Anda di halaman 1dari 14

TRANSMISI DAYA ELEKTRIK

KLASIFIKASI SISTEM TRANSMISI BERDASARKAN


PEMASANGANYA

OLEH:
I NENGAH AGUS MULIA ADNYANA
4.14.2.0595

FAKULTAS TEKNIK DAN INFORMATIKA


PROGDI TEKNIK ELEKTRO
UNDIKNAS UNIVERSITY
DENPASAR
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pada jaringan listrik di pembangkit, energy listrik yang dihasilkan berasal dari perubahan
energy kinetic dan energy potensial dari unsur alam, seperti air, udara, gas, dan cahaya matahari.
Dimana unsur alam tersebut yang digunakan untuk menggerakan turbin hingga mengubah energy
mekanik yang terdapat pada unsur alam tersebut menjadi energy listrik. Kemudian energy listrik
tersebut disalurkan menuju pemukiman ataupun perindustrian yang merupakan daerah daerah
yang mempunyai struktur geografis, jarak, temperature, dan banyaknya penggunaan energy tiap
sector baik pemukiman maupun industry tentu berbeda-beda. Sehingga agar tersalurkannya energy
listrik tersebut ke tiap sector baik pemukiman maupun industry dibentuklah sistem transmisi dalam
struktur, anatomi, dan konstruksi yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi wilayah tujuan dari
berbagai aspek. Dan dalam penyaluran energy tersebut dibutuhkan kelompok-kelompok yang
bekerja untuk membangun sistem jaringan transmisi, memelihara serta mengelola sistem jaringan
tersebut agar tidak terjadi kerusakan, dan tetap terjaga dan berjalan dengan baik sehingga energy
listrik tetap tersalurkan kepada konsumen-konsumen listrik.

I.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui klasifikasi dalam system transmisi berdasarkan cara pemasanganya beserta
keuntungan dan kerugian masing-masing klasifikasi.
BAB II
PEMBAHASAN

Energi listrik adalah listrik yang mengalir pada sebuah konduktor, dimana yang mengalir
adalah perpindahan electron karena adanya beda potensial . untuk menyalurkan energy tersebut
memerlukan Transmission Line. Transmisi adalah sebuah jaringan yang membawa listrik pada
tegangan tinggi. Pada zaman dahulu, penduduk yang dapat menggunakan energy listrik hanya yg
bertempat tinggal tidak jauh dari pusat pembangkit listrik, karena pada zaman dulu belum
ditemukan transformator.dimana transformator digunakan untuk menaikn atau menurunkan
tegangan, hal ini dikarenakan jika listrik ditransmisikan dalam jarak yang jauh dengan volume
yang banyak, akan terjadi kehilangan energy. Dimana energy yang hilang itu adalah energy listrik
yang berubah menjadi energy panas. Sehingga membutuhkan transformator untuk menaikan atau
menurunkan tegangan agas meminimalisir energy listrik yang hilang.
Transmission Line (Saluran Transmisi) adalah media yang digunakan system stansmisi
untuk mentransmisikan tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga hingga saluran distribusi
listrik sehingga dapat disalurkan ke konsumer pengguna listik. Transmisi mempunyai arti
mengirim energi listrik dari output trafo step up sudah dinaikkan berkali lipat mengirim listrik
dengan jarak ratusan kilo meter antar kota , antar provinsi menggunakan instalasi kabel baja dan
menara listrik.

Pada umumnya saluran transmisi dalam penggunaannya dapat dibagi dua, yaitu :

1. Saluran Udara (Overhead Lines) Tegangan Tinggi (SUTT) / Tegangan Ekstra Tinggi
(SUTET)
2. Saluran Kabel Tanah (Underground Line) Tegangan Tinggi (SKTT)

II.1. Saluran Udara (Overhead Lines) Tegangan Tinggi (SUTT) / Tegangan Ekstra Tinggi
(SUTET)

Saluran udara (overhead lines) adalah saluran transmisi yang menyalurkan energi listrik
melaluikawat-kawat yang digantung pada isolator antar menara atau tiang transmisi. Keuntungan dari saluran
transmisi udara adalah lebih murah, mudah dalam perawatan, mudah dalam mengetahuiletak gangguan, mudah
dalam perbaikan, dan lainnya. Namun juga memiliki kerugian, antaralain karena berada di ruang terbuka, maka
cuaca sangat berpengaruh terhadap keandalannya,dengan kata lain mudah terjadi gangguan, seperti gangguan
hubung singkat, gangguan teganganlebih karena tersambar petir, dan gangguan-gangguan lainnya. Dari segi
estetika/keindahan juga kurang, sehingga saluran transmisi bukan pilihan yang ideal untuk suatu saluran transmisi
didalam kota.
Klasifikasi teganga transmisi listrik dengan saluran udara dibagi menjadi 4, yaitu :
1. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dengan orde tangangan 200kV-500kV
2. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dengan orde tangangan 30kV-150kV
3. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) dengan orde tangangan 6kV-30kV
4. Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) dengan orde tangangan 40V-1000V

