sampai konsumen di lakukan dengan saluran 30 kV, 70 kV, 150 kV dan 500 kV.
Operasi sistem tenaga listrik terkadang timbul gangguan antara lain sambaran
antar awan dan bumi. Petir akan menyambar benda yang memiliki ketinggiannya
lebih dekat dengan awan, yang dapat mengakibatkan kenaikan tegangan serta
dapat merusak peralatan listrik yang digunakan dalam sistem transmisi tenaga
listrik. Indonesia merupakan negara tropis berintensitas petir yang cukup tinggi.
diberikan media perlindungan untuk penghantar, yaitu dengan kawat tanah yang
dipasang sepanjang Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV, dan
Pentanahan adalah suatu hal yang penting karena agar ketika terjadi
karena arus gangguan akan mengalir pada bagian peralatan dan ke piranti
pentanahan pada menara SUTT 150 kV, besarnya harga tahanan pentanahan
menara SUTT 150 kV harus sesuai standar, hal ini untuk menjamin keamanan
sistem bila terjadi sambaran petir. Pada pemasangan pentanahan menara SUTT
150 kV harus memiliki standar pentanahan yang sesuai dengan ketentuan, baik
kedalaman maupun jarak antar elektrode yang digunakan dan sebagainya.
tahanan pentanahan harus secara berkala dan teliti sehingga tidak berakibat fatal
haruslah dengan metode dan cara-cara yang terstandar agar hasil yang
masing- masing tanah memiliki tahanan jenis tanah yang berbeda. Tahanan jenis
tanah yang lebih kecil, lebih baik untuk menghantarkan arus yang besar
(sambaran petir) karna arus sifatnya akan menuju ke tahanan yang lebih kecil.
ketika adanya sembaran petir seperti yang terjadi pada tower 21 jalur Mandai –
satu menara SUTT 150 kV untuk mencari metode perhitungan yang paling tepat
yang dapat memberikan nilai akurat mendekati nilai nyata dari tahanan
150 kV?
bahan dari elektroda yang digunakan, dilakukan di wilayah menara transmisi 150
kV, serta seluruh skema pengukuran yang dibuat menyerupai skema yang biasa
di lakukan petugas PLN dalam mengukur nilai tahanan pentanahan menara 150
kV.
dihasilkan.
3. Menganalisa skema pengukuran dengan akurasi yang baik dengan
adalah :
transmisi.
sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumen pengguna listrik melalui suatu
bahan konduktor.
SUTT adalah suatu sarana saluran udara untuk menyalurkan tenaga listrik
150kV. Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau double sirkuit, dimana 1
sirkit terdiri dari 3 phasa dengan 3 atau 4 kawat. Biasanya hanya 3 kawat dan
phasa terdiri dari dua atau empat kawat (Doublepole atau Qudrapole) dan berkas
konduktor disebut bundle conductor. Jarak terjauh yang paling efektif dari
saluran transmisi ini ialah 100 km. Jika jarak transmisi lebih dari 100 km maka
tegangan jatuh (drop voltage) terlalu besar, sehingga tegangan diujung transmisi
menjadi rendah.
2.3 Tower SUTT
media isolasi antara kawat penghantar tersebut dengan benda sekitarnya. Menara
Tiang penegang disamping menahan gaya berat juga menahan gaya tarik
Tinggi (SUTET).
Tiang sudut adalah tiang penegang yang berfungsi menerima gaya tarik
akibat perubahan arah Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) atau Ekstra Tinggi
(SUTET).
Gambar 2.2 Tiang sudut (angle tower)
(Sumber : http://www.steeltowerchn.com )
sehingga kuat untuk menahan gaya tarik konduktor-konduktor dari satu arah saja.
Tiang akhir ditempatkan di ujung Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) atau
Ekstra Tinggi (SUTET) yang akan masuk ke switch yard Gardu Induk.
gaya berat dari peralatan listrik yang ada pada tiang tersebut.
Gambar 2.4 Tiang penyangga (suspension tower)
(Sumber : https://www.globalsources.com )
4) Tiang transposisi
transmisi eksisting.
Tower ini digunakan oleh dua buah saluran transmisi yang berbeda
tegangan operasinya.
