Anda di halaman 1dari 51

TRANSMISI TENAGA LISTRIK

Sistem Tenaga Listrik

:
INDUSTRI
PEMBANGKIT SALURAN
TENAGA LISTRIK SALURAN DISTRIBUSI
TRANSMISI GARDU
INDUK

JARINGAN
INDUSTRI TEGANGAN MENENGAH TRAFO DISTRIBUSI

PJU

INDUSTRI KECIL JARINGAN


MALL TEGANGAN RENDAH
RUMAH TANGGA
Saluran Udara Sistem Ketenagalistrikan PLN

a. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kV


b. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV
c. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV

Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV


Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV
Saluran Kabel

Pada daerah tertentu (umumnya perkotaan) yang


mempertimbangkan masalah estetika, lingkungan yang sulit
mendapatkan ruang bebas, keandalan yang tinggi, serta
jaringan antar pulau, dipasang Saluran Kabel.

a. Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 70 kV


b. Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 150 kV
c. Saluran Kabel Laut Tegangan Tinggi (SKLTT) 150 kV
Saluran Isolasi Gas

Saluran Isolasi Gas (Gas Insulated Line/GIL) adalah Saluran


yang diisolasi dengan gas, misalnya: gas SF6, seperti gambar
Karena mahal dan resiko terhadap lingkungan sangat tinggi
maka saluran ini jarang digunakan.
Perlengkapan SUTT/ SUTET dan Fungsinya.

1.Tower
Tenaga listrik yang disalurkan lewat sistem transmisi umumnya meng-
gunakan kawat telanjang sehingga mengandalkan udara sebagai media
isolasi antara kawat penghantar tersebut dengan benda sekelilingnya.
Tower adalah konstruksi bangunan yang kokoh, berfungsi untuk
menyangga/ merentang kawat penghantar dengan ketinggian dan jarak
yang cukup agar aman bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Antara
tower dan kawat penghantar disekat oleh isolator.

Jenis-jenis tower

Menurut konstruksinya jenis-jenis tower dibagi atas macam 4 yaitu;


• Lattice tower
• Tubular steel pole
• Concrete pole
• Wooden pole
Lattice tower
Tubular steel pole
Gaya yang bekerja pada Tower (Menara)

- Gaya berat tower dan kawat penghantar (gaya tekan)


- Gaya tarik akibat rentangan kawat
- Gaya angin akibat terpaan angin pada kawat maupun badan tower.

Tower Menurut fungsinya dibagi atas 7 macam yaitu.

1. Dead end tower yaitu tiang akhir yang berlokasi di dekat Gardu
Induk, tower ini hampir sepenuhnya menanggung gaya tarik
2. Section tower yaitu tiang penyekat antara sejumlah tower
penyangga dengan sejumlah tower penyangga lainnya karena alasan
kemudahan saat pembangunan (penarikan kawat), umumnya
mempunyai sudut belokan yang kecil.
3. Suspension tower yaitu tower penyangga, tower ini hampir
sepenuhnya menanggung gaya berat, umumnya tidak mempunyai
sudut belokan.
4. Tension tower yaitu tower penegang, tower ini menanggung gaya
tarik yang lebih besar daripada gaya berat, umumnya mempunyai
sudut belokan
5. Transposision tower yaitu tower tension yang digunakan sebagai
tempat melakukan perubahan posisi kawat fasa guna memperbaiki
impendansi transmisi.
6. Gantry tower yaitu tower berbentuk portal digunakan pada
persilangan antara dua Saluran transmisi. Tiang ini dibangun di bawah
Saluran transmisi existing.
7. Combined tower yaitu tower yang digunakan oleh dua buah saluran
transmisi yang berbeda tegangan operasinya
Menurut susunan/konfigurasi kawat fasa tower dikelompokkan
atas.

- Jenis delta digunakan pada konfigurasi horisontal/mendatar


- Jenis piramida digunakan pada konfigurasi vertikal/tegak.
- Jenis Zig-zag yaitu kawat fasa tidak berada pada satu sisi lengan
tower.
Tipe Tower 150 kV

Tipe Tower 500 kV


Bagian-bagian tower:

1. Pondasi

Pondasi Tower untuk tanah keras

Pondasi Tower untuk tanah lembek


2. Stub:
Stub adalah bagian paling bawah dari kaki tower, dipasang bersamaan
dengan pemasangan pondasi dan diikat menyatu dengan pondasi.

