Anda di halaman 1dari 34

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

KETENAGALISTRIKAN ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI


ENERGI
KEMENTERIAN ESDM

Muhamad Zuhud Andrya

Pengenalan Sistem
Transmisi Tenaga Listrik
SUTT dan SUTET (overhead transmissions lines)

Jakarta, 04 Agustus 2022


SERTIFIKASI RIWAYAT PEKERJAAN

• Asessor Kompetensi Pembangkit, • Widyaiswara Ahli Muda (2022-Now)


• Asessor Kompetensi Transmisi, • Penyusun Rencana dan Laporan (2015)
• Asessor Kompetensi Distribusi, • Sales Engineer di PT ABB Sakti Industri
• Asessor Kompetensi IPTL (2014-2015)

• Project Engineerin PT Schneider


Indonesia (2013-2014)

PENGALAMAN MENGAJAR • Teknikal Surveyor PT Interprima

M. ZUHUD ANDRYA Indokom (2012-2013)


• DT. Audit Energi pada Sistem
Widyaiswara Ahli Muda Kelistrikan
PENDIDIKAN
• DT. Manajer Energi
ASN Kementerian ESDM • DT. Asesor Ketenagalistrikan • S1 Teknik Elektro, STT-PLN Jakarta
• DT. Pembangunan dan • S2 Energi, Universitas Diponegoro
+62 819 0770 3764
Pemasangan Intalasi Listrik TR
Muhamad.andrya@esdm.go.i
d • Pelatihan Dasar CPNS
@zuhud_andrya

2
Table of contents

01 03
Jarak aman
Pengertian dan Ruang
bebas

02 04
Komponen Radiasi Medan
dan Fungsi Elektromagnetik
Sistem transmisi tenaga listrik merupakan sistem yang berfungsi untuk
mengalirkan listrik dari pembangkit ke gardu listrik utama (main substation) /
gardu Induk (GI).
Umumnya, pembangkit listrik dan gardu induk terpisah dengan jarak yang
cukup jauh, berkisar 300 km hingga 3000 km. Panjangnya jarak tersebut
dapat berdampak pada besarnya rugi-rugi listrik.
Salah satu cara untuk meminimalisir besarnya rugi-rugi listrik saat proses
penyaluran adalah dengan memperbesar tegangan listrik. Pada sistem
transmisi listrik, tegangan listrik mencapai 550 kV.
KONFIGURASI JARINGAN TRANSMISI
❖ Transmisi tenaga listrik adalah penyaluran
tenaga listrik dari sistem pembangkitan ke
gardu induk, dengan menggunakan tegangan
tinggi dan atau ekstra tinggi
▪ Dari pembangkit listrik ke gardu induk
▪ Dari satu gardu induk ke gardu induk lainnya.

Pengertian Transmisi Tenaga Listrik


Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 🡪 70 kV dan 150 kV

Menurut level
tegangannya, Saluran
Transmisi dapat
dikelompokan menjadi
SUTET & SUTT
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi
(SUTET) 🡪 275 kV dan 500 kV

Menurut letak saluran


penghantarnya dapat
dikelompokan menjadi
SKLT, SUTT, SKTT

Saluran Kabel Laut Tegangan Saluran Udara Tegangan Saluran Kabel Tanah
Tinggi (SKLT) Tinggi (SUTT) Tegangan Tinggi (SKTT)
SUTET
❑ Umumnya digunakan pada pembangkitan dengan
kapasitas di atas 500 MW. Tujuannya adalah agar
drop tegangan dan penampang kawat dapat
direduksi secara maksimal, sehingga diperoleh
operasional yang efektif dan efisien.
❑ Permasalahan mendasar pembangunan SUTET
adalah : konstruksi tiang (tower) yang besar dan
tinggi, memerlukan tapak tanah yang luas, dan
memerlukan isolator yang banyak, sehingga
pembangunannya membutuhkan biaya yang besar.
❑ Masalah lain yang timbul dalam pembangunan
SUTET, adalah`masalah sosial yang akhirnya
berdampak pada masalah pembiayaan, antara lain
:
❑ Timbulnya protes dari masyarakat yang menentang
pembangunan SUTET.
❑ Adanya permintaan ganti rugi tanah untuk tapak
tower yang terlalu tinggi
❑ Adanya permintaan ganti rugi sepanjang jalur
SUTET.

