Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TEKNIK PENERANGAN

“LAMPU NEON (FLUORESCENT LAMP)”

Dosen Pengampu :
Drs. Isdiyarto, M.Pd

Oleh :
1. Mei Vera Andani / 5301416013
2. Siti Suci Murni / 5301416014
3. Marlinda Fiky Harjanti / 5301416015
4. Mohamad Irja Mahardika / 5301416016
5. Rachono / 5301416017
6. Agung Dwi S.N. / 5301416019
7. Novi Ayuk Kusuma / 5301416020
8. Misbakhul Anam / 5301416021
9. Alim Mu’anifatun Nisa’ / 5301416022
10. Arum Hidayatul K. / 5301416023
11. M. Rizal Fachrudin / 5301416024

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia Nya sehingga penyusunan makalah dengan judul
“Makalah Teknik Penerangan Tentang Lampu Neon (Fluorescent Lamp)” guna memenuhi
tugas mata kuliah Teknik Penerangan.

Dalam proses penyelesaian makalah ini penulis banyak memperoleh bimbingan


dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Isdiyarto, M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah Teknik
Penerangan yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam penyelesaian
makalah ini,
2. Bapak, Ibu, dan keluarga tercinta yang dengan penuh cinta dan kasih sayangnya
telah banyak memberikan do’a, dukungan, dan motivasi secara materiil maupun
moril guna kelancaran penyelesaian makalah ini,
3. Dan rekan-rekan serta seluruh pihak yang tidak dapat saya sebut satu persatu yang
telah terlibat dan turut membantu dalam penyelasaian makalah ini, terima kasih
atas bantuan dan dukungan kalian semua.

Semoga amal, bantuan bimbingan dan do’a yang telah diberikan mendapat balasan
dari Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga
apa yang telah penulis selesaikan ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Semarang, 14 September
2018

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Sampul………………………………………………………………………. i

Kata Pengantar………………………………………………………………………… ii

Daftar Isi………………………………………………………………………………. iii

Bab I Pendahuluan…………………………………………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………… 1


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………... 2
1.3 Tujuan………………………………………………………………………….. 2

Bab II Isi dan Pembahasan…………………………………………………………….. 3

2.1 Sejarah Lampu Neon…………………………………………………………. 3


2.2 Definisi Lampu Neon………………………………………………………….3
2.3 Karakteristik dan Prinsip Kerja Lampu Neon …………………………….…..4
2.4 Komponen Lampu Neon dan Rangkaiannya………………………………….5
2.5 Warna Lampu…………………………………………………………………9
2.6 Perbedaan Lampu TL Fluorescnet dan TL LED……………………………10
2.7 Spesifikasi Lampu Neon…………………………………………………….11
2.8 Keuntungan dan Kekurangan Lampu Neon…………………………………12
2.9 Perhitungan Pencahayaan……………………………………………………12
2.10 Penggunaan Lampu Neon……………………………………………………14

Bab III Penutup………………………………………………………………………...15

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………..15

Daftar Pustaka………………………………………………………………………….16
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bola lampu terus berkembang sejak ditemukan hampir dua abad silam.
Tuntutan hemat energi memicu inovasi untuk menghasilkan lampu yang efisien
dalam memanfaatkan energi. Thomas Alva Edison, Amerika Serikat, pada 1870-
an menghasilkan bola lampu pijar. Cahaya lampu pijar berasal dari nyala filamen,
kawat tipis dari tungsten. Saat lampu dinyalakan, arus listrik memanaskan filamen
hingga suhu 2.200oC hingga filamen berpijar, supaya panas terkonsentrasi di
sekitar filamen, tungsten ditempatkan dalam bola lampu kedap udara. Sifat boros
lampu pijar mendorong ilmuwan dan perekayasa mencari bola lampu baru lebih
efisien terkait energi. Lahirlah lampu pendar atau lampu fluorosensi pada 1938.
Lampu ini paling banyak digunakan di Indonesia, baik tabung (tubular lamp/TL)
maupun kompak atau sebagian masyarakat menyebutnya lampu neon.
Fenomena pendaran (fosforesens) pada beberapa jenis batu dan material lain
selama ratusan tahun, bahkan sebelum dipahami cara kerjanya. Sejak pertengahan
abad XIX, eksperimen memperlihatkan suatu nyala terjadi dari bejana kaca hampa
udara yang dilewati arus listrik. Penjelasan pertama kali dilakukan sekitar
tahun 1845 oleh ilmuwan berkewarganegaraan Inggris, Sir George G. Stokes dari
Universitas Cambridge, beliau menamakan ini sebagai fluorescence dari
kata flourite, yaitu nama sebuah mineral yang dapat berpendar. Penjelasan ini
berdasarkan sifat alamiah listrik dan fenomena cahaya yang dikembangkan pada
tahun 1840-an oleh Michael Faraday dan James Clerk Maxwell, keduanya
ilmuwan dari Inggris.[1] Pada tahun 1857, seorang ilmuwan dari Perancis,
Alexandre E. Becquerel menginvestigasi dua macam fenomena pendaran
(fosforesens dan fluoresens). Dia berteori tentang pembuatan tabung pendaran
serupa dengan yang dibuat pada masa kini. Becquerel bereksperimen dengan
melapisi tabung vakum dengan material yang dapat berpendar dan kemudian
menjadi dasar pengembangan lampu pendar selanjutnya[2].
Karena peranan lampu sangat penting, maka industri menciptakan berbagai
macam produk & merk lampu. Lampu pijar sebagai sumber penerangan bagi
pemukiman ataupun komersial, akhir-akhir ini telah banyak digantikan oleh
Lampu TL (fluorescent lamp). Penerangan dengan lampu TL ini memiliki
kelebihan diantaranya memiliki cahaya yang lembut (tidak sakit dimata), cahaya
lebih terang, umur lebih panjang daripada lampu pijar

