Oleh :
Rachono
Pendidikan Teknik Elektro/(5301416017)
Mata Kuliah : Sistem Transmisi Distribusi
Dosen Pembimbing : Drs. Agus Murnomo, M.T
2
Daftar Isi
Kata Pengantar.................................................................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................................................iii
I. PENDAHULUAN.........................................................................................................................1
II. ISI..............................................................................................................................................2
Gaya Mekanis Pada Tiang............................................................................................................2
Berat Penghantar dan Gaya Berat Penghantar........................................................................3
Gaya tarik pada tiang (tensile strenght)...................................................................................3
Pengaruh Angin........................................................................................................................4
Faktor Penghantar lain.............................................................................................................5
Gaya Mekanis Pada Tiang Awal/Ujung....................................................................................6
Gaya Mekanis Pada Tiang Tengah............................................................................................6
Gaya Mekanis Pada Tiang Sudut..............................................................................................6
Beban Mekanik pada Palang (cross arm / travers)..................................................................6
Beban Mekanis Isolator................................................................................................................7
Andongan pada Permukaan Miring.........................................................................................8
Pondasi Tiang dan Struktur Tanah...........................................................................................9
III. PENUTUP............................................................................................................................10
Kesimpulan.................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................11
3
I. PENDAHULUAN
Salah satu dari bagian yang perlu ditingkatkan kualitasnya di indonesia adalah
berkaitan dengan energi dan dalam hal ini adalah energi listrik. Energi listrik di indonesia
di transmisikan dan didistribusikan melalu saluran udara. Dengan berbagai faktor yang
mungkin terjadi dalam ruang udara maka dalam hal pembangunan perllu sekali
memperhatikan faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi dari kualitas sistem transmisi
dan distribusi ini. Salah satunya yaitu dalam pembangunan tiang sebagai penyangga
penghantar.
Desain tiang yang dibuat harus dibuat dengan berbagai perhitungan dan
pertimbangan sedemikian rupa agar jaringan yang dibuat dapat bertahan dengan baik
dalam kurun waktu yang lama dan dengan kondisi cuaca yang berubah-ubah. Maka dari
itu ada berbagai rumusan dan standar yang harus dipakai serta ada berbagai faktor
lingkungan yang perlu diperhatikan agar dalam proses pembangunan akan sesuai
harapan.
II. ISI
Tiang merupakan penyangga yang dipasang berderet untuk menyalurkan energi listrik
melalui penghantar dari pusat listrik sampai ke konsumen. Tiang listrik didesain khusus
pada jaringan distribusi dan transmisi. Desain dari masing-masibg rating tegangan
berbeda-beda. Hal ini dikarenakan terdapat pengaruh mekanis yang berbeda dari setiap
jenis saluran. Gaya-gaya mekanis yang diterima oleh tiang perlu diperhatikan sebagai
pertimbangan perencanaan dan perawatan jaringan dengan tujuan agar umur dan
kualitas tiang sesuai dengan perencanaan. Dari kemungkinan yang terjadi, tiang akan
mendapatkan gaya-gaya mekanis sebagai berikut :
Besarnya gaya-gaya tersebut berbeda sesuai dengan fungsi tiang (tiang awal/ujung, tiang
tengah, tiang sudut) dan luas penghantar. Tiang baik tiang besi atau tiang beton
mempunyai kekuatan tarik (working load) sesuai standard yang berlaku saat ini yaitu 160
daN, 200 daN, 350 daN, 500 daN, 800 daN, 1200 daN dimana daN adalah deka Newton
atau setara dengan 1,01 kg gaya (massa x gravitasi)
Tiang didirikan mengikuti jalur saluran distribusi. Jarak antar tiang disebut gawang (span).
Terdapat beberapa uraian mengenai pengertian dari span :
a. Jarak gawang maksimum adalah jarak gawang terpanjang pada suatu saluran.
b. Jarak gawang rata-rata adalah jarak gawang rata-rata aritmatik
c. Jarak gawang ekivalen (Ruling span) adalah jarak gawang yang diukur berdasarkan
rumus
d. Jarak gawang pemberatan (weighted span) adalah jarak gawang antara dua titik
terendah dari penghantar pada 2 jarak gawang berurutan.
2
Berat Penghantar dan Gaya Berat Penghantar
Dalam kontruksi sistem transmisi distribusi, tiang menahan massa dari penghantar sejauh
dari penghantar antara tiang-tiang yang menyangga. Antara satu tiang dengan tiang
setelah atau sebelumnya perlu adanya perhitungan yang tepat agar selain dari efisiensi
pembangunan namun juga tetap memperhatikan kualitas dari jaringan. Penghantar yang
di sangga oleh tiang memiliki andongan atau sag. Sag atau andongan adalah jarak
antara garis lurus horizontal dengan titik terendah penghantar. Dari andongan ini
bertujuan sebagai toleransi penhantar yang bisa saja berubah karena perubahan suhu.
Berat penghantar dihitung berdasarkan panjang penghantar sebenarnya sebagai fungsi
dari jarak andongan dihitung dengan rumus sebagai berikut :
2
8s
L=α + dimana :
3a
L = panjang total penghantar [m]
a = jarak gawang [m]
s = panjang andongan/sag [m]
Menurut rumus diatas panjang andongan dan jarak gawang merupakan hal yang
mempengaruhi berat penghantar, tentu saja berdasarkan jenis penghantar yang
digunakan pula. Maka tak salah apabila tiang-tiang listrik selalu memilik pondasi yang
dalam dan kokoh serta dengan konstruksi sedemikian rupa agar kokoh menehan tekanan
yang diterima.
