adalah 153 A maka PUTR-01 ke lantai
1 adalah 13 x 153 A = 1989 A. Sedangkan pada jalur 2 masing- masing lantai
dialokasikan 166 A sehingga PUTR-02 ke lantai 14 adalah 12 x 166 = 1992 A .
Maka dipilih busduct dengan ukuran 2000 A yang dapat memenuhi kriteria kedua
arus maksimum tersebut
SIMPULAN
Bedasarkan analisa dan hasil perhitungan dari pembahasan sebelumnya dapat
disimpulkan , bahwa :
1. Jatuh tegangan yang didapatkan dari pemakaian kabel tembaga , busduct
tembaga ataupun bussduct aluminium masih memenuhi persyaratan yang
ditentukan oleh PUIL yaitu besarnya dibawah 5 %. Jatuh tegangan terbesar
berada pada ujung saluran atau dilantai teratas. Pada contoh tinjauan kasus ini
didapatkan besar jatuh tegangan dengan busduct tembaga paling rendah yaitu
2,41 % sedangkan busduct aluminium 2,50 % dan kabel tembaga didapatkan 4,43
% , dengan total panjang saluran180 m.
2. Berdasarkan perhitungan rugi daya didapatkan rugi daya pada busduct
tembaga paling rendah sehingga memberikan nilai effisiensi paling besar.
Didapatkan nilai effisiensi busduct tembaga 99,49% (Rugi-rugi daya sebesar
25.819,50 watt) , busduct aluminium 99,44% (Rugi-rugi daya sebesar 28.695,49
watt) dan kabel tembaga 99,10% ( Rugi- rugi daya sebesar 46.002,49 watt ) dari
total daya aktif 2 buah trafo sebesar 5.099.850,3978 watt Selisih nilai effisiensi ini
akan berguna sekali bila diaplikasikan pada saluran energi listrik dengan kapasitas
daya besar

BAB III
Keterkaitan dengan mata kuliah ilmu
bahan
3.1 Keterkaitan Dengan Ilmu Bahan Listrik

Kaitan dengan ilmu bahan listrik adalah, yang dimana pada jurnal ini
membahas tentang bahan-bahan dari konduktor dan isolator, yang dimana pada
pembahasan artikel ini dibahas tentang efisiensi penghantar listrik pada bangunan
bertingkat sehingga diperlukan suatu Ilmu bahan listrik seseorang untuk
menganalisis bahan seperti apa yang cocok digunakan pada gedung tinggi
sehingga dapat digunakan sesuai dengan standard tanpa adanya kerugian ketika
dipakai pada gedung.

Pemilihan bahan untuk penghantar tenaga listrik harus mempertimbangkan


beberapa faktor teknis dan ekonomis. Beberapa kaitan antara ilmu bahan listrik
dan artikel mengenai pemilihan penghantar tenaga listrik yang efisien pada
gedung bertingkat melibatkan:

1. Konduktivitas Listrik:
o Ilmu bahan listrik mempelajari sifat-sifat konduktif dari berbagai
material. Pemilihan penghantar tenaga listrik yang efisien perlu
mempertimbangkan tingkat konduktivitas material tersebut. Material
dengan konduktivitas tinggi cenderung lebih efisien dalam
menghantarkan listrik.
2. Daya Hantar Panas:
o Selain konduktivitas listrik, ilmu bahan listrik juga memperhatikan
sifat-sifat termal. Material penghantar harus mampu menangani
beban listrik tanpa mengalami pemanasan berlebihan. Artikel
tersebut dapat membahas penggunaan material dengan daya hantar
panas yang baik untuk menghindari kerugian energi.
3. Efisiensi Energi:
o Artikel tersebut dapat membahas bagaimana pemilihan penghantar
tenaga listrik yang tepat dapat meningkatkan efisiensi energi dalam
gedung bertingkat. Misalnya, penggunaan kabel dengan daya hantar
listrik yang rendah dapat mengurangi kerugian energi dalam sistem
distribusi listrik.
4. Keandalan dan Durabilitas:
o Ilmu bahan listrik juga memperhatikan keandalan dan durabilitas
material. Artikel dapat menjelaskan bagaimana pemilihan material
yang tahan terhadap korosi atau perubahan suhu dapat
meningkatkan umur pakai sistem listrik dan mengurangi biaya
perawatan.
5. Aspek Ekonomi:
o Selain aspek teknis, artikel tersebut dapat membahas aspek
ekonomi pemilihan material penghantar. Material dengan kinerja
yang baik namun ekonomis dapat menjadi pilihan yang optimal untuk
proyek gedung bertingkat.
6. Inovasi Teknologi:
o Artikel dapat menyoroti inovasi terkini dalam ilmu bahan listrik dan
bagaimana inovasi ini dapat diterapkan dalam pemilihan penghantar
tenaga listrik pada gedung bertingkat untuk meningkatkan efisiensi
dan kinerja.
7. Standar Keselamatan dan Regulasi:
o Ilmu bahan listrik juga terkait dengan standar keselamatan dan
regulasi. Artikel dapat membahas bagaimana pemilihan material
harus mematuhi standar keselamatan yang berlaku untuk
memastikan keselamatan penghuni gedung.

