GARDU DISTRIBUSI
7. GARDU DISTRIBUSI
DURASI : 48 JP
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL v
GARDU DISTRIBUSI 1
1.1...............................................................................................................................Gardu Portal
.......................................................................................................................................... 2
1.2..............................................................................................................................Gardu Cantol
.......................................................................................................................................... 6
2.4............................................................................................................................Gardu Hubung
........................................................................................................................................ 30
3.5.................................................................................................................................Penghantar
........................................................................................................................................ 39
3.6...................................................................................................................Peralatan Pengukur
........................................................................................................................................ 39
3.8......................................................................................................................................Konektor
........................................................................................................................................ 43
5.1..........................................................................................................Pengoperasian Distribusi
........................................................................................................................................ 44
6. PENYEIMBANGAN BEBAN 47
6.1..............................................................................................................................Metode WBP
........................................................................................................................................ 47
6.2...............................................................................................................................Metode SBS
........................................................................................................................................ 48
DAFTAR GAMBAR
Gambar 6. Instalasi Pengawatan dan Diagram Satu Garis pada Gardu Cantol Fasa -1.............6
Gambar 8. Konstruksi Gardu Cantol Fasa-2 pada sistem Fasa-3 pada Kawat...........................8
Gambar 10. Bagan Satu Garis Konfigurasi secton Gardu Pelanggan Umum........................10
Gambar 15. Tampak Samping Konstruksi Sipil Gardu Beton Tipe Satu Transformator............22
Gambar 16. Tampak Samping Konstruksi Sipil Gardu Beton Tipe Satu Transformator............23
Gambar 17. Tampak Depan Konstruksi Sipil Gardu Beton Tipe Satu Transformator................24
Gambar 23. Transformator CSP ( Completely Self Protected ) Terlihat Bagian Dalamnya........33
Pengertan umum Gardu Distribusi tenaga listrik yang paling dikenal adalah suatu bangunan
gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah
(PHB-TM), Transformator Distribusi (TD) dan Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah
(PHB-TR) untuk memasok kebutuhan tenaga listrik bagi para pelanggan baik dengan
Tegangan Menengah (TM 20 kV) maupun Tegangan Rendah (TR 220/380V).
a. Jenis pemasangannya
b. Jenis Konstruksinya
3) Gardu Kios
c. Jenis Penggunaannya
Khusus pengertian Gardu Hubung adalah gardu yang ditujukan untuk memudahkan manuver
pembebanan dari satu penyulang ke penyulang lain yang dapat dilengkapi/tidak dilengkapi
RTU (Remote Terminal Unit). Untuk fasilitas ini lazimnya dilengkapi fasilitas DC Supply dari
Trafo Distribusi pemakaian sendiri atau Trafo distribusi untuk umum yang diletakkan dalam satu
kesatuan.
Umumnya konfgurasi Gardu Tiang yang dicatu dari SUTM adalah T section dengan
peralatan pengaman. Pengaman Lebur Cut-Out (FCO) sebagai pengaman hubung singkat
transformator dengan elemen pelebur (pengaman lebur link type expulsion) dan Lightning
Arrester (LA) sebagai sarana pencegah naiknya tegangan pada transformator akibat surja petir.
Umumnya Gardu Portal digunakan untuk melayani pelanggan umum, walaupun ada juga yang
digunakan untuk melayani pelanggan TR (khusus). Penempatan Gardu ini biasanya di
lingkungan umum (perkampungan / perkotaan), dimana banyak aktivitas yang terjadi
disekitarnya, sehingga pengamanan terhadap risiko bahaya harus menjadi perhatian serius.
Adapun secara rinci konstruksi Gardu portal seperti gambar berikut.
Pada Gardu Distribusi tpe cantol, transformator yang terpasang adalah transformator
dengan daya 100 kVA Fase 3 atau Fase 1.
Bila Transformator terpasang adalah jenis CSP (Completely Self Protected Transformer),
peralatan switching dan proteksinya sudah terpasang lengkap dalam tangki transformator.
