JIMMYWAL Technologies 1.1 PENGERTIAN UMUM Secara etimologies yang dimaksud Transmisi adalah pengiriman; jaringan atau penyaluran. Sedangkan penyaluran dapat diartikan proses, perbuatan, cara menyalurkan Dalam konteks pembahasan ini, yang dimaksud Transmisi (Penyaluran) adalah penyaluran energi listrik, sehingga mempunyai maksud proses dan cara menyalurkan energi listrik dari satu tempat ke tempat lainnya, misalnya : Dari pembangkit Listrik ke Gardu Induk. Dari satu gardu induk ke gardu induk lainnya. Dari gardu induk ke jaring tegangan menengah dan gardu distribusi. Dari jaring distribusu tegangan menengah ke jaring tegangan rendah dan instalasi pemanfaatan. 1.2 FUNGSI TRANSMISI Transmisi Tenaga Listrik berfungsi untuk menyalurkan energi listrik dari suatu tempat ke tempat lainnya. Sedangkan Transmisi Tegangan Tinggi adalah: Berfungsi menyalurkan energi listrik dari satu gardu induk ke gardu induk lainnya. Terdiri dari konduktor yang direntangkan antara tiang-tiang (tower) melalui insolator-insulator, dengan sistem tegangan tinggi. Standar tegangan tinggi yang berlaku di Indonesia adalah : 30 kV, 70 kV, dan 150 kV. Beberapa hal yang perlu diketahui : Transmisi 30 kV dan 70 kV yang ada di Indonesia, secara berangsur- angsur mulai ditiadakan (tidak digunakan) Transmisi 70 kV dan 150 kV ada di Pulau Jawa dan pulau lainnya di Indonesia. Sedangkan transmisi 275 kV dikembangkan di Sumatera. Transmisi 500 kV ada di Pulau Jawa 1.3 JENIS TRANSMISI Sebenarnya Transmisi adalah proses penyaluran energi listrik dari suatu tempat ke tempat lainnya, yang besaran tegangannya adalah Tegangan Ultra Tinggi (UHV) Tegangan Extra Tinggi (EHV) Tegangan Tinggi (HV) Tegangan Menengah (MHV) Tegangan Rendah (LV) Di Indonesia, Konstruksi Transmisi terdiri dari : Menggunakan kabel udara dan kabel tanah, untuk tegangan rendah, tegangan menengah, dan tegangan tinggi. Menggunakan kabel udara untuk tegangan ekstra tinggi. Lanjutan …
1.3 JENIS TRANSMISI
Berikut ini Transmisi ditinjau dari Kualifikasi Tegangannya : 1. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 200 kV – 500 kV Pada umumnya digunakan pada pembangkitan dengan kapasitas di atas 500 MW. Tujuannya adalah agar drop tegangan dan penampang kawat dapat direduksi secara maksimal, sehingga diperoleh operasional yang efektif dan efisien 2. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 30 kV – 150 kV Tegangan operasi antara 30 kV sampai 500 kV. Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau double sirkuit, dimana 1 sirkuit terdiri terdiri dari 3 phasa dengan 3 atau 4 kawat. Biasanya Biasanya hanya 3 kawat dan penghantar netral digantikan oleh tanah sebagai saluran Kembali. Apabila kapasitas daya yang disalurkan besar, maka penghantar pada masing-masing phasa terdiri dari dua atau empat kawat (Double atau Qudrapole) dan berkas konduktor disetiap Budle Conductor. 1.4 PERTIMBANGAN PEMBANGUNAN TRANSMISI TEGANGAN TINGGI Adanya pertambahan dan pertumbuhan beban pada instalasi pemanfaatan :
Karena pembangkit tenaga listrik pada umumnya lokasinya
jauh dari pusat-pusat beban, sehingga untuk menyalurkan energi listrik harus dibangun transmisi tegangan tinggi.
