Lebih spesisifik lagi dalam pembahasan ini akan difokuskan pada Transmisi
Tegangan Tinggi atau Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) yang ada di
Indonesia
Selama ini ada pemahaman dari para profesionalis ketenagalistrikan, bahwa yang
dimaksud transmisi adalah proses penyaluran energi listrik dengan menggunakan
tegangan tinggi.
Bahkan ada yang memahami bahwa transmisi adalah proses penyaluran energy
listrik dengan menggunakan tegangan tinggi dan melalui saluran udara (over head
line).
Sebenarnya transmisi adalah proses penyaluran energi listrik dari satu tempat ke
tempat lainnya, yang besaran tegangannya adalah tegangan ultra tinggi (UHV),
tegangan ekstra tinggi (EHV), tegangan tinggi (HV), tegangan menengah (MHV),
dan tegangan rendah (LV).
Pada umumnya digunakan pada pembangkitan dengan kapasitas di atas 500 MW.
Tujuannya adalah agar drop tegangan dan penampang kawat dapat direduksi
secara maksimal, sehingga diperoleh operasional yang efektif dan efisien.
Masalah lain yang timbul dalam pembangunan SUTET, adalah masalah social
yang akhirnya berdampak pada masalah pembiayaan, antara lain :
Timbulnya protes dari masyarakat yang menentang pembangunan SUTET.
Permintaan ganti rugi tanah untuk tapak tower yang terlalu tinggi.
Adanya permintaan ganti rugi sepanjang jalur SUTET.
Dan lain sebagainya.
Pembangunan transmisi ini cukup efektif untuk jarak 100 km sampai dengan 500
km.
1.3.1. SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI (SUTET) 200 KV – 500 KV
Pada umumnya digunakan pada pembangkitan dengan kapasitas di atas 500 MW.
Tujuannya adalah agar drop tegangan dan penampang kawat dapat direduksi
secara maksimal, sehingga diperoleh operasional yang efektif dan efisien.
Masalah lain yang timbul dalam pembangunan SUTET, adalah masalah social
yang akhirnya berdampak pada masalah pembiayaan, antara lain :
Timbulnya protes dari masyarakat yang menentang pembangunan SUTET.
Permintaan ganti rugi tanah untuk tapak tower yang terlalu tinggi.
Adanya permintaan ganti rugi sepanjang jalur SUTET.
Dan lain sebagainya.
Pembangunan transmisi ini cukup efektif untuk jarak 100 km sampai dengan
500 km.
Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau double sirkuit, dimana 1 sirkuit
terdiri dari 3 phasa dengan 3 atau 4 kawat. Biasanya hanya 3 kawat dan penghantar
netral digantikan oleh tanah sebagai saluran kembali.
Apabila kapasitas daya yang disalurkan besar, maka penghantar pada masing-
masing phasa terdiri dari dua atau empat kawat (Double atau Qudrapole) dan
Jika transmisi ini beroperasi secara parsial, jarak terjauh yang paling efektif adalah
100 km.
Jika jarak transmisi lebih dari 100 km, maka tegangan jatuh (drop voltage) terlalu
besar, sehingga tegangan ini di ujung transmisi menjadi rendah.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka sistem transmisi dihubungkan secara ring
system atau interconnection system. Ini sudah diterapkan di Pulau Jawa dan akan
dikembangkan di Pulau-pulau besar lainnya di Indonesia.
1.3.3. SALURAN KABEL TEGANGAN TINGGI (SKTT) 30 KV – 150 KV
Kelemahan SKTT :
Memerlukan biaya yang lebih besar jika disbanding SUTT.
Pada saat proses pembangunan memerlukan koordinasi dan penangananyang
kompleks, karena harus melibatkan banyak pihak, misal : pemerintah kota
(Pemkot) sampai dengan jajaran terbawah, PDAM, Telkom, Perum Gas, Dinas
Perhubungan, Kepolisian, dan lain-lain.
Panjang SKTT pada tiap haspel (cable drum), maksimum 300 meter. Untuk desain
dan pesanan khusus, misalnya untuk kabel laut, bisa dibuat tanpa sambungan
sesuai kebutuhan.
Pada saat ini di Indonesia telah terpasang SKTT bawah laut (Sub Marine Cable)
dengan tegangan operasi 150 KV, yaitu :
Sub marine cable 150 KV Gresik – Tajungan (Jawa – Madura).