Gambar 6. Instalasi Pengawatan dan Diagram Satu Garis pada Gardu Cantol Fasa -1
Gambar 8. Konstruksi Gardu Cantol Fasa-2 pada sistem Fasa-3 pada Kawat
7. Transformator 50 kVA
8. Lightning Arrester
9. Jumper Cu 16mm
Sesuai dengan namanya maka gardu ini terbuat dari beton. Type dari bangunan ini bermacam-
macam sesuai dengan lokasi dan kebutuhan. Gardu beton dibangun guna memenuhi
kebutuhan antara lain :
Umumnya konfigurasi peralatan Gardu Pelanggan umum adalah secton, sama halnya
seperti dengan Gardu Tiang yang dicatu dari SKTM.
K a p a s i t a s transformator yang dipasang pada gardu ini biasanya lebih besar dibandingkan
dengan gardu - gardu yang sebelumnya yang sudah dijelaskan. Jumlah trafo yang dapat
ditampung pada gardu ini dapat lebih dari 1 buah, dimana hal ini tergantung dari kebutuhan
dan lokasi yang ada. Kapasitas trafo yang terpasanga umumnya antara 400 kVA sampai
dengan 630kVA tetapi ada pula pada tempat - tempat tertentu kapasitas tarfo mencapai 1.000
kVA. Oleh karena kemapuannya yang cukup besar maka pembangunan gardu ini biasanya
dilaksanakan pada daerah - daerah yang mempunyai kepadatan beban yang tinggi. Pada
gardu beton jenis yang lama biasanya ruangan tegangan menengah, ruangan trafo dan
ruangan tegangan rendah dipisahkan oleh sekat tembok atau terali kawat. Jenis gardu ini
biasanya disebut jenis open type, sedangkan bangunan beton baru sekat - sekat tersebut tak
ada karena instalasi tegangan menengah ada dalam kontak yang tertutup yang biasanya
disebut kubikel sehingga lebih aman dan mudah dalam pengoperasian serta hemat ruangan.
Karena peralatan tegangan menengah berada didalam kubikel maka gardu beton ini dinamai
gardu beton close type. Perlengkapan yang ada pada gardu ini antara lain :
Transformator
PHBTR
Dan lain-lain
Karena seluruh peralatan berada dalam ruang tertutup, bangunan gardu secara
keseluruhan tdak dipersyaratkan ruang bebas hambatan atau Right of Way (ROW) dari
tegangan sentuh. Untuk kondisi di wilayah/perkotaan yang seringkali tdak dapat dikendalikan
peruntukan/kepemilikan tanah gardu, maka diperlukan ruang bebas hambatan untuk tujuan
perolehan udara yang dipersyaratkan bagi temperatur lingkungan (ambient temperature).
Menurut standar, pengaturan tata-letak peralatan pada gardu beton pelanggan umum atau
pelanggan khusus adalah : PHB-TR ditempatkan pada sisi masuk sebelah kiri atau sebelah
kanan, Jarak antara PHB-TM dengan dinding sebelah kiri kanan tidak kurang dari 1 meter,
Jarak bagian belakang PHB atau badan trasformator dengan dinding gardu minimal 60 cm.
Cukup tersedia ruang untuk petugas berdiri dari depan PHB-TR minimal dari 75 cm, Ruang
gardu harus dilengkapi man-hole, Tersedia tempat untuk cadangan tambahan kubikel PHB-
TM sekurang-kurangnya 1(satu) buah. Berikut ini diberikan gambaran umum tentang tata
letak gardu distribusi :
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka ukuran dan tataletak serta dimensi Gardu Beton
disamping mengikuti ketersediaan lahan yang ada, juga harus memenuhi ketentuan-
ketentuan sebagai berikut :
Jarak Ruang Tempat Petugas dengan bagian depan PHB minimal 0,75 meter.
