Anda di halaman 1dari 14

GAYA-GAYA MEKANIS YANG MEMPENGARUHI TIANG JARINGAN DISTRIBUSI

TENAGA LISTRIK SEBAGAI DASAR PERTIMBANGAN DESAIN KONSTRUKSI


TIANG JARINGAN

Oleh :
Rachono
Pendidikan Teknik Elektro/(5301416017)
Mata Kuliah : Sistem Transmisi Distribusi
Dosen Pembimbing : Drs. Agus Murnomo, M.T

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018
Kata Pengantar

Jaringan Transmisi dan Distribusi merupakan jaringan yang berfungsi menghantarkan


tenaga listrik dari pusat listrik sampai ke konsumen untuk pemakaian keseharian dari konsumen
yang membutuhkan tenaga listrik sebagai sumber energinya. Dengan adanya jaringan ini
diharapkan seluruh wilayah dapat mengkonsumsi dan merasakan manfaat energi listrik karena
memang pada zaman sekarang energi listrik telah menjadi kebutuhan yang sangat vital dalam
masyarakat. Maka dari itu setiap penjuru wilayah indonesia yang beragam sangat menantikan
kehadiran listrik demi menunjang kehidupan sehari-hari.
Di indonesia sendiri memiliki wilayah geografis yang sangat beragam tentu perlu adanya
standardisasi dalam setiap proyek-proyek yang dibangun, dalam hal ini dalam desain kontruksi
tiang yang menyangga penghantar listrik sebagai salah satu alat transmisi dan distribusi perlu
diperhitungkan agar proyek yang dibangun sesuai dengan keadaan yang ada di wilayah indonesia
walaupun masih kemungkina ada perbedaan pada daerah tertentu yang kaitannya dengan
peraturan daerah yang mungkin dibuat didaerah tersebut.
Dalam hal ini, kali ini penulis berkesempatan untuk membuat sebuah makalah dengan
judul Faktor Gaya-Gaya Mekanis Pada Tiang Jaringan Distribusi Tenaga Listrik dalam rangka
untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah Sistem Transmisi dan Distribusi. Dan penulis
mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah ini. Semoga yang penulis
sampaikan dalam makalah ini bisa memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya.

2
Daftar Isi

Kata Pengantar.................................................................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................................................iii
I. PENDAHULUAN.........................................................................................................................1
II. ISI..............................................................................................................................................2
Gaya Mekanis Pada Tiang............................................................................................................2
Berat Penghantar dan Gaya Berat Penghantar........................................................................3
Gaya tarik pada tiang (tensile strenght)...................................................................................3
Pengaruh Angin........................................................................................................................4
Faktor Penghantar lain.............................................................................................................5
Gaya Mekanis Pada Tiang Awal/Ujung....................................................................................6
Gaya Mekanis Pada Tiang Tengah............................................................................................6
Gaya Mekanis Pada Tiang Sudut..............................................................................................6
Beban Mekanik pada Palang (cross arm / travers)..................................................................6
Beban Mekanis Isolator................................................................................................................7
Andongan pada Permukaan Miring.........................................................................................8
Pondasi Tiang dan Struktur Tanah...........................................................................................9
III. PENUTUP............................................................................................................................10
Kesimpulan.................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................11

3
I. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Dalam waktu ini


indonesia sedang dalam kala waktu pembangunan dan peningkatan kualitas dari segala
sarana prasarana. Hal ini tidak lain adalah dalam menjamin kesejahteraan rakyatnya agar
dapat mendapatkan pelayanan yang sebaik mungkin dari pemerintah.

Salah satu dari bagian yang perlu ditingkatkan kualitasnya di indonesia adalah
berkaitan dengan energi dan dalam hal ini adalah energi listrik. Energi listrik di indonesia
di transmisikan dan didistribusikan melalu saluran udara. Dengan berbagai faktor yang
mungkin terjadi dalam ruang udara maka dalam hal pembangunan perllu sekali
memperhatikan faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi dari kualitas sistem transmisi
dan distribusi ini. Salah satunya yaitu dalam pembangunan tiang sebagai penyangga
penghantar.

