2.Dari tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah (150 KV/ 70 KV)
Berfungsi mentranformasikan
daya listrik, dengan merubah
besaran tegangannya,
sedangkan
frequensinya tetap.
CIRCUIT BREAKER
Disconnecting switch
LIGHT ARRESTER
CURRENT TRANSFORMER
POTENTIAL TRANSFORMER
BUSBAR
PANEL KONTROL
JUST REMIND !!!!!!!
Perlengkapan Gardu Transmisi
1.Busbar atau Rel, Merupakan titik pertemuan /hubungan antara trafo-trafo
tenaga,Saluran Udara TT, Saluran Kabel TT dan peralatan listrik lainnya untuk
menerima dan menyalurkan tenaga listrik/daya listrik.
2.Ligthning Arrester biasa disebut dengan Arrester dan berfungsi sebagai pengaman
instalasi (peralatan listrik pada instalasi Gardu Induk) dari gangguan tegangan lebih
akibat sambaran petir (ligthning Surge).
3.Transformator instrument atau Transformator ukur, Untuk proses
pengukuran Antara lain :
a. Transformator Tegangan, adalah trafo satu fasa yang menurunkan
tegangan tinggi menjadi tegangan rendah yang dapat diukur dengan
Voltmeter yang berguna untuk indikator relai sinkronisasi indikator, dan alat
sinkronisasi.
Kerugian :
1. karena berada diruang terbuka, maka cuaca sangat
berpengaruh terhadap kehandalannya, dengan kata lain
mudah terjadi gangguan dari luar, seperti gangguan
hubungan singkat, gangguan tegangan bila tersambar petir,
dan gangguan lainnya.
2. dari segi estetika/keindahan kurang, sehungga saluran
transmisi bukan pilihan yang ideal untuk transmisi di dalam
kota.
2.Saluran kabel bawah tanah (underground cable), saluran
transmisi yang menyalurkan energi listrik melalui kabel yang dipendam
didalam tanah. Kategori saluran seperti ini adalah favorit untuk
pemasangan didalam kota, karena berada didalam tanah maka tidak
mengganggu keindahan kota dan juga tidak mudah terjadi gangguan
akibat kondisi cuaca atau kondisi alam. Namun tetap memiliki
kekurangan, antara lain mahal dalam instalasi dan investasi serta
sulitnya menentukan titik gangguan dan perbaikkannya.
SALURAN UDARA
Macam Saluran Udara yang ada di Sistem
Ketenagalistrikan PLN P3B Jawa Bali
Isolator pada sistem transmisi tenaga listrik disini berfungsi untuk penahan bagian
konduktor terhadap ground. Isolator disini bisanya terbuat dari bahan porseline, tetapi
bahan gelas dan bahan isolasi sintetik juga sering digunakan disini. Bahan isolator
harus memiiki resistansi yang tinggi untuk melindungi kebocoran arus dan memiliki
ketebalan yang secukupnya (sesuai standar) untuk mencegah breakdown pada
tekanan listrik tegangan tinggi sebagai pertahanan fungsi isolasi tersebut. Kondisi nya
harus kuat terhadap goncangan apapun dan beban konduktor
1. Insulator Piring
Dipergunakan untuk insulator penegang dan insulator gantung, dimana
jumlah piringan insulator disesuaikan dengan tegangan sistem
Bagian2 Insulator
Piring/Pasak
2. Insulator
Tipe Post
Insulator long rod adalah insulator porselen atau komposit yang digunakan untuk
beban tarik.
Klasifikasi Insulator berdasarka cara
pemasangan
5. Quadruple
String
4. Double
string
Insulation pada Transmisi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Ceramic Insulator
2. Non ceramic insulator
3. Isolasi udara ( ground clearance ) disekitar kawat penghantar.
Digunakan hanya untuk insulator jenis piring. Bagian gelas harus bebas
dari lubang atau cacat lain termasuk adanya gelembung dalam gelas.
Warna gelas biasanya hijau, dengan warna lebih tua atau lebih muda.
Jika terjadi kerusakan insulator gelas mudah dideteksi.
b. Insulator Polymer
a. End fittings
b. Corona ring(s)
c. Fiberglass-reinforced plastic rod
d. Interface between shed and sleeve
e.Weather shed
Konstruksi Saluran Tiang Penyangga
Protection SUTT/ SUTET adalah pengaman instalasi dari gangguan petir, getaran/ stres
mekanis yang ditimbulkan oleh angin, ancaman/ kemungkinan gangguan akibat manusia,
gangguan dari luar (tertabrak pesawat udara, terjun payung dan lain - lain) dan juga pengaman
dari urat konduktor putus.