❑ Pembangunan transmisi cukup efektif untuk jarak


100 km sampai dengan 500 km.
SUTT
❑ Tegangan operasi antara 30 KV sampai dengan 150 KV.
❑ Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau double
sirkuit, dimana 1 sirkuit terdiri dari 3 phasa dengan 3 atau
4 kawat. Biasanya hanya 3 kawat dan penghantar netral
digantikan oleh tanah sebagai saluran kembali.
❑ Apabila kapasitas daya yang disalurkan besar, maka
penghantar pada masing-masing phasa terdiri dari dua
atau empat kawat (Double atau Qudrapole) dan berkas
konduktor disebut Bundle Conductor.
❑ Jika transmisi ini beroperasi secara parsial, jarak terjauh
yang paling efektif adalah 100 km.
❑ Jika jarak transmisi lebih dari 100 km, maka tegangan jatuh
(drop voltage) terlalu besar, sehingga tegangan ini di ujung
transmisi menjadi rendah. Untuk mengatasi hal tersebut,
maka sistem transmisi dihubungkan secara ring system
atau interconnection system. Ini sudah diterapkan di Pulau
Jawa dan akan dikembangkan di Pulau-pulau besar
lainnya di Indonesia.
SKTT
❑ SKTT dipasang di kota kota kota-besar di Indonesia (khususnya di Pulau JAwa), dengan beberapa pertimbangan :
❑ Di tengah kota besar tidak memungkinkan dipasang SUTT, karena sangat sulit mendapatkan tanah untuk tapak tower.
❑ Untuk ROW juga sangat sulit dan pasti timbul protes dari masyarakat, karena padat bangunan dan banyak gedung-gedung
tinggi.
❑ Pertimbangan keamanan dan estetika.
❑ Adanya permintaan dan pertumbuhan beban yang sangat tinggi.
❑ Jenis kabel yang digunakan :
❑ Kabel yang berisolasi (berbahan) poly etheline atau kabel jenis Cross Link Poly
Etheline (XLPE).
❑ Kabel yang isolasinya berbahan kertas yang diperkuat dengan minyak (oil
paper impregnated).
❑ Inti (core) kabel dan pertimbangan pemilihan :
❑ Single core dengan penampang 240 mm2 – 300 mm2 tiap core.
❑ Three core dengan penampang 240 mm2 – 300 mm2 tiap core.
❑ Pertimbangan fabrikasi.
❑ Pertimbangan pemasangan di lapangan.

❑ Kelemahan SKLTT memerlukan biaya yang lebih besar jika dibanding SUTT. Pada saat
proses pembangunan memerlukan koordinasi dan penanganan yang kompleks,
karena harus melibatkan banyak pihak, missal : pemerintah kota (Pemkot) dengan
jajaran terbawah, PDAM, Telkom, Perum Gas, Dinas Perhubungan, Kepolisian, dan
lain-lain.

❑ Panjang SKTT pada tiap haspel (cable drum), maksimum 300 meter. Untuk desain
dan pesanan khusus, misalnya untuk kabel laut, bisa dibuat tanpa sambungan sesuai
kebutuhan.
SKLTT
Pada saat ini di Indonesia telah
terpasang SKTT bawah laut
(Sub Marine Cable) dengan
tegangan operasi 150 KV, yaitu :
Sub marine cable 150 KV
Gresik – Tajungan (Jawa –
Madura).
Sub marine cable 150 KV
Ketapang – Gilimanuk (Jawa
– Bali).

Sub marine cable rawan timbul


gangguan. Direncanakan akan
dibangun sub nmarine cable
Jawa – Sumatera.

Untuk Jawa Madura, kini


sedang dibangun SKTT 150 KV
yang dipasang (diletakkan) di
atas Jembatan Suramadu.
Komponen dan
02 Fungsi
ISOLATOR

KONDUKTOR

TOWER
JENIS TOWER

Konstruksi baja :Terbuat dari baja


profil atau besi siku, disusun
sedemikian rupa sehingga
membentuk suatu menara (tower),
yang kekuatannya disesuaikan
dengan kebutuhan.