Jarak terluar peralatan dengan BKT minimal 20 cm (0,2 meter). Jarak bagian kondukif
dan BKT minimal 60 cm (0,6 meter).
Lubang kabel naik ke PHB minimal sedalam 1,2 meter dan harus diberikan lobang
kerja (manhole) minimal ukuran 0,8 x 0,6 meter.
Ketentuan tersebut dengan sendirinya tdak berlaku bagi gardu kios atau gardu kompak.
1) Ketentuan Ventlasi
Lubang ventlasi diberikan cukup pada dinding dikiri kanan PHB TR/TM dengan
luas ventilasi (jumlah) adalah 1/5 dari luas muka dinding. Karena luasnya, maka
perlu diperhatkan konstruksi ventlasi harus bersirip miring tap 10 cm (mencegah
masuknya percikan hujan). Pada keadaan khusus (untuk pencegahan masuknya
binatang) dapat saja dilengkapi kasa kawat baja. Pada gardu konsumen khusus yang
dibangun sebagai bagian konstruksi bangunan konsumen tersebut, harus diperhatikan
ruang bebas dan aliran angin yang diperlukan. Untuk kondisi tertentu dapat digunakan
exhaust-fan atau baling-baling ventlasi yang diletakkan di atap gardu.
Ketnggian Muka lantai gardu ditentukan minimal 30 cm dari muka air tertnggi yang
mungkin terjadi. Penempatan gardu pada basement bangunan sebaiknya dihindari.
Instalasi hubung yang terpasang harus sesuai dengan rangkaian yang diperlukan.
Bentuk-bentuk rangkaian yang dijumpai pada perlengkapan hubung tegangan
menengah 20 kV gardu distribusi pasangan dalam umum terdiri atas beberapa jenis
kubikel :
Sebagai peralatan proteksi dan switching gardu distribusi yang dicatu dari loop sistem
Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM), lazimnya harus dilengkapi dengan PHB-
TM dengan susunan rangkaian sebagai berikut :
LBS LBS TP 1.
LBS TP 2.
Pada Gardu Pelanggan Umum, peralatan switching SKTM sistem phi () dilengkapi 2
LBS. Sedang pada sistem Antena, cukup dengan 1 LBS saja.
Kabel Tray harus terbuat dari bahan anti korosif galvanis untuk keperluan tiap-tiap 3
meter jalur kabel.
Klem kabel untuk memperkuat dudukan kabel pada ikatan statis atau kabel tray
terbuat dari kayu (Support cable).
U- bolt clamp
250 kVA
400 kVA
630 kVA
a. Penempatan transformator dalam gardu harus sesuai rencana tata ruang disain
sipil gardu bersangkutan; dengan sisi tegangan rendah menghadap/pada dinding
gardu.
b. Pada saat penempatan transformator dalam gardu; harus menggunakan alas besi
kanal U, atau plat bordes 5 mm, untuk menjamin tidak rusaknya lantai kerja
gardu.
Kabel TM antara kubikel PT dan Transformator Tenaga menggunakan kabel int tunggal
jenis N2XSY, sekurang-kurangnya harus dengan luas penampang 25 mm Sementara
kabel TR antara transformator dan PHB TR memakai kabel inti tunggal jenis NYY,
Pelaksanaan terminasi kabel dengan jenis terminal kabel yang lazim digunakan
adalah plug-in premoulded yang harus sesuai dengan jenis RMU baik jenis straight
through atau jenis elbow connector.
Elektroda pembumian pada Gardu Beton memakai sistem mesh, dengan penghantar
Cu (tembaga) berpenampang 50 mm2 yang digelar di bawah pondasi bangunan gardu.
Pada ttk tertentu elektroda pembumian ini dikeluarkan dan dihubungkan pada instalasi
ikatan ekuipotensial (equipotental coupling) yang dipasang setnggi 20 cm di atas lantai,
mengelilingi bagian dalam dinding gardu. Material ikatan ekuipotensial memakai pelat
tembaga sekurang-kurangnya dengan penampang berukuran 20x4 mm.