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas bahwa perkembangan
penerangan dan pencahayaan menjadi hal yang penting, sehingga permasalahan
yang akan dibahas meliputi:
1. Bagaimana sejarah dari lampu neon ?
2. Bagaimana cara kerja dari lampu neon dan rangkaiannya ?
3. Apa saja fungsi dan kegunaan dari lampu neon ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah tentang lampu neon atau lampu TL pada
teknik penerangan ini adalah untuk mengetahui lebih dalam jenis-jenis lampu dan
fungsi kegunaan masing-masing jenis lampu pada teknik penerangan baik di
dalam ruangan maupun di luar ruangan. Tujuan dari makalah ini spesifiknya
adalah untuk:
1. Mengetahui sejarah lampu neon
2. Mengetahui cara kerja dan rangkaian dari lampu neon
3. Mengetahui fungsi dan kegunaan lampu neon
BAB II ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Lampu Neon


George Claude, lahir 4 September 1870, di kota Paris. Ia adalah pencetus
atau penemu lampu neon. Awal cerita pada tahun 1902, insinyur dan ahli kimia
ini berusaha mengembangkan aliran listrik ke dalam tabung gas neon. Ia berhasil
membuat lampu neon (neon berasal dari bahasa Yunani neos yang berarti gas
baru), berwarna merah. Karena merasa tertarik, ia lalu menambah jumlah tabung
dan mengisinya dengan neon. Setelah itu ia mendapatkan tabung neon yang
sesungguhnya untuk pertama kalinya. Pada awalnya lampu buatan Georges
Claude ini memiliki panjang sekitar 38 kaki (sekitar 115cm). Setelah itu Claude
mengembangkan teknologi neon buatannya itu. Ia menemukan elektroda –
elektroda non reaktif yang cukup untuk menangani gempuran ion tanpa
membuatnya panas. Temuan itu membuka cakrawala bagi perawatan tabung –
tabung neon sehingga menjadi awet digunakan. Ia juga mulai mencoba
memperkecil dimensi lampunya itu mengatur ulang tempat penyimpanan dan
penyaluran gas serta memperkecil ukuran transformer lampunya. Di puncak
karirnya, Georges Claude sempat membuat pusat listrik tenaga KEPL di Teluk
Matanzas dekat Kuba, tahun 1930. Pusat tenaga listrik ini dengan daya 22KW
hanya dapat bekerja selama dua minggu karena dihancurkan oleh angina topan
sehingga pipa untuk masuknya air rusak total. Proyek itu kemudian dihentikan,
dan lima tahun kemudian Claude membangun pembangkit lain di pantai Brazil,
namun projek tersebut mengalami nasib yang sama hancur oleh cuaca dan
ombak.