Konstruksi jenis inilah yang banyak


digunakan di Indonesia. Konstruksi
Manesman:

Terbuat dari pipa baja. Konstruksi


jenis ini digunakan di Indonesia
hanya di daerah perkotaan yang
tidak memungkinkan dipasang
menara (tower).

Jarak efektif antara tiang adalah


20meter sampai dengan 40 meter.

Jarak andongan terendah dengan


tanah dan bangunan adalah ± 7m

Pada konstruksi jenis ini untuk


posisi tiang tertentu (tiang
penegang, tiang sudut, tiang
awal/akhir), dilengkapi dengan Guy
Wire yang berbentuk tarik (Line
Guy) atau tekan (Pole Brace)
❑ Berfungsi sebagai penyangga kawat (konduktor/ penghantar)
JENIS yang direntangkan antara tower-tower (tiang-tiang) pada jalur
transmisi melalui isolator-isolator.
TOWER
❑ Beberapa jenis tower dan fungsinya :
1. Suspension Tower; berfungsi untuk mendukung/menyangga
penghantar SUTT beserta Accesoriiesnya, sehingga harus kuat
menahan gaya berat dari peralatan listrik yang ada pada tower
tersebut. Tower ini berada pada posisi jalur lurus dan bersudut.
2. Tension Tower; berfungsi untuk menahan gaya berat dan tarik
dari dua arah dari penghantar SUTT. Tower ini berada pada
posisi jalur lurus SUTT (di tengah atau diantara beberapa tower).
3. Angle Tower; disebut juga Tower Penegang, berfungsi menerima
gaya tarik akibat dari perubahan arah SUTT. Tower ini terletak
pada belokan route map jaringan transmisi SUTT.
4. Tower Akhir (Dead and Tower), berfungsi sebagai penegang dan
terletak pada posisi paling akhir dari jaringan transmisi SUTT
(terletak di dekat switch yard Gardu Induk). Tower ini hanya
menahan gaya tarik penghantar SUTT dari satu arah saja.
Bagian-bagian Tower :
• Stub (Kerangka Tower),
adalah kerangka utama tower, yang berfungsi untuk
menopang komponen listrik SUTT.
• Silang-silang,
berfungsi sebagai penguat rangka tiang (diagonal
tiang).
• Travers, berfungsi sebagai tempat dudukan isolator
dan tempat pemasangan kawat tanah (ground wire)
• Pondasi
• kondisi sigma tanah menentukan jenis pondasi,
antara lain : Pondasi Normal (Normal Foundation),
Bump Pile, Mikro Pile, Staruss Pile, Injection Micro
Pile, Cakar Ayam, Bor Pile.

Perlengkapan lain tower :


• Number Plate, adalah menunjukkan nomor tower dan
urutan fasanya.
• Danger Plate atau plat tanda bahaya.
❑ Berfungsi untuk menyalurkan arus listrik dari satu tempat ke
tempat lainnya.
❑ Jenis kawat yang digunakan :
❑ Kawat tembaga (Cu). Saat ini sudah jarang digunakan,
karena harganya yang
mahal.
❑ Kawat ACSR (Alluminium Conductor Steel Reinforce) :
❑ Jenis inilah yang saat ini banyak diginakan di Indonesia.
❑ Saat ini dikembangkan penggunaan T-ACSR
(Thermal-Alluminium Steel Reinforce), yang memiliki
kemampuan hantar arus (KHA) kurang lebih 1,7 kali
KHA ACSR.
❑ Pertimbangan lain penggunaan ACSR/T-ACSR, selain
memenuhi ketentuan standard teknik, juga memiliki
kemampuan (kekuatan) mekanik yang lebih baik jika
dibanding konduktor lain, misal : AAC, AAAC.
❑ Hal-hal yang perlu diperhatikan :
❑ Jika arus listrik mengalir pada penghantar, maka akan
menimbulkan panas pada penghantar dan akan
menyebabkan terjadinya pemuaian pada penghantar, yang
pada akhirnya akan menyebabkan timbulnya penurunan
• konduktivitas tinggi.
andongan (lendutan).
• kekuatan tarik mekanikal tinggi
❑ Konsdisi tersebut perlu adanya ketentuan standard suhu
• tidak berat
operasi maksimum penghantar yang diijinkan.
• biaya rendah ❑ PLN menetapkan suhu operasi maksimum penghantar
• tidak mudah patah 0
SUTT sebesar 75 C.
ISOLATOR