Seluruh bagian konduktf terbuka (BKT) dan bagian konduktf ekstra (BKE) gardu
dihubungkan ke ikatan ekui potensial tersebut.
Nilai tahanan pembumian tdak melebihi 1 ohm. Apabila konstruksi pembumian tersebut
tdak mencapai 1 ohm, harus ditambahkan sistem elektroda pembumian lainnya, antara
lain dengan elektroda batang, sehingga tercapai nilai tahanan pembumiaan sebesar 1
ohm.
penghantar pembumian
1. Panel PHB TM (kubikel) BC solid 16 mm
2. Rak kabel TM-TR BC 50 mm
3. Pintu gardu/pintu besi/pagar besi BC pita 50 mm (NYAF)
4. Rak PHB TR BC 50 mm
5. Badan transformator BC 50 mm
6. Titk netral sekunder transformator BC 50 mm
7. Ikatan ekipotental pada gardu kontruksi Pelat tembaga 2 mm x 20 mm
dalam
8. Semua BKT dan BKE gardu BC solid 16 mm
9. Elektroda pembumian gardu beton BC 50 mm di bawah pondasi
1) Persiapan Konstruksi
Seluruh komponen utama dan kelengkapan instalasi gardu harus dipersiapkan dengan
baik dan benar di lokasi.
Packing transformator.
Periksa assesoris transformator, apakah sudah sesuai dengan syarat kontrak yang
disepakat, misalnya Termometer, Oil Level, Buchholz Relay, Breather (silica gel)
Periksa volume minyak pada gelas duga (oil Level) dan kebocoran pada
transformator.
Periksa Name Plate serta Sertfkat Transformator, apakah telah sesuai dengan
permintaan, pemeriksaan antara lain :
2) Handling Transportasi
Menaikan dan menurunkan ke/dari truk harus diperhatkan dengan seksama untuk
memastkan tdak terjadinya kerusakan pada tangki transformator (bila menggunakan
forklif) atau kerusakan isolator (umumnya bila menggunakan crane atau tripod).
( mm )
2.5 0,37
3 0,65
4 1,53
5 3
6 5,2
7 12
10 24
12 42
14 66
16 98
20 190
24 330
30 650
Nomor Gardu
Tanda peringatan (antara lain lambang kilat, tulisan tanda bahaya, dll)
Data Historis Gardu yang berisi tanggal dibangun, No.SPK, dan nama
pelaksana pekerjaan dalam bentuk prasast (terbuat dari batu marmer).
Dinding bagian dalam gardu diberi warna dengan cat berwarna puth, dan dinding
bagian luar gardu diberi warna dengan cat berwarna abuabu (silver-stone). Jenis cat
yang digunakan untuk bagian luar harus tahan perubahan cuaca.
Setelah tahapan konstruksi pemasangan gardu selesai, maka dilanjutkan dengan uji
teknis dan komisioning sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk kemudian
diterbitkan Sertfkat Laik Operasi (SLO) oleh Badan yang berwenang.
8. Ventilasi Atas
3. Letak Transformator
9. Ventilasi Bawah disebelah Transformator
4. Kabel Trunk TM
10. Lampu Indikator Gangguan
5. Pelengkapan PHB-TR
Gardu ini dirancang dan dibangun untuk sambungan tenaga listrik bagi pelanggan berdaya
besar. Selain komponen utama peralatan hubung dan proteksi, gardu ini di lengkapi
dengan alat-alat ukur yang dipersyaratkan.
Untuk pelanggan dengan daya lebih dari 197 kVA, komponen utama gardu distribusi
adalah peralatan PHB-TM, proteksi dan pengukuran Tegangan Menengah. Transformator
penurun tegangan berada di sisi pelanggan atau diluar area kepemilikan dan tanggung jawab
PT PLN (Persero).
