Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

KAJIAN TENTANG KABEL SALURAN UDARA

OLEH

KELOMPOK 4

ANGGOTA :

- ROBERTUS GHARI

- SEPRIANUS LAMMA GADJA

- VICKY VERI ABEL

- AMINADAB BANA

- LEONALDI LANA MAN

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI KUPANG

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat dan kasihNya,
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi kemahasiswaan..

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat
lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Kupang, 19 september 2018

Kelompok 4
penulis
1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Setiap peralatan saluran yang terpasang diharapkan dapat beroperasi dengan baik sesuai
dengan fungsinya. Dalam kondisi normal peralatan tersebut dikenai tegangan kerja dan arus kerja.
Dalam kondisi demikian diharapkan peralatan dapat bekerja secara terus-menerus tanpa mengalami
kerusakan dancacat. Dari segi operasi normal, arus beban dapat menimbulkan rugi-rugi saluran dan
kenaikkan suhu peralatan, sehingga effisiensi saluran maupun umur peralatan menurun lebih cepat.
Disamping itu peralatan saluran udara tegangan menengah 20 KV dihadapkan dengan
penurunan umur akibat kerja yang dipengaruhi oleh adanya penggunaan kabel saluran udara yang
tidak sesuai dengan KHA kabelnya dan tidak sesuai dengan ketentuan PUIL. Sehingga terjadinya
flashover pada penghaantarnya. Untuk dapat diatasinya kerusakan dan penurunan umur pada
peralatan saluran yang disebabkan gangguan-gangguan tersebut di atas, penulis ingin membahasnya
dalam “kajian penggunaan kabel saluran udara”. Penempatan kabel udara yang tidak sesuai ini
merupakan masalah, karena menimbulkan kerugian bagi konsumen dan perusahaan listrik sendiri.
Bagi konsumen kerugian yang ditimbulkan adalah dapat merusakan peralatan-peralatan listrik,
sedangkan pada perusahaan listrik menimbulkan kerugian rugi-rugi daya dll. Sebagai alternatife
untuk menekan sedapat mungkin menghindar kerugian-kerugian tersebut dilakukan pekerjaan yang
sesuai dengan puil. tentang saluran udara tegangan menengah 20 KV. Keberadaan Analisis dan
pengkajian tentang kabel saluran udara ini sangat menguntungkan untuk pembaca karena tidak ada
jumlah KWH yang hilang atau jumlah KWH yang diselamatkan. Sedang dari sisi pelanggan, banyak
diuntungkan karena tidak terjadi pemadaman, sehingga produksi tetap berjalan, produktivitas
meningkat, quota produk dapat terpenuhi, yang kesemua ini akan berdampak positif pada
perekonomian nasional.

1.2. Rumusan masalah


1. Apa saja jenis kabel yang digunakan pada saluran udara baik pada saluran udara tegangan
rendah, saluran udara tegangan tinggi, dan saluran udara tegangan super tinggi.
2. Bagaimana rekonstruksi pemasangan kabel saluran udara pada SUTR,SUTM, SUTT.
1.3.Tujuan
1. Supaya pembaca dapat mengetahui jenis-jenis kabel saluran udara yang digunakan pada SUTR,
SUTM, dan SUTT.
2. Supaya pembca dapat mengetahui rekostruksi pemasangan serta hal-hal yang harus diperhatikan
pada saat pemasangan kabel saluran udara.

2. METODE

Metode diartikan sebagai cara teratur yang dipakai untuk melakukan sebuah usaha dengan harapan
tujuannya tercapai.

penelitian merupakan suatu cara untuk mendapatkan kebenaran data atas gejala alam, masyarakat, atau
kemanusiaan. Dengan tujuan, melalui sebuah cara tersebut dapat memperoleh sesuatu yang diharapkan.