Adapun komponen utama dari saluran transmisi udara terdiri dari beberapa bagian utama, antara
lain :

Menara atau Tiang Transmisi


Menara atau tiang transmisi adalah suatu bangunan penopang saluran transmisi, yang biasa
berupa menara baja, tiang baja, tiang beton bertualang dan tiang kayu. Tiang-tiang baja, beton,
atau kayu biasanya digunakan pada saluran-saluran dengan tegangan kerja relatif rendah (dibawah
70 KV) sedang untuk saluran transmisi tegangan tinggi atau ekstra tinggi digunakan menara baja,
lihat gambar 1.1. Menara baja dibagi sesuai dengan fungsinya, yaitu: menara dukung, menara
sudut, menara ujung, menara percabangan dan menara transposisi.

Isolator Isolator

Jenis isolator yang digunakan pada saluran transmisi adalah jenis porselin atau gelas.
Menurut penggunaan dan konstruksinya dikenal tiga jenis isolator yaitu, isolator jenis pasak,
isolator jenis pos-saluran dan isolator gantung.

Isolator jenis pasak dan saluran digunakan pada saluran transmisi dengan tegangan kerja
relatif rendah (kurang dari 22-33 KV0).
Isolator gantung dapat digandeng menjadi rentengan isolator yang jumlahnya disesuaikan
dengan kebutuhan.
Kawat Penghantar

Jenis-jenis kawat penghantar yang biasa digunakan pada saluran transmisi adalah

1. Tembaga dengan konduktivitas 100% (CU 100%)


2. Tembaga dengan konduktivites 97,5% (CU 97,5%)A
3. Aluminium dengan konduktivitas 61% (Al 61%).

Kawat penghantar aluminium terdiri dari berbagai jenis dengan lambing sebagai berikut:

AAC = All-Aluminium Conductor, yaitu kawat penghantar yang seluruhnya terbuat dari
aluminium.

AAAC = All-Aluminium-Alloy Conductor, yaitu kawat penghantar yang seluruhnya


terbuat dari campuran aluminium.

ACSR = Aluminium Conductor, Steel-Reinforced, yaitu kawat penghantar aluminium


berinti kawat baja.

ACAR = Aluminium Conductor, Alloy-Reinforced, yaitu kawat penghantar aluminium


yang diperkuat dengan logam campuran.
Kawat penghantar tembaga mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan kawat
penghantar aluminium karena konduktivitas dan kuat tariknya lebih tinggi. Tetapi kelemahannya
adalah, untuk besar tahanan yang sama, tembaga lebih berat dari aluminium, dan juga lebih mahal.
Oleh karena itu kawat penghantar aluminium telah menggantikan kedudukan tembaga. Untuk
memperbesar kuat tarik dari kawat aluminium digunakan campuran aluminium (Aluminium
Alloy).
Untuk saluran-saluran transmisi tegangan tinggi, dimana jarak antara dua tiang atau menara
jauh (ratusan meter), dibutuhkan kuat tarik yang lebih tinggi. Untuk itu digunakan kawat
penghantar ACSR.

Kawat Tanah

Kawat tanah atau ground wires juga disebut sebagai kawat pelindung (shield wires)
gunanya untuk melindungi kawat-kawat penghantar atau kawat-kawat fasa terhadap sambaran
petir. Jadi kawat tanah itu dipasang diatas kawat fasa. Sebagai kawat tanah pada umumnya dipakai
kawat baja (steel wires) yang lebih murah, tetapi tidaklah jarang digunakan ASCR.
II.2. Saluran Kabel Tanah (Underground Line)
Tegangan Tinggi (SKTT)