Sub marine cable 150 KV Ketapang – Gilimanuk (Jawa – Bali).
Transmisi SUTM digunakan pada jaringan tingkat tiga, yaitu jaringan distribusi
yang menghubungkan dari Gardu y g g g Induk, Penyulang (Feeder), SUTM, Gardu
Distribusi, sampai dengan ke Instalasi Pemanfaatan (Pelanggan/ Konsumen).
Berdasarkan sistem pentanahan titik netral trafo, efektifitas penyalurannya hanya
pada jarak (panjang) antara 15 km sampai dengan 20 km. Jika transmisi lebih dari
jarak tersebut, efektifitasnya menurun, karena relay pengaman tidak bisa bekerja
secara selektif.
Dengan mempertimbangkan berbagai kondisi yang ada (kemampuan likuiditas,
kondisi geografis, dan lain-lain), transmisi SUTM di Indonesia disalurkan jauh
melebihi kondisi ideal di atas.
Ditinjau dari segi fungsi , transmisi SKTM memiliki fungsi yang sama dengan
transmisi SUTM. Perbedaan mendasar adalah, SKTM ditanam di dalam tanah.
Transmisi SUTR adalah bagian hilir dari sistem tenaga listrik pada tegangan
distribusi di bawah 1000 Volt, yang langsung memasok kebutuhan listrik tegangan
rendah konsumen.
Di Indonesia, tegangan operasi transmisi SUTR saat ini adalah 220/ 380 Volt.
Ditinjau dari segi fungsi, transmisi SKTR memiliki fungsi yang sama dengan
transmisi SUTR. Perbedaan mendasar adalah SKTR di tanam didalam di dalam
tanah.
Jika menggunakan SUTR sebenarnya dari segi jarak aman/ ruang bebas (ROW)
tidak ada masalah, karena SUTR menggunakan penghantar berisolasi. Penggunaan
SKTR karena mempertimbangkan :
Sistem transmisi tegangan menengah yang ada, misalnya : karena
menggunakan transmisi SKTM.
Faktor estetika.
Karena pembangkit tenaga listrik pada umumnya lokasinya jauh dari pusat-pusat
beban, sehingga untuk menyalurkan energi listrik harus dibangun transmisi
tegangan tinggi.
Transmisi tenaga listrik yang bertegangan tinggi (SUTET, SUTT, SKTT, SKLTT),
memiliki resiko tinggi terhadap keamanan dan kesehatan lingkungan, terutama
menyangkut masalah besarnya tegangan dan pengaruh medan listrik yang
ditimbulkannya.
Satu hal penting yang harus diperhatikan dan dipenuhi, adalah ketentuan jarak
aman/ ruang bebas (ROW) pada daerah yang dilalui oleh jalur transmisi tegangan
tinggi.
Pada jalur SUTT yang lama pada umumnya sepanjang jalur SUTT tidak boleh
didirikan bangunan. Tetapi saat ini di sepanjang jalur SUTT banyak didirikan
bangunan, dengan pertimbangan selama jarak aman/ ruang bebas (ROW) dipenuhi,
maka keselamatan dan kesehatan lingkungan akan terpenuhi pula
Untuk desain konstruksi pondasi jenis tertentu, terkadang PLN harus membayar
royalty fee kepada pemegang patent, yang nilainya berdasarkan kesepakatan
kedua belah pihak.
Route SUTT yang jauh dan melihat kondisi geografis di Indonesia pada umumnya,
menjadikan pondasi dan letak tower berada pada kondisi tanah yang bermacam-
macam jenis.
Untuk pondasi tower yang terletak (berada) pada pondasi dan kondisi tertentu, maka
harus dipasang p g (dibangun) tembok/ pasangan beton/ pasangan batu kali yang
berfungsi untuk menahan pondasi tower.
Patok tanda batas tanah ini terbuat dari beton bertulang yang di atasnya ditulisi
“PLN” dan dipasang diempat sudut batas tanah.
Patok tanda batas tanah ini dipasang pada tiang SUTT yang berbentuk tower,
sedangkan yang berbentuk Single Pole biasanya tidak dipasang patok tanda batas
tanah.
