Tugas
1) Single line total.
2) Single line GTT
3) Single line TM.
4) Single line TR
5) RAB GTT.
6) RAB SUTM.
7) RAB SUTR
8) Biaya investasi + biaya kepengurusan ke PLN.
Penentuan Daya Trafo GTT Yang Dibutuhkan.
Untuk menentukan daya trafo pada GTT kita harus menentukan factor ramalan
pertumbuhan kebutuhan beban yaitu:
Ramalan Pertumbuhan Beban
Pertumbuhan beban atau melonjaknya kebutuhan suatu perencanaan pengembangan
system tenaga listrik adalah merupakan masalah penting bagi suatu perencanaan
pengembangan system tenaga listrik. Ada beberapa factor yang mempengaruhi dan
mendorong melonjaknya kebutuhan listrik tersebut, misalnya adanya perdagangan dan
industri yang tumbuh dengan pesat, pertambahan penduduk yang semakin meningkat dan
sebagainya.
Masalah-masalah yang timbul disini adalah untuk untuk perencanaan tahunan untuk
memperbesar kapasitas penjualan tenaga listrik, untuk menanggulangi pertambahan beban
tersebut.
Untuk mengatasi hal tersebut diatas, kita harus mengetahui besar pertambahan
beban puncak untuk tahun-yahun mendatang. Untuk meramalkan kebutuhan tahunan,
kebutuhan beban sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu.
Ada beberapa macam cara meramalkan pertumbuhan beban, tetapi secara garis
besar dapat dibagi menkadi dua yaitu:
o Secar grafis.
o Secara analitis.
a) Secara Grafis.
Dengan menggunakan data-data grafis dari tahun sebelumnya, yaitu dari kurva
tahunan dan besarnya daya(kW), maka dapat diramalkan pertumbuhan beban untuk
tahun-tahun mendatang dengan metode extrapolar. Metode ini adalah dengan menarik
garis-garis pertumbuhan beban untuk tahun-tahun berikutnya. Dengan sendirinya hasil
yang diperoleh dari penganalisaan secara grafis agak kasar. Oleh karena itu cara ini
digunakan hanya sebagai pembanding.
b) Secara Analitis.
Dalam metode ini peramalan kebutuhan tenaga listrik digolongkan dalam empat group
konsumen, yaitu:
1) Konsumen perumahan(residensial).
o Jumlah anggota perumahan = A orang per rumah (1).
JumlahPenduduk
o Jumlah perumahan = A (2).
o Jumlah langganan dari perumahan = (2) X electrification ratio (3).
Dimana electrification ratio = perbandingan antara jumlah konsumen rumah
tangga yang memakai tenaga listrik dengan jumlah seluruh rumah tangga.
Jadi jumlah kebutuhan tenaga listrik untuk konsumen Residensial adalah
= (3) X pemakaian maksimum rata-rata untuk seluruh rumah. (4).
2) Konsumen komersil.
Jumlah dari langganan komersil = jumlah langganan perumahan x
constituent ratio (5).
Dimana constituent ratio = perbandingan antara jumlah jumlah konsumen
komersil dengan jumlah konsumen perumahan.
Jadi jumlah kebutuhan tenaga listrik untuk konsumen komersil adalah
= (5) X pemakaian maksimum rata-rata dari tiap langganan komersil
(6).
3) Konsumen industri.
Kebutuhan menurut permintaan dari para konsumen industri (7).
4) Konsumen Fasilitas Umum.
Kebutuhan untuk fasilitas umum ={(4)+(6)} x 10% (8).
Data-data yang diperlukan:
Fasilitas
1) Masjid 2200 VA sebanyak 1 unit : 2.200 VA
2) Pos Satpam 450 VA sebanyak 2 unit : 900 VA
3) Mini Market 6600 VA sebanyak 1 unit : 2.200 VA
4) PJU 10600 VA : 10.600VA+
: 15.900 VA
Perumahan
1) Pelanggan 1300 VA sebanyak 50 rumah : 65.000 VA
2) Pelanggan 6600 VA sebanyak 30 rumah : 198.000 VA+
: 263.000 VA.
263.000VA
o Rata-rata daya maksimum tiap rumah = = 3.287,5 VA.
80
o Dengan asumsi setiap rumah memiliki anggota keluarga sebanyak 4 jiwa per rumah
maka jumlah total penduduk = 4 x 80 = 320 jiwa.
o Pertumbuhan penduduk tiap tahun(dimisalkan) = 2% per tahun.
Dari data-data diatas kita dapat meramalkan pertumbuhan beban pada perumdin tersebut
yaitu:
JumlahKonsumenPerumahan
1) Electrification ratio : JumlahRumah
300
: 300 = 1.
2) Jumlah penduduk 5 Tahun mendatang.
5
= (1+0,02) x 320 jiwa = 353,3 jiwa.
= dibulatkan 354 jiwa.
3) Jumlah perumahan 5 tahun mendatang.
= jumlah penduduk / 4
= 354/ 4 =88,9 rumah.
= 89 rumah.
4) Jumlah konsumen perumahan 5 tahun mendatang.
=jumlah rumah x Electrification ratio
= 89 x 1.
= 89 rumah.
5) Jumlah total beban perumahan = jumlah konsumen x daya rata-rata tiap rumah
= 89 x 3.287,5 VA
= 292.587,5 VA
6) Beban fasilitas umum = 15.900 VA
7) Beban total GTT = Beban fasilitas umum + Beban perumahan
= 15.900 VA + 292.587,5 VA = 308.487,5 VA
Karena beban nya termasuk jenis bangunan perumahan dengan flat pemanas maka
dipilih FK sebesar 0,8.
Total Beban x FK
= 308.487,5 VA x 0,8
= 246.790 VA
Kemudian menghitung cadangan untuk antisipasi jika ada pengembangan beban.
Cadangan yang di pilih adalah 20%
Kebutuhan daya x cadangan
= 246.790 VA x 120%
= 296.148 VA
Karena beban yang ditanggung oleh trafo adalah beban 1 fasa dan 3 fasa maka
kapasitas daya trafo yang digunakan adalah:
296.148VA
Daya trafo perumahan =
2
= 148.074 VA
= 149 KVA
JADI TRAFO GTT YANG DIGUNAKAN DIPILIH DENGAN DAYA
TRAFO 250 KVA SEJUMLAH 1 BUAH DAN 160 KVA SEJUMLAH 1 BUAH
2
Maka menggunakan kabel NFA2X-T dengan ukuran 3x70+1x50 mm ,sesuai
Sutrado Kabel Catalog memiliki (KHA 196 A) pada setiap jurusan. Lalu dari
SUTR/JTR menuju ke SR yang kemudian disambungkan ke APP rumah
menggunakan kabel NFA2X ukuran 2x16 mm2
3) Perhitungan Drop Tegangan
Drop tegangan yang diizinkan menurut standar PUIL 2000 adalah maksimal sebesar
5%.pada perencanaan ini dimisalkan jarak antara GTT dan antar beban 200 m
3 . L. I
∆V ¿ √
A .X
3 X 200 X 196
¿√
260 X 32
¿ 8,16 v
8,16
%V ¿ x 100%
400
¿ 2,04 % (masih memenuhi)
KHA = 125% x In
=125% x 360,8 A
= 451 A
Penghantar yang digunakan adalah kabel NYY 0,6/1KV ukuran(1x240 mm2 )tiap
fasa dengan KHA 590 A dipasang diudara pada suhu maksimum lingkungan sebesar
45°C.
5) Pemilihan Busbar Dari Trafo Ke Panel
Maka busbar yang digunakan sesuai dengan PUIL 2000 hal 235 adalah busbar
tembaga 2x(Cubars 4x 30x3 mm) dilapisi dengan lapisan konduktif,pembebanan
kontinu = 600 A
Sesuai Pemberlakuan Distribusi Jawa Timur bahwa ukuran lubang mur dan
baut pada pengaman adalah M12 maka sepatu kabel pada luas penampang
kabel 240mm2 dipilih dengan diameter lubang 12 mm.
7) Pembagian Pembebanan Untuk GTT 1 (250 kVA)
Pembagian ini dimaksudkan agar dicapai keseimbangan beban agar salah satu belitan
trafo tidak mendapat beban yang tidak berlebih. Karena pada GTT ini dibebani oleh
beban 3 fasa yaitu rumah 3 lantai yang berjumlah 30 rumah maka pembagian sebagai
berikut :
Daya Jurusan 1
Beban
(VA) Σbeban R S T
Rumah 3 Lt 6600 10 66.000
ΣDaya per Fasa 22.000 22.000 22.000
Σ Daya Tiap Jurusan 66.000 VA
Daya Jurusan 2
Beban
(VA) Σbeban R S T
Rumah 3 Lt 6600 10 66.000
ΣDaya per Fasa 22.000 22.000 22.000
Σ Daya Tiap Jurusan 66.000 VA
Daya Jurusan 3
Beban
(VA) Σbeban R S T
Rumah 3 Lt 6600 10 66.000
ΣDaya per Fasa 22.000 22.000 22.000
Σ Daya Tiap Jurusan 66.000 VA
Pada Fasa R , S , T
22.000VA
In = =¿100 A
220 V
KHA = 125% x In
= 1.25 x 100
= 125 A
160 kVA
In =
√ 3 X 20 kV
= 4,61A.
KHA = 1,25 x In
= 5,77 A.
160 kVA
In =
√ 3 X 400V
= 230,94 A
KHA = 1,25 x In
= 288,6 A.
2
Maka menggunakan kabel NFA2X-T dengan ukuran 3x70+1x50 mm ,sesuai
Sutrado Kabel Catalog memiliki (KHA 196 A) pada setiap jurusan. Lalu dari
SUTR/JTR menuju ke SR yang kemudian disambungkan ke APP rumah
menggunakan kabel NFA2x ukuran 2x16 mm2.
3) Perhitungan Drop Tegangan
Drop tegangan yang diizinkan menurut standar PUIL 2000 adalah maksimal sebesar
5%.pada perencanaan ini dimisalkan jarak antara GTT dan antar beban 200 m
3 . L. I
∆V ¿ √
A .X
3 X 200 X 196
¿√
260 X 32
¿ 8,16 v
8,16
%V ¿ x 100%
400
¿ 2,04 % (masih memenuhi)
KHA = 125% x In
=125% x 230,94 A
= 288,675 A
Penghantar yang digunakan adalah kabel NYY 0,6/1KV ukuran(1x120 mm2 )tiap
fasa dengan KHA 375 A dipasang diudara pada suhu maksimum lingkungan sebesar
45°C.
Maka busbar yang digunakan sesuai dengan PUIL 2000 hal 235 adalah busbar
tembaga 1x(Cubars 4x 25x5 mm) dilapisi dengan lapisan konduktif,pembebanan
kontinu = 385 A
Sesuai Pemberlakuan Distribusi Jawa Timur bahwa ukuran lubang mur dan
baut pada pengaman adalah M12 maka sepatu kabel pada luas penampang
kabel 120mm2 dipilih dengan diameter lubang 12 mm.
Total
Fasa Keterangan
Jalur Beban Jumlah Beban
R S T
Rumah 1 Lantai 1300VA 17 22.100 - -
Tarikan Fasa
1 Minimarket 2200VA 1 2.200 - - 26.594,75
PJU 50 W/50,5VA 6 303,03 - - R
PJU 68 W/68,68VA 29 1.991,72 - -
Jumlah 53 26.594,75
Rumah 1 Lantai 1300VA 17 - 22.100 -
Masjid 2200VA 1 - 2.200 - Tarikan Fasa
2 26.647,28
PJU 68 W/68,68VA 28 - 1.923,04 - S
PJU 70 W/70,7VA 6 - 424,24 -
Jumlah 52 26.647,28
Rumah 1 Lantai 1300VA 16 20.800 Tarikan Fasa
Pos Satpam 450VA 2 900 25.820,8
3 T
PJU 68 W/68,68VA 60 4.120,8
Jumlah 77 25.820,8
Fasa R-S
26.647,28−26.594,75
¿ x 100 %=0,06 %
79.062,83
Fasa S-T
26.647,28−25.820,8
¿ x 100 %=1,04 %
79.062,83
Fasa T-R
26.594,75−25.820,8
¿ x 100 %=0,97 %
79.062,83
Dari perhitungan rasio antar fasa diatas maka dapat disimpulkan bahwa transformator
dalam keadaan seimbang karena persentase rasio antar fasanya tidak melebihi ketentuan
yaitu 5%
Daya Jurusan 1
Beban
Daya
(VA) Σbeban R Jurusan 2S T
Beban
Rumah 1 Lt 1300
(VA) 23
Σbeban 22.100
R 7800
S T
Rumah 1 Lt
Masjid 1300
2200 27
1 14.300
2.200 20.800
Minimarket
Pos Satpam 2200
450 12 2200 900
PJU 50
68 W 50,5
68,68 886 303,03 1.923,04 4.120,8
PJU 70
68 W 68,68
70,7 296 1.991,72 424,24
ΣDaya per Fasa 4.494,75
22.100 14.300
12.347,28 20.800
5.020,8
Σ Daya Tiap Jurusan 39.594,75
39.468,08
Digunakan LV panel 2 jurusan 1 pintu.
A. Jurusan 1
Pada Fasa R
22.100VA
In = =¿ 100,45 A
220 V
KHA = 125% x In
= 1.25 x 100,45 A
= 125,56 A
Pada Fasa S
12.347,28VA
In = =¿ 56,12 A
220 V
KHA = 125% x In
= 1.25 x 56,12 A
= 70,15 A
Pada Fasa T
5.020,8VA
In = =¿ 22,82 A
220 V
KHA = 125% x In
= 1.25 x 22,82 A
= 28,52 A
Pemilihan pengaman Cabang :
Nilai I Pengaman harus diatas In dan dibawah nilai KHA. Maka dipilih NH FUSE
BUSSMANN dengan rating 25 A dan kabel NYY 0,6/1kV ukuran (1x35 mm2 )dengan
KHA 170 A pada setiap fasanya serta sepatu kabel dengan diameter 12mm
B. Jurusan 2
Pada Fasa R
4.494,75 VA
In = =¿ 20,43 A
220 V
KHA = 125% x In
= 1.25 x 20,43 A
= 25,53 A
Pemilihan pengaman Cabang :
Nilai I Pengaman harus diatas In dan dibawah nilai KHA. Maka dipilih NH FUSE
BUSSMANN dengan size 000 rating 25 A dan kabel NYY 0,6/1kV ukuran (1x4
mm2)dengan KHA 46 A serta sepatu kabel dengan diameter 12m
Pada Fasa S
14.300VA
In = =¿ 65 A
220 V
KHA = 125% x In
= 1.25 x 65 A
= 81,25 A
Pada Fasa T
20.800VA
In = =¿ 94,54 A
220 V
KHA = 125% x In
= 1.25 x 94,54 A
= 118,18 A
Nilai I Pengaman harus diatas In dan dibawah nilai KHA. Maka dipilih NH FUSE
BUSSMANN dengan size 01 rating 100 A dan kabel NYY 0,6/1kV ukuran
(1x25mm2)dengan KHA 135 A serta sepatu kabel dengan diameter 12mm
PENGAMAN GTT
Pentanahan Arrester
Agar bahaya sambaran petir tidak masuk kedalam sistem, maka arrester harus ditanahkan.
Pada pentanahan arrester harus mempunyai tahanan maksimum 1 ohm. Dalam pentanahan
ini menggunakan sistem pentanahan elektroda batang tunggal dengan catatan :
√ Elektroda ditanam pada tanah ladang dengan tahanan jenis ( ρ ) 100 ohm/m
5
√ Luas penampang elektroda adalah “Cu telanjang (r = 7,94 mm)
8
√ Panjang elektroda adalah 4 m
√ Jarak antar elektroda (L)adalam 8 m (2x panjang elektroda)
√ Elektroda ditanam sedalam panjang elektroda
√ Menggunakan sistem pentanahan dengan konfigurasi ‘cross cycle’.
L L
PERMUKAAN TANAH
2a
l 8
k =ln = =6,91
r 0,00794
ln x ln 1,25 1+ L 1+ 4
m= = =0,32⇨ x= = =1,25
k 6,91 L 4
Agar permukaan tanah di lokasi GTT mempunyai perbedaan potensial yang serendah-
rendahnya pada waktu terjadi hubung tanah. Sistem pentanahan GTT menggunakan
konduktor yang ditanam secara horisontal dengan bentuk kisi-kisi.
Dengan catatan :
√ Menggunakan elektroda jenis batang, ditanam dengan kedalaman sepanjang
elektroda.
√ Elektroda ditanam pada tanah ladang dengan tahanan jenis ( ρ ) 100 ohm/m.
√ Diameter elektroda adalah 16 mm, sehingga jari-jari elektroda (a) adalah 8 mm.
√ Panjang elektroda (L) 2,5 m.
√ Jarak antar elektroda 2 meter.
R pentanahan 1 elektroda
ρ 4L
R = (ln −1)
2 πL a
100 4×2,5
= (ln −1)
2×3,14×2,5 0 ,008
100
= (7,1−1)
9, 42
=64 ,8 Ω
Menurut peraturan di dalam PUIL tahanan pentanahan maksimal adalah 5 Ohm. Jadi
pentanahan 1 lektroda tidak mencukupi. Sehingga digunakan pentanahan elektroda dengan
sistem ‘Grid’. Diinginkan tahanan pentanahan adalah 4 Ohm,
R 1elektrodq
maka jumlah elektroda yang diperlukan adalah = Ryangdiinginkan
64,8
= 4
PERMUKAAN TANAH
2M 2M 2M
L
2a
2M
Tampak Atas
6M
2M
2M
6M