3. Leg:
Leg adalah kaki tower yang terhubung antara stub dengan body tower.
Pada tanah yang tidak rata perlu dilakukan penambahan atau
pengurangan tinggi leg. Sedangkan body harus tetap sama tinggi
permukaannya.

3. Common Body:
Common body adalah badan tower bagian bawah yang terhubung
antara leg dengan badan tower bagian atas (super structure).
Kebutuhan tinggi tower dapat dilakukan dengan pengaturan tinggi
common body dengan cara penambahan atau pengurangan.
4. Super structure:
Super structure adalah badan tower bagian atas yang terhubung dengan
common body dan cross arm kawat fasa maupun kawat petir.
Pada tower jenis delta tidak dikenal istilah super structure namun
digantikan dengan “K” frame dan bridge.
5. Cross Arm:
Cross arm adalah bagian tower yang berfungsi untuk tempat
menggantungkan atau mengaitkan isolator kawat fasa serta clamp
kawat petir. Pada umumnya cross arm berbentuk segitiga kecuali tower
jenis tension yang mempunyai sudut belokan besar berbentuk segi
empat.
6. K frame:
K frame adalah bagian tower yang terhubung antara common body
dengan bridge maupun cross arm. K frame terdiri atas sisi kiri dan
kanan yang simetri. K frame tidak dikenal di tower jenis pyramid.

7. Bridge:
Bridge adalah penghubung antara cross arm kiri dan cross arm tengah.
Pada tengah-tengah bridge terdapat kawat penghantar fasa tengah.
Bridge tidak dikenal di tower jenis pyramida
8. Rambu tanda bahaya:
Rambu tanda bahaya berfungsi untuk memberi peringatan bahwa
instalasi SUTT/SUTETI mempunyai resiko bahaya. Rambu ini
bergambar petir dan tulisan AWAS BERBAHAYA TEGANGAN TINGGI.
Rambu ini dipasang di kaki tower lebih kurang 5 meter diatas tanah
sebanyak dua buah disisi yang mengahadap tower nomor kecil dan sisi
yang menghadap nomor besar..
9. Rambu identifikasi tower dan penghantar/jalur
Rambu identifikasi tower dan penghantar/jalur berfungsi untuk
memberitahukan identitas tower:
• Nomor tower
• Urutan fasa
• Penghantar/Jalur
• Nilai tahanan pentanahan kaki towersar.

10. Anti Climbing Device (ACD)


ACD disebut juga penghalang panjat berfungsi untuk menghalangi orang
yang tidak berkepentingan untuk naik tower. ACD dibuat runcing,
berjarak 10 cm dengan yang lainnya dan dipasang di setiap kaki tower
dibawah Rambu tanda bahaya.
11. Step bolt
Step bolt adalah baut yang dipasang dari atas ACD ke sepanjang badan
tower hingga super structure dan arm kawat petir. Berfungsi untuk
pijakan petugas sewaktu naik maupun turun dari tower..
12. Halaman tower
Halaman tower adalah daerah tapak tower yang luasnya diukur dari
proyeksi keatas tanah galian pondasi. Biasanya antara 3 hingga 8 meter
di luar stub tergantung pada jenis tower.
KONDUKTOR

Konduktor adalah media untuk tempat mengalirkan arus listrik dari


Pembangkit ke Gardu induk atau dari GI ke GI lainnya, yang terentang lewat
tower-tower. Konduktor pada tower tension dipegang oleh tension
clamp, sedangkan pada tower suspension dipegang oleh suspension
clamp. Dibelakang clamp tersebut dipasang rencengan isolator yang
terhubung ke tower.

a. Bahan konduktor
Bahan konduktor yang dipergunakan untuk saluran energi listrik perlu
memiliki sifat sifat sebagai berikut :
• konduktivitas tinggi.
• kekuatan tarik mekanikal tinggi
• titik berat
• biaya rendah
• tidak mudah patah
b. Urutan fasa
Pada sistem arus putar, keluaran dari generator berupa tiga fasa, setiap fasa
mempunyai sudut pergerseran fasa 120º. Pada SUTT dikenal fasa R; S dan T
yang urutan fasanya selalu R diatas, S ditengah dan T dibawah. Namun pada
SUTETI urutan fasa tidak selalu berurutan karena selain panjang, karakter
SUTETI banyak dipengaruhi oleh faktor kapasitansi dari bumi maupun
konfigurasi yang tidak selalu vertikal. Guna keseimbangan impendansi
penyaluran maka setiap 100 km dilakukan transposisi letak kawat fasa.

c. Penampang dan jumlah konduktor.