Untuk saluran bawah tanah sistem


penyaluran tenaga listriknya akan dilakukan
di bawah tanah sepanjang saluran yang
digunakan adalah kabel tanah yang
direntangkan sepanjang daerah beban yang
dilaluinya. Bahan untuk kabel tanah pada
umumnya terdiri atas tembaga dan
alumunium. Sebagai isolasi dipergunakan bahan bahan berupa kertas serta perlindungan
mekanikal berupa timah hitam. Untuk tegangan menengah sering juga dipakai minyak sebagai
isolasi. Jenis kabel yangs sering digunakan adalah GPLK (Gewapend Papier Lood Kabel)atau
NKBA (Normalkabel mit Bleimantel Ausenumheullung). Kabel ini jenis kabel minyak dengan
bahan isolasi XLPE (Cross Linked Polyethylene). Jaringan bawah tanah direncanakan untuk
kawasan dengan padat beban lebih tinggi, misalnya kota metropolitan atau kota kota besar. Untuk
kawasan dengan padat beban sedang atau tidak seragam biasanya menggunakan jaringan
campuran. Bagian bagaian kabel untuk melayani daerah industri, perdagangan dan kantor kantor.
Penanaman kabel dapat dilakukan secara langsung atau memakai pipa pelindung. Pemakaian kabel
tanah dengan pipa pelindung dilakukan untuk keperluan setempat, misalnya jaringan menyebrang
sungai, instalasi didalam gedung dan lain lain. Selain itu penanaman dan perentangan kabel tanah
didalam lubang yang telah digali perlu penanganan khusus, karena hal ini akan mempengaruhi
umur maupun kemampuan kabel dalam penyaluran tenaga. Beberapa pertimbangan untuk kabel
tanah dapat disebut seperti berikut.

klasifikasi tegangan transmisi listrik dengan saluran kabel dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) dengan orde tangangan 30kV-150kV
2. Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) dengan orde tangangan 6kV-20kV
3 Saluran Kabel Tegangan Rendah (SKTR) dengan orde tangangan 40V-1000V
Keuntungan atau kelebihan berupa:

Kabel tanah tidak terlihat, maka tidak mengganggu pemandangan atau lingkungan. Hal ini
penting untuk kota yang padat penduduknya seta padat lalu1lintas kendaraan.

Pengoperasiannya lebih mudah karena tidak terpengaruh oleh hujan, petir, atau angin rebut.

Sedangkan kerugian atau kekurangan adalah :

Harganya yang tinggi, lebih lebih untuk tegangan yang tinggi.

Bilamana terjadi gangguan, tidak mudah untuk menemukan tempat gangguan terjadi.
Lagipula, melakukan reparasi pada kabel yang rusak, sangat sulit karena mengganggu
lalu1lintas kendaraan, sehingga menambah masalah kemacetan lalu1lintas.

Ada 2 tipe dari saluran transmisi bawah tanah yang digunakan, salah satunya menggunakan
konstruksi pipa dengan cairan atau gas bertekanan disekitar kabel untuk mengatur panas dan
mengisolasi kabel. Tipe lainnya adalah bahan pengisoler kabel dimana tidak membutuhkan cairan
atau gas yang merupakan kemajuan dari sisi teknologi. Tipe dari pemasangan
konstruksi kabel terbagi menjadi :
High-pressure, fluid-filled gas (HPFF)
High pressure, gas-filled pipe (HPGF)
Self-contained fluid-filled (SCFF)
Solid Cable, cross-linked polyethylene (XLPE)

1. High-pressure, fluid filled (HPFF), terdiri atas pipa baja yang mengandung 3 konduktor
tegangan tinggi. Dimana konduktornya terbuat dari aluminium ataupun tembaga, dengan isolasi
kualitas tinggi, dipenuhi oli isolasi dan terbungkus denganlogam pelindung dan kawat gelincir
Dibalik pipa baja, 3 konduktor terselimuti oleh minyak antilistrik. Cairain ini bertindak
sebagai isolator dan tidak menghantarkan arus listrik. Cairan memberikan tekanan isolasi
mencegah pemberhentian listrik dalam konduktor isolasi. Pemberhentian listrik dapat
menyebabkan saluran mati. Cairan juga mengirimkan panas keluar dari konduktor. Cairan selalsu
sama dan menghilangkan panas dari konduktor. Dala sebuah kondisi, cairan memompa sekeliling
pipa dan mendinginkan pertukaran panas. Kabel dengan pompa cairan membutuhkan stasiun
pompa bawah tanah, yang selalu terletak pada anak stasiun (substation). Stasiun pemompa
mengawasi tekanan dan temperature dari cairan. Disana terdapat radiator yang memindahkan
panas dari kabel bawah tanah ke atmosfer. Minyak juga menawasi dari masalah atau degradasi
dari material kabel.

2. High Pressure, Gas filled (HPGF)adalah salah satu variasi dari pipa tipe HPFF. Tekanan gas
nitrogen digunakan untuk mengisolasi konduktor. Gas nitrogen kurang efektif dibandingkan cairan
antilistrik dalam menekan pemberhentian listrik dan pendinginan. Untuk mengganti kerugian ini,
isolasi konduktor 20% lebih tipis dari isolasi pipa berisi cairan. Isolasi yang lebih tipis dan pipa
yang lebih hangat mengurangi jumlah arus pada jaringan yang dapat diselamatkan dan terkirim
dengan efisien. Dalam kebocoran atau kerusakan sistem kabel, gas nitrogen lebih mudah
ditransaksikan daripada minyal antilistrik dalam sekitar linkungan.