Adapun metode penelitian yang digunakan untuk menyusun makalah ini adalah sebagaai berikut:
2.1. Observasi
Metode Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan pengamatan langsung dan
pencatatan secara sistematis terhadap obyek yang akan diteliti. Observasi dilakukan oleh peneliti
dengan cara pengamatan dan pencatatan mengenai pelaksanaan di tempat.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Pengertian kabel udara

Saluran udara digunakan pada pemasangan di luar bangunan, direnggangkan pada isolator-
isolator diantara tiang-tiang sepanjang beban yang dilalui suplai tenaga listrik, mulai gardu induk
sampai ke pusat beban ujung akhir. Jaringan udara direncakan untuk kawasan dengan kepadatan
beban rendah atau sangat rendah, misalnya pinggiran kota, kampung/kota1kota kecil, dan tempat
tempat-tempat yang jauh serta luas dengan beban tersebar.
Seringkali digunakan untuk melayani daerah yang sedang berkembang sebagai tahapan
sementara. Kota-kota besaar dengan mayoritas perumahan kebanyakan menggunakan jaringan udara.
Bahan yang banyak dipakai untuk kawat penghantar adalah tembaga dan alumunium. Secara teknis,
tembaga lebih baik daripada aluminium, karena memiliki daya hantar arus yang lebih tinggi.
Namun karena harga tembaga yang tinggi, lagipula memiliki kecenderungan untuk senantiasa naik,
kian lama pemakaian kawat alumunium lebih banyak dipakai. Apalagi, kawat tembaga sering
menjadi sasaran pencurian karena dapat diolah untuk pembuatan barang-barang laian yang laku di
pasaran. Karenanya kawat alumunium berinti baja (ASCR atau Alumunium Cable Steel Reinforced )
banyak dipakai untuk saluran udara tegangan tinggi maupun tegangan menengah. Sedangkan untuk
saluran tegangan rendah banyak dipakai kawat alumunium telanjang ( AAC atau All Alumunium
Cable).
Kini untk saluran udara banyak juga dipakai kawat udara alumunium punter berisolasi.
Beberapa pertimbangan untuk saluran udara dapat disebut seperti berikut.

3.2. Jenis-Jenis Kabel Udara


a. Kabel ACSR
Kabel ACSR merupakan kawat penghantar yang terdiri dari aluminium berinti kawat
baja.Kabe lini digunakan untuk saluran-saluran transmisi tegangan tinggi, dimana jarak antara
menara/tiang berjauhan, mencapai ratusan meter, maka dibutuhkan kuat tarik yang lebih tinggi,
untuk itudigunakan kawat penghantar ACSR.
b. Kabel AAAC
Kabel ini terbuat dari aluminium-magnesium-silicon campuran logam, keterhantaran
elektris tinggi yang berisi magnesium silicide, untuk memberisifat yang lebih baik. Kabel ini
biasanya dibuat dari paduan aluminium 6201.AAAC mempunyai suatu anti karat dan kekuatan
yang baik, sehingga dayahantarnya lebih baik.

Penghantar harus aluminium paduan (AAAC) sesuai dengan SPLN 41-8. Konstruksi
penghantar harus memenuhi spesifikasi SPLN 41-8. Penghantar alumunium paduan (AAAC)
dipilin bulat, berkawat banyak (tidak dipadatkan) untuk luas penimpang 35 mm2 s/d240--2.
Selubung harus terbuat dari bahan polietilen ikat silang (XLPE), (SPLN 4l-g)
berwarna hitam dengan kandungan karbon-hitam tidak kurang dari 0,5% dan tidak
melebihi 2,5%. Selubung polietilen ikat silang ini dimaksudkan untuk mengurang jumlah
gangguan pada sistem, terutama gangguan sentuhan dengan pohon. Selubung tersebut tidak
berfungsi sebagai isolasi penuh, oleh karenanya penghantar jenis ini harus diperlakukan seperti
halnya penghantar udara telanjang.
AAAC digunakan sebagai kabel konduktor telanjang di sirkuit udara yang memerlukan
ketahanan mekanik lebih besar dari AAC dan ketahanan korosi yang lebih baik daripada ACSR.
biasanya sistem jaringan tegangan menengah sampai dengan 20 kV.
c. Kabel ACAR
Kabel ACAR yaitu kawat penghantar aluminium yang diperkuat dengan logam
campuran,sehingga kabel ini lebih kuat daripada kabel ACSR

d. Kabel AAC

AAC = ”All-Aluminium Conductor”, yaitu kawat penghantar yang seluruhnya terbuat


dari aluminium.