Penampang dan jumlah konduktor disesuaikan dengan kapasitas daya yang
akan disalurkan, sedangkan jarak antar kawat fasa maupun kawat berkas
disesuaikan dengan tegangan operasinya.

d. Jarak antar kawat fasa:


Jarak kawat antar fasa SUTT 70kV idealnya adalah 3 meter, SUTT=6 meter
dan SUTETI=12 meter. Hal ini karena menghindari terjadinya efek ayunan
yang dapat menimbulkan flash over antar fasa.
e. Perlengkapan kawat penghantar
Perlengkapan atau fitting kawat penghantar adalah: Spacer, vibration
damper.
Untuk keperluan perbaikan dipasang repair sleeve maupun armor rod.
Sambungan kawat disebut mid span joint.

ARCHING HORN

Arcing horn adalah peralatan yang dipasang pada sisi Cold (tower) dari
rencengan isolator.

Fungsi arcing horn:


• Media pelepasan busur api dari tegangan lebih antara sisi Cold dan Hot
(kawat penghantar)
• Pada jarak yang diinginkan berguna untuk memotong tegangan lebih bila
terjadi: sambaran petir; switching; gangguan, sehingga dapat
mengamankan peralatan yang lebih mahal di Gardu Induk (Trafo) Media
semacam arcing horn yang terpasang pada sisi Hot (kawat penghantar)
adalah: Guarding ring dan Arcing ring :
Kawat Tanah

Kawat Tanah atau Earth wire (kawat petir / kawat tanah) adalah media
untuk melindungi kawat fasa dari sambaran petir. Kawat ini dipasang di
atas kawat fasa dengan sudut perlindungan yang sekecil mungkin, karena
dianggap petir menyambar dari atas kawat. Namun jika petir menyambar
dari samping maka dapat mengakibat- kan kawat fasa tersambar dan dapat
mengakibatkan terjadinya gangguan.
Pentanahan Tower
Pentanahan Tower adalah perlengkapan pembumian sistem transmisi,
berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari badan tower ke bumi.

Nilai pentanahan tower


Nilai pentanahan tower harus dibuat sekecil mungkin agar tidak
menimbulkan tegangan tower yang tinggi yang pada akhirnya dapat
mengganggu sistem penyaluran:
• Sistem 70kV : maksimal 5 Ohm
• Sistem 150kV : maksimal 10 Ohm
• Sistem 500kV : maksimal 15 Ohm
Isolator
Isolator adalah media penyekat antara bagian yang bertegangan dengan
bagian yang tidak bertegangan. Fungsi isolator pada SUTT/SUTETI adalah
untuk mengisolir kawat fasa dengan tower. Pada umumnya isolator terbuat
dari porselen atau kaca dan berfungsi sebagai isolasi tegangan listrik
antara kawat penghantar dengan tiang.

Macam Isolator :
- Isolator Piring
- Isolator Gantung
- Isolator Tonggal Horizontal
- Isoaltor Tonggak Vertikal

Nilai isolasi
Besarnya isolasi pada umumnya 3 hingga 3,3 kali tegangan sistem,
dimaksudkan akan tahan terhadap muka tegangan petir pada waktu 1,2
mikro detik. Apabila nilai isolasi menurun akibat dari polutan maupun
kerusakan pada isolasinya, maka akan terjadi kegagalan isolasi yang
akhirnya dapat menimbulkan gangguan.
Isolator menurut bentuknya
- Piringan
- Long Road (Batang Panjang)
- Pin isolator (tidak digunakan di SUTT/SUTET)
- Post Insulator (Isolaltor duduk)

Isolator Menurut bahannya


Bahan isolator terbuat dari:
• Keramik: mempunyai keunggulan tidak mudah pecah, tahan terhadap
cuaca, harganya relatif mahal. Pada umumnya isolator menggunakan bahan
ini.
• Gelas/kaca: Mempunyai kelemahan mudah pecah namun harganya
murah. Digunakan hanya untuk isolator jenis piring.

