Anda di halaman 1dari 41

PENGENALAN PEMBANGKIT

LISTRIK NON TERMAL


DIKLAT TEKNIS KELISTRIKAN FOR NON KELISTRIKAN

PPSDM KEBTKE

1
©zainul@esdm.go.id
SERTIFIKASI RIWAYAT PEKERJAAN

• Asesor Ketengalistrikan • Widyaiswara Ahli Muda (2020-Now)


• Asesor Kompetensi BNSP • Ketua Tim Kreatif PPSDM KEBTKE (2022-Now)
• Manajer Energi pada Industri • Subkoordinator Sarpras SDM (2021-Now)
• Penyuluh Anti Korupsi • Kasubbid Perencanaan PSDMA (2018-2021)
• Coach ICF ACTP & CCE • Pejabat Pembuat Komitmen (2018)
• Penyusun Rencana dan Laporan (2018)
PENGALAMAN MENGAJAR • Ketua ULP PPSDM KEBTKE (2017)
Zainul M Pulungan • Analis Kerja Sama (2016-2017)
• DT. Kelistrikan for Non-kelistrikan
• Evaluator Pelatihan (2014-2016)
Widyaiswara Ahli Muda • DT. EBTKE for Non-EBTKE
• DT. Audit Energi pada Sistem Kelistrikan
ASN Kementerian ESDM • DT. Bangsang IPTL TR Pelaksana Madya

+62 812 1279 66 22 • DT. Manajer Energi


PENDIDIKAN
• DT. Asesor Ketenagalistrikan
zainul@esdm.go.id • Institut Teknologi Bandung
• Pelatihan Kepemimpinan Pengawas
• Universitas Telkom
@zaipulungan • Pelatihan Dasar CPNS

2
©zainul@esdm.go.id
Outline
1. Jenis Pembangkit Tenaga Listrik

2. Pembangkit Tenaga Listrik Non Termal

3. Prinsip Kerja

4. Komponen Pembangkit

5. Analisis Potensi

3
©zainul@esdm.go.id
Jenis Pembangkit Listrik

Non Termal Termal EBT

1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)


Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) 1. Pembangkitan Listrik Tenaga Uap (PLTU)
2. Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)
2. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
3. Pembangkit Listrik Tenaga Bio Energi
3. Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)
(PLTBio)
4. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
5. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
6. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

©zainul@esdm.go.id
TEKNOLOGI PLTA
Klasifikasi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) menurut SNI 8396:2019

No Tipe Kapasitas
PLTA Skala Kecil ≤ 10 MW
a Pikohidro < 5 kW
Mikrohidro ≥ 5 kW - 1 MW
PLTMH Kelas A 5 kW - 100 kW
PLTMH Kelas B > 100 kW - 200 kW
b PLTMH Kelas C > 200 kW - 600 kW
1 PLTMH Kelas D > 600 kW - 1 MW
c Minihidro > 1 MW - ≤ 10 MW
2 PLTA Skala Menengah > 10 MW - 50 MW
3 PLTA Skala Besar > 50 MW

©zainul@esdm.go.id @kesdm KementerianESDM


Skema Pemanfaatan Tenaga Air
2. Pump storage

1. Menggunakan
bendungan/waduk 3. Run off river
6
©zainul@esdm.go.id
KOMPONEN PEMBANGKIT HIDRO
1. BANGUNAN SIPIL

2. KOMPONEN MEKANIK

3. KOMPONEN ELEKTRIK

7
©zainul@esdm.go.id
bangunan sipil

©zainul@esdm.go.id
Bangunan sipil

1 2 3 4 5 6 7 8
Bendung intake bak pengendap Saluran Bak penenang Pipa pesat Rumah Saluran
pembawa pembangkit pembuang

©zainul@esdm.go.id
1. BENDUNG (WEIR)
▪ Bendung (weir) didefinisikan
sebagai bangunan yang berada
melintang sungai yang
berfungsi untuk
membelokkan aliran air

▪ Bertujuan untuk menaikkan


dan mengontrol tinggi air
dalam sungai secara signifikan
sehingga elevasi muka air
cukup untuk dialihkan ke
dalam intake

©zainul@esdm.go.id
2. INTAKE

▪ Konstruksi Bendung dilengkapi dengan


Bangunan pengambil (intake) yang berfungsi
mengarahkan air dari sungai masuk ke
dalam saluran pembawa.

