Anda di halaman 1dari 15

 

“JENIS-JENIS KABEL INSTALASI”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Gambar Teknik

DISUSUN OLEH:
Muhammad Zidan Apriadi 22501244017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2022
 
KATA PENGANTAR 

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Jenis-Jenis Kabel Instalasi"
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada ibu D r . D r a .
Z a m t i n a h , M p d . D a n M a s a a n selaku dosen atau pengajar Gambar teknik

 
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Gambar Teknik muncul sebagai bahasa gambar yang digunakan untuk berkomunikasi oleh
kalangan ahli teknik. Ini dikarenakan apabila ahli teknik menggunakan bahasa lisan untuk
menyampaikan idenya, maka akan mengalami kesulitan dalam mendeskripsikan ide tersebut.
Sebagai contoh ketika memesan sebuah komponen poros bertingkat, ahli teknik pemesan harus
menjelaskan bentuk poros, ukuran poros, kehalusan permukaan, bahan yang dipakai,
penggunaannya dan cara pengerjaan yang dikehendaki. Untuk menjelaskan detildetil pekerjaan
tersebut diperlukan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, dibuatlah Gambar Teknik sebagai
alat untuk menyatakan ide atau gagasan ahli teknik. Dengan kata lain Gambar Teknik dapat juga
disebut sebagai bahasa teknik. Sebagai suatu bahasa, Gambar Teknik harus dapat meneruskan
keteranganketerangan secara objektif dan tepat. Keterangan-keterangan atau informasi tersebut
harus lengkap dan jelas supaya ide atau gagasan ahli teknik dapat dibaca dan dipahami oleh
pembaca gambar (Hantoro & Pardjono, 1995: 1-3).

 
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGHANTAR, KABEL DAN KAWAT INSTALASI

Konduktor ialah objek logam atau bukan logam yang mengalirkan arus dari satu titik ke titik yang lain. Pemancar boleh
dalam bentuk kabel atau dalam bentuk wayar pemancar.

Kabel adalah konduktor logam yang ditutup dengan penebat. Jika bilangan konduktor logam lebih daripada satu,
keseluruhan kabel berpenebat dipasang dengan jaket pelindung.

Wayar ialah konduktor yang juga logam tetapi tidak berpenebat. Contohnya ialah wayar pembumian pada pemasangan
penangkap atau talian penghantaran pada sistem penghantaran voltan sederhana dan tinggi milik PLN.

B. JENIS-JENIS KABEL

ACSR, atau Air Conveying, biasanya digunakan untuk mengalirkan arus pada 500 kV atau 150 kV dari pusat pembangkit
listrik ke gardu induk atau stasiun distribusi.
Kabel XLPE dan kabel PVC tegangan rendah, yang dapat digunakan untuk mengalirkan arus dari gardu induk ke
pelanggan dengan tegangan 500 V-3 kV. Tanpa kabel, listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tidak dapat
menjangkau pelanggan.

1. Hantaran Udara

ACSR (Aluminium Conductor Steel Reinforced) ASCR terbuat dari kawat aluminium (AAC) sebagai konduktor dan
kawat baja (baja) sebagai penguat tegangan mekanik, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Karena ACSR digunakan sebagai konduktor udara, sambungan tidak diperbolehkan pada kabel aluminium atau
baja.

AAC. AAAC dan AAAC-S AAC (All Aluminium Conductor) terbuat dari kawat aluminium murni, AAAC (All
Aluminium Alloy Conductor) terbuat dari kawat paduan aluminium dan AAAC-S terbuat dari AAAC dan
dilapisi/dilindungi oleh lapisan XLPE sebagai selubung luar.
Seperti halnya ACSR, ketiga kabel AAC, AAAC, dan AAAC-S digunakan sebagai konduktor udara dan tidak boleh
dihubungkan ke kabel konduktor. AAAC-S dirancang agar lebih aman daripada konduktor telanjang AAC atau AAAC
karena lapisan XLPE pada AAAC-S bertindak sebagai bukti sentuhan (pohon).