• Isolator Renceng, terdiri dari sejumlah piringan isolator yang


berbentuk piring, yang dipasang bersusun.
• Long rod adalah isolator yang berbentuk batang panjang, pada
kedua ujungnya dipasang sarana penghubung yang terbuat dari
logam. Isolator jenis ini dipakai sebagai isolator gantung.
• Post isolator adalah isolator berbentuk batang Panjang.
Isolator ini dipakai sebagai isolator yang didudukkan
• Keramik:
mempunyai keunggulan tidak mudah
pecah, tahan terhadap cuaca,
harganya relatif mahal. Pada umumnya
isolator menggunakan bahan ini.

• Gelas/kaca:
Mempunyai kelemahan mudah pecah
namun harganya murah. Digunakan
hanya untuk isolator jenis piring.
• Kawat Tanah / Ground wire / kawat
petir
media untuk melindungi kawat fasa dari sambaran petir. Kawat ini
dipasang di atas kawat fasa dengan sudut perlindungan tertentu.
• Jumlah Kawat Tanah paling tidak ada satu buah diatas kawat fasa, namun
umumnya di setiap tower dipasang dua buah.
• Jarak antara ground wire dengan kawat fasa di tower adalah sebesar jarak
antar kawat fasa.
• Bahan ground wire terbuat dari steel yang sudah digalvanis, maupun sudah
dilapisi dengan almunium. Umumnya ground wire terbuat dari kawat baja
(steel wire) dengan kekuatan St 35 atau St 50.
❑ Accesories ground wire yang memiliki nama/ jenis yang sama dengan
accesories penghantar, memiliki fungsi yang sama dengan accesories
penghantar tersebut. Antara lain: Joint Sleeve, Dumper, Jumper
Clamp, Tension Clamp, Suspension Clamp dan PG Clamp.
PENTANAHAN/GROUNDING
TOWER
• Pentanahan Tower adalah perlengkapan
pembumian sistem transmisi, berfungsi
untuk meneruskan arus listrik dari badan
tower kebumi.
• Nilai pentanahan tower harus dibuat
sekecil mungkin agar tidak menimbulkan
tegangan tower yang tinggi
• Sistem 70kV : maksimal 5 Ohm
• Sistem 150kV : maksimal 10 Ohm
• Sistem 500kV : maksimal 15 Ohm
PENTANAHAN/GROUNDING
TIANG

• Pentanahan tiang dipasang pada masing-masing tower


di sepanjang jalur SUTT.
Fungsi Pentanahan tiang adalah menyalurkan arus
listrik dari kawat tanah (ground wire) akibat terjadinya
sambaran petir.
• Pentanahan tiang terdiri dari kawat tembaga atau
kawat baja yang di klem pada pipa pentanahan dan
ditanam di dekat pondasi tower (tiang) SUTT.
• Pemasangan pentanahan tiang dilakukan setelah
pemasangan Stub Tower dan sebelum
pembesian/pengecoran pondasi karena pentanahan
tiang ada di dalam pondasi
JARING PENGAMAN/ BOLA PENGAMAN
SAFETY NET (BALISTOR)
• Berfungsi untuk pengaman SUTT dari ❑ Dipasang sebagai tanda pada SUTT, untuk pengaman lalu lintas udara.

gangguan yang dapat membahayakan ❑ Pada umumnya dipasang pada kawat tanah (Ground Wire) di daerah
SUTT tersebut dari lalu lintas yang berada yang banyak dilewati lalu lintas udara atau di dekat bandar udara
(Bandara).
di bawah SUTT yang tingginya melebihi
tinggi yang diijinkan. ❑ Untuk pengaman pada malam hari, digunakan Balistor yang dipasang
pada kawat phasa dan bekerja atas dasar drop tegangan yang dapat
menyalakan ion pendar seperti lampu neon dengan warna kuning.
• Fungsi lainnya adalah untuk menjaga
kemungkinan putusnya penghantar SUTT,
sehingga tidak membahayakan lalu lintas
yang melewati persilangan dengan SUTT
tersebut.