©zainul@esdm.go.id
3. BAK PENGENDAP (SETTLING BASIN)

Tujuan dari bangunan pengendap


adalah untuk menangkap dan
menghilangkan pasir dan lumpur
dari air yang dialihkan.

©zainul@esdm.go.id
4. SALURAN PEMBAWA (HEADRACE)
▪ Bertujuan untuk mengalirkan air dari
intake ke bak penenang (forebay) dan
untuk mempertahankan kestabilan air
▪ Saluran air cenderung terbuka

©zainul@esdm.go.id
5. BAK PENENANG (FOREBAY)

Fungsi:
⚫ Penampungan air
⚫ Menjaga debit tetap stabil
⚫ Menjaga kualitas air ke penstock

©zainul@esdm.go.id
6. PIPA PESAT (PENSTOCK)

Fungsi pipa pesat adalah


untuk menyalurkan air dari
bak penenang ke rumah
pembangkit untuk memutar
turbin.

©zainul@esdm.go.id
7. RUMAH PEMBANGKIT (POWER HOUSE)

Bangunan rumah pembangkit adalah sebagai bangunan yang berfungsi untuk


melindungi peralatan mekanikal dan elektrikal seperti turbin, generator, panel kontrol
dan lainnya dari segala gangguan (cuaca, pencurian dsb)

©zainul@esdm.go.id
RUMAH PEMBANGKIT (POWER HOUSE)
Pertimbangan dalam memilih lokasi dan membangun rumah pembangkit :
1. Konstruksi harus berada di atas struktur tanah yang sangat stabil
2. Memiliki akses jalan yang cukup
3. Lokasi yang relatif rata, kering dan relatif luas
4. Elevasi lantai berada di atas muka air pada banjir paling besar
5. Memiliki ventilasi udara dan jendela
6. Ruangan cukup luas
7. Pondasi harus kuat

©zainul@esdm.go.id
RUMAH PEMBANGKIT (POWER HOUSE)

Rumah pembangkit yang dibangun


Rumah pembangkit ini
dan dirawat dengan baik
terbukti TIDAK tahan banjir
serta pada lokasi yang tepat

©zainul@esdm.go.id
8. SALURAN PEMBUANG (TAILRACE)
▪ Saluran Pembuang bertujuan sebagai
saluran pembuang aliran air dari
rumah pembangkit dan
menggerakkan turbin.

▪ Saluran ini bersatu dengan rumah


pembangkit dan aliran sungai

©zainul@esdm.go.id
Komponen mekanik

©zainul@esdm.go.id
Komponen Mekanikal PLTMH

Energi potensial Energi mekanik

©zainul@esdm.go.id
KOMPONEN MEKANIKAL

1. Turbin
2. Transmisi mekanik
3. Kopling
4. Bearing

©zainul@esdm.go.id
Jenis-jenis turbin

©zainul@esdm.go.id
Komponen elektrik

©zainul@esdm.go.id
Komponen Elektrikal PLTMH

1. Generator
2. Sistem kontrol
3. Sistem Pengukuran
4. Sistem proteksi
5. Sistem Distribusi

©zainul@esdm.go.id
1. Generator

26
©zainul@esdm.go.id
2. Peralatan kontrol
Electronic Load Controller (ELC)

Fungsi ELC disini adalah untuk mengatur penyaluran daya ke


beban tambahan secara otomatis dan cepat seiring dengan
perubahan beban di konsumen. Besarnya beban tambahan
adalah 120 % dari daya listrik terbangkit

27
©zainul@esdm.go.id
Ballast Load

28
©zainul@esdm.go.id
PLTMH 100 kW

Ballast Load

©zainul@esdm.go.id
3. Peralatan ukur

Indikator diantaranya
1. Tegangan
2. Arus
3. frekuensi
Sistem Pentanahan

30
©zainul@esdm.go.id
4. Sistem proteksi

Contactor akan memutus arus ke jaringan jika :


◻ Produksi listrik dari pembangkit tidak memenuhi syarat :
• Trip Frekuensi (49,5 – 50,5 Hz) ; (45 – 60 Hz)
(mempengaruhi kerja peralatan listrik dengan beban reaktif;
lampu hemat energi, radio, TV, pompa air, kulkas, dan peralatan
elektronik lainnya)
• Trip Tegangan (198 – 231 V) ; (160-240 V)
◻ Arus melebihi kapasitas
• Melindungi generator
• Spikes tegangan atau arus
• Petir
• Las Busur Listrik