2. Kabel listrik tegangan menengah (6kV - 30 kV)

Kabel listrik tegangan menengah digunakan sebagai kabel distribusi tegangan (PLN) 20 kV. Kabel tegangan menengah
umumnya dirancang untuk kabel lapis baja inti tunggal dan tidak lapis baja, tiga kabel inti (berlapis baja dan tidak lapis
baja) dan tiga kabel inti untuk penggunaan di bawah tanah dan di udara. Jenis dan tipe kabel yang paling banyak
digunakan khususnya PLN adalah kabel NA2XSEYBY yang merupakan kabel bawah tanah langsung. Misalnya NA2XSEYBY
3 x 300 mm2 - 12/20 kV, ini adalah kabel dengan tegangan kerja 12/20 kV, konduktor terdampar aluminium tiga inti
dan dipadatkan, luas penampang 300 mm2, insulasi XLPE, perisai listrik kawat tembaga , dua strip baja galvanis dengan
pelindung mekanis, jaket PVC. NA2XSEYBY 3x300 mm2 - 12/20 kV juga merupakan penghantar arus distribusi dari
trafo 150 kV/20 kV hingga trafo 20 kV/380 volt.
Kabel jenis ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain bobot konduktor lebih ringan dan lebih murah dibandingkan
konduktor tembaga. Namun, konduktor aluminium juga memiliki titik lemah yaitu konduktivitasnya lebih rendah dari
konduktor tembaga, hanya 61%. Tetapi kabel seperti itu masih lebih menguntungkan secara ekonomi daripada kabel
konduktor tembaga (bila digunakan untuk area yang luas dan distribusi massal).

3. Konstruksi kabel listrik tegangan menengah

Sebuah konduktor Jenis penghantar yang digunakan untuk kabel listrik tegangan menengah adalah kawat aluminium
atau tembaga yang telah dinyalakan, dipilin dan dipadatkan (circular compacted stranded conductor) seperti terlihat
pada diagram di bawah ini. Penanganannya lebih istimewa dan hati-hati karena Ada pemadatan dan pengisian bubuk
pemblokiran air (SPLN) di antara garis. Mesin es dan mesin es membutuhkan jenis ini dan perlu dirawat dengan proses
khusus selama proses produksi. Jika hal ini tidak diperhitungkan, penyimpangan yang terjadi dapat menyebabkan
kegagalan proses (interupsi) dan permukaan konduktif yang dihasilkan tidak halus atau seragam. Permukaan konduktor
yang tidak rata, terutama bagian yang tajam/tajam, dapat menyebabkan konsentrasi muatan karena efek kulit.
Jenis konduktor ini memiliki resistansi konduktor yang sama dengan konduktor untai bulat tidak padat atau konduktor
kompak untai sektor. Pengendalian atau pengujian/pengujian mutu/pengujian antara selama proses stranding ini
dimulai dari awal proses, termasuk pengendalian ukuran, konstruksi, dan pengendalian resistansi konduktor.

C. Macam-macam kabel instalasi

 Kabel NYA

Kabel NYA adalah kabel dengan inti yang terbuat dari bahan tembaga tunggal dan dilapisi dengan satu lapisan
isolasi PVC. Kabel ini biasa digunakan untuk instalasi perumahan dan instalasi kabel overhead. Jika akan
menggunakan kabel NYA, maka harus dilengkapi dengan pelindung seperti pipa PVC.

 Kabel NYM

Kabel NYM adalah kabel tegangan rendah tanpa pelindung dengan inti tembaga/bahan konduktor anil
(dipanaskan kemudian didinginkan perlahan) dan diisolasi dengan jaket PVC. Tegangan nominal antara
300/500V untuk pemasangan permanen pada pipa PVC yang diplester.

 Kabel NYY

Kabel NYY adalah kabel tegangan rendah tanpa pelindung dengan bahan inti tembaga anil (dipanaskan kemudian
didinginkan perlahan) dengan insulasi PVC dan jaket / pelindung luar menggunakan PVC. Tegangan nominal
antara 600/1000V.

 Kabel NYAF

Kabel NYAF adalah kabel fleksibel dengan inti tembaga atau konduktor serat dan jaket PVC. Tegangan nominal
antara 450/750 V. Untuk pemasangan permanen di saluran yang diplester. Kabel NYAF digunakan untuk
memasang panel yang membutuhkan fleksibilitas tinggi.