Gambar 2.8 Tiang kombinasi (combined tower)
(Sumber : Buku Pedoman Pemeliharaan SUTT/SUTET )
1) Tiang pole
Manfaatannya akan dipakai untuk memperluas SUTT dikota penduduknya
Dibuat dari bahan baja, sedemikian rupa susunannya suatu menara telah
2.4.1 Pondasi
Beban tarik (tension) yang ditahan pondasi dirancang lebih kuat daripada tower
tipe suspension.
yang keras.
2.4.2 Stub
Stub adalah bagian paling bawah dari kaki tower, dipasang bersamaan
dengan pemasangan pondasi dan diikat menyatu dengan pondasi. Bagian atas
stub muncul dipermukaan tanah sekitar 0,5 sampai 1 meter dan dilindungi
semen serta dicat agar tidak mudah berkarat. Pemasangan stub paling
tower tersebut.
Batas menara yaitu tempat daerah tapak menara luasnya diukur melalui
proyeksi keatas tanah ekstraksi pondasi tersebut. Biasanya 3 - 8 meter di luar stub.
2.5 Pentanahan
yang berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dari tiang SUTT maupun SUTET
ke tanah. Pentanahan tiang terdiri dari kawat baja atau kawat tembaga yang
diklem pada pipa pentanahan yang ditanam di dekat pondasi tiang, atau dengan
menanam plat tembaga / aluminium disekitar pondasi tiang yang berfungsi untuk
Pentanahan tiang berfungsi untuk mengalirkan arus dari kawat tanah akibat
sambaran petir yang kemudian arus di netralkan melalui pentanahan, oleh karena
itu nilai pentanahan menara harus dibuat sekecil mungkin agar tidak
1) Electroda batang
Rel logam yang ditanamkan tegak lurus ke dalam tanah dengan kedalaman
antara 1 sampai 10 meter. Pentanahan ini paling sederhana dan efektif, dimana
nilai tahanan tanah adalah rendah. Pentanahan ini paling banyak digunakan,
murah dan mudah didapat, pemasangannya mudah dan tidak memerlukan tempat
yang luas, apabila ditanam sampai pada kedalaman air tanah dengan maksud
supaya tahanan pentanahan menjadi rendah, dan apabila tahanan dari sebuah
elektroda belum cukup rendah, disekitar elektroda yang pertama dapat dipasang
elektroda lain yang kemudian dihubungkan secara paralel untuk mendapatkan
tahanan pentanahan yang lebih rendah. Makin panjang elektroda batang ditanam
dalam tanah, maka tahanan kontaknya terhadap tanah akan semakin kecil karena
menurunnya tahanan jenis tanah dan bertambahnya luas permukaan tanah yang
terkena elektroda.
2) Electroda plat
Plat logam yang ditanam tegak lurus atau mendatar tergantung dari tujuan
permukaan tanah dihitung dari sisi plat sebelah atas. Bila digunakan sebagai
menghindari tegangan langkah yang besar dan berbahaya, maka elektroda plat
harganya terlalu mahal, mudah berkarat dan juga kurang praktis, dimana waktu
pengecekan harus digali lobang terlebih dahulu.
3) Counterpoise electrode
tanah. Pentanahan ini bisa dipakai pada daerah yang nilai tahanan tanahnya
sangat tinggi.
4) Mesh electrode
induksi listrik ketika terjadi gangguan yang diakibatkan oleh sambaran petir.
Periksa kondisi batang elektroda grounding menara yang akan diukur. Bila
kotor bersihkan terlebih dahulu permukaan batang tersebut dengan lap bersih /
kertas amplas, agar jepitan kabel probe dapat menyentuh langsung bagian
permukaan tembaga yang sudah bersih dan untuk mencegah terjadinya kesalahan
1) Memeriksa kondisi dan perlengkapan penunjang alat ukur digital earth tester.