3. Self Contained, Fluid Failed Pipe type dari jaringan transmisi bawah tanah seringkali digunakan
untuk konstruksi jaringan transmisi bawah laut. Konduktornya cekung dan terisi dengan cairan
isolasi pada tekanan 25 hingga 50 ps. Dalam penjumlahan, ada 3 kabel yang berdiri sendiri dari
semuanya. Mereka tidak ditempatkan bersama dalam pipa
Dimana kabel terdiri dari cairan isolasi konduktor dengan kualitas tinggi dengan kertas
kraft dan terlindungi oleh timah perunggu atau sarung aluminium dan pembungkus plastic. Cairain
mengurangi pemutusan listrik dan kerusakan jaringan. Sarung penolong konduktor tekanan dan
pembungkus plastic menjaga air keluar. Konstruksi tipe ini mengurangi dari gangguan total, tetapi
konstruksinya lebih mahal dari pipa tunggal yang digunakan untuk konstruksi sistem HPFF atau
HPGF.

4. Solid Cable, Cross-linked polyethylene disebut kabel padat antilistrik. Material antilistrik padat
memindahkan cairan bertekanan atau gas pada pipa kabel. Kabel XLPE menjadi standar nasional
dari jaringan transmisi bawah tanah dibawah 200 kV. dimana kurang perawatan daripada kabel
padat, tetapi kegagalan isolasi yang akan dating akan lebih sulit untuk diawasi dan dideteksi.

Tiap tiap jaringan transmisi membutuhkan 3 bagian kabel, serupa 3 kabel konduktor
dibutuhkan untuk jaringan transmisi diatas tanah. Mereka tidak disatukan dalam satu pipa, tetapi
dikelompokkan dalam plat beton. Setiap kabel terdiri atas konduktor tembaga atau aluminium dan
sebuah semi pelindung konduksi pada intinya. Sebuah isolasi Polyethilene sekitar intinya. Dan
pada luarnya terbungkus oleh cable yang terdiri atas sarung baja dan pembungkus plastik.

Untuk konstruksi XLPE 345 kV, 2 set dari 3 kabel semestinya harus diberikan angka,
terutama kapasitasnya pada sistem bawah tanah dari jaringan udara. Desain ini membantu dalam
pembatasan dari setiap gangguan kabel dan dalam perbaikan singakt dari situasi mendadak.
Kebanyakan jaringan bawah tanah membutuhkan batas waktu unuk perbaikan dari masalah operasi
atau persoalan pemeliharaan. Kelompok kabel ganda mengizinkan untuk mengubah rute dari
kelompok cadangan kabel ganda, menguurangi batas waktu tetapi meningkatkan biaya konstruksi
jaringan.

Untuk kabel bawah tanah kurang dari 345 kV, sambungan dari jaringan atas untuk jalur
bawah tanah memerlukan pembangunan struktur transisi, juga dikenal sebagai riser. Struktur ini
antara 60 dan 100 kaki. Mereka dirancang sehingga tiga konduktor secara efektif dipisahkan dan
memenuhi persyaratan kode listrik. Konduktor terisolasi dari saluran udara terhubung melalui
isolator perangkat yang solid dengan kabel bawah tanah. Hal ini membuat kelembaban dari kabel
dan saluran udara jauh dari dukungan struktur.
Penangkal petir ditempatkan dekat dengan tempat kabel bawah tanah yang terhubung ke
saluran udara untuk melindungi kabel bawah tanah dari sambaran petir di dekatnya. Bahan isolasi
sangat sensitif pada tegangan besar dan tidak dapat diperbaiki. Jika rusak, diperbaiki dengan kabel
yang baru.
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

1. Untuk menyalurkan ke konsumer pengguna listik dibutuhkan Saluran Transmisi sebagai


penyalur tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga hingga saluran distribusi listrik.
2. Klarifikasi saluran transmisi berdasarkan pemasanganya ada 2 yaitu transmisi saluran
udara dan transmisi kabel tanah.
DAFTAR PUSTAKA

http://oneforallindo.blogspot.co.id/2015/12/dasartenaga-listrik-muhammad-
wahyu.html

http://akbarrusdiy.blogspot.co.id/2010/04/saluran-bawah-tanah.html

https://yantekbansel.wordpress.com/2012/06/05/konfigurasi-saluran-kabel-
tegangan-menengah-sktm/

Anda mungkin juga menyukai