 Kabel NYFGbY/NYRGbY/NYAFGbY

Kabel NYFGbY adalah kabel tegangan rendah berpelindung dengan inti tembaga anil (dipanaskan dan kemudian
didinginkan perlahan), insulasi PVC, dan memiliki pelindung dalam PVC dengan kabel baja datar dan pita
pelindung luar PVC. Rentang spesifikasi ukuran tegangan adalah 600/1000 V

 Kabel NYCY

Kabel NYCY adalah kabel berpelindung tegangan rendah yang inti tembaganya dianil (dipanaskan dan kemudian
didinginkan perlahan) dengan sistem isolasi PVC. Dilindungi di dalam PVC dan dilengkapi dengan pelindung
kawat tembaga, dan lapisan pelindung PVC atau lapisan luar.

 Kabel BC

Kabel BC adalah kabel drop-in dalam sistem pemasangan penangkal petir. Sifat kabel BC adalah tidak memiliki
isolator (selubung), sehingga kabel jenis ini hanya memiliki satu inti kabel, yang disebut inti telanjang.

 Kabel AAAC

Konduktor AAAC-S disebut konduktor paduan aluminium berselubung XLPE dalam bahasa Indonesia, dan
merupakan kabel aluminium hibrida yang dibungkus dengan XLPE sebagai bahan isolasi konduktor.

 Kabel ACSR
Kabel ACSR adalah kabel aluminium dengan inti kawat baja yang biasanya digunakan pada instalasi arus besar
seperti perusahaan listrik. Kabel ini digunakan sebagai penghantar arus tinggi antar menara distribusi.

 Kabel ACAR

Kabel ACAR adalah konduktor aluminium yang diperkuat dengan logam campuran, sehingga kabel lebih kuat
dari kabel ACSR.

 Kabel NYMHYO

Kabel daya tipe NYMHYO adalah kabel serat optik dengan dua inti. Kabel ini biasa digunakan untuk sound
system, speaker, dan video virtual.

 Kabel NYMHY

Kabel NYMHY adalah kabel fleksibel inti tembaga dengan insulasi PVC dan jaket/jaket luar PVC. Tegangan
nominal antara 300/500 V.

 
 perempuan, sehingga dengan tumbuh berkembangnya kesadaran politik dikalangan
 perempuan, mereka diharapkan mampu meman)aatkan kesempatan dan peluang yang ada
sesuai potensi yang dimiliki dan sesuai ketentuan peraturan perundang%undangan
yang
 berlaku" Kebijakan khusus a)irmasi 2 Affirmative Action3 harus segera diubah dengan srategi
Pengurus 5tamaan Gender 2P5G3 di semua bidang kehidupan, khususnya di semua lini dan

strata untuk memper$epat persamaan akses, partisipasi, kontrol, serta man)aat yang sama
antara perempuan dan laki%laki" &erdasarkan npres 8omor 4 tahun +---, eksekuti) hanya
mengikat untuk melaksanakan P5G" #leh karena itu, perlu ditingkatkan jumlah kebijakan
 pelaksanaan P5G yang akan mengikat seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah,
 penyelenggara pemilu, dan partai politik sebagai pilar demokrasi untuk mendorong
 pemenuhan Hak Asasi (anusia 2HA(3 perempuan di bidang politik melalui
peningkatan keterwakilan perempuan dalam pengambil kebijakan" Gerakan perempuan dan
pemerhati masalah perempuan, melakukan upaya yang sangat keras memperjuangkan
masuknya kuota sebesar ;-@ keterwakilan perempuan sebagai jumlah minimal dalam
paket 55 politik dari

hulu ke hilir"
(enteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, inda Amalia
Sari, mengatakan bahwa e)ekti9itas 55 parpol dan 55 pemilu terkait keterwakilan
perempuan
 bisa dilihat dari hasil pemilu +--4 dimana keterwakilan perempuan sudah meningkat
dibandingkan pemilu +--6" Jumlah ini masih jauh ketimbang dari hasil keseimbangan ideal
minimal ;-@" #leh karenanya, harus dilakukan pengawalan sejak tataran
perumusan kebijakan, proses dan implementasinya, serta e9aluasi dampaknya guna
perbaikan kedepan
 pada pemilu +-16, sampai kesetaraan dan keadilan partisipasi perempuan dalam politik yang
terjadi, tidak dibutuhkan lagi" Sementara itu, perempuan yang dilibatkan di dunia politik 