1. Arcing Horn
Alat pelindung proteksi petir yang paling sederhana adalah arcing horn. Arcing horn
berfungsi memotong tegangan impuls petir secara pasif (tidak mampu memadamkan follow
current dengan sendirinya). Arcing horn terpasang pada SUTT/ SUTET yaitu:
Pada dasarnya suatu sistem tenaga listrik harus dapat beroperasi secara
terus menerus dalam keadaan normal, tanpa gangguan. Gangguan dapat
disebabkan sbb:
1. Gangguan karena kesalahan manusia
Gangguan dari sistem seperti faktor ketuaan,
arus lebih, tegangan lebih
2. Gangguan dari luar seperti cuaca, gempa,
banjir, petir, binatang, pohon, dll
Jenis gangguan bila ditinjau dari sifat dan penyebabnya dapat dikelompokkan sbb:
1. Beban lebih lebih, ini disebabkan karena memang keadaan pembangkit yang kurang dari
kebutuhan bebannya.
2. Hubung singkat, jika kualitas isolasi tidak memenuhi syarat, yang mungkin disebabkan faktor
umur, mekanis, dan daya isolasi bahan isolator tersebut.
3. Tegangan lebih yang lebih, membahayakan isolasi peralatan di gardu. Gangguan stabilitas,
karena hubung singkat yang terlalu lama.
Jenis-jenis gangguan
Jenis gangguan bila ditinjau dari sifat dan
penyebabnya dapat dikelompokkan sbb:
Beban lebih lebih, ini disebabkan karena memang keadaan
pembangkit yang kurang dari kebutuhan bebannya.
Hubung singkat, jika kualitas isolasi tidak memenuhi syarat, yang
mungkin disebabkan faktor umur, mekanis, dan daya isolasi bahan
isolator tersebut.
Tegangan lebih yang lebih, membahayakan isolasi peralatan di gardu.
Gangguan stabilitas, karena hubung singkat yang terlalu lama.
Rt 2 Rt1 [1 t1(t 2 t1 )] t
Rt 2 T0 t 2 t2
t1
Rt1 T0 t1
R t2 = tahanan pada temperatur t2
R1 R2 R
R t1= tahanan pada temperatur t1
To
t1 = koeffisien tahanan pada temperatur t1
1
T0 t1
t1
T0= Temperatur dimana tahanan kawat = 0
Tahanan
To = (1/0.00393) 20 =234.5 oC
Sistem DC
5A 10 Ohm L
15 A 5A 10 Ohm L
5A 10 Ohm
P = 3 I2R = 750 W
Req = P/(I2) = 750/225 = 3.33 Ohm
R DC = 3.33 Ohm
Tahanan
Sistem AC
5.5 A 10 Ohm L
15 A 4A 10 Ohm L
5.5 A 10 Ohm
L Li Untuk AC LI
i
dan I Sephasa
L riel
Induktansi
d
dt
Konduktor 1 arusnya I1 Konduktor 2 : 21
12 21
M 12 ; M 21
1 2
I2 I1
M 12 M 21 M
Induktansi disebabkan fluksi dalam
ds
mmf H ds I
Fluksi
Dari gambar disamping, jarak x
dan intensitas Magnetnya Hx
H x ds I x
dx
2 x H x I x
Kerapatan arus uniformnya
Intensitas medan magnet
x 2
Ix I dengan jarak x
r 2
x
2 Hx I
x 2 r 2
2 x H x 2 I
r
Induktansi disebabkan fluksi dalam
ds
Kerapatan Fluks
Fluksi
x
Bx H x I
2 r 2
r o ; r relatif permeability dx
o 4 10 7 H / m
x2 I x3
d d
r 2
2 r 4 dx
r
I x3 I
int I dx
0
2 r 4
8
Jika r 1 dan o 4 10 7 H / m
1 1
int I 10 7
dan L 10 7
H /m
2 2
Flux Melingkar antara 2 titik Luar Konduktor
P1
Arus pada konduktor I, Intensitas medan magnet pada D1
elemen yang berjarak x adalah Hx
Mmf keliling elemen : I D2