Menurut bentuk pasangannya


• “I” string • “V” string • Horisontal string
• Single string • Double string • Quadruple
Isolator menurut bentuknya
- Piringan
- Long Road (Batang Panjang)
- Pin isolator (tidak digunakan di SUTT/SUTET)
- Post Insulator (Isolaltor duduk)

Isolator Menurut bahannya


Bahan isolator terbuat dari:
• Keramik: mempunyai keunggulan tidak mudah pecah, tahan terhadap
cuaca, harganya relatif mahal. Pada umumnya isolator menggunakan bahan
ini.
• Gelas/kaca: Mempunyai kelemahan mudah pecah namun harganya
murah. Digunakan hanya untuk isolator jenis piring.

Menurut bentuk pasangannya


• “I” string • “V” string • Horisontal string
• Single string • Double string • Quadruple
GARDU INDUK

Gardu induk adalah suatu instalasi yang terdiri dari peralatan listrik yang
berfungsi untuk :
1) Mengubah tenaga listrik tegangan tingi yang satu ke tegangan tinggi
yang lainnya atau tegangan menengah.
2) Pengukuran, pengawasan, operasi serta pengaturan pengamanan sistem
tenaga listrik.
3) Pengaturan daya ke Gardu-Gardu Induk lain melalui tegangan tinggi dan
Gardu-Gardu Distribusi melalui gawai tegangan menengah.
Gardu Induk Menurut penempatan peralatannya.

a) Gardu Induk pemasangan dalam.


Gardu Induk dimana semua peralatannya (switchgear, isolator dan
sebagainya) dipasang di dalam gedung/ruangan tertutup.
b) Gardu Induk pemasangan luar.
Gardu Induk dimana semua peralatannya (switchgear, isolator dan
sebagainya) ditempatkan di ruang terbuka.
GARDU INDUK TRANSMISI TENAGA LISTRIK
Gardu Induk Menurut isolasi yang digunakan.

Gardu Induk yang menggunakan isolasi udara :


1. Adalah gardu induk yang menggunakan isolasi udara antara bagian
yang bertegangan yang satu dengan bagian yang bertegangan lainnya.
2. Gardu Induk ini berupa gardu induk konvensional (lihat gambar 2.1)
memerlukan tempat terbuka yang cukup luas.

Gambar 2.1
Gardu Induk yang menggunakan isolasi gas SF 6 :

1. Gardu induk yang menggunakan gas SF 6 sebagai isolasi antara bagian


yang bertegangan yang satu dengan bagian lain yang bertegangan,
maupun antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak
bertegangan.
2. Gardu induk ini disebut Gas Insulated Substation atau Gas Insulated
Switchgear (GIS), yang memerlukan tempat yang sempit (lihat gambar
2.2).

Gambar 2.2
Menurut sistem rel (busbar).

Rel (busbar) merupakan titik hubungan pertemuan (connecting) antara


transformator daya, SUTT/ SKTT dengan komponen listrik lainnya, untuk
menerima dan menyalurkan tenaga listrik. Berdasarkan sistem rel
(busbar), gardu induk dibagi menjadi beberapa jenis, sebagaimana
tersebut di bawah ini :

Gardu Induk sistem ring busbar :


1) Adalah gardu induk yang busbarnya berbentuk ring.
2) Pada gardu induk jenis ini, semua rel (busbar) yang ada, tersambung
(terhubung) satu dengan lainnya dan membentuk ring (cincin).

Gardu Induk sistem single busbar :


1. Adalah gardu induk yang mempunyai satu (single) busbar.
2. Pada umumnya gardu dengan sistem ini adalah gardu induk yang
berada pada ujung (akhir) dari suatu sistem transmisi.
3. Single line diagram gardu sistem single busbar, lihat gambar 2.3.
Gambar 2.3 Single Line Diagram Gardu Induk single busbar :
Gardu Induk sistem double busbar :
1. Adalah gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar.
2. Gardu induk sistem double busbar sangat efektif untuk mengurangi
terjadinya pemadaman beban, khususnya pada saat melakukan
perubahan sistem (manuver sistem).
3. Jenis gardu induk ini pada umumnya yang banyak digunakan.
4. Single line diagram gardu induk sistem busbar ganda (double busbar),
lihat gambar 2-4.