2.2 Definisi Lampu Neon


Lampu neon (Fluorescent Lamp) atau biasa disebut dengan Lampu TL
adalah lampu listrik yang memanfaatkan gas neon dan terdiri dari tabung kaca
yang dilapisi di dalamnya dengan zat lapisan fluorescent sebagai pemendar
cahaya pada saat dialiri arus listrik. Lampu neon terdiri dari sebuah tabung kaca
panjang yang menyegel komponen bagian dalam dari atmosfer. Komponen-
komponen di dalam meliputi dua elektroda yang memancarkan aliran elektron,
uap merkuri, yang merupakan sumber radiasi ultraviolet, gas argon, yang
membantu dalam memulai lampu dengan kompak lampu hemat energi neon
yang mengandung ballast. Berikut ini contoh spesifikasi lampu neon :

Gambar 2.1 Spesifikasi Lampu Neon


Sumber : toko Depo LED blu http://www.depo-led.com/led-neon

2.3 Karakteristik dan Prinsip Kerja Lampu Neon


Ketika tegangan AC 220V di hubungkan ke satu set lampu TL maka
tegangan diujung-ujung starter akan menyebabkan gas neon di dalam tabung
starter menjadi panas (terionisasi) sehingga starter yang kondisi normalnya
adalah normally open ini akan menjadi closed sehingga gas neon di dalamnya
dingin (deionisasi) dan dalam kondisi starter closed ini terdapat aliran arus yang
memanaskan filamen tabung lampu TL sehingga gas yang terdapat didalam
tabung lampu TL ini terionisasi.
Pada saat gas neon di dalam tabung starter sudah cukup dingin maka
bimetal di dalam tabung starter tersebut akan open kembali sehingga ballast akan
menghasilkan spike tegangan tinggi yang akan menyebabkan terdapat lompatan
elektron dari kedua elektroda dan memendarkan lapisan fluorescent pada tabung
lampu TL tersebut. Perstiwa ini akan berulang ketika gas di dalam tabung lampu
TL tidak terionisasi penuh sehingga tidak terdapat cukup arus yang melewati
filamen lampu neon tersebut. Lampu neon akan tampak berkedip. Selain itu jika
tegangang induksi dari ballast tidak cukup besar maka walaupun tabung neon TL
tersebut sudah terionisasi penuh tetap tidak akan menyebabkan lompatan
elektron dari salah satu elektroda tersebut. Besarnya tegangan spike yang
dihasilkan oleh trafo ballast dapat ditentukan oleh persamaan 2.1 :
V = L di/dt ………………………………………………………….(2.1)
Jika proses starting up yang pertama tidak berhasil maka tegangan
diujung-ujung starter akan cukup untuk menyebabkan gas neon di dalamnya
untuk terionisasi (panas) sehingga starter closed. Dan seterusnya sampai lampu
TL ini masuk pada kondisi steady state yaitu pada saat impedansinya turun
menjadi ratusan ohm . Impedansi dari tabung akan turun dari dari ratusan
megaohm menjadi ratusan ohm saja pada saat kondisi steady state. Arus yang
ditarik oleh lampu TL tergantung dari impedansi trafo ballast seri dengan
impedansi tabung lampu TL. Selain itu karena tidak ada sinkronisasi dengan
tegangan input maka ada kemungkinan pada saat starter berubah kondisi dari
closed ke open terjadi pada saat tegangan AC turun mendekati nol sehingga
tegangan yang dihasilkan oleh ballast tidak cukup untuk menyebabkan lompatan
elektron pada tabung lampu TL.

2.4 Komponen Lampu Neon dan Rangkaiannya


1. Ballast Elektronik
Secara umum ballast berfungsi memberikan sumber tegangan AC 220 volt
dari PLN untuk menyalakan lampu TL. Prinsip kerja rangkaian ballast adalah
dengan mengubah tegangan listrik AC 220 Volt dari PLN mejadi tegangan
AC 500 hingga 800 Volt dengan frekuensi 20 hingga 60 KHz.
Ada dua jenis ballast yakni ballast trafo dan ballast elektronik. Ballast
elektronika merupakan pengembangan dari ballast trafo dengan beberapa
bagian seperti starter kapasitor, DC to AC converter, dan rectifier. Berikut
fungsi dari masing-masing bagian ballast elektronik tersebut.
1. Starter Kapsitor
Starter merupakan komponen penting pada sistem lampu TL ini
karena starter akan menghasilkan suatu pulsa trigger agar ballast dapat
menghasilkan spike tegangan tinggi. Starter merupakan komponen
bimetal yang dibangun di dalam sebuah tabung vacuum yang biasanya
diisi dengan gas neon.Bagian tersebut berfungsi untuk menyalakan
lampu TL (fluorescent) saat pertama kalinya. Bagian ini sebenarnya
tidak wajib, karena untuk ballast elektronik dengan frekuensi tinggi
tidak memerlukan bantuan starter.
2. DC to AC Converter
Bagian yang satu ini memiliki fungsi mengubah tegangan HVDC 320
Volt menjadi tegangan yang lebih tinggi, yakni AC 500 - 800 Volt
dengan frekuensi 20 hingga 60 KHz.
3. Rectifier
Bagian rectifier ini memiliki fungsi mengubah tegangan listrik bolak-
balik AC 220 volt yang berasal dari PLN menjadi tegangan searah
(DC) tinggi (High Voltage DC /HVDC) 320 volt. Jadi fungsi dari
rectifier ini kebalikan dari fungsi bagian DC to AC converter.
Efisiensi Lampu TL dibandingkan Lampu Pijar. Sebagai contoh,
sebuah penelitian menunjukkan bahwa 32 watt lampu TL akan
mengjasilkan cahaya sebesar 1700 lumens pada jarak 1 meter
sedangkan 75 watt lampu bolam biasa (lampu bolam dengan filamen
tungsten) menghasilkan 1200 lumens. Atau dengan kata lain
perbandingan effisiensi lampu TL dan lampu bolam adalah 53 : 16.
Effiesiensi disini didefinisikan sebagai intensitas cahaya yang
dihasilkan dibagi dengan daya listrik yang digunakan.