Pemasangan patok tanda batas tanah mengikuti luas tanah PLN, biasanya ukuran 8
m x 8 m, 10 m x 10 m, 12 m x 12 m, 14 m x 14 m, dan seterusnya, mengikuti besar
kecilnya tower.
Tanah yang berada pada patok tanda batas tanah diurug dan diratakan, pada
umumnya levelnya lebih tinggi dari tanah yang ada di sekitarnya.
Bagian-bagian Tower :
Stub (Kerangka Tower), adalah kerangka utama tower, yang berfungsi untuk
menopang komponen listrik SUTT.
Silang-silang, berfungsi sebagai penguat rangka tiang (diagonal tiang).
Travers, berfungsi sebagai tempat dudukan isolator dan tempat pemasangan
kawat tanah (ground wire)
Perlengkapan lain tower :
Number Plate, adalah menunjukkan nomor tower dan urutan fasanya.
Danger Plate atau plat tanda bahaya.
Penghalang panjat.
Step bolt.
Konstruksi Manesman:
Terbuat dari pipa baja. Konstruksi jenis ini digunakan di Indonesia hanya di
daerah perkotaan yang tidak memungkinkan dipasang menara (tower).
Jarak efektif antara tiang adalah 20 meter sampai dengan 40 meter.
Jarak andongan terendah dengan tanah dan bangunan adalah ± 7 meter.
Pada konstruksi jenis ini untuk posisi tiang tertentu (tiang penegang, tiang sudut,
tiang awal/akhir), dilengkapi Konstruksi baja tiang dengan Guy Wire yang
berbentuk tarik (Line Guy) atau tekan (Pole Brace).
Konstruksi Kayu : :
Terbuat dari kayu ulin dan kayu besi, yang mempunyai kekuatan dan umur yang
baik dan tidak perlu melalui proses pengawetan.
Jenis ini jarang digunakan diIndonesia, apalagi saat ini untuk memperoleh kayu
sangat sulit dan bisabisa lebih mahal jika dibandingkan menggunakan konstruksi
jenis lainnya.
Konstruksi Tiang Beton (Concrete Pole) :
Terbuat dari beton bertulang yang berongga di dalamnya.
Konstruksi jenis ini digunakan di kota-kota besar dikota Indonesia, karena tidak
memungkinkan dipasang tiang bentuk menara.
Berbeda dengan komponen sipil pada SUTT, maka komponen sipil pada SKTT lebih
sederhana, karena tidak memerlukan pondasi.
Repair Sleeve :
Berfungsi sebagai pembungkus/ mereparasi/memperbaiki penghantar yang urat-
uratnya rusak (putus).
Terdiri dari dua bagian, yang pertama sebagai penutup sebagian besar
konduktor dan bagian kedua penutup kecil, yang disambungkan ke bagian
pertama.
Setelah terpasang , selanjutnya diproses, sehingga akan berbentuk segi enam
Repair Sleeve enam.
Paralel Groove Clamp (PG Clamp) :
Berfungsi untuk menghubungkan (penyambung) kawat penghantar pada posisi
tower tension.
Kedua ujung kawat penghantar dari klem penegang yang lain, dihubungkan
melalui Jumper Support Insulator.
Perentang (Spacer) :
Berfungsi sebagai pengatur jarak (pemisah) dua atau lebih konduktor pada tiap-
tiap phasa SUTT.
Tujuannya adalah untuk menjaga agar jarak antara konduktor dengan konduktor
dalam satu phasa tidak berubah dan tidak bertumbukan, karena adanya gaya
elektromekanik atau angin.
Yang dimaksud Insulator Strings dan Fitting, adalah rangkaian isolator dan
perlengkapannya, antara lain : Isolator, Tension Clamp, Suspension Clamp, U Blot,
Anchor Sackle, Horn Holder, Yoke, Ball Clevis, Arching Horn, Clevis Eye dan Socket
Clevis.
Isoalator :
Berfungsi sebagai isolasi antara konduktor dengan tiang (tower). Isolator Piring
(Isolator Gantung)
Pada umumnya terbuat dari porselin atau kasa.
Isolator yang digunakan pada SUTT :
Isolator Gantung (lihat gambar 16).
Isolator Tonggak Saluran (lihat gambar 17).
Isolator Tonggak SaluranHorizontal (lihat gambar 18).