seharusnya dapat mengetahui man)aat yang baik untuk dirinya maupun di partai politik,
namun pada )aktanya, perempuan kini $enderung mudah dipengaruhi untuk menerima
money
 politics" Hal tersebut diakibatkan kurangnya pendidikan dasar dalam berpolitik yang belum
dapat dipahami se$ara penuh ketika berkiprah di dunia politik" Dalam proses demokratisasi,
 persoalan partisipasi politik perempuan yang lebih besar, reperesentasi dan persoalan
akuntabilitas menjadi persyaratan mutlak bagi terwujudnya demokrasi yang lebih bermakna
di ndonesia" Demokrasi yang bermakna adalah demokrasi yang memperhatikan
dan memperjuangkan kepentingan mayoritas penduduk ndonesia yang terdiri dari
perempuan"
de bahwa politik bukan wilayah bagi perempuan adalah ide yang selalu didengungkan

selama berabad%abad, dan ternyata memang sangat e)ekti) untuk membatasi perempuan untuk 
tidak memasuki wilayah ini" Terminologi publik dan pri9at yang erat kaitannya dengan

 
konsep gender, peran gender, dan  stereotype, telah men$iptakan ketidaksetaraan dan
ketidakadilan di antara perempuan dan laki%laki" Akibat yang paling jelas dari situasi politik 
seperti itu adalah marjinalisasi dan pengu$ilan perempuan dari kehidupan politik )ormal" ni
artinya, keberadaan perempuan dalam kehidupan politik )ormal di banyak tempat
memperlihatkan gambaran yang tidak menggembirakan" Akar dari semua persoalan tersebut

adalah budaya patriarki yang menghambat semua ruang gerak perempuan di semua bidang,
termasuk bidang politik" Demokrasi berkaitan erat dengan politik" Konsep demokrasi berasal
dari istilah politik yang berarti pemerintahan oleh rakyat" Di dalamnya terkandung makna
“dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat!" Dalam terminologi politik yang bias gender,
untuk waktu yang lama, pengertian partisipasi “ dari rakyat, oleh rakyat, dan umtuk rakyat!
hanya diartikan se$ara terbatas hanya untuk beberapa kalangan tertentu dalam masyarakat,
dan tentu saja tidak termasuk perempuan di dalamnya" Keterwakilan perempuan adalah untuk 
menyuarakan kepentingan perempuan" Pada titik ini, yang banyak diabaikan oleh banyak 
kalangan, bahkan oleh kalangan perempuan sendiri, adalah bahwa kepentingan%kepentingan

 perempuan memang lebih baik disuarakan oleh perempuan sendiri karena mereka
sesungguhnya paling mengerti kebutuhan perempuan" Dalam kerangka demokrasi yang
representative, pandangan dari kelompok yang berbeda harus dipertimbangkan dalam
mem)ormulasikan keputusan dan kebijakan yang akan dibuat"
(empertimbangkan kepentingan perempuan dan melibatkan laki%laki dan perempuan
dalam proses pembuatan kebijakan adalah dasar dari kerangka demokrasi yang mendorong ke
arah kesetaraan dan keadilan gender"

21) U6a7a Mem6e4uangkan Kesetaaan Gen5e 5alam Kehi5u6an Politik 


Pada dasarnya, kuota ;-@ yang diberikan untuk keterlibatan perempuan dalam politik 
dan keterwakilan perempuan dalam parlemen yang diamanatkan oleh 5ndang%undang 8o" 1-
tahun +--> tentang Pemilu egislati) dan 5ndang%undang 8o" + tahun +--> tentang Partai
Politik 2Parpol3, masih sangat jauh dengan kenyataannya" Walau sejatinya angka ;-@ ditinjau
dengan hitungan statistik berdasarkan jumlah masih dinilai tidak adil" 8amun sebagian
kalangan perempuan yang lain menyambut hal ini sebagai langkah maju untuk memberi
gerak bagi perekrutan kaum perempuan dalam langkah politiknya" Karena selama ini
 perempuan hanya berjumlah 1+ @ saja yang berkiprah dalam ruang sidang di Senayan"
(erupakan )enomena baru dan menyegarkan dalam perkembangan sistem demokrasi di
ndonesia, meskipun dalam tataran yang relati) ke$il dan sederhana, tetapi masih banyak 
harapan dan peluang yang bisa dilalui oleh para perempuan dalam partisipasinya untuk 