Desain tiang yang dibuat harus dibuat dengan berbagai perhitungan dan
pertimbangan sedemikian rupa agar jaringan yang dibuat dapat bertahan dengan baik
dalam kurun waktu yang lama dan dengan kondisi cuaca yang berubah-ubah. Maka dari
itu ada berbagai rumusan dan standar yang harus dipakai serta ada berbagai faktor
lingkungan yang perlu diperhatikan agar dalam proses pembangunan akan sesuai
harapan.
II. ISI

Gaya Mekanis Pada Tiang

Tiang merupakan penyangga yang dipasang berderet untuk menyalurkan energi listrik
melalui penghantar dari pusat listrik sampai ke konsumen. Tiang listrik didesain khusus
pada jaringan distribusi dan transmisi. Desain dari masing-masibg rating tegangan
berbeda-beda. Hal ini dikarenakan terdapat pengaruh mekanis yang berbeda dari setiap
jenis saluran. Gaya-gaya mekanis yang diterima oleh tiang perlu diperhatikan sebagai
pertimbangan perencanaan dan perawatan jaringan dengan tujuan agar umur dan
kualitas tiang sesuai dengan perencanaan. Dari kemungkinan yang terjadi, tiang akan
mendapatkan gaya-gaya mekanis sebagai berikut :

1. Berat penghantar dan peralatan


2. Gaya tarik dari penghantar (tensile strength)
3. Tiupan angin
4. Akibat penghantar lain
5. Gaya Mekanis Pada Tiang Awal/Ujung
6. Gaya Mekanis Pada Tiang Tengah
7. Gaya Mekanis Pada Tiang Sudut
8. Beban Mekanik pada Palang (cross arm / travers)
9. Beban Mekanis Isolator
10. Andongan pada Permukaan Miring
11. Pondasi Tiang dan Struktur Tanah

Besarnya gaya-gaya tersebut berbeda sesuai dengan fungsi tiang (tiang awal/ujung, tiang
tengah, tiang sudut) dan luas penghantar. Tiang baik tiang besi atau tiang beton
mempunyai kekuatan tarik (working load) sesuai standard yang berlaku saat ini yaitu 160
daN, 200 daN, 350 daN, 500 daN, 800 daN, 1200 daN dimana daN adalah deka Newton
atau setara dengan 1,01 kg gaya (massa x gravitasi)
Tiang didirikan mengikuti jalur saluran distribusi. Jarak antar tiang disebut gawang (span).
Terdapat beberapa uraian mengenai pengertian dari span :

a. Jarak gawang maksimum adalah jarak gawang terpanjang pada suatu saluran.
b. Jarak gawang rata-rata adalah jarak gawang rata-rata aritmatik
c. Jarak gawang ekivalen (Ruling span) adalah jarak gawang yang diukur berdasarkan
rumus
d. Jarak gawang pemberatan (weighted span) adalah jarak gawang antara dua titik
terendah dari penghantar pada 2 jarak gawang berurutan.

2
Berat Penghantar dan Gaya Berat Penghantar
Dalam kontruksi sistem transmisi distribusi, tiang menahan massa dari penghantar sejauh
dari penghantar antara tiang-tiang yang menyangga. Antara satu tiang dengan tiang
setelah atau sebelumnya perlu adanya perhitungan yang tepat agar selain dari efisiensi
pembangunan namun juga tetap memperhatikan kualitas dari jaringan. Penghantar yang
di sangga oleh tiang memiliki andongan atau sag. Sag atau andongan adalah jarak
antara garis lurus horizontal dengan titik terendah penghantar. Dari andongan ini
bertujuan sebagai toleransi penhantar yang bisa saja berubah karena perubahan suhu.
Berat penghantar dihitung berdasarkan panjang penghantar sebenarnya sebagai fungsi
dari jarak andongan dihitung dengan rumus sebagai berikut :

2
8s
L=α + dimana :
3a
L = panjang total penghantar [m]
a = jarak gawang [m]
s = panjang andongan/sag [m]

Menurut rumus diatas panjang andongan dan jarak gawang merupakan hal yang
mempengaruhi berat penghantar, tentu saja berdasarkan jenis penghantar yang
digunakan pula. Maka tak salah apabila tiang-tiang listrik selalu memilik pondasi yang
dalam dan kokoh serta dengan konstruksi sedemikian rupa agar kokoh menehan tekanan
yang diterima.

Gaya tarik pada tiang (tensile strenght)


Di antara tiang-tiang yang menyangga penghantar akan terjadi gaya tarik ketika dari
penghantar mengalami penyusutan ukuran akibat perubahan suhu, hal ini adalah dasar
dari perhitungan andongan yang tepat agar konstruksi tiang tidak patah dan tetap kokoh
saat terjado gaya tarik atau tensile strenght. Panjang penghantar pada dua tiang (gawang)
berubah-ubah sebagai akibat :
1. Perubahan temperatur lingkungan
2. Pengaruh panas akibat beban listrik (I2R)
Sesuai dengan sifat logamnya, panjang penghantar akan mengalami penyusutan pada
temperatur rendah dan memanjang pada temperatur tinggi (panas) Pada temperatur
rendah panjang penghantar menyusut, memberikan gaya regangan (tensile stress) pada
penghantar tersebut, gaya ini akan diteruskan ke tiang tumpunya. Jika gaya tersebut
melampaui titik batas beban kerja penghantar (ultimate tensile stress) penghantar akan
putus atau tiang penyanggah patah jika beban kerja tiang terlampaui (working load).
Perhitungan batas kekuatan tiang dihitung pada temperatur terendah 20 0C (malam hari)
dan suhu rata-rata-rata di siang hari 300C. Besarnya gaya regangan adalah sebesar

3
jika F pada t = 200C adalah nol. Pada keadaan tersebut, panjang penghantar sama dengan
jarak gawang sehingga gaya-gaya yang terjadi pada tiang adalah

Fv = 0, Fh = gaya berat penghantar.