Pada saat ini Klem Penegang yang terbuat dari campuran tembaga jarang
digunakan, karena penghantar tembaga tidak digunakan lagi pada SUTT.
U Bolt : Berfungsi sebagai penghubung antara insulator strings dengan ujung travers
tower tempat insulator strings digantungkan (dicantolkan).
Jumlah jenis dan type isolator tiap rangkaian, tergantung pada spesifikasi SUTT dan
juga kondisi jalur yang dilalui (route map) SUTT, misal : daerah yang kondisi
udaranya normal, daerah yang mengandung polusi kimia tinggi, daerah yang
udaranya mengandung garam (asin), dan lain-lain.
Untuk daerah yang kondisi udaranya baik (tidak mengandung polusi kimia dan asin),
digunakan Isolator Type Normal. Sedangkan untuk daerah yang udaranya berpolusi
tinggi, digunakan Isolator Type Fog (Fog Type Insulator).
Untuk kawat tanah (ground wire) dan pentanahan tiang, dipasang di sepanjang jalur
SUTT.
Untuk jaringan pengaman ( Safety Net) dan bola pengaman dipasang pada
tempat-tempat tertentu jalur SUTT, sesuai kondisi dan kebutuhan setempat.
3.3.1. KAWAT TANAH (GROUND WIRE) DAN
Accesories Ground Wire : Joint Sleeve, Dumper, Jumper Clamp, Tension Clamp,
Suspension Clamp dan PG Clamp.
Accesories ground wire yang memiliki nama/ jenis yang sama dengan accesories
penghantar, memiliki fungsi yang sama dengan accesories penghantar tersebut.
Jumlah ground wire pada SUTT, ada yang satu atau dua, tergantung dari pucuk
tower.
Fungsi pentanahan tiang : Untuk menyalurkan arus listrik dari kawat tanah (ground
wire) akibat terjadinya sambaran petir.
Pentanahan tiang terdiri dari kawat tembaga atau kawat baja yang di klem pada pipa
pentanahan dan ditanam di dekat pondasi tower (tiang) SUTT.
Berfungsi untuk pengaman SUTT dari gangguan yang dapat membahayakan SUTT
tersebut dari lalu lintas yang berada di bawah SUTT yang tingginya melebihi tinggi
yang diijinkan.
Dipasang sebagai tanda pada SUTT, untuk pengaman lalu lintas udara.
Pada umumnya dipasang pada kawat tanah (Ground Wire) didaerah yang banyak
dilewati lalu lintas udara atau di dekat Bandar udara (Bandara).
Untuk pengaman pada malam hari, digunakan Balistor yang dipasang pada kawat
phasa dan bekerja atas dasar drop tegangan yang dapat menyalakan ion pendar
seperti lampu neon (lampu TL) dengan warna kuning.
Pada umumnya jenis kabel yang digunakan adalah Kabel Oil Impregnating Paper
Failed.
Kabel ini adalah sejenis kabel minyak, yang isolasinya terdiri dari unsur minyak yang
mengimpregnating kertas isolasi untuk membungkus konduktor, sehingga mampu
mengisolasi terhadap tegangan kerja sistem.
Penggunaan isolasi jenis ini karena dianggap relatip cukup baik, sebab isolasi cukup
tipis dan mempunyai kekuatan secara elektris dan mekanis yang cukup baik.
Pembuatan Direksi Keet dan gudang lapangan, mobilisasi peralatan kerja dan
mobilisasi material.
Di awal pekerjaan SUTT yang dibutuhkan adalah tenaga kerja ahli dan terampil
dibidang pekerjaan sipil (untuk pekerjaan pondasi) dan di bidang pekerjaan
Harus diyakini bahwa posisi patok yang menandai tempat tower tidak bergeser
(tidak digeser) dari tempat yang telah ditentukan.
Jika patok tanda letak tower bergeser, secara teknis akan timbul masalah, misalnya
: seharusnya tower suspension yang berubah menjadi tension.
Dari empat sisi pada titik tertentu ditarik benang, sehingga pada titik pertemuan
tarikan benang tersebut diketahui sebagai letak titik tengah (As) masing-masing kaki
tower.
Titik As kaki tower diukur dan ditentukan setelah pekerjaan galian tanah selesai.