Pada umumnya, Gardu Pelanggan Khusus ini dapat juga dilengkapi dengan transformator
untuk melayani pelanggan umum. Instalasi untuk pelanggan tegangan menengah, selain
peralatan switching SKTM, umumnya peralatan gardu dilengkapi :
a. Circuit Breaker (CB) yang bekerja sebagai pembatas arus nominal daya
tersambung pelanggan.
ButIr 1 s/d 4 diatas dapat berada dalam satu kubikel. Spesifkasi teknis dan ketentuan
instalasinya sama dengan ketentuan instalasi sel kubikel lainnya.
Dalam hal transformator distribusi konsumen khusus tersebut dipasangkan dalam gardu,
rangkaian kubikel harus dilengkapi dengan kubikel proteksi transformator baik berupa
pengaman lebur atau Circuit Breaker (sambungan Tegangan Rendah, pengukuran pada sisi
Tegangan Menengah)
Keterangan :
TP = Pengaman Transformator
PT = Trafo Tegangan
SP = Sambungan Pelanggan
Pemasangan Instalasi
1) Transportasi
Nilai tahanan pembumian tdak boleh melebihi 1 Ohm. Bila gardu terpadu (integrated)
dengan bangunan, elektroda bumi gedung agar dipisah dengan pembumian gardu.
4) Instalasi Listrik
Seluruh rangkaian semua peralatan listrik kubikel harus dipasang/dirangkai dengan baik
dan benar sesuai petunjuk yang diberikan pabrikan kubikel dengan torsi yang
dipersyaratkan. Sebagai contoh umumnya rangkaian busbar, transformator pengukuran
dan kabel kontrol peralatan switchgear yang disuplai terlepas atau belum terakit (jadi
perlu dirangkai).
Catu daya listrik untuk heater kubikel dan catu fault indicator yang diperlukan
harus diperoleh dan terpasang. Bila perlu catu daya tersebut didapatkan dari Jaringan
Tegangan Rendah diluar lokasi. Bila semua telah terpasang pastkan ulang bahwa
heater dan fault indicator tersebut telah berfungsi dengan baik.
Ground Fault Detector (GFD) dipasang di atas pintu Gardu Distribusi guna
mempercepat pencarian dan pengisolasian bagian saluran kabel yang mengalami
gangguan, sehingga lama padam bagian yang tdak mengalami gangguan dapat
dipersingkat.
Secara keseluruhan instalasi terminal harus memenuhi urutan kerja instalasi sesuai yang
dipersyaratkan oleh pabrikan terminal kabel tersebut.
Khusus pemasangan dan penggabungan sepatu kabel pada bushing-terminal kubikel harap
diperhatikan :
2) Pengikatan baut sepatu kabel pada bushing gunakan torsi meter dengan perolehan
nilai 15 -25 Nm.
Gardu Kios
Gardu tipe ini dibangun biasanya terkait dengan sulitnya pengadaan lahan sehingga dibuat
konstruksi yang lebih minimalis, dan dibuat secara prefabricated, terbuat dari bahan
konstruksi baja, fiberglass atau kombinasinya, yang dapat dirangkai di lokasi rencana
pembangunan gardu distribusi.
Terdapat beberapa jenis konstruksi, yaitu Kios Kompak, Kios Modular dan Kios Bertingkat.
Khusus untuk Kios Kompak, seluruh instalasi komponen utama gardu sudah dirangkai
selengkapnya di pabrik, sehingga dapat langsung di angkut kelokasi dan disambungkan pada
sistem distribusi yang sudah ada untuk difungsikan sesuai tujuannya.
Gardu Hubung disingkat GH atau Switching Substation adalah gardu yang berfungsi
sebagai sarana manuver pengendali beban listrik jika terjadi gangguan aliran listrik,
program pelaksanaan pemeliharaan atau untuk maksud mempertahankan kountinuitas
pelayanan.
Isi dari instalasi Gardu Hubung adalah rangkaian saklar beban (Load Break switch LBS), dan
atau pemutus tenaga yang terhubung paralel. Gardu Hubung juga dapat dilengkapi sarana
pemutus tenaga pembatas beban pelanggan khusus Tegangan Menengah.