3
jika F pada t = 200C adalah nol. Pada keadaan tersebut, panjang penghantar sama dengan
jarak gawang sehingga gaya-gaya yang terjadi pada tiang adalah
Dengan kata lain tiang hanya mengalami regangan akibat gaya berat penghantar
sendiri yang pada kondisi ini sama dengan gaya berat penghantar pada titik sag terendah
pada suhu rata-rata siang hari
Pengaruh Angin
Angin merupakan aliran udara dalam jumlah besar yang disebabkan oleh rotasi bumi dan
perbedaan temperatur dan tekanan sehingga menyembabkan udara bergerak dari
tekanan tinggi ke tekanan rendah. Gaya dari angin ini apabila dalam jumlah besar dan
tiupan yang kencang bisa merobohkan sebuah pohon bahkan rumah. Dengan
pertimbangan ini maka perlu diadakannya perhitungan dari berbagai pertimbangan.
Apalagi beberapa jaringan transmisi khususnya di jawa melewati area pingiran dengan
tekanan angin dari laut yang cukup kencang. Pengaruh kekuatan hembus angin di
Indonesia diukur sebesar 80 daN/m2 oleh karena tiang/penghantar bulat dihitung 50%
nya atau 40 daN/m2. Gaya akibat hembusan angin ini terarah mendatar (transversal)
sebesar Fangin = 40 daN/m2 x [(diameter x L) +Luas penampang tiang] Dalam beberapa
hal faktor luas penampang tiang diabaikan.
Tabel-tabel berikut memberikan data karakteristik mekanis untuk berbagai jenis
penghantar dan luas penghantarnya :
T
abel 1. karakteristik penghantar Kabel Pilin inti Alumunium Tegangan Rendah (NFAAX-T) dengan
penggantung jenis Almelec (breaking capacity 1755 daN).
4
Tabel 2. Karakteristik penghantar All Alumunium Alloy Conductor (AAAC).
Modulus Young (elastisitas) = 6000 [hbar]
Koefisien ekspansi = 23 x 10-4 per 0C
Koefisien tahanan = 0.0036 per 0C
1. Saluran kabel telematika (fiber optik , kabel telekomunikasi, kabel vision, kabel
untuk internet dan lain-lain).
2. Saluran udara kabel kontrol dari unit pengatur distribusi PLN.
Pengaruh beban mekanis dan perhitungannya sama dengan saluran jaring distribusi
tenaga listrik PLN, yaitu memberikan gaya mekanis akibat regangan penghantar
(tensile stress), berat kabel dan tiupan angin. Komponen gaya mekanis yang paling
berbahaya adalah tensile stress, panjang kabel telekomunikasi pada saat temperatur
udara terendah 200C dan hembusan angin 40 daN/M2 tidak melebihi jarak antar tiang
(gawang) atau masih terhitung adanya sag/andogan. Tabel berikut memberikan hasil
hitungan pengaruh kabel tersebut
5
yang berdampingan. Namun tetap menerima gaya mekanis sebagai akibat tiupan angin.
Besarnya kekuatan angin adalah 40 daN/m2.
F = Fa x diameter kabel x panjang penghantar antara titik andongan dua gawang yang
berdampingan (weighted span)
6
Isolator tumpu dapat dipakai untuk konstruksi pada:
Kekuatan mekanis terbesar untuk sudut 45 o dengan penghantar AAAC 3 x 240 mm 2 adalah
sebesar 678 daN, kekuatan mekanis isolator 1250 daN. Pada sudut 15 0-300 sebesar 790
daN pada 2 isolator
Untuk tiap 1 set isolator jenis suspension terdiri atas 2 buah/2 piring sedangkan jenis long
rod 1 buah. Beban mekanis isolator ini adalah beban mekanis sebagaimana pada
isolator tiang ujung/awal.
7
dimana :
l : jarak horizontal [m]
h : perbedaan tinggi [m]
S1 : jarak andongan pada ½ gawang [m]
S2 : panjang andongan pada garis horizontal[m]
S : Jarak gawang [m]
T : regangan penghantar (daN)
W : berat penghantar (kg/m)
Pada dasarnya rumus diatas kurang aplikatif sehingga untuk menentukan titik
andongan sebaiknya dilakukan dengan memakai template.
8
Tabel data klasifikasi kondisi tanah untuk membuat berbagai macam pondasi tiang.
9
III. PENUTUP
Kesimpulan
Pembangunan kontruksi tiang untuk jaringan transmisi distribusi tentu memperhatikan
berbagai faktor sebagai pertimbangan seperti dari faktor elektris, non-elektris, dan faktor
alam. Hal ini perlu dilakukan mengingat pembangunan jaringan transmisi dan distribusi
merupakan pembangunan yang diharapkan dapat bertaha dalam jangka waktu yang lama
untuk keperluan sarana dan prasarana. Jadi perhitungan dengan memperhatikan faktor-
faktor lingkungan yang mempengaruhi kondisi tiang sangat perlu untu diperhatikan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Wibowo, Ratno dkk. 2010. Kriteria Disain Enjinering Kontruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik.
Jakarta : PT PLN (Persero)
Harwin Afianto, Dody.2015. “Studi Kelayakan Bahan Penghantar Saluran udara tegangan
menengah pada sistem distribusi tenga listrik 20 kV tipe AAC, AACS, AAAC-S Pada PT
PLN(Persero) Area Banyuwangi Rayon Genteng panyulang gamiran”.i.Fakultas Teknik,
Jurusan Teknik Elektro, Universitas Jember
11