Dengan memadukan pengetahuan ilmu bahan listrik dan pemilihan material yang
efisien, gedung bertingkat dapat dirancang dan dibangun dengan sistem listrik
yang handal, efisien, dan aman.
BAB IV
Kegunaan bahan dalam peralatan yang dibahas

Kabel listrik memainkan peran yang sangat penting dalam menyediakan


distribusi listrik yang aman dan efisien di dalam gedung. Beberapa
kegunaan kabel listrik pada gedung meliputi:

 Distribusi Energi:
 Kabel listrik digunakan untuk mentransmisikan energi listrik dari sumber
daya utama (seperti panel listrik atau gardu distribusi) ke berbagai titik
dalam gedung. Mereka mendistribusikan daya listrik ke berbagai lantai,
ruangan, dan perangkat di seluruh gedung.

 Penerangan:
 Kabel listrik digunakan untuk menyambung sistem penerangan di dalam
gedung. Mereka membawa arus listrik ke lampu, downlight, atau sistem
pencahayaan lainnya untuk memberikan penerangan di dalam ruangan.

 Stop Kontak dan Perangkat Elektrikal:


 Kabel listrik diperlukan untuk menghubungkan stop kontak dan perangkat
elektrikal lainnya, seperti komputer, peralatan dapur, alat-alat elektronik,
dan lain sebagainya. Mereka menyediakan jalur listrik untuk perangkat-
perangkat ini agar dapat beroperasi.

 Sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning):


 Kabel digunakan untuk menghubungkan sistem pemanasan, ventilasi, dan
pendinginan di gedung. Mereka menyediakan daya untuk perangkat HVAC
seperti pemanas, kipas, dan unit pendingin udara.

 Sistem Keamanan:
 Kabel listrik digunakan dalam sistem keamanan gedung, termasuk kamera
pengawas (CCTV), sistem alarm kebakaran, dan sistem kontrol akses.
Mereka menghubungkan perangkat-perangkat ini ke pusat kontrol untuk
memantau dan mengamankan gedung.

 Jaringan Komunikasi:
 Kabel serat optik atau kabel UTP digunakan untuk menghubungkan
perangkat dalam jaringan komunikasi gedung. Mereka menyediakan
infrastruktur untuk transmisi data suara, video, dan internet di seluruh
gedung.

 Otomatisasi Bangunan:
 Dalam sistem otomatisasi gedung, kabel listrik digunakan untuk
menghubungkan perangkat-perangkat pintar, sensor, dan sistem kontrol ke
satu jaringan terpusat. Ini memungkinkan pengendalian yang terkoordinasi
atas pencahayaan, HVAC, dan perangkat lainnya untuk meningkatkan
efisiensi energi.

 Pemadam Kebakaran:
 Kabel juga dapat digunakan dalam sistem pemadam kebakaran, terutama
untuk menghubungkan sensor ke pusat pemantauan. Ini memungkinkan
deteksi cepat dan respons terhadap ancaman kebakaran.

 Penting untuk merencanakan dan melaksanakan instalasi kabel listrik


dengan cermat agar memenuhi standar keselamatan dan peraturan
setempat serta memastikan ketersediaan daya listrik yang andal di seluruh
gedung.

BAB V
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan rugi daya didapatkan rugi daya pada busduct
tembaga paling rendah sehingga memberikan nilai effisiensi paling besar.
Didapatkan nilai effisiensi busduct tembaga 99,49% (Rugi-rugi daya sebesar
25.819,50 watt) , busduct aluminium 99,44% (Rugi-rugi daya sebesar 28.695,49
watt) dan kabel tembaga 99,10% ( Rugi- rugi daya sebesar 46.002,49 watt ) dari
total daya aktif 2 buah trafo sebesar 5.099.850,3978 watt Selisih nilai effisiensi ini
akan berguna sekali bila diaplikasikan pada saluran energi listrik dengan kapasitas
daya besar
5.2 Saran

Pemilihan kabel listrik untuk gedung bertingkat melibatkan pertimbangan


yang cermat untuk memastikan keamanan, efisiensi, dan kinerja yang optimal.
Berikut adalah beberapa saran untuk memilih kabel listrik yang tepat untuk
gedung bertingkat:

1. Tegangan dan Kapasitas Kabel:


o Pilih kabel yang memiliki tegangan dan kapasitas daya yang sesuai
dengan kebutuhan gedung. Pastikan kabel dapat menangani beban
listrik yang diperlukan di semua tingkat gedung.

2. Material Kabel:
o Pertimbangkan material kabel yang sesuai dengan lingkungan
gedung bertingkat. Kabel tembaga umumnya digunakan karena
memiliki konduktivitas yang baik. Namun, untuk aplikasi khusus atau
kebutuhan tertentu, kabel aluminum atau serat optik juga bisa
menjadi pilihan.

3. Isolasi yang Tahan Lama:


o Pilih kabel dengan isolasi yang tahan lama dan tahan terhadap
faktor-faktor seperti panas, kelembaban, dan paparan sinar UV. Ini
dapat membantu mencegah kebocoran arus atau gangguan lainnya.
Daftar Pustaka

4 ANALISIS PEMILIHAN PENGHANTAR TENAGA LISTRIK.pdf


Lampiran Jurnal

Anda mungkin juga menyukai