Konstruksi Gardu Hubung sama dengan Gardu Distribusi tipe beton. Pada ruang dalam Gardu
Hubung dapat dilengkapi dengan ruang untuk Gardu Distribusi yang terpisah dan ruang untuk
sarana pelayanan kontrol jarak jauh.
Ruang untuk sarana pelayanan kontrol jarak jauh dapat berada pada ruang yang sama
dengan ruang Gardu Hubung, namun terpisah dengan ruang Gardu Distribusinya.
Penggunaan kelompok kelompok sel tersebut bergantung atas sistem yang digunakan
pada suatu daerah operasional, misalnya Spindel, Spotload, Fork, Bunga, dan lain lain.
Untuk transformator fase tga , merujuk pada SPLN, ada tiga tipe vektor grup yang
digunakan oleh PLN, yaitu Yzn5, Dyn5 dan Ynyn0. Titk netral langsung dihubungkan dengan
tanah. Untuk konstruksi, peralatan transformator distribusi sepenuhnya harus merujuk pada
SPLN D3.002-1: 2007.
Gambar 23. Transformator CSP ( Completely Self Protected ) Terlihat Bagian Dalamnya
Adalah transformator distribusi yang sudah dilengkapi dengan Pengaman Lebur (fuse) pada sisi
primer dan LBS (Load Break Switch) pada sisi sekunder.
Spesifkasi teknis transformator ini merujuk pada SPLN No 95: 1994 dan SPLN D3.002-1: 2007.
Berikut ini adalah Komponen Utama PHB-TM yang sudah terpasang/terangkai secara
lengkap yang lazim disebut dengan Kubikel-TM, yaitu :
Berfungsi sebagai pemisah atau penghubung instalasi listrik 20 kV. Pemisah hanya
dapat dioperasikan dalam keadaan tdak berbeban.
Berfungsi sebagai pemutus atau penghubung instalasi listrik 20 kV. Pemutus beban
dapat dioperasikan dalam keadaan berbeban dan terpasang pada kabel masuk
atau keluar gardu distribusi.
Kubikel LBS dilengkapi dengan sakelar pembumian yang bekerja secara interlock
dengan LBS. Untuk pengoperasian jarak jauh (remote control), Remote Terminal Unit
(RTU) harus dilengkapi catu daya penggerak.
Berfungsi sebagai pemutus dan penghubung arus listrik dengan cepat dalam
keadaan normal maupun gangguan hubung singkat. Peralatan Pemutus Tenaga
(PMT) ini sudah dilengkapi degan rele proteksi arus lebih (Over Current Relay)
dan dapat difungsikan sebagai alat pembatas beban. Komponen utama PHB-TM
Transformator distribusi dengan daya 630 kVA pada sisi primer dilindungi
pembatas arus dengan pengaman lebur jenis HRC (High Rupturing Capacity).
Keterangan :
1. Pintu
2. Handel pembuka
3. Fasilitas pengunci
4. Lampu indikator jenis outdoor
5. Ventilasi
6. Pelat montase
7. Saklar utama
8. Terminal masukan
9. Busbar hubung
10. Fuse rail
11. Terminal keluaran
12. Terminal netral
13. Transformator arus
14. Pelat montase instrumen
15. Lampu penerangan
PHB-TR adalah suatu kombinasi dari satu atau lebih Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan
Rendah dengan peralatan kontrol, peralatan ukur, pengaman dan kendali yang saling
berhubungan. Keseluruhannya dirakit lengkap dengan sistem pengawatan dan mekanis pada
bagian-bagian penyangganya.