• Pada umumnya jaring pengaman dipasang


di perlintasan (persilangan) jalan umum
dengan jalur SUTT.
PELINDUNG SALURAN TRANSMISI
Tanduk busur (Arcing Horn), yang berfungsi untuk melindungi isolator dari tegangan surja.
Cincin Perisai (Grading Ring);
berfungsi untuk meratakan (mendistribusikan) medan listrik dan distribusi tegangan yang terjadi
pada isolator.
Batang pelindung (Armor Rod),
berfungsi untuk melindungi dan penguatan konduktor dari kemungkinan timbulnya kerusakan
akibat gesekan penjepit, yang diakibatkan getaran karena angin.
DUMPER (Peredam) : Jenis Konduktor ACSR
Berfungsi untuk mengurangi getaran-getaran pada penghantar SUTT maupun pada ground wire, karena
angin dan lain-lain.
Ditempatkan berdekatan dengan klem penjepit (Tension Clamp/ Suspension Clamp)

SPACER
Berfungsi sebagai pengatur
jarak (pemisah) dua atau
lebih konduktor pada
tiap-tiap phasa SUTT.
Tujuannya adalah untuk
menjaga agar jarak antara
konduktor dengan
konduktor dalam satu phasa
tidak berubah dan tidak
bertumbukan, karena adanya
gaya elektromekanik atau
angin.
Jarak aman dan Ruang
03bebas
❑ Transmisi tenaga listrik yang
bertegangan tinggi (SUTET, SUTT,
SKTT, SKLTT), memiliki resiko tinggi
terhadap keamanan dan kesehatan
lingkungan, terutama menyangkut
masalah besarnya tegangan dan
pengaruh medan listrik dan medan
magnet yang ditimbulkannya.
❑ Satu hal penting yang harus
diperhatikan dan dipenuhi, adalah
ketentuan jarak aman/ ruang bebas
(ROW) pada daerah yang dilalui oleh
jalur transmisi tegangan tinggi.
❑ Dengan terpenuhinya jarak/ aman /
ruang bebas (ROW) di sepanjang jalur
transmisi tegangan tinggi, maka :
❑ Keamanan dan kesehatan
lingkungan dapat terpenuhi
dengan baik.
❑ Dampak secara teknik, keamanan,
kesehatan dan sosial, dapat
diterima oleh masyarakat.
❑ Pada jalur SUTT yang lama pada
umumnya sepanjang jalur SUTT tidak
boleh didirikan bangunan. Tetapi saat
ini di sepanjang jalur SUTT banyak
didirikan bangunan, dengan
pertimbangan selama jarak aman/
ruang bebas (ROW) dipenuhi, maka
keselamatan dan kesehatan
lingkungan akan terpenuhi pula.
🡨 Ruang bebas SUTT
275kV dan 500 KV
sirkit tunggal

Jarak bebas
minimum
vertical dari
konduktor (C)

Permen ESDM
no.13 th.2021
Tentang Jarak
minimum
Transmisi
04 Radiasi
Medan Elektromagnetik
Listrik yang dihasilkan oleh generator biasanya memiliki tegangan sebesar 15 - 25 kV.
Tegangan ini cukup rendah untuk dapat mengirimkan energi listrik dengan jarak yang
sangat jauh. Cara efektif adalah dengan memperbesar tegangan tersebut ke tingkat
tegangan lebih tinggi dan ekstra tinggi (TT dan TET) menggunakan transformator daya
kemudian mengirimkannya menggunakan Sistem Transmisi tenaga listrik.

Sistem transmisi tenaga listrik merupakan sistem yang digunakan untuk

mengalirkan listrik dengan jarak yang cukup jauh secara efektif menggunakan tegangan
tinggi dan ekstra tinggi yaitu 60 KV, 150 kV, 275 kV hingga 550 kV guna meminimalisir
besarnya rugi-rugi listrik.
TERIMA KASIH
Follow us

34

Anda mungkin juga menyukai