Dengan kata lain tiang hanya mengalami regangan akibat gaya berat penghantar
sendiri yang pada kondisi ini sama dengan gaya berat penghantar pada titik sag terendah
pada suhu rata-rata siang hari

Pengaruh Angin
Angin merupakan aliran udara dalam jumlah besar yang disebabkan oleh rotasi bumi dan
perbedaan temperatur dan tekanan sehingga menyembabkan udara bergerak dari
tekanan tinggi ke tekanan rendah. Gaya dari angin ini apabila dalam jumlah besar dan
tiupan yang kencang bisa merobohkan sebuah pohon bahkan rumah. Dengan
pertimbangan ini maka perlu diadakannya perhitungan dari berbagai pertimbangan.
Apalagi beberapa jaringan transmisi khususnya di jawa melewati area pingiran dengan
tekanan angin dari laut yang cukup kencang. Pengaruh kekuatan hembus angin di
Indonesia diukur sebesar 80 daN/m2 oleh karena tiang/penghantar bulat dihitung 50%
nya atau 40 daN/m2. Gaya akibat hembusan angin ini terarah mendatar (transversal)
sebesar Fangin = 40 daN/m2 x [(diameter x L) +Luas penampang tiang] Dalam beberapa
hal faktor luas penampang tiang diabaikan.
Tabel-tabel berikut memberikan data karakteristik mekanis untuk berbagai jenis
penghantar dan luas penghantarnya :

T
abel 1. karakteristik penghantar Kabel Pilin inti Alumunium Tegangan Rendah (NFAAX-T) dengan
penggantung jenis Almelec (breaking capacity 1755 daN).

4
Tabel 2. Karakteristik penghantar All Alumunium Alloy Conductor (AAAC).
Modulus Young (elastisitas) = 6000 [hbar]
Koefisien ekspansi = 23 x 10-4 per 0C
Koefisien tahanan = 0.0036 per 0C

Faktor Penghantar lain


Pada beberapa kasus terdapat adanya kabel-kabel telematika yang terpasang pada
jaringan listrik PLN. Saluran kabel ini memberikan tambahan beban mekanis pada
tiang awal/ujung dan tiang sudut jaringan listrik PLN, saluran kabel tambahan ini
adalah :

1. Saluran kabel telematika (fiber optik , kabel telekomunikasi, kabel vision, kabel
untuk internet dan lain-lain).
2. Saluran udara kabel kontrol dari unit pengatur distribusi PLN.

Pengaruh beban mekanis dan perhitungannya sama dengan saluran jaring distribusi
tenaga listrik PLN, yaitu memberikan gaya mekanis akibat regangan penghantar
(tensile stress), berat kabel dan tiupan angin. Komponen gaya mekanis yang paling
berbahaya adalah tensile stress, panjang kabel telekomunikasi pada saat temperatur
udara terendah 200C dan hembusan angin 40 daN/M2 tidak melebihi jarak antar tiang
(gawang) atau masih terhitung adanya sag/andogan. Tabel berikut memberikan hasil
hitungan pengaruh kabel tersebut

Gaya Mekanis Pada Tiang Awal/Ujung


Jika pada temperature minimal (t = 20 oC) masih terdapat Sag, maka gaya regangan
(tensile stress) sama dengan nol.
Pada kondisi demikian tiang mendapat gaya mekanis F :
 Akibat massa penghantar x ½ panjang jarak gawang = Fm
 Akibat angin pada penghantar x ½ panjang jarak gawang = Fa
maka F = [daN], (pengaruh tiupan angin pada tiang diabaikan).

Gaya Mekanis Pada Tiang Tengah


Tiang tengah dengan deviasi sudut lintasan 0 o tidak menerima gaya mekanis akibat
massa penghantar, karena gaya tersebut saling menghilangkan pada jarak gawang/span

5
yang berdampingan. Namun tetap menerima gaya mekanis sebagai akibat tiupan angin.
Besarnya kekuatan angin adalah 40 daN/m2.