3.3.Jeringan Udara Tegangan Rendah (JTR)


1. Jenis Penghantar Udara
 Penghantar tidak berisolasi A3C, A2C , ACSR Pernghantar
 berisolasi (Jenis twisted cable yang umumnya dipakai NYM-T, NYMZ, NFYM, NFY, NF2X,
NFA2X, NFA2X, NFA2XSEY-T (TWISTED CABLE).
2. Persilangan Dengan Kabel Telekomunikasi.
Kabel telekomunikasi harus di bawah penghantar udara tegangan rendah
a. TWISTED CABLE : Berjajar 1 meter, Mersilang 0,3 meter
b. TAK BERISOLASI : Berjajar/Berisolasi 1 meter
3. Jarak Antar Penghantar Telanjang
Jarak antara ini bergantung atas jarak titik tumpu jaringan (jarak gawang) :
Jarak Gawang Jarak Antara
6 S/D 10 meter 20 CM
10 S/D 40 meter 25 CM
Jarak lendutan (SAG) dengan permukaan tanah diukur dari titik terendah sekurang-
kurangnya:

Penghantar Tak Berisolasi Penghantar Berisolasi


Jalan Umum 5 Meter 4 Meter
Halaman Rumah 5 Meter 3 Meter

4. Jarak Bebas
Jarak bebas (ruang bebas) penghantar tak berisolasi dengan benda lain (pohon, bangunan)
a. Pada dasarnya tidak boleh bersinggungan
b. Jarak yang dipersyaratkan 0,5 meter.

5. konfigurasi
Konfigurasi jaringan secara umum adalah radial, hanya pada kasus khusus
dipergunakan sistem tertutup (loop). Saluran Udara Tegangan Rendah memakai penghantar jenis
Kabel Twisted / kabel pilin (NFAAX-T) dengan penampang berukuran luas penampang 35 mm2,
50 mm2 dan 70 mm2 serta penghantar tak berisolasi All Aluminium Conductor (AAC), All
Aluminium Alloy Conductor (AAAC) dengan penampang 25 mm2, 35 mm2 dan 50 mm2.
Kabel udara yang dipergunakan pada JTR merupakan kabel berinti tunggal dengan
bentuk konduktor dipilin bulat, instalasi kabel ini sedemikian rupa sehingga hantaran kabel
membentuk kabel pilin dimana beberapa kabel berinti tunggal saling dililitkan sehingga saling
membentuk suatu kelompok kabel yang disebut dengan kabel twisted.
Kabel twisted dipasang pada tiang saluran distribusi sekunder dengan peralatannya
kira – kira 20 cm dibawah puncak tiang dengan kabel netral sebagai penyangganya, sehingga
dengan demikian beban kabel twisted dipikul oleh kabel netral tersebut. Kabel pilin yang
digunakan pada proyek kelistrikan terdiri atas enam buah kabel berinti tunggal dengan perincian
sebagai berikut :

 Kabel utama, terdiri atas tiga kabel fasa dan satu kabel netral
 Dua kabel lainnya untuk hantaran lampu penerangan jalan
Kabel twisted

Penghantar jaringan sekunder menggunakan kabel twisted, dimana kabel ini mempunyai
keuntungan antara lain :

o Tidak memerlukan banyak peralatan


o Penghantar tidak terpisah – pisah sehingga menjadi satu bagian
o Keamanan lebih terjamin sehingga sulit untuk disadap
o Pelaksanaan pemasangan lebih sederhana dan relatif mudah
o Aman terhadap cuaca
o Aman terhadap gangguan ranting – ranting pohon

Bahan isolasi kabel twisted dibuat dari bahan jenis polyethelin yaitu XLPE. Beberapa sifat isolasi
XLPE yaitu :

 Ketahanan temperatur tinggi


 Kekuatan mekanis besar
 Umur relatif bisa lebih lama
 Bersifat elastis / tidak mudah retak
 Kerapatan jenis kecil
 Tahan terhadap air, minyak dan zat – zat kimia yang sering terdapat di alam.