 
mensosialisasikan dan mengimplementasikan undang%undang tersebut sekaligus sebagai
 penghargaan terhadap pengorbanan dan perjuangan perempuan yang selama terpinggirkan
oleh sistem" Karena pada kesempatan kali ini, publik akan memberikan penilaian langsung
terhadap partai%partai politik peserta pemilu yang mempunyai kepedulian
terhadap
 perjuangan serta potensi%potensi perempuan, bahkan ada sema$am ke$aman dari berbagai

lembaga swadaya masyarakat 2S(3 atau organisasi%organisasi kemasyarakatan perempuan


lainnya, untuk tidak memilih gambar partai yang tidak memperhatikan kepentingan
 perempuan atau dengan tidak merealisasikan 5ndang%5ndang tentang keterwakilan
 perempuan" Keterwakilan perempuan menjadi penting karena jumlah perempuan dalam
 panggung politik masih sangat rendah, berada dibawa standar, sehingga posisi dan peran
 perempuan dalam lembaga legislati), terlebih jabatan eksekuti) sebagai pengambil dan
 penentu kebijakan masih minim" Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan perempuan masih
 belum diperhitungkan" Dengan adanya dorongan untuk keterwakilan perempuan yang ;-@ di
 parlemen saat pemilu +--4 tersebut, seperti diamanatkan 55 8o" 1- tahun +-->, walaupun

 belum ada affirmative action  yang memberikan  previlage  tertentu, sehingga memberikan
syarat yang lebih mudah bagi $aleg perempuan dari pada $aleg laki%laki, namun hasil dari
 pemilu tersebut sudah menunjukkan keterwakilan yang meningkat dari pemilu sebelumnya,
yaitu untuk DP* * 1>@ dari sebelumnya yang hanya 1+@ dan untuk keterwakilan di DPD
agak lebih tinggi dari pada keterwakilan di DP*, yaitu +,;@ dari sebelumnya 1>,>@"
&erdasarkan data tersebut di atas, kurang adanya pengakuan terhadap pentingnya
 peran perempuan dalam proses politik, telah terbuktikan dengan kurang terakomodirnya
 permasalahan perempuan dalam peren$anaan pembangunan, meskipun sejak lama sudah
dikampanyekan dalam isu  gender mainstreaming  tentang perempuan sebagai bagian dan

sasaran dalam pembangunan pada tahun 146 dengan menggunakan pendekatan "Women In
 $evelopment Approach  2WD3!" Hal ini dikarenakan konsep gender dalam pembangunan
masih belum diterjemahkan dengan baik oleh semua elemen pembangunan baik se$ara
teoritis maupun aplikati)" Sehingga hasilBhasil pembangunan masih berpihak pada kelompok%
kelompok tertentu"dan menjadi bias gender" Adapun upayaBupaya untuk men$apai
 penyetaraan dan keadilan gender terus dilakukan oleh akti9is perempuan, pada tahun 14>-%
an, melalui pendekatan “Gender And $evelopment Aproach  2GAD3!" Pendekatan ini tidak 
lagi melihat perempuan dan lakiBlaki dari perbedaan biologis, akan tetapi memandang lakiB 
laki dan perempuan se$ara sosial dan struktural dapat berpartisipasi dalam proses kehidupan,

terutama partisipasi dalam kehidupan di ranah politik dan publik" Partisipasi antara lakiBlaki
dan perempuan dalam kehidupan berpolitik merupakan salah satu prinsip perjuangan para

 
akti9is perempuan, sampai diamanatkan dalam kon9ensi penghapusan segala bentuk 
diskriminasi terhadap perempuan yang kemudian diadopsi oleh sidang umum P&& tahun
144 yang ditetapkan pada tahun 14>1" Pemerintah ndonesia sendiri juga telah merati)ikasi
melalui 5ndangB5ndang *epublik ndonesia no"  tahun 14>6 pada tanggal +6 juli 14>6
melalui lembar negara no" +4 tahun 14>6" (eskipun demikian, sampai saat ini perjuangan