Untuk di Pulau Jawa, transmisi SUTT 150 KV telah
terpasang secara terintegrasi melalui sistem interkoneksi (interconnection system). Sedangkan di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi sedang dikembangkan menjadi system interkoneksi 2.1. PONDASI TOWER (TIANG) Berfungsi untuk menyangga tower atau sebagai tapak (kaki) tower. Pertimbangan dalam menentukan pondasi tower : Route map yang akan dilalui dilalui jalur SUTT. Posisi pondasi tower, apakah pada posisi suspension, tension atau dead end. Untuk tension masih memperhitungkan besar kecilnya sudut belokan. Kondisi tanah yang akan ditempati pondasi, misal : tanah normal, tanah berlumpur (sawah atau rawa), tanah berpasir, tanah berbatu, posisi tanah tebing/ miring, dan lain sebagainya Besar kecilnya (berat) tower yang akan dipasang pada pondasi. Pertimbangan Pertimbangan harga tanah, aspek sosial, dan lain-lain. Catatan : Besar kecilnya pondasi menyesuaikan tower yang akan dipasang. Masing-masing pabrikan tower memiliki desain dan spesifikasi yang berbeda-beda. Pada saat ini tower SUTT telah diproduksi di dalam negeri Lanjutan …
2.1. PONDASI TOWER (TIANG)
Type Pondasi : Kode pengenal (notasi huruf) pada type pondasi terdiri dari beberapa macam. Pada umumnya kode pengenal pondasi adalah : Aa, Bb, Cc, Dd, DrD, Ddr dan lain-lain. Konstruksi pondasi : Untuk menentukan menentukan konstruksi konstruksi pondasi pondasi yang akan dipasang dipasang, harus terlebih terlebih dahulu dilakukan pengecekan (pengujian) kondisi tanah setempat, untuk mengetahui kemampuan sigma tanah yang akan ditempati pondasi dan tower Dengan mengetahui kemampuan sigma tanah (daya dukung tanah), baru bisa ditentukan konstruksi pondasi yang akan dipasang Dengan mempertimbangkan kondisi sigma tanah, beberapa jenis pondasi SUTT, antara lain : Pondasi Pondasi Normal (Normal (Normal Foundation) Foundation), Bump Pile, Mikro Pile, Staruss Pile, Injection Micro Pile, Cakar Ayam, Bor Pile 2.2. TEMBOK/ PASANGAN BETON/ PASANGAN BATU KALI PENAHAN TAPAK TOWER Untuk pondasi tower yang terletak (berada) pada pondasi dan kondisi tertentu, maka harus dipasang (dibangun) tembok/ pasangan beton / pasangan batu kali yang berfungsi untuk menahan pondasi tower. 2.3. TOWER (TIANG) DAN PERLENGKAPANNYA Berfungsi sebagai penyangga kawat (konduktor/ penghantar) yang direntangkan antara tower-tower (tiang-tiang) pada jalur transmisi melalui isolator-isolator Beberapa jenis tower dan fungsinya : Tower penyangga (Suspension Tower) berfungsi utnuk mendukung (menyangga) penghantar SUTT beserta Accesoriesnya, sehingga harus kuat menahan gaya berat dari peralatan listrik yang ada pada tower tersebut. Tower ini berada pada posisi jalur lurus sampai dengan sudut 2 Derajat. Tower penegang atau peregang (Tension Tower), berfungsi untuk menahan gaya berat dan tarik d dua arah dari penghantar SUTT. Tower ini berada pada posisi jalur lurus SUTT (ditengah atau diantara beberapa tower). Tower Sudut ( Angle Tower), disebut juga Tower Penegang, berfungsi menerima menerima gaya tarik akibat dari perubahan perubahan arah SUTT. Tower ini terletak terletak pada belokan route map jaringan transmisi SUTT. Lanjutan …
2.3. TOWER (TIANG)
DAN PERLENGKAPANNYA Type Tower dan Besaran Sudut