Gambar 2.4 Single Line Diagram Gardu Induk double busbar :


Gardu Induk sistem satu setengah (one
half) busbar :
1. Adalah gardu induk yang
mempunyai dua (double) busbar.
2. Pada umumnya gardu induk jenis
ini dipasang pada gardu induk di
pembangkit tenaga listrik atau
gardu induk yang berkapasitas
besar.
3. Dalam segi operasional, gardu
induk ini sangat efektif, karena
dapat mengurangi pemadaman
beban pada saat dilakukan
perubahan sistem (manuver
system).
4. Sistem ini menggunakan 3 buah PMT
dalam satu diagonal yang terpasang
secara deret (seri). Single line
diagram, lihat gambar 2-5.

Gambar 2.5 Single Line Diagram Gardu Induk satu setengah busbar :
PERALATAN DAN FASILITAS GARDU INDUK

Peralatan dan Fasilitas suatu Gardu Induk pada umumnya adalah :

1). Instalasi Transformator tenaga dan peralatan penyaluran tenaga


listrik:
a) Trafo tenaga.
b) Peralatan tegangan tinggi (sisi primer), antara lain :
• Lightning arrester.
• Spark rod.
• Pemutus tenaga (PMT).
• Saklar pemisah (PMS).
• Trafo arus (CT).
• Trafo tegangan (PT).
c) Peralatan tegangan menengah (sisi sekunder).
Peralatan untuk tegangan menengah (sisi sekunder) ragamnya adalah
sama dengan peralatan untuk tegangan tinggi (sisi primer).
d) Peralatan kontrol.
Digunakan untuk mengontrol palayanan gardu induk dari suatu tempat
dari dalam gedung kontrol yang terdiri dari :
• Panel kontrol.
• Panel relay.
• Meter-meter pengukuran.
• Peralatan telekomunikasi (telepon, PLC dan radio pemancar).
• Batere dan rectifier.
• Dan lain-lain.

e) Peralatan lain.
Kecuali peralatan yang disebut diatas masih ada perlatan-peralatan
seperti :
a. Petersen coil.
b. Reaktor
c. Statik kapasitor.
d. Resisitor dan lain-lain
Gunanya untuk memperbaiki sistem penyaluran tenaga listrik.
2) Fasilitas Gardu Induk yang terdiri atas :
a) Gedung Kontrol.
b) Ruangan Batere.
c) Bangunan-bangunan lainnya.
FUNGSI DARI PERALATAN GARDU INDUK.
an

1) Lighting arrester
Berfungsi untuk mengamankan instalasi (peralatan listrik pada instalasi)
dari gangunan tegangan lebih yang di akibatkan oleh sambaran petir
maupun oleh surya petir.
ari
2) Pemisah (PMS).
a) Pemisah tanah
ari
Berfungsi untuk mengamankan peralatan dari sisa tegangan yang
timbul sesudah SUTT di putuskan, atau induksi tegangan dari
penghantar, hal ini perlu untuk keamanan dari orang yang bekerja pada
k instalasi.
i b) Pemisah peralatan.
Berfungsi untuk mengisolasi peralatan listrik dari peralatan yang
bertegangan. Pemisah di operasikan tanpa beban.
3) Pemutus tenaga (PMT).
Berfungsi untuk memutuskan hubungan tenaga listrik dalam keadaan
gangguan maupun dalam keadaan berbeban dan proses ini harus dapat
dilakukan dengan cepat.
Pemutus tenaga listrik dalam keadaan gangguan akan menimbulkan arus
yang relatif besar, pada saat tersebut PMT bekerja sangat berat. Bila kondisi
peralatan PMT menurun karena kurangnya pemeliharaan, sehingga tidak
sesuai lagi kemampuan dengan daya yang di putuskannya, maka PMT
tersebut akan dapat rusak (meledak).