F = Fa x diameter kabel x panjang penghantar antara titik andongan dua gawang yang
berdampingan (weighted span)

Fa = kekuatan angin 40 daN/m2


F = gaya mekanis akibat tiupan angin

Gaya Mekanis Pada Tiang Sudut


Tiang sudut adalah tiang dimana deviasi lintasan penghantar sampai dengan 90 o. Jika
tiang awal/ujung memikul gaya sebesar F kg gaya (daN), maka tiang sudut memikul gaya
mekanis F akibat berat/massa penghantar dan tiupan angin maksimum sebesar.

dimana α = sudut deviasi lintasan jaringan


F = gaya mekanis tiang awal/ujung

Beban Mekanik pada Palang (cross arm / travers)


Palang (Cross Arm) adalah tempat dudukan isolator. Beban mekanis pada palang arah
horizontal akibat dari gaya regangan penghantar dan beban vertikal akibat berat
penghantar. Umumnya beban vertikal diabaikan. Bahan palang adalah besi (ST.38) profil
UNP galvanis dengan panjang berbeda.

Beban Mekanis Isolator


Terdapat 2 jenis isolator yang dipakai sesuai dengan fungsinya :
1. Isolator Tumpu (line insulator), terdapat berbagai istilah : line post insulator, post
insulator, insulator pin.
2. Isolator Regang (Suspension Insulator), terdapat 2 macam yaitu : isolator payung
(umbrella insulator) dan long rod insulator.

Isolator Tumpu (line isolator)


Isolator tumpu digunakan untuk tumpuan penghantar gaya mekanis pada isolator
ini adalah gaya akibat berat beban penghantar pada tiang tumpu atau pada tiang
sudut.

6
Isolator tumpu dapat dipakai untuk konstruksi pada:

Kekuatan mekanis terbesar untuk sudut 45 o dengan penghantar AAAC 3 x 240 mm 2 adalah
sebesar 678 daN, kekuatan mekanis isolator 1250 daN. Pada sudut 15 0-300 sebesar 790
daN pada 2 isolator

Isolator regang (suspension insulator)


Isolator peregang dipakai pada kontruksi tiang awal/tiang sudut apabila sudut
elevasi lebih besar dari 300.
Terdapat 2 jenis isolator yang dipakai, yaitu isolator payung dan long rod dengan
karakteristik sebagai berikut :

Untuk tiap 1 set isolator jenis suspension terdiri atas 2 buah/2 piring sedangkan jenis long
rod 1 buah. Beban mekanis isolator ini adalah beban mekanis sebagaimana pada
isolator tiang ujung/awal.

Andongan pada Permukaan Miring


Pada permukaan miring beban mekanis pada tiang tumpu/tengah menjadi
berbeda dengan beban mekanis pada bidang mendatar. Rumus terapan parabolik
memberikan hubungan antara jarak tiang, tension, andongan jarak aman sebagai
berikut :

7
dimana :
l : jarak horizontal [m]
h : perbedaan tinggi [m]
S1 : jarak andongan pada ½ gawang [m]
S2 : panjang andongan pada garis horizontal[m]
S : Jarak gawang [m]
T : regangan penghantar (daN)
W : berat penghantar (kg/m)

Pada dasarnya rumus diatas kurang aplikatif sehingga untuk menentukan titik
andongan sebaiknya dilakukan dengan memakai template.

Pondasi Tiang dan Struktur Tanah


Pondasi pada dasarnya digunakan pada semua tiang, baik tiang tumpu, tiang
awal/akhir atau tiang sudut. Jenis dari konstruksi pondasi disesuaikan dengan kondisi
tanah dimana tiang tersebut akan didirikan.

8
Tabel data klasifikasi kondisi tanah untuk membuat berbagai macam pondasi tiang.

9
III. PENUTUP
Kesimpulan
Pembangunan kontruksi tiang untuk jaringan transmisi distribusi tentu memperhatikan
berbagai faktor sebagai pertimbangan seperti dari faktor elektris, non-elektris, dan faktor
alam. Hal ini perlu dilakukan mengingat pembangunan jaringan transmisi dan distribusi
merupakan pembangunan yang diharapkan dapat bertaha dalam jangka waktu yang lama
untuk keperluan sarana dan prasarana. Jadi perhitungan dengan memperhatikan faktor-
faktor lingkungan yang mempengaruhi kondisi tiang sangat perlu untu diperhatikan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Wibowo, Ratno dkk. 2010. Kriteria Disain Enjinering Kontruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik.
Jakarta : PT PLN (Persero)

Harwin Afianto, Dody.2015. “Studi Kelayakan Bahan Penghantar Saluran udara tegangan
menengah pada sistem distribusi tenga listrik 20 kV tipe AAC, AACS, AAAC-S Pada PT
PLN(Persero) Area Banyuwangi Rayon Genteng panyulang gamiran”.i.Fakultas Teknik,
Jurusan Teknik Elektro, Universitas Jember

11

Anda mungkin juga menyukai