2 x H x I x ; H x
2 x P2
I
Kerapatan flux Bx dx
2x Induktansi yang didapat terhadap fluksi
yang terkandung antara P1 dan P2
I
d dx 12
2 x L12
D2 I
I
12 2 x dx
D1 L12 2.10 7 ln
D2
H /m
D1
I D
ln 2 atau
2 D1
D D2
2.10 7
I ln 2 L12 0,7411. log mH / mile
D1 D1
Induktansi Saluran 1 phasa 2 Kawat
r2
Fluks External D2 D
7 r1
L1 ext 2.10 . ln
r1
Fluks Internal
1
L1 int .10 7
1
D
maka L1 2.10 7. ln H /m
r '1
1 D
L1 ( 2. ln ) 10 7 D
2 r1 atau L1 0.7411. log mH / mile
r '1
1 D D D
2.10 7 ( ln ) L2 2.10 7. ln danL2 0.7411. log
4 r1 r '2 r '2
1 Seluruh circuit (2 kawat)
D
2.10 7 (ln 4
ln ) L L1 L2
r1 D
L 4.10 7. ln H /m
D r'
2.10 7 (ln )
1 D
L 1.4822. log mH / m
r1 4
r'
Induktansi untuk satu kawat/konduktor
7 D
L 2.10 Ln H/m
r'
D
L 0,7411.Log mH/mile
r'
Fluksi Untuk suatu kelompok Konduktor
D1p
KOnduktor 1,2,3,..n 1
D2p
2
D3p
Arus2 : I1, I2, I3, In 3
Dnp
Jarak2 : D1p, D2p, D3p, Dnp Jadi
n
D1 p D2 p Dnp
Dari pers2 terdahulu 1 p 2.10 7[ I1 ln I 2 ln .... I n ln ]
r1 ' D12 D1n
1 1 1
1 p 2.10 7[ I1 ln I 2 ln .... I n ln
1 D r1 ' D12 D1n
1 p1 [ .I1 2.I1 ln 1 p ].10 7 I1 ln D1 p I 2 ln D2 p ...... I n ln Dnp ]
2 r1
D1 p I 0 jadi I1 I 2 ... I n 0
1 p1 2.10 7 I1 ln I1 I 2 ... I n 1 I n
r1 ' 1 1 1
1 p 2.10 7[ I1 ln I 2 ln .... I n ln
D2 p r1 ' D12 D1n
1 p 2 2.10 7
I 2 ln
D1 p D1 p D2 p D( n 1) p
I1 ln I 2 ln ...... I n 1 ln
Dnp Dnp Dnp
Demikian untuk semua konduktor Secara umum D1 p D2 p D3 p ........... Dnp
1 1 1
1 2.10 7[ I1 ln I 2 ln .... I n ln
r1 ' D12 D1n
Induktansi antara 2 kelompok konduktor
Sedang I x I y Ix Iy I
maka I 1 1 1 I 1 1 1
a 2.10 7 ( ln ln .... ln ) 2.10 7 (ln ln ...... ln )
n ra ' Dab Dan n Daa ' Dab ' Dan '
a a
La
Ia I
n
n D aa' .....D an
La 2.n.10 7 ln
n ra '.......D an
analog
La Lb Lc .........Ln
Lrata 2 GMD
n L y 2.10 7 ln H /m
L L Lb ...........Ln GMR
Lx r a GMD
n n2 L y 0,7411 .log mH / mile
sehingga GMR
7
n2 (D aa' D ab' ....D an ).........( D na' D nb' ...D nn ) Untuk satu phasa 2 kelompok konduktor
Lx 2.10 ln
n2 ( D aa D ab ....D an )...........( D na D nb ....D nn )
L Lx L y
GMD
Lx 2.10 7 ln H /m
GMR
Lx 0,7411.log
GMD
mH / mile GMD = Dm = geometric mean distance
GMR GMR = Ds = geometric mean radius
Geometric Mean Distance
D1
D2 GMD 4 D1D 2 D 3 D 4
D3
D4
O O sisi Y
30
Induktansi jaringan tiga phasa dengan jarak simetri
a
Ia +Ib + Ic = 0
D Ia = - ( Ib + Ic )
D
c D
D b La 2.10 7 ln H /m
r'
Dari persamaan terdahulu,utk konduktor a D
La 0,7 411 .log mH / mile
r'
1 1 1
a 2.10 7 ( I a ln I b ln I c ln ) Dng banyak konduktor
r' D D (stranded conductor)
1 1 GMD
a 2.10 7 I a (ln ln ) La 2.10 7 ln
GMR
H /m
r' D
GMD
D La 0,7411.log mH / mile
a 2.10 7 I a ln GMR
r' simetri La Lb Lc
Jaringan 3 phasa dengan letak konduktor tak simetri
transposisi
Dari contoh diatas bila masing2 konduktornya adalah No.2 single strand hard drawn
copper.