Galian tanah dilakukan setelah bouwplank terpasang, sehingga posisi tanah yang
akan digali jelas dan tidak terjadi kesalahan galian tanah.
Pekerjaan galian tanah diperuntukkan pada jenis pondasi cakar ayam dan pondasi
normal.
Untuk pondasi jenis Bump Pile, Bor Pile, Strauss Pile, Mikro Pile, Injection Mikro
Pile, tidak ada Gambar 31 : pekerjaan galian tanah. Galian Tanah pada Pondasi
Type Normal.
Pada saat melaksanakan pekerjaan galian tanah, harus dilakukan hatihati jangan
sampai benang untuk menentukan poros ( As) kaki tower bergeser.
Pada umumnya lantai kerja ini tidak perlu ada pembesian. Jadi spesi betonnya
hanya berupa campuran pasir dan semen atau pasangan batu kali.
Pada bagian bawah masing-masing kaki tower, dipasang sepatu stub berupa besi
siku yang disilangkan, sehingga stub tower tidak menancap (ambles) tanah.
Setelah stub (kaki) tower dipasang dengan baik dan sebelum pekerjaan
pembesian dipasang pentanahan Setting dan Pemasangan Pentanahan Tiang 50
pembesian, tiang (penjelasan dan gambar lihat bagian 3.3.2. gambar 23)
Material (semen, pasir, air, koral, dan lain-lain) harus telah disiapkan cukup.
Perlengkapan kerja (beton molen pompa air vibrator sekop dan lain lain) beton,
molen, air, vibrator, sekop, lain-harus disiapkan lengkap dan memadai.
Pengecoran pada masing-masing kaki tower dilakukan secara terus menerus dan
tuntas, tidak boleh ada tenggang waktu yang terlalu lama.
Jika dalam satu kaki tower di cor beberapa kali dalam beberapa hari, dikhawatirkan
senyawa pada sambungan cor menjadi kurang baik.
Kekuatan beton ditentukan dalam notasi K, misal : K-175, K-225, K- 350 dan
seterusnya, tergantung dari spesifikasi yang telah ditentukan dalam kontrak.
Pada saat cor dibuat “kubus beton”, untuk dilakukan uji kekuatan beton, sebagai
bukti bahwa pondasi telah memenuhi syarat kekuatan betonnya. Pengujian (test)
tekan hancur beton dilakukan di laboratorium konstruksi (biasanya di Fakultas
Teknik Sipil & Perencanaan di Perguruan Tinggi setempat,atau di tempat lain yang
direkomendasikan). Agar campuran beton merata, padat dan tidak berongga,
setelah campuran beton dituangkan harus diaduk dengan mesin penggetar
(vibrator).
Pada kondisi tanah tertentu (misal : berlumpur, berpasir, dan lain-lain) yang mudah
ambrol dan meluber, disekeliling galian harus dipasang turap yang kuat, sehingga
pada saat pengecoran tidak ambrol.
Pada saat melakukan urug balik, tidak boleh sekaligus selesai. Tetapi harus
dilakukan secara bertahap/ berlapis, kemudian dipadatkan dengan menggunakan
alat pemadat tanah (Stamper), dilanjutkan untuk lapisan urugan selanjutnya, sampai
dengan selesai.
Pekerjaan lain-lain :
Pemasangan Vang Net (kalau kebetulan 1 paket dengan pekerjaan SUTT).
Pemasangan bola pengaman/ Balistor (kalau ada).
Pemasangan tembok penahan pondasi (kalau ada).
Pada cross arm paling atas dari masing-masing tower dipasang Snatch Block,
yang berfungsi untuk alat menaikkan (kerekan) insulator strings.
Dalam pelaksanaan pekerjaan stringing SUTT, salah satu pekerjaan pokok adalah
penarikan konduktor dan ground wire.
Sebelum proses penarikan konduktor dan ground wire dilaksanakan, harus di cek
terlebih dahulu seluruh jalur yang akan dilalui pekerjaan stringing apakah telah
aman, terutama pada jalur persilangan (crossing) dengan jalan, dan lain sebagainya
harus sudah terpasang stegger/ scaffolding dengan baik.
Secara umum ada tiga bagian utama dalam pelaksanaan pekerjaan penarikan
konduktor dan ground wire yang harus dilakukan, yaitu :
Persiapan umum.