Sebagai peralatan sakelar utama saluran masuk PHB-TR, dipasangkan Pemutus Beban (LBS)
atau NFB (No Fused Breaker). Selain itu juga
Pengaman arus lebih (Over Current) jurusan disisi Tegangan Rendah pada PHB-TR
dibedakan atas :
No Fused Breaker adalah breaker/ pemutus dengan sensor arus, apabila ada arus
yang melewati peralatan tersebut melebihi kapasitas breaker, maka sistem
magnetk dan bimetalic pada peralatan tersebut akan bekerja dan memerintahkan
breaker melepas beban.
Pengaman lebur adalah suatu alat pemutus yang dengan meleburnya bagian dari
komponennya yang telah dirancang dan disesuaikan ukurannya untuk membuka
rangkaian dimana sekering tersebut dipasang dan memutuskan arus bila arus tersebut
melebihi suatu nilai tertentu dalam jangka waktu yang cukup (SPLN 64:1985:1).
Fungsi pengaman lebur dalam suatu rangkaian listrik adalah untuk setap saat menjaga
atau mengamankan rangkaian berikut peralatan atau perlengkapan yang tersambung
dari kerusakan, dalam batas nilai pengenalnya (SPLN 64:1985:24).
Jenis pengaman lebur ini paling banyak digunakan. Pemilihan besar rating
pengaman pelebur sesuai dengan kapasitas transformator dan dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
3.5. Penghantar
Sebagai alat penghubung dan penyambung baik untuk inlet maupun Outlet digunakan kabel
NYA yang dilengkapi kabel Schoon (Sepatu Kabel / Kabel Lug) yang sesaui dengan jenis kabel.
PERGESERAN SUDUT
KELAS % KESALAHAN RASIO TEGANGAN (+/-)
+/- (MENIT)
0,5 0,5 20
1,0 1,0 40
Burden, yaitu beban sekunder dari transformator tegangan (PT), dalam hal ini
sangat terkait dengan kelas ketelitan PT-nya. Untuk instalasi pasangan dalam;
lazimnya transformator tegangan sudah terpasang pada kubikel pengukuran.
Nilai burden, kelas ketelitan untuk proteksi dan pengukuran harus merujuk pada
ketentuan/persyaratan yang berlaku. Konstruksi transformator arus dapat terdiri lebih
dari 1 kumparan primer (double primer).
Sesuai Publikasi IEC 282-2 (1970)/NEMA) di sisi primer berupa pelebur jenis
pembatas arus. Arus pengenal pelebur jenis letupan (expulsion) tpe-H (tahan
surja kilat) tpe-T (lambat) dan tpe-K (cepat) menurut publikasi IEC No. 282-2
(1974) NEMA untuk pengaman berbagai daya pengenal transformator, dengan atau
tanpa koordinasi dengan pengamanan sisi sekunder.
Untuk tngkat IKL diatas 110, sebaiknya tpe 15 KA. Sedang untuk perlindungann
Transformator yang dipasang pada tengah-tengah jaringan memakai LA 5 KA, dan di
ujung jaringan dipasang LA 10 KA.
Pembuangan arus petir melalui induktansi dari kawat penghubung arrester menghasilkan
tegangan yang menambah tegangan keluaran arrester. Panjang kawat penghubung
tersebut terdiri dari panjang kawat penghubung arrester ke pembumian serta panjang
kawat penghubung arrester dengan tegangan fase. Panjang total dari kawat penghubung
ini diukur dari titik dimana sambungan kawat penghubung arrester ini dibuat ke titik dimana
dilakukan interkoneksi antara pembumian arrester dan pembumian dari peralatan yang
dilindungi, tidak termasuk panjang arrester. Kawat penghubung pembumian masing-
masing arrester disarankan dihubungkan langsung dari pembumian arrester dengan
pembumian dari peralatan yang dilindungi tanpa terlebih dahulu disatukan seperti gambar
berikut :
3.8. Konektor
Penyadapan trafo dari SUTM dan pencabangan harus di depan tiang peletakan trafo
dari arah Pembangkit Listrik / Gardu Induk.