4) Trafo tegangan
Berfungsi untuk menurunkan tegangan tinggi menjadi tegangan rendah,
yang di perlukan untuk alat-alat ukur (pengukuran) dan alat pengaman
(proteksi).

5) Trafo arus.
Berfungsi untuk menurunkan arus besar pada tegangan tinggi menjadi arus
kecil pada tegangan rendah untuk keperluan pengukuran dan pengaman
(proteksi).
6) Rail (busbar).
Berfungsi sebagai titik pertemuan/hubungan trafo-trafo tenaga, SUTT-SUTT
dan peraltan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga/daya
listrik.
Bahan dari rail umumnya terbuat dari bahan tembaga (bar copper, atau
hollow konduktor), ACSR : almalec atau alumunim (busbar alumunium atau
hollw conductor).

7) Trafo tenaga.
Trafo tenaga berfungsi menyalurkan tenaga/daya dari tegangan tinggi atau
sebaliknya (mentransformasikan tegangan).

8) Panel kontrol.
Jenis-jenis panel kontrol yang ada dalam suatu Gardu Induk terdiri dari
panel kontrol utama, panel relay, panel pemakaian sendiri.

a) Panel kontrol utama terdiri dari panel instrumen dan panel operasi. Pada
panel instrumen terpasang alat-alat ukur dan indikator gangguan. Dari
panel ini alat-alat tersebut dapat diawasi dalam keadaan beroperasi.
Pada panel operasi terpasang saklar operasi dari pemutus tenaga, pemisah
serta lampu indikator posisi sakelar dan diagram rail.
Gambar 2.6 Panel Kontrol Utama

b) Pada panel relay terpasang relay pengaman untuk SUTT, relay pengaman
untuk trafo dan sebagainya.
Bekerjanya relay dapat diketahui dari penunjukan pada relay itu sendiri dan
pada indikator gangguan dipanel kontrol utama.
Gambar 2.7 Panel Relay
9) Batere.
Sumber tenaga untuk sistem kontrol dan proteksi selalu harus mempunyai
keandalan dan stabilitas yang tinggi, maka batere dipakai sebagai sumber
tenaga kontrol dan proteksi di dalam Gardu Induk.
Peranan dari batere adalah sangat penting karena justru pada saat
gangguan terjadi, batere inilah yang merupakan sumber tenaga untuk
menggerakan alat-alat kontrol dan proteksi.

10) Sistem pembumian titik netral.


Pembumian titik netral suatu sistem dapat melalui kumparan Petersen,
tahanan (resistor) atau langsung (solidly) yang berfungsi untuk
menyalurkan arus ganguan phasa ke bumi pada sistem.
Arus yang melalui pembumian merupakan besaran ukur untuk alat
proteksi.
Pada trafo yang sisi primernya dibumikan dan sisi sekundernya juga
dibumikan, maka gangguan phasa kebumi disisi primer selalu dirasakan
pada sisi sekunder dan sebaliknya.
11) Kapasitor.
Kapasitor berfungsi untuk memperbaiki faktor kerja dan tegangan dan
jaringan tenaga listrik.

12) Reaktor.
Reaktor berfungsi untuk mengurangi/membatasi arus hubung singkat dan
arus switching dalam jaringan tenaga listrik.

SISTEM SCADA PADA GARDU INDUK.

Sistem SCADA dipakai terutama untuk meningkatkan pelayanan kepada


para pelanggan listrik dengan cara mengurangi lama waktu padam dan
kemudahan dalam mendapatkan data-data operasional serta posisi/
kedudukan gawai-gawai kendali pada instalasi listrik.
Terdapat tiga kontrol jarak jauh untuk maksud tersebut diatas :
• Tele metering
• Tele signal
• Tele control
KOMPONEN UTAMA PADA GARDU INDUK.