2) Earth Tester mempunyai tiga kabel diantaranya adalah kebel merah (C),
grounding.
terpasang.
knob alat ukur pada poisisi 20 Ω, 200 Ω atau 2000 Ω tergantung dari kondisi
grounding menara, biasanya berwarna kuning / merah dan pada displai alat
petir dari tiang SUTT maupun SUTET langsung ketanah. Resistansi tiang terdiri
dari konduktor berbahan tembaga atau baja yang diklem pada pipa pentanahan
sebagai berikut:
70 kiloVolt : 5 Ohm
persamaan dengan :
Harga tahanan jenis tanah pada daerah kedalaman yang terbatas tergantung dari
a. Jenis tanah.
c. Kelembaban tanah.
d. Temperatur
Tahanan jenis tanah bervariasi dari 500 sampai 50.000 Ohm Per cm3.
kedalaman dimana terdapat air tanah yang konstan. Pada sistem pengetanahan
yang tidak mungkin atau tidak perlu untuk ditanam lebih dalam sehingga
mencapai air tanah yang konstan, variasi tahanan jenis tanah sangat besar.
beberapa pasak harus ditanam agar diperoleh tahanan yang rendah. Tahanan
tanah sangat bervariasi di berbagai tempat, dan akan berubah menurut iklim,
tahanan yang tinggi, tetapi tanah basah juga dapat mempunyai tahanan tinggi,
Tanah, nilai resistansi pentanahan untuk berbagai jenis tanah adalah berbeda. Hal
ini disebabkan karena struktur tanah yang berlainan antara jenis tanah yang satu
dengan jenis tanah lainnya. Berikut ini beberapa resistansi jenis tanah
2020 di PT PLN (Persero) Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk (ULTG)
lapangan).
dengan menggunakan 3 skema yaitu secara sejajar, tegak lurus (90°) dan
dan ketentuan yang ada, dan menjadikan rumusan masalah serta tinjauan
Mulai
Studi literatur
Observasi
Analisa data
pengukuran
Kesimpulan nnnnnnnnn
Selesai
1) Studi Literatur
berbagai referensi yang berhubungan dengan judul tugas akhir, baik melalui buku
ajar, tugas akhir ataupun jurnal penelitian, internet, maupun buku panduan dari
2) Observasi
ke lapangan guna mengenal dan mengamati secara langsung tower yang ingin
3) Wawancara
hal-hal yang berhubungan dengan kasus yang akan dikaji. Dalam hal ini penulis
dibuat penulis. Skema yang akan di lakukan yaitu skema sejajar yang didapatkan
buku pedoman PLN dan penulis membaca gambar dari penutup box earth tester,
serta melakukan skema pengambilan nilai pengukuran dengan sudut 90ᵒ dan
sudut 180ᵒ. Berikut ini adalah gambaran variasi skema yang dimaksud.
pentanahan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis menguraikan dua elemen penting dari penelitian yaitu
Semua itu dilakukan pada menara 150 kV tower 130 dan 129 arah Tello– Pangkep
didapatkan dari hasil Perhitungan. Dari perbandingan inilah akan diketahui skema
sesungguhnya dari objek diteliti adalah pendekatan yang dijadikan patokan untuk
primer dan sekunder langsung dari objek yang diteliti seperti tahanan jenis tanah,
Menara 130 adalah satu dari ratusan menara transmisi 150 kV yang
menghubungkan GI Tello 150 kV dan GI Pangkep. Menara ini berdiri diatas pasir
lembab sehingga sesuai dengan table 2.1 tahanan jenis (ρ) yang digunakan adalah
dengan panjang (L) = 200 cm dan diameter (d) = 2 cm. Dari parameter ini jika
dihitung maka akan didapatkan nilai tahanan pentanahan (R) sebagai berikut
R ) ln ( 2𝐿 )
𝑑
=(
𝜌
2𝜋𝐿
=( (2) (200)
) ln ( 2 )
300
(2)
(3,14)
(200)
= ( 0,24 ) ( 5,3 )
= 1,272 Ω
Dari hasil perhitungan teori ini diketatahui nilai sesungguhnya dari tahanan
pentanahan menara 130 arah Tello - Pangkep adalah sebesar 1,272 Ohm. Nilai
pentanahan ini sudah memenuhi standar nilai pentanahan PLN untuk tower 150
kV yaitu <10 ohm. Nilai inilah yang nantinya menjadi patokan untuk menentukan
Tello dan GI Pangkep. Menara ini berdiri diatas tanah liat atau tanah ladang
sehingga sesuai pada table 2.1 tahanan jenis (ρ) yang digunakan adalah 150 Ω/cm.