Blok Diagram Lampu TL Standar

Operasional lampu TL standar hanya membutuhkan komponen yang


sangat sedikit yaitu : Ballast (berupa induktor), starter, dan sebuah
kapasitor (pada umumnya tidak digunakan) dan sebuah tabung lampu TL.
Konstruksi ini dapat dilihat pada gambar diatas. Tabung lampu TL ini diisi
oleh semacam gas yang pada saat elektrodanya mendapat tegangan tinggi
gas ini akan terionisasi sehingga menyebabkan elektron-elektron pada gas
tersebut bergerak dan memendarkan lapisan fluorescent pada lapisan
tabung lampu TL.
Prinsip Kerja Ballast Elektronik
Pada prinsipnya kontroller lampu TL (sering disebut sebagai ballast
elektronic) terdiri dari komponen yang memberikan arus dengan frekuensi
tinggi di atas 18KHz. Frekuensi yang biasa dipakai adalah frekuensi
20KHz sampai 60KHz.
Ballast elektronik ini mempunyai beberapa keuntungan yaitu :
- Meningkatkan rasio perbandingan konversi daya listrik ke cahaya yang
dihasilkan.
- Tidak terdeteksinya kedipan oleh mata karena kedipannya terjadi pada
frekuensi yang sangat tinggi sehingga tidak dapat diikuti oleh
kecepatan mata.
- Ballast elektronik ringan.
Pada elektronik ballast terdapat 3 macam tipe yang sering digunakan
yaitu :
1. Flyback inverter
2. Rangkaian Current source Resonant
3. Rangkaian Voltage source resonant

Blok Diagram Ballast Elektronik

transistor power BUL45.


Jenis – jenis elektronik ballast diantaranya :

1. Flyback Inverter
Tipe ini tidak terlalu populer karena adanya pendekatan transien tegangan
tinggi, sehingga berdampak langsung dengan penggunaan tegangan
rangkaian tegangan tinggi, begitu pula dengan penggunaan komponen-
komponen transistor untuk tegangan tinggi. Selain itu rangkaian flyback
akan menurunkan efisiensi transistor karena kerugian pada saat switching.
Kerugian yang utama yaitu flyback inverter akan menghasilkan tegangan
berbentuk kotak dan arus berbentuk segitiga. Tegangan dengan bentuk
gelombang seperti ini tidak cukup baik untuk lampu TL. Rangkaian ini
dapat menghasilkan sinyal berbentuk sinus, jika ditambahkan komponen
induktor dan kapasitor. Blok diagram flyback inverter seperti pada gambar
2.2 (Elektro Indonesia, 1994).

Gambar 2.2 Flyback Konverter


2. Rangkaian Current Source Resonant
Rangkaian dengan menggunakan teknik ini membutuhkan komponen
tambahan induktor yang dinamakan feed choke. Komponen ini juga harus
menggunakan transistor tegangan tinggi. Oleh karena itu, rangkaian ballast
elektronik ini membutuhkan biaya yang lebih tinggi. Komponen transistor
yang digunakan harus mempunyai karakteristik tegangan breakdown (VBR)
harus lebih besar dari 784 volt dan harus mampu mengalirkan arus kolektor
sebesar 1 sampai 2A. Gambar 2.3 adalah blok diagram rangkaian current
source resonant (Elektro Indonesia, 1994).