Fuse Cut Out : Sebagai pengaman jaringan dari gangguan short sirkit transformator,
namun juga bisa mengamankan trafo dari gangguanyang lebih parah, untuk itu perlu
adanya koordinasi antara pengeman lebur sisi sekunder (NH Fuse) dengan pengaman
lebur sisi primer (Fuse Cut Out) terhadap ketahanan transformator dalam kondisi
gangguan sistim tegangan rendah.
Arrester + Grounding : sebagai pengaman terhadap tegangan surja baik yang berasal
dari luar (Petir) maupun dari dalam sistim (swell, transient)
Pentanahan Netral dan Pentanahan Body (BKT) : untuk mengamankan sistim dari
ketidak seimbangan beban maupun ketidak seimbangan tegangan dan pengamanan
terhadap tegangan sentuh
Adalah segala kegiatan yang mencakup pengaturan, pembagian, pemindahan, dan penyaluran
tenaga listrik kepada konsumen secepat mungkin serta menjamin kelangsungan penyaluran /
pelayanan.
Sebagai tolok ukur atas keberhasilan pada pengoperasian dapat dilihat dari beberapa
parameter, yaitu :
SOP merupakan pedoman kerja yang wajib ada untuk setiap kegiatan. SOP meliputi
antara lain:
a. Pemahaman terhadap Single line diagram maupun komponen aset Gardu distribusi
yang akan dioperasikan
e. Mengoperasikan gardudistribusi
Pemeliharaan adalah kegiatan yang meliputi rangkaian tahapan kerja mulai dari perencanaan,
pel;aksanaan hingga pengendalian dan evaluasi pekerjaan pemeliharaan gardu Distribusi yang
dilakukan secara terjadwal (schedul) ataupun tanpa jadual
Untuk melaksanakan pemeliharaan yang baik perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut
a. Sistem harus direncanakan dengan baik dan benar memakai bahan / peralatan yang
berkualitas baik sesuai standar yang berlaku
b. Sistem distribusi yang baru di bangun harus diperiksa secara teliti, apabila terdapat
kerusakan kecil segera diperbaiki pada saat itu juga
c. Staf / petugas pemeliharaan harus terlatih dengan baik dan dengan jumlah petugas
cukup memadai
d. Mempunyai peralatan kerja yang cukup memadai untuk melaksanakan pemeliharaan
dalam keadaan tidak bertegangan maupun pemeliharaan dalam bertegangan.
e. Mempunyai buku / brosur peralatan pabrik pembuat peralatan tersebut dan harus
diberikan kepada petugas terutama pada saat pelaksanaan pemeliharaan
f. Gambar (peta) dan catatan pelaksanaan pemeliharaan dibuat dan di pelihara untuk
bahan pada pekerjaan pemeliharaan berikutnya
g. Jadwal yang telah dibuat sebaiknya dibahas ulang untuk melihat kemungkinan
penyempurnaan dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan
h. Harus diamati tindakan pengamanan dalam pelaksanaan pemeliharaan, gunakan
peralatan keselamatan kerja yang baik dan benar
Setiap asset yang beroperasi wajib untuk dipelihara, hal tersebut dimaksudkan untuk :
Mempertahankan keandalah
Namun ada bebrapa kekurangan jika penyeimbangan beban dengan menggunakan metode
WBP, kekurangannya sebagai berikut :
Penyeimbangan beban metode SBS adalah metode penyeimbangan beban yang dalam
perancangannya sudah mempertimbangkan tingkat keseimbangan yang akan dicapai untuk
rentang waktu 24 jam/sehari penuh (WBP maupun LWBP). Tentunya untuk mencapai suatu
tingkat keseimbangan yang baik untuk rentang waktu 24 jam bukanlah suatu hal yang mudah
mengingat untuk mendapatkan tingkat keseimbangan pada satu titik waktu WBP saja sudah
sangat sulit. Bertolak pada kesulitan inilah maka diciptakan sarana untuk mempermudah
pekerjaan penyeimbangan beban rentang waktu 24 jam yaitu sebuah software simulasi
penyeimbangan beban.