R=
𝜌 ) ln ( 2𝐿 )
( 𝑑
2𝜋𝐿
=( (2) (200)
) ln ( 2 )
150
(2)
(3,14)
(200)
= ( 0,12 ) ( 5,3 )
= 0,636 Ω
secara teori.
menara transmisi.
Dari skema pengukuran yang telah dibuat inilah
sebagai berikut :
Peneliti mengamati dari Table 4.1 dan 4.2 bahwa semakin besar sudut titik
pemasangan yang terbentuk antara kebel (E) (P) (C) maka akan semakin kecil
4.3 Pembahasan
Untuk mencapai tujuan penelitian ini yaitu menemukan skema pengukuran
tahanan pentanahan yang akurat maka analisis data antara hasil perhitungan dan
hasil pengukuran, maka dicari nilai pengukuran mana yang paling mendekati hasil
sebenarnya dari tahanan pentanahan menara 130 dan 129 arah Tello – Pangkep.
Untuk mengetahui hal tersebut maka hasil pengukuran dan hasil perhitungan
dan nilai yang didapatkan dari variasi skema pengukuran. Berikut hasil error
Adapun selisih ini disajikan pada Table 4.3 untuk menara 130 Tello –
Tabel 4.3 Selisih nilai perhitungan dan pengukuran tahanan pentanahan menara
130
No Skema Hasil Hasil Selisih
Pengukuran perhitungan (%)
Pengukuran
(Ohm) (Ohm)
1 Skema 1
1,8 1,272 29,3
(Sejajar)
2 Skema 2
1,3 1,272 2,1
(Tegak lurus)
3 Skema 3
1,1 1,272 15,6
(Berlawanan arah)
Table 4.3 dan 4.4 memperlihatkan bahwa nilai selisih atau dalam hal ini
dapat juga disebut error pengukuran, besarnya sangat bergantung pada sudut yang
dibentuk titik penempatan (E) (P) dan (C) dan juga jarak antara ketiganya. Untuk
lebih memahami hubungan ini dapat diamati Grafik 4.1 dan 4.2 berikut
Error Pengukuran
29.30%
30.00%
Error Pengukuran
25.00%
20.00% 15.60%
15.00%
10.00%
5.00% 2.10%
0.00%
0°(sejajar) 90°(Tegak Lurus) 180°(Berlawanan
Arah)
Skema Pengukuran
45.00% 42.10%
Error Pengukuran
40.00%
35.00%
30.00%
22.30%
25.00%
20.00%
15.00%
10.00% 6.00%
5.00%
0.00%
0°(sejajar) 90°(Tegak Lurus) 180°(Berlawanan
Arah)
Skema Pengukuran
Dari Grafik 4.1 dan 4.2 terlihat bahwa hubungan antara error pengukuran
(selisih nilai perhitungan dan pengukuran) sangat dipengaruhi oleh skema yang
digunakan. Adapun skema yang dimaksud adalah variasi sudut yang dibentuk
oleh titik (E) (P) (C) kabel earth tester. Dimana semakin besar nilai sudut maka
akan semakin kecil pula nilai tahanan pentanahan yang terukur oleh earth tester.
diberikan sebagai pembanding pada nilai-nilai terukur ini, maka terlihat jelas
bahwa skema 2 yaitu dengan sudut 90 derajat menjadi skema pengukuran yang
lainnya yang diujikan. Hal ini ditandai dengan kecilnya selisih atau error
perhitungan dari skema tersebut baik pada menara 130 maupun pada menara 129
yang tepat dan konsisten sehingga didapatkan data pengukuran yang akurat dan
presisi. Dalam penelitian ini penulis memperlihatkan skema yang paling akurat
skema 2 dengan sudut 90 derajat yang teruji memiliki error pengukuran yang
5.1 Kesimpulan
Pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dari Tugas Akhir
yang diperoleh yaitu semakin besar nilai sudut yang dibenuk alat ukur
maka akan semakin kecil pula nilai tahanan pentanahan yang terukur
dengan akurasi yang lebih akurat terdapat pada skema 2 yaitu skema
5.2 Saran
Penulis menyadari bawah masih banyak hal-hal yang masih kurang
Mesh elektroda.
DAFTAR PUSTAKA
A. Tower 130
1. Sejajar
2.Tegak lurus
3. Berlawanan Arah
B. Tower 129
1. Sejajar
2. Tegak lurus
3. Berlawanan arah