Persiapan penarikan (pemasangan pilot wire).
Proses dan pelaksanaan penarikan konduktor dan ground wire.
Pada suspension insulator yang telah terpasang pada jalur penarikan, dipasang
Montage Roll yang berfungsi untuk lewatnya Pilot Wire dan konduktor serta ground
wire. Sedangkan pada tower tension, Montage Roll langsung dipasang pada cross
arm, dengan dibantu Wire Rope yang telah dipotong dan disesuaikan kebutuhan.
Setelah persiapan umum kita lakukan dengan baik, dilanjutkan dengan persiapam
penarikan (pemasangan Pilot Wire).
Proses penarikan :
Penarikan konduktor dan ground wire mengikuti jalur Pilot Wire.
Setelah Yoke sampai pada Rol-Rol yang terpasang pada tower, dilakukan
penyetopan Engine dan Tensioner.
Penyetopan dilakukan oleh pekerja pengawal Counter Weight dengan
menggunakan sarana komunikasi Handy Talky.
Memindahkan Yoke dari Rol sisi Drum Site dan Rol sisi Engine Site,dilaksanakan
oleh pekerja yang telah siap pada tower jalur Pilot Wire.
Demikianlah proses dan pelaksanaan penarikan konduktor dan ground wire pada
masing-masing phasa/ line dilaksanakan. Untuk penarikan konduktor dan ground
wire pada phasa/ line yang lain, mengikuti ketentuan dan tatacara seperti yang
diuraikan di atas.
Dengan selesainya pekerjaan sagging dan dead & clamp kedua ujung konduktor
dan ground wire dipasang pada masing-masing tower tension, selanjutnya dilakukan
pemasangan Klem (Clamping) pada tower-tower penyangga (Suspension Tower).
Apabila jumlah konduktor pada masing-masing line (phasa) lebih dari satu, misalnya
: dua atau empat, maka harus dipasang pemisah atau perentang (Spacer).
Tujuan pemasangan Spacer adalah untuk menjaga jarak antara konduktor yang
satu dengan konduktor lainnya dalam satu phasa, agar tidak berubah dan tidak
bertumbukan satu dengan lainnya, karena adanya gaya elektromagnetik atau angin.
Memperbaiki jalan dan jembatan yang rusak (kalau ada), yang diakibatkan oleh
proses pengangkutan peralatan dan material kerja pada saat pelaksanaanstringing.
Memperbaiki bangunan yang rusak (kalau ada), yang diakibatkan pada saat
pelaksanaan pekerjaan stringing.
Pekerjaan instalasi listrik yang telah selesai dikerjakan dan akan dioperasikan, tidak
serta merta langsung boleh dioperasikan. Sebelum dan pada saat akan
dioperasikan harus diyakini terlebih dahulu bahwa instalasi listrik tersebut
benarbenar aman untuk dioperasikan.
Untuk meyakini bahwa instalasi listrik telah benar-benar aman
dioperasikan,keberadaannya harus telah memenuhi persyaratan dan ketentuan
teknis yang berlaku.
Apakah instalasi listrik telah memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku,
harus dilakukan pemeriksaan dan pengujian atau commisoning test.
Pengujian transmisi relatif lebih sederhana dan tidak serumit pengujian instalasi
pembangkit tenaga listrik maupun gardu induk.
Pada transmisi yang diuji antara lain :
Tahanan isolasi isolator, tahanan isolasi antara phasa dengan phasa dan
tahanan isolasi antara phasa dengan kawat netral. Alat uji/ alat ukur yang
digunakan adalah Mega Ohm Meter/ Megger/ Insulation Resistance Tester.
Tahanan pembumian, dengan menggunakan alat uji/ alat ukur Earth Resistance
Tester.
Catatan : Dalam melakukan pengujian agar hati-hati dan menggunakan alat ukur
yang benar-benar presisi dan tidak rusak.
7.4. PENGOPRASIAN TRANSMISI
Dengan dilaksanakannya serah terima pertama ini, berarti phisik pekerjaan telah
mencapai 100 % (seratus persen). Tetapi pada umumnya pembayaran termijn
hanya diberikan 95% dari total nilai kontrak.
Pada saat serah terima pertama ini, pelaksana pekerjaan (Kontraktor) masih
mempunyai tanggungan pekerjaan yang akan dilaksanakan (jika terdapat
kekurangan yang tidak signifikan) selama masa pemeliharaan.