1) Transformator Daya.
• Berfungsi mentranformasikan daya listrik, dengan merubah besaran
tegangannya, sedangkan frekuensinya tetap.
• Tranformator daya juga berfungsi untuk pengaturan tegangan.
• Transformator daya dilengkapi dengan trafo pentanahan yan berfungsi
untuk mendapatkan titik neutral dari trafo daya. Peralatan ini disebut
Neutral Current Transformer (NCT).
• Perlengkapan lainnya adalah pentanahan trafo, yang disebut Neutral
Grounding Resistance (NGR).
2) Neutral Grounding Resistance (NGR).
Diperlukan proteksi yang praktis dan biasanya tidak terlalu mahal, karena
karakteristik relay dipengaruhi oleh sistem pentanahan neutral.
Komponen yang dipasang antara titik neutral trafo dengan pentanahan.
Berfungsi untuk memperkecil arus gangguan yang terjadi.
3) Circuit Breaker (CB).
Adalah peralatan pemutus, yang berfungsi untuk memutus rangkaian listrik
dalam keadaan berbeban (berarus).
CB dapat dioperasikan pada saat jaringan dalam kondisi normal maupun
pada saat terjadi gangguan.
Karena pada saat bekerja, CB mengeluarkan (menyebabkan timbulnya)
busur api, maka pada CB dilengkapi dengan pemadam busur api.
Pemadam busur api berupa :
• Minyak (OCB).
• Udara (ACB).
• Gas (GCB).
4) Disconnecting Switch (DS).
Disconnecting Switch (DS) adalah peralatan pemisah, yang berfungsi untuk
memisahkan rangkaian listrik dalam keadaan tidak berbeban.
Dalam GI, DS terpasang di :
1. Transformator Bay (TR Bay).
2. Transmission Line Bay (TL Bay).
3. Busbar.
4. Bus Couple.

Karena DS hanya dapat


dioperasikan pada kondisi
jaringan tidak berbeban,
maka yang harus
dioperasikan terlebih
dahulu adalah CB. Setelah
rangkaian diputus oleh CB,
baru DS dioperasikan.
5) Lightning Arrester (LA).
Lightning Arrester (LA) berfungsi untuk melindungi (pengaman) peralatan
listrik di gardu induk dari tegangan lebih akibat terjadinya sambaran petir
(lightning surge) pada kawat transmisi, maupun disebabkan oleh surja
hubung (switching surge).
Dalam keadaan normal (tidak terjadi
gangguan), LA bersifat isolatif atau
tidak bisa menyalurkan arus listrik.
Dalam keadaan terjadi gangguan
yang menyebabkan LA bekerja, maka
LA bersifat konduktif atau
menyalurkan arus listrik ke bumi.
6) Current Transformer (CT).
Berfungsi merubah besaran arus dari arus yang besar ke arus yang kecil
atau memperkecil besaran arus listrik pada sistem tenaga listrik, menjadi
arus untuk sistem pengukuran dan proteksi.
Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, yaitu
memisahkan instalasi pengukuran dan proteksi tegangan tinggi.
7) Potential Transformer (PT)
Berfungsi untuk merubah besaran tegangan dari tegangan tinggi
ketegangan rendah atau memperkecil besaran tegangan listrik pada sistem
tenaga listrik, menjadi besaran tegangan untuk pengukuran dan proteksi.
Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, dengan
memisahkan instalasi pengukuran dan proteksi tegangan tinggi.
8) TRANSFORMATOR PEMAKAIAN SENDIRI (TPS)
Berfungsi sebagai sumber tegangan AC 3 phasa 220/ 380 Volt.
Digunakan untuk kebutuhan intern gardu induk, antara lain untuk :
1. Penerangan di swtich yard, gedung kontrol, halaman GI dan sekeliling
GI
2. Alat pendingin (AC).
3. Rectifier.
4. Pompa air dan motor-motor listrik.
5. Peralatan lain yang memerlukan listrik tegangan rendah.
9) REL (BUSBAR).
Berfungsi sebagai titik pertemuan/hubungan (connecting) antara
transformator daya, SUTT, SKTT serta komponen listrik lainnya yang ada
pada switchyard.

Komponen rel (busbar) antara lain :


• Konduktor (AAAC, HAL, THAL, BC, HDCC).
• Insulator String & Fitting (Insulator, Tension Clamp, Suspension Clamp,
Socket Eye, Anchor Sackle, Spacer).
C. Gedung Kontrol.
Berfungsi sebagai pusat aktifitas pengoperasian gardu induk.
Pada gedung kontrol inilah operator bekerja mengontrol dan
mengoperasikan komponen-komponen yang ada di gardu induk.

Anda mungkin juga menyukai