Dengan sifat XLPE tersebut maka kabel twisted dapat dipergunakan dengan baik pada kondisi
daerah kering ataupun basah.

Jaringan Distribusi Tegangan Rendah saluran udara kabel pilin (twisted cable) fasa 3
Terdapat 2 jenis konstruksi jaringan distribusi Tegangan Rendah sesuai dengan sistemnya.

1. Konfigurasi fasa 3 menggunakan kabel Pilin (twisted cable) dengan 3 penghantar fasa + 1
netral.
2. Konfigurasi fasa 2 menggunakan kabel Pilin (twisted cable) dengan 2 penghantar fasa + 1
netral atau penghantar BC atau AAAC.

Kedua sistem tersebut berdiri pada tiang sendiri atau di bawah Saluran Udara Tegangan
enengah (underbuilt). Radius pelayanan jaringan lebih kurang 300 meter dan tingkat tegangan
pelayanan dibatasi + 5 % dan – 10 %.

3.4.Jaringan udara tegangan tinggi


Kawat penghantar berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dari suatu tempat tempat ke
tempat lainnya. (PLN, 1981) Jenis – jenis kawat penghantar yang biasa digunakan pada
saluran transmisi adalah tembaga dengan konduktivitas 100% (CU 100%), tembaga dengan
konduktivitas 97,5% (CU 97,5%) atau aluminium dengan konduktivitas 61% (Al 61%). Kawat
penghantar aluminium terdiri dari berbagai jenis dengan lambang sebagai berikut:
AAC = ”All-Aluminium Conductor”, yaitu kawat penghantar yang seluruhnya terbuat dari
aluminium.
AAAC = ”All-Aluminium-Alloy Conductor”, yaitu kawat penghantar yang seluruhnya terbuat dari
campuran tembaga dan aluminium.
ACSR =”Aluminium Conductor Steel-Reinforced”, yaitu kawat panghantar aluminium berinti kawat
baja.
ACAR =”Aluminium Conductor Alloy-Reinforced”, yaitu kawat penghantar aluminium yang
diperkuat dengan logam campuran .Kawat penghantar tembaga mempunyai beberapa
kelebihan dibandingkan dengan kawat penghantar aluminium karena konduktivitas dan kuat tariknya
lebih tinggi.

Tetapi kelemahannya ialah, untuk besar tahanan yang sama, tembaga lebih berat dari
aluminium, dan juga lebih mahal.
Oleh karena itu, kawat penghantar aluminium telah menggantikan kedudukan tembaga.
Penghantar dengan campuran aluminium (aluminium alloy) digunakan karena dapat memperbesar
kuat tarik dari kawat aluminium. Sebagaimana diketahui bahwa letak antara tiang/menara
saluran transmisi yang jauh (ratusan meter), maka dibutuhkan kuat tarik yang tinggi. Penghantar
aluminium alloy yang digunakan adalah dari jenis ACSR. (T.S. Hutauruk, 1985:4)

3.5.Kelebihan Saluran Udara (Overhead Lines) dibanding saluran underground lines.


Saluran distribusi yang menyalurkan energi listrik melalui kawat-kawat yang digantung pada
isolator antar menara atau tiang distribusi. Keuntungan dari saluran distribusi adalah lebih murah,
mudah dalam perawatan, mudah dalam mengetahui letak gangguan, mudah dalam perbaikan, dan
lainnya. Namun juga memiliki kerugian, antara lain: karena berada di ruang terbuka, maka cuaca
sangat berpengaruh terhadap keandalannya, dengan kata lain mudah terjadi gangguan, seperti
gangguan hubung singkat, gangguan tegangan lebih karena tersambar petir dan gangguan-gangguan
lainnya. Dari segi estetika/keindahan juga kurang, sehingga saluran distribusi bukan pilihan yang
ideal untuk suatu saluran distribusi didalam kota.