31
©zainul@esdm.go.id
5. Sistem distribusi
◻ Frekuensi nominal = 50 Hz, rentang frekuensi normal
49,5 Hz s/d 50,5 Hz
◻ Tegangan sistem distribusi = +5% s/d -10%
tegangan normal

Harmonisa ganjil, h h<11 11≤h<17 17≤h<23 23≤h<35 35≤h< THD

Distorsi harmonisa arus 4,0 % 2,0 % 1,5 % 0,6 % 0,3 % 5,0 %

32
©zainul@esdm.go.id
Analisis potensi

©zainul@esdm.go.id
Analisis potensi hidro
1. Debit air

2. Head

3. kapasitas

34
©zainul@esdm.go.id
35

ANALISIS DEBIT
Rumus perhitungan debit air adalah:
Metode perhitungan debit air:
Q =A . v 1. Menggunakan pelampung
dengan: 2. Metode Volumetrik
Q = debit air, dalam m³/s 3. Menggunakan bendung v-notch
A = luas penampang aliran air, dalam m² 4. Menggunakan alat ukur current meter
v = kecepatan aliran air, dalam m/s. 5. Menggunakan tabung pitot

Pelampung Current Meter


v-notch
Tabung
pitot

www.esdm.go.id
©zainul@esdm.go.id
ANALISIS HEAD

Head dihitung berdasarkan selisih elevasi antara Tinggi Jatuh efektif dipengaruhi oleh:
permukaan air bagian hulu dengan elevasi lokasi turbin 1. Kehilangan energi di saluran pembawa
(untuk turbin impuls) atau elevasi permukaan air pada 2. Kehilangan energi di pipa pesat yang disebabkan
bafian hilir/tailrace (untuk turbin reaksi). oleh gesekan pipa maupun belokan pada pipa
pesat

Perhitungan head menggunakan turbin reaksi Perhitungan head menggunakan turbin impuls
Kementerian Energi dan @KementerianESDM
Sumber Daya Mineral 36
www.esdm.go.id
©zainul@esdm.go.id @kesdm KementerianESDM
37
ANALISIS HEAD
Beberapa cara menghitung head:
1. Menggunakan selang air
2. Menggunakan selang air dengan alat
ukur tekanan
3. Menggunakan sighting
meters/clinometer
4. Menggunakan altimeter
5. Menggunakan teodolit
6. Menggunakan peta DEM

www.esdm.go.id
©zainul@esdm.go.id @kesdm KementerianESDM
38
ANALISIS KAPASITAS
Dengan diketahuinya debit air selama beberapa waktu maka dapat ditentukan debit rancangan/desain yang akan
digunakan untuk kebutuhan PLTMH. Daya yang terbangkit dapat dihitung dengan rumus :

Potensi daya :
Pt = ρ.g.Q.Hn.
• Pt = daya terbangkit (W),η

o
ρ = rapat massa air (kg/m3),
• g = gravitasi (m/s2),
• Q = debit aliran (m3/s),
• Hn= tinggi jatuh bersih (m),
• ηo = efisiensi overall, 50-70% (Sumber :JICA, 2003).
• nilai efisiensi pembangkit, meliputi losses pada penstock, efisiensi turbin,
generator dan losses pada jaringan.

www.esdm.go.id
©zainul@esdm.go.id @kesdm KementerianESDM
39
GRAFIK PEMILIHAN TURBIN
1. Berdasarkan pengukuran di lapangan,
maka dapat ditentukan tipe turbin yang
akan digunakan berdasarkan pada
grafik pemilihan turbin
2. Pemilihan tipe turbin dilakukan
berdasarkan hubungan antara debit
dan head yang diperoleh.
3. Turbin Kaplan memiliki efisiensi
optimum ketika beroperasi dengan
debit besar dan head rendah (10 m –
30 m)
4. Turbin Francis optimum digunakan pda
PLTA dengan head medium (> 30 m –
< 100 m)
5. Turbin Pelton memiliki keunggulan jika
dioperasikan pada head tinggi ( > 100 m

www.esdm.go.id
©zainul@esdm.go.id @kesdm KementerianESDM
Penutup
1. PLTA dibagi kedalam 3 jenis berdasarkan kapasitasnya yaitu
kecil, menengah, dan besar

2. PLTA terdiri dari 3 komponen utama yaitu sipil, mekanik, dan


elektrik

3. Analisis potensi air diperoleh melalui analisis debit, analisis head,


dan analisis kapasitas

40
©zainul@esdm.go.id
TERIMA KASIH
Follow us

41
©zainul@esdm.go.id

Anda mungkin juga menyukai