Dan sebagai faktor keamanan, minimum clearance
vertical 150 kV terhadap lingkungan sekitar mengikuti standar yang telah ditetapkan pada SNI 04-6918-2002 Contoh, clearance terhadap pohon 5 m, rumah 5 m, jalan/rel kreta 13,5 m, lapangan terbuka 8,5 m, perkebunan 9 m. Lanjutan … 2.3. TOWER (TIANG) DAN PERLENGKAPANNYA Beberapa jenis tower dan fungsinya : Tower Akhir (Dead and Tower), berfungsi sebagai penegang dan terletak pada posisi paling akhir dari jaringan transmisi SUTT (terletak di dekat switch yard Gardu Induk). Tower ini hanya menahan gaya tari k penghantar SUTT dari satu arah saja
Bagian – Bagian Tower :
Stub (Kerangka Tower) adalah kerangka utama tower, yang berfungsi untuk menopang komponen listrik SUTT. Silang – silang, berfungsi sebagai penguat rangka tiang (diagonal tiang) Traves, berfungsi sebagai tempat dudukan insulator dan tempat pemasangan kawat tanah (ground wire) Lanjutan … 2.3. TOWER (TIANG) DAN PERLENGKAPANNYA Perlengkapan lain Tower : Number Plate adalah menunjukan nomor tower dan urutan fasanya. Danger Plate atau plat tanda bahaya Penhalang Panjat. Step Bolt Bentuk dan Konstruksi Tiang SUTT : Terbuat dari baja profil atau besi siku, disusun sedemikian rupa sehingga membentuk suatu menara (tower), yang kekuatannya disesuaikan dengan kebutuhan. Konstruksi jenis inilah yang banyak digunakan di Indonesia. Konstruksi Manesman : Terbuat dari pipa baja. Konstruksi jenis ini digunakan di Indonesia hanya di daerah perkotaan yang tidak memungkinkan dipasang menara (tower). Jarak efektif antara tiang adalah 20 meter sampai dengan 40 meter Jarak andongan terendah dengan tanah dan bangunan adalah ± 7 meter 2.4. Konduktor dan Perlengkapan Berfungsi untuk menyalurkan arus listrik dari satu tempat ke tempat lainnya : Jenis kawat yang digunakan : Kawat tembaga (Cu). Saat ini udah jarang digunakan, karena harganya yang mahal. Kawat ACSR (Allumunium Conductor Steel Reinforce) : Jenis inilah yang saat ini banyak digunkan di Indonesia. Saat ini dikembangkan penggunaan T-ACSR (Thermal- Alluminium Steel Reinforce), yang memiliki kemampuan hantar arus (KHA) kurang lebih 1,7 kali KHA ACSR. Pertimbangan lain penggunaan ACSR/T-ACSR, selain memenuhi ketentuan standard teknik, juga memiliki kemampuan ( ) kekuatan ) mekanik yang lebih baik jika dibanding konduktor lain, misal : AAC, AAAC ACCC (Aluminium Conductor Composite Core) adalah merek dagang terdaftar untuk jenis konduktor saluran listrik overhead "high-temperature low-sag" (HTLS) Lanjutan …
2.4. Konduktor dan Perlengkapan
Beberapa material yang termasuk lengkapan (Accessories) konduktor : Batang pelindung (Armor Rod), berfungsi untuk melindungi dan penguatan konduktor dari kemungkinan timbulnya kerusakan akibat gesekan penjepit, yang diakibatkan getaran karena angin. Peredam (Dumper), berfungsi untuk mengurangi getaran- getaran pada penghantar SUTT maupun pada ground wire, karena angin dan lain-lain. Penyambung penghantar (Joint Sleeve), berfungsi untuk menyambung penghantar. Repair Sleeve. berfungsi sebagai pembungkus / mereparasi / memperbaiki penghantar yang urat-uratnya rusak (putus). Paralel Groove Clamp (PG Clamp), berfungsi untuk menghubungkan (penyambung) kawat penghantar pada posisi tower tension. Perentang (Spacer), berfungsi sebagai pengatur jarak (pemisah) dua atau lebih konduktor pada tiap-tiap phasa SUTT. 2.5. Insulator Sringings & Fitting Adalah rangkaian insulator dan perlengkapannya antara lain : Insulator, berfungsi sebagai isolasi antara konduktor dengan tiang (tower). Yang umumnya terbuat dari perselin atau kasa. Klem Penegang berfungsi untuk penjepit (peningkat) penghantar phasa pada tower tension (tower penegang). Klem Penyengga (Suspension Clamp), berfungsi untuk penjepit (penegan) penghantar pada insulator gantung yang terdapat pada tiang penyangga. Klem Jembatan, berfungsi sebagai penghubung (penyambung/penggandeng) kedua ujung penghantar dari klem penegang satu dengan klem penegang. Accessories lain yang melengkapi Isolator gantung, adalah : Tanduk busur (Arcing Horn), berfungsi untuk melindungi isolator dari tegangan surja. Cicin Peisai (Grading Ring), berfungsi untuk meratakan (mendistribusikan) medan listrik dan distribusi tegangan yang terjadi pada isolator. Lanjutan …
2.5. Insulator Sringings & Fitting
Klem Penyengga (Suspension Clamp), berfungsi untuk penjepit (penegan) penghantar pada insulator gantung yang terdapat pada tiang penyangga. Klem Jembatan, berfungsi sebagai penghubung (penyambung / penggandeng) kedua ujung penghantar dari klem penegang satu dengan klem penegang. U Bolt, berfungsi sebagai penghubung antara insulator strings dengan ujung travers tower tempat insulator strings digantungkan (dicantolkan). Untuk daerah yang kondisi udaranya baik (tidak mengandung polusi kimia dan asin), digunakan isolator Type Normal. Sedangkan untuk daerah yang udaranya berpolusi tinggi, digunakan Isolator Type Fog (Fog Type Insulator). 2.6. KOMPONEN PENGAMAN (PERLINDUNGAN) Komponen pengaman (perlindungan) pada transmisi tegangan tinggi (SUTT), memiliki fungsi penting sebagai pengaman (perlindungan) SUTT secara menyeluruh. Komponen pengaman (perlindungan) pada SUTT, antara lain : Kawat Tanah (Ground Wire) dan Perlengkapannya. Pentanahan Tiang. Jaringan Pengaman (Safety Net) Bola Pengaman (Balistor) Untuk kawat tanah (ground wire) dan pentanahan tiang, dipasang di sepanjang jalur SUTT. Dimana besarannya maksimal 5 ohm. Untuk jaringan pengaman (safety net) dan bola pengaman dipasang pada tempat-tempat tertentu jalur SUTT, sesuai kondisi dan kebutuhan setempat. Setelah mengetahui proses pondasi, tower, dan komponen-komponen Transmisi Line, maka selanjutnya dilakukan pekerjaan : Erection / mendirikan Tower : 1. Melakukan sortir material tower dan lansir ke lokasi pekerjaan 2. Menyiapkan alat bantu untuk mendirikan tower dan Safety. 3. Mendirikan tower Pemasangan Insulator dan fitting asesoris Penarikan kawat conductor (stringing) Final cek & Testing commissioning Energize (mendistribusikan tegangan dari Gardu Induk) GAMBAR – GAMBAR 2.6. Kesimpulan : Proses Pekerjaan Transmisi Line Pada dasarnya proses pembangunan transmisi line adalah sebagai berikut : 1. Melakukan survey posisi titik tower. 2. Membuat design pondasi sesuai dengan hasil survey. 3. Membuat design tower 4. Pengadaan tower, konduktor, fitting aksesoris. 5. Membangun pondasi. 6. Erection / mendirikan tower. 7. Pemasangan Insulator dan fitting aksesoris 8. Penarikan kawat konduktor / stringing 9. Final cek & Testing commissioning. 10.Energize TERIMA KASIH