menuju kesetaraan dan keadilan masih belum optimal karena adanya diskriminasi se$ara
struktural dan kelembagaan yang masih kuat dalam kehidupan masyarakat"
Pendiskriminasian sema$am ini semakin melemahkan sumber daya perempuan terlebih
ketika para perempuan tidak mempunyai keinginan untuk merubah dan melakukan
 pembenahan%pembenahan sejak dini"
5ntuk itu, adapun upaya untuk memperjuangkan kesetaraan gender dalam kehidupan
 politik, yakni pertama, harus diusahakan adanya peraturan atau 55 tentang pemilu, pilkada,
dan partai politik yang men$antumkan perihal affirmative action  terhadap keterwakilan

 perempuan dengan memberikan previlage tertentu kepada keterwakilan perempuan, sehingga

dengan adanya affirmative action, diharapkan keterwakilan perempuan akan meningkat dan
sesuai harapan" Kedua, diperlukan adanya usaha%usaha peningkatan pendidikan
bagi
 perempuan se$ara terus menerus" Karena dengan adanya peningkatan tara) pendidikan bagi
kaum perempuan, maka akan meningkatkan kompetensi dan daya saing kaum perempuan di
 bidang politik" Ketiga, diperlukan adanya pen$erahan dan pendidikan politik yang terus%
menerus kepada masyarakat luas, bisa dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat, ormas,
ataupun oleh lembagaBlembaga lain, tentang unggulnya pemimpin politik perempuan"
Dengan usaha itu diharapkan akan memberikan perubahan pandangan tentang budaya
 patriarki bagi masyarakat, sehingga kemungkinan terpilihnya peminpim politik perempuan

akan sama dengan kemungkinan terpilihnya pemimpim politik laki%laki" Sehingga kesetaraan
gender dalam dunia perpolitikan akan semakin maju dan e)ek sampingnya untuk kemajuan
usaha pemberantasan korupsi bisa segera dirasakan"

 
0A0 III
PENUTUP

31& Kesim6ulan

Di ndonesia, isu kesetaraan gender akhir%akhir ini menjadi isu yang tidak
ada habisnya dan masih berusaha terus diperjuangkan baik di tingkat eksekuti) maupun
legislati)" Permasalahan tentang kesetaraan gender ini men$akup substanti) pemahaman
tentang kebijakan perspekti) gender itu sendiri" #leh karenanya, gerakan gender kemudian
menjadi arus utama di negara%negara berkembang termasuk di ndonesia" Dalam proses
demokratisasi,
 persoalan partisipasi politik perempuan yang lebih besar, reperesentasi dan persoalan
akuntabilitas menjadi persyaratan mutlak bagi terwujudnya demokrasi yang lebih bermakna
di ndonesia" Demokrasi yang bermakna adalah demokrasi yang memperhatikan
dan memperjuangkan kepentingan mayoritas penduduk ndonesia yang terdiri dari
perempuan"
de bahwa politik bukan wilayah bagi perempuan adalah ide yang selalu
didengungkan selama berabad%abad, dan ternyata memang sangat e)ekti) untuk membatasi
perempuan untuk  tidak memasuki wilayah ini" Terminologi publik dan pri9at yang erat
kaitannya dengan konsep gender, peran gender, dan  stereotype, telah men$iptakan
ketidaksetaraan dan ketidakadilan di antara perempuan dan laki%laki" Akibat yang paling
jelas dari situasi politik  seperti itu adalah marjinalisasi dan pengu$ilan perempuan dari
kehidupan politik )ormal" 5ntuk itu, diperlukan berbagai upaya untuk memperjuangkan
kesetaraan gender dalam kehidupan politik, yang nantinya diharapkan akan memberikan
perubahan pandangan tentang
 budaya patriakhi bagi masyarakat, sehingga kemungkinan terpilihnya peminpin politik 
 perempuan akan sama dengan kemungkinan terpilihnya peminpin politik laki%laki" Sehingga
kesetaraan gender dalam dunia perpolitikan akan semakin maju dan e)ek sampingnya untuk 
kemajuan usaha pemberantasan korupsi bisa segera dirasakan"
 
SARAN

Anda mungkin juga menyukai