Jaringan saluran udara baik untuk dipergunakan pada daerah dengan kepadatan beban yang
rendah, karena disini harga pembelian hak jalan untuk hantaran udara relatif murah, disamping harga
materialnya yang murah dibandingkan dengan jaringan kabel bawah tanah.

Keuntungannya

a. Lebih fleksibel dan leluasa dalam upaya untuk perluasan beban.

b. Dapat digunakan untuk penyaluran tenaga listrik pada tegangan diatas 66 kV.

c. Lebih mudah dalam pemasangannya.

d. Bila terjadi gangguan hubung singkat, mudah diatasi dan dideteksi.


e. Mudah dilakukan perluasan pelayanan dengan penarikan cabang yang diperlukan.

f. Mudah memeriksa jika terjadi gangguan pada jaringan.

g. Mudah untuk melakukan pemeliharaan.

h. Tiang-tiang jaringan distribusi primer dapat pula digunakan untuk jaringan distribusi sekunder
dan keperluan pemasangan trafo atau gardu distribusi tiang, sehingga secara keseluruhan harga
instalasi menjadi lebih murah.

Kerugian dari jaringan hantaran udara adalah gangguan sambaran petir, gangguan dari
manusia, serta menganggu pemandangan dikarenakan oleh banyaknya tiang-tiang dan kabel-kabel
hantaran udara yang digunakan sehubungan dengan banyaknya konsumen yang harus dilayani.

Kerugiannya

a. Mudah terpengaruh oleh cuaca buruk, bahaya petir, badai, tertimpa pohon, dsb.

b. Untuk wilayah yang penuh dengan bangunan yang tinggi, sukar untuk menempatkan saluran,

c. Masalah efek kulit, induktansi, dan kapasitansi yang terjadi, akan mengakibatkan tegangan drop
lebih tinggi.

d. Ongkos pemeliharaan lebih mahal, karena perlu jadwal pengecatan dan penggantian material
listrik bila.
4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Dari uraian pembahasan tentang kabel saluran udara di atas, dapat disimpulkan bahwa:

1. jenis-jenis kabel saluran udara dibagi atas dua yaitu kabel swaluran udara telanjang dan
berisolasi.

 Penghantar tidak berisolasi A3C, A2C , ACSR Pernghantar


 berisolasi (Jenis twisted cable yang umumnya dipakai NYM-T, NYMZ, NFYM, NFY,
NF2X, NFA2X, NFA2X, NFA2XSEY-T (TWISTED CABLE).
2. Konfigurasi jaringan secara umum adalah radial, hanya pada kasus khusus dipergunakan
sistem tertutup (loop).

4.2. Saran

Untuk pemilihan kawat penghantar tak berisolasi sebaiknya menggunakan penghantar


AAAC, sebagaimana campuran aluminium dengan tembaga akan menghasilkan penghantar arus
yang sangat baik dibandingkan dengan jenis kabel lain ( AAC, ACSR, DLL). karena kabel ini
memiliki resistansi yang sangat rendah sehingga rugi-rugi daya yang dihasilkan akan menjadi sangat
kecil.
5. DAFTAR PUSTAKA

2. American Standards Association (1949) American Standarrds for Step – Voltage and Induction -
Voltage Regulators - ANSI/IEE-C57.17
3. Arismunandar - A ( 1993 ) Teknik Tenaga Listrik Jilid II. PT. Pradnya Paramita Jakarta
4. Diklat PLN Pusat. (2005) Transmisi Tenaga Listrik Jakarta.
5. Fabio Saccomanno (2003) Electric Power System and Control
6. John Wiley & Sons. Inc NewYork. Luces. M . (1996) Electric Power Distribution and
Transmision Prantice Hall New-York.
7. Oswald (2000) Electric Cables for Power Transmision John Wiley & Sons.Inc New-York.
8. Paul M Anderson (2000) Analisis of Faulted Power System
9. John Wiley & Sons.Inc New-York. Stan Stawart (2004) Distributet Swichgear
10. John Wiley & Sons.Inc New- York. Stepen L. Herman (2005) Electrical Transformer John
Wiley & Sons.Inc New-York.
11. Hutauruk (2000)Tranmisi Daya Listrik Erlangga Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai