Disusun Oleh:
Ilham Ekacahya (1315020050)
Ryan Rahmat Ernawan (1315020065)
Pada dasarnya konfigurasi saluran kabel bawah tanah (SKTM) terdiri dari 2
konfigurasi yaitu :
1. Konfigurasi Radial
Suatu sistem disebut radial jika daya yang disalurkan dari sumber ke konsumen hanya
dalam satu arah untuk melayani beban yang jauh dari penyulang utama, ditambahkan saluran
cabang karena daya yang disalurkan hanya dalam satu arah maka kerapatan arusnya berbeda-
beda. Daerah yang dekat dengan Gardu Induk mempunyai kerapatan arus yang berbeda-beda.
2. Konfigurasi Spindle
Secara keseluruhan dari beberapa penyulang yang menghubungkan Gardu Induk &
gardu hubung serta ditandai dengan adanya penyulang “express” merupakan
konfigurasi spindle.
Dari segi keandalan, SKTM lebih baik dibandingkan dengan SUTM, karena pada
umumnya SKTM menyulang Gardu-gardu distribusi beton yang lebih memungkinkan
diterapkannya konfigurasi Sistem Loop, Tie Line, maupun Spindle.
Biaya investasi dari SKTM jauh lebih mahal daripada SUTM, namun untuk biaya
pemeliharaan SKTM lebih murah. Hal ini juga dipengaruhi oleh kenyataan bahwa SKTM
lebih lama umurnya dari SUTM. Keuntungan lain dari SKTM adalah tidak terpengaruh oleh
cuaca buruk, angin, hujan, bahaya petir langsung, manusia, binatang dan sebagainya.
Untuk beberapa daerah salah satunya di Tangerang digunakan konfigurasi ini karena
konfigurasi ini mempunyai penyulang “express” jadi jika ada pemeliharaan di salah satu
Gardu, gardu yang lain mendapat supply dari penyulang ini
1. Sukar untuk menemukan letak titik gangguan, membutuhkan waktu yang lama untuk
memperbaiki akibat gangguan serta membutuhkan biaya investasi yang mahal.
2. Kurang fleksibel, karena biasanya kabel yang sudah ditanam tidak akan dirubah untuk
masa yang akan datang.
Hal lain yang berpengaruh dalam pemilihan konstruksi jaringan SKTM antara lain adalah:
1. Sulitnya mendapatkan lokasi/tanah didaerah padat dan kalau pun ada umumnya
berharga mahal.
2. Peraturan setempat yang membatasi kawat hantaran udara bertegangan cukup tinggi
untuk melintasi wilayah dikaitkan dengan keindahan & keamanan bagi masyarakat
dan lingkungan sekitar/setempat.
3. Gangguan pada saluran kawat terbuka diketahui jauh lebih banyak dibandingkan
dengan saluran kabel tanah dan umumnya disebabkan oleh keadaan geografis dimana
saluran kawat udara itu berada.
Kabel tembaga (Cu) dengan penampang dalam mm2 adalah: 3×25, 3×50, 3×70, 3×95,
1×150.
Kabel almunium (Ac) dengan penampang dalam mm2 adalah: 3×35, 3×70, 3×150,
dan 3×240.
Beberapa pertimbangan pembangunan transmisi SKTM adalah:
Kondisi setempat yang tidak memungkinkan dibangun SUTM.
Kesulitan mendapatkan ruang bebas (ROW), karena berada di tengah kota dan
pemukiman padat.
Pertimbangan segi estetika.
Beberapa hal yang perlu diketahui:
Pembangunan SKTM lebih mahal dan lebih rumit, karena harga kabel yang jauh lebih
mahal dibanding penghantar udara dan dalam pelaksanaan pembangunan harus
melibatkan serta berkoordinasi dengan banyak pihak.
Pada saat pelaksanaan pembangunan SKTM sering menimbulkan masalah, khususnya
terjadinya kemacetan lalu lintas.
Jika terjadi gangguan, penanganan (perbaikan) SKTM relatif sulit dan memerlukan
waktu yang lebih lama jika dibandingkan SUTM.
Beberapa daerah yang padat penduduknya sudah mendapatkan distribusi melalui
jaringan SKTM
Beberapa keuntungan dan kerugian hantaran bawah tanah:
Keuntungan :
1. Tidak mudah mengalami gangguan.
2. Faktor keindahan lingkungan tidak terganggu.
3. Tidak mudah dipengaruhi keadaan cuaca, seperti : cuaca buruk, angin topan,
hujan angin, bahaya petir dan sebagainya.
4. Faktor terhadap keselamatan jiwa terjamin.
Kerugian :
1. Biaya pembuatan mahal.
2. Gangguan biasanya bersifat permanent.
3. Pencarian lokasi gangguan jauh lebih sulit dibandingkan menggunakan sistem
hantaran udara.
Data Perusahaan
Penyelesain:
1. Kabel tanah Tegangan Menengah 20 kV N2XSEY ,XLPE , 3 core:
Panjang lintasan + (10% x panjang lintasan *)
= 10000 m + (10% x 10000 m)
= 10000 m + 1000 m
= 11000 m
Kabel yang digunakan N2XSEY 3 x (50-300) mm², tegangan kerja 18 – 30 KV
*) keterangan : a. Masuk 2 Gardu = 14 m (@Gardu = 7 m)
b. Menyebrang Jalan = 20 m
c. untuk keperluan kabel yang menikung ( diameter lengkungan = 20x
diameter kabel)
10. Tanda mof/sambungan kabel (sama dengan jumlah sambungan kabel) = 37 buah
BILL OF QUANTITY
PERANCANGAN SALURAN KABEL TEGANGAN MENENGAH
Minggu ke -
NO Uraian Pekerjaan
1 2 3 4 5 6
Perencanaan
a. Persiapan Rancangan Gambar
b. Izin Pelaksaan
c. Gambar as build drawing utilitas lain yang terpasang pada jalur
1 rencana
d. Dokumen-dokumen laporan dan berita acara pelaksanaan
pekerjaan
e. Persiapan alat kerja dan K2/K3
f. Izin pelaksanaan setempat
2 Survey jalur penggalian kabel
3 Pelaksanaan penggalian
4 handling transportasi kabel SKTM
Penggelaran kabel SKTM
a. Persiapan pelaksanaan
5 b. Pelaksanaan survey lapangan
c. Peaksanaan survey lapangan
d. Pengujian isolasi kabel dengan alat uji isolasi
Penggelaran kabel dan penandaan
a. Mempersiapkan kabel yang akan disambung
6
b. Pemasangan konektor
c. Instalasi isolasi kotak sambung
7 Instalasi terminal kabel
8 Pemasangan penghantar pembumian
9 Penandaan konstruksi SKTM
BREAK EVEN POINT (BEP)
Tarif/daya I3 (industri besar) = 1250 kVA
1. INVESTASI
Biaya Material : Rp 5.315.929.400
Jasa : Rp 2.385.794.301
Jumlah : Rp 7.701.723.701
Biaya Penyambungan (BP) Rp 500 / VA
: Rp 625.000
Nilai investasi belum kembali : Rp 7.702.348.701
Sehingga t =
- PLN. 2010. Buku 5 Standar Konstruksi Jaringan Tegangan Menengah Tenaga Listrik.
Jakarta : PT.PLN Persero
- http://files.kabelmetal-
indonesia.com/contents/SNI_IEC/MV/CPConductor/N2XSEY_SNI_IEC.pdf, diakses 07
Januari 2018 pukul 19.46
LAMPIRAN