Tentukan besar induktansinya dan reaktansi induktifnya per phasa per mile
Penggunaan tabel
GMD
X L 2fL 2f .0,7411.10 3 Log / mile
GMR
GMD
X L 4,657.10 3 fLog
GMR
Reaktansi
X L 4,657.10 3
induktif
fLog
1
4,657.10 3 fLogGMD
GMR
dimana
1
4,657.10 3 fLog Induktive reactance at 1 ft spacing
GMR
sedang
4,657.10 3 fLogGMD Indictive reactance spacing factor
Jaringan 3 phasa double circuit
1 1 1 1
Deq 2 6
d 2
g 3
h 6
GMR dari masing2 konduktor phasa a=r , GMR pada posisi 1 untuk seluruh phasa yang terdidi atas
konduktor2 a dan a :
Ds1 4 r ' fr ' f r' f
pada posisi 2 Ds 2 4
r ' hr ' h r' h
pada posisi 3 Ds 3 4 r ' fr ' f r' f
1 1 1
GMR Ds 3 Ds1 Ds 2 Ds 3 ( r ' ) 2
f 3
h 6
+
+Q + x D.ds Q
+ Jarak x dari pusat konduktor, besar kerapatn flux elektrik
+
Q
D.2x Q D
Sedang intensitas medan listrik 2x
D Q
E
2x
r 0
0 permitivitas udara
0 8,85.10 12 F / m
Beda potensial P1 P2
P1
D1
D1
Q V12 E.dx
D2
D2
Q D2
P2 V12 ln
2 D1
Kapasitansi saluran 2 kawat/konduktor
Qa
Jari-jari masing-masing konduktor ra & rb,
Qb muatannya Qa & Qb dan jaraknya D
1 D r
Vab (Qa ln Qb ln b )
2 ra D
Qa Qb
D Qa D r
Vab (ln Qb ln b )
2 ra D
sehingga
Qa D2 dengan r 1
Vab ln 0,0388
2 ra rb Cab F / mile
ln D
2
Q 2
Cab a F /m r a rb
Vab
ln D
2
r a rb ra rb Cab
0,0194
F / mile
ln D
r
Kapasitansi saluran 2 kawat/konduktor
Jika seimbang
Can Cbn
Can 2Cab
0,0388
C F / mile
a
log D
r
b
/////////////////////////////////
Kapasitansi antara 2 kelompok konduktor
a b
0,0194
Cab F / mile
GMD
D log
GMR
0,0388
C F / mile
GMD
log
GMR
Kapasitansi jaringan tiga phasa dengan jarak simetri
a
Jarak masing2 D, jari2 konduktor masing2 r dan muatan masing2
Qa, Qb & Qc
D D
c 3Qa D
D b Vab Vac ln
2 r
1 D r D Vab Vac 3Van
Vab (Qa ln Qb ln Qc ln )
2 r D D
Qa D 2
Vac
1
(Qa ln
D
Qb ln
D r
Qc ln )
Van ln Cn F /m
2 r D D 2 r ln D
r
1 D r 0,0388
Vab Vac 2Qa ln (Qb Q c )ln r 1 Cn F / mile
2 r D log D
r
Bila disekitarnya tidak ada muatan untuk kelompok konduktor
Qa Qb Qc O 0,0388
C F / mile
Qa (Qb Qc ) GMD
log
GMR
Jaringan 3 phasa dengan letak konduktor tak simetri
transposisi
1 1 GMD
Xc .10 6 Log / mile
2fC 2f .0,0388 GMR
4,093 GMD
XL .10 6 Log / mile
Reaktansi
f
4,093
GMR
kapasitif1 4,093
XL .10 6 Log .10 6 LogGMD
f GMR f
dimana
4,093 1
.10 6 Log capasitive reactance at 1 ft spacing
f GMR
sedang
4,093 capasitive reactance spacing factor
.10 6 LogGMD
f