Gambar 2.3 Current Source Resonant


3. Rangkaian Voltage Source Resonant
Rangkaian ini paling banyak dipakai oleh berbagai industri ballast elektronik
saat ini. Tegangan AC sebagai tegangan suplai disearahkan dengan
menggunakan bridge DR dan akan mengisi kapasistor bank C1. C1 akan
menjadi sumber tegangan DC untuk tabung lampu TL. Sebuah input filter
dibentuk untuk mencegah rangkaian dari tegangan transien dari tegangan
suplai PLN dan melemahkan berbagai sumber noise EMI (Electro Magnetic
Interferrence) yang dihasilkan oleh frekuensi tinggi dari tabung lampu TL.
Filter input ini dibentuk dengan rangkaian induktor dan kapasitor. Blok
diagram rangkaian ini dapat dilihat pada gambar 2.4 (Elektro Indonesia,
1994).
Gambar 2.4 Voltage Source Resonant

Input filter ini harus mempunyai spesifikasi yang baik karena harus dapat
mencegah interferensi gelombang radio sehingga di Amerika input filter ini
harus mempunyai sertifikat FCC. Frekuensi resonansi yang dihasilkan dapat
ditentukan dengan menggunakan persamaan 2.2.

2.5 Warna Lampu


Di bawah ini merupakan gas pada tabel lampu tabung dengan warna cahaya yang
dihasilkannya :

2.6 Perbedaan Lampu TL Fluorescent dan Lampu TL LED


Istilah TL adalah kepanjangan dari “Tube Luminescent” atau juga ada yang
menyebutkannya “Tube Lamp” yaitu Lampu Penerang yang berbentuk “Tube”
atau Tabung. Dalam kehidupan sehari-hari, dapat kita temukan 2 jenis Teknologi
pada Lampu TL (Tube Lamp) yakni Teknologi Fluorescent (Neon) dan Teknologi
LED (Light Emitting Diodes).

Perbedaan Lampu TL Fluorescent Lampu TL LED


Lampu berbentuk tabung hampa dengan
Lampu penerang yang berbentuk tabung
kawat pijar dikedua ujungnya (Elektroda),
(Tube) dengan menggunakan Teknologi
Tabung tersebut diisi dengan Merkuri dan
LED (Light Emitting Diode) sebagai
gas argon yang bertekanan rendah. Tabung
pemancar sinar cahaya. Pada umumnya
lampunya terbuat dari gelas dilapisi oleh
Lampu TL LED terdiri dari puluhan
lapisan fosfor (phosphor). Saat dialiri arus
hingga ratusan LED didalamnya. Lampu
listrik, elektroda akan memanas dan
LED memiliki banyak keunggulan. Salah
menyebabkan elektron-elektron berpindah
satu keunggulan Lampu TL LED adalah
tempat dari satu ujung ke ujung lainnya.
dapat menghemat listrik sampai 60% dari
Cara Kerja Energi listrik tersebut juga akan
pemakaian Lampu TL Neon atau TL
mengakibatkan Merkuri yang sebelumnya
Fluorescent karena tidak memerlukan
adalah cairan berubah menjadi gas.
Starter dan Ballast yang pada kenyataanya
Perpindahan elektron akan bertabrakan
juga dapat mengkonsumsi listrik yang
dengan atom merkuri sehingga energi
lebih banyak (terutama pada Ballast jenis
elektron akan meningkat ke level yang
induktif).
lebih tinggi. Elektron-elektron akan
melepaskan cahaya saat energi elektron-
elektron tersebut kembali ke level
normalnya.

Rangkaian
Konversi
TL Neon
ke TL LED

2.7 Spesifikasi Lampu Neon

2.8 Keuntungan dan Kekurangan Lampu Neon


Keuntungan :
1. Cahaya yang dihasilkan lebih putih sehingga terkesan lebih terang jika
dibandingkan dengan lampu pijar
2. Panas yang dihasilkan sangat rendah disbanding lampu pijar
3. Cahaya dapat memencar lebih rata dibanding lampu pijar
4. Apabila rusak masih dapat diperbaiki
5. Lebih hemat daya dibanding lampu pijar

Kekurangan :

1. Mempunyai CRI (color rendering index) yang rendah


2. Efek cahaya terhadap warna asli atau suatu benda/objek terlihat kurang sama

2.9 Perhitungan Pencahayaan


 Candela, satuan pencahayaan yang merupakan besar pencahayaan lilin.
 Lumen, satuan pencahayaan yang menyatakan seberapa besar pencahayaan
yang dihasilkan dari satu sumber cahaya
 Lux, satuan pencahayaan yang menyatakan nilai besaran pencahayaan yang
ada dalam suatu ruangan yang mendapatkan pencahayaan dari suatu sumber
cahaya.
 Rumus menentukan jumlah lampu :
2.10 