Kekurangan sisa) pekerjaan dibuatkan Berita Acara dalam bentuk Pending Item”
pekerjaan.
Untuk pekerjaan Transmisi, sisa pekerjaan yang ditoleransi dikerjakan pada masa
pemeliharaan (karena belum diselesaikan pada saat sebelum Serah Terima
Pertama), antara lain :
Penyelesaian ganti rugi yang masih tersisa, yang keterlambatannya tidak
disebabkan oleh Kontraktor.
Pengembalian (retour) material ke gudang PLN.
Pembuatan asbulit drawing.
Berita acara penyelesaian sisa pekerjaan Pending Item).
Pekerjaan lain yang diakibatkan bukan karena ketidaksiapan Kontraktor.
Apabila masa pemeliharaan (garansi) telah dilampaui dan sisa pekerjaan selama
masa pemeliharaan telah diselesaikan dengan baik, maka dapat dilaksanakan
penyerahan pekerjaan kedua (Serah Terima Kedua).
Catatan :
Meskipun secara legal aspect seharusnya hubungan kontraktual berakhir,
kenyataannya Kontraktor masih harus memberikan jaminan terhadap Peralatan
Material yang terpasang.
Pada umumnya jaminan diberikan selama 1 (satu) tahun sejak Serah Terima
Kedua.
Jaminan yang diberikan berupa Jaminan Bank (Bank Garansi).
Jadi kalau ada kerusakan peralatan/ material yang disebabkan bukan karena
kesalahan operasi atau bencana alam, maka pihak Kontraktor masih
berkewajiban memperbaikinya.
Pihak yang terlibat dan terkait dalam pelaksanaan pembangunan pekerjaan SUTT,
antara lain :
Kontraktor Listrik selaku pelaksana pekerjaan.
Pemberi Kerja atau Instritusi Pengguna (PLN).
Pabrikan/ Distributor/ Supplier/ Fabrikator komponen listrik.
Importer dan Transporter.
Pemkab/ Pemkot setempat beserta jajarannya yang akan dilalui jalur SUTT.
Masyarakat setempat yang akan dilalui dan yang ada di sekitar jalur SUTT.
Jenis dan ruang lingkup aktifitas yang harus dilakukan, antara lain :
Administrasi :
Pengurusan ijin-ijin.
Administrasi keuangan (pembuatan jaminan uang muka, jaminan
pelaksanaan, jaminan pemeliharaan, dan lain –lain).
Keuangan (pembayaran komponen/ peralatan/ bahan/ material).
Administrasi teknik (pembuatan Kurva S, Time Schedule, Format Schedule,
Asbuilt Drawing, dan lain-lain).
Pelaksanaan phisik pekerjaan sejak dimulainya pekerjaan sampai serah terima
pekerjaan.
Keamanan dan keselamatan pekerja maupun pekerjaan.
Dan lain sebagainya.
Salah satu aspek manajemen yang cukup penting dan harus dipenuhi, dalam
pembuatan “Network Planning”, sehingga :
Alur dan proses pekerjaan dapat diketahui dengan mudah.
Semua jenis dan ruang lingkup pekerjaan yang ada dapat dilaksanakan sesuai
dengan jadwal yang telah dibuat.
Pengkoordinasian pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik.
Pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu dengan hasil yang memuaskan.
Usaha jasa konstruksi terdiri dari 5 (lima) bidang, yaitu ASMET (Arsitektural, Sipil,
Mekanikal, Elektrikal dan Tata Lingkungan), bidang elektrikal memiliki kekhasan dan
kekhususan dibanding yang lain.
Khusus untuk bidang Elektrikal, selain harus mengacu pada UU 18/ 1999, juga
harus mengacu pada UU 15/ 1985 tentang Ketenagalistrikan.
Aspek yang sangat penting yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pekerjaan,
adalah aspek kesehatan dan keselamatan kerja.
Apalagi untuk pekerjaan elektrikal yang beresiko tinggi, aspek K3 harus menjadi
perhatian utama. Terlebih apabila melaksanakan pekerjaan pada lokasi Transmisi
Eksisting yang bertegangan, para personil (tenaga kerja) harus mendapatkan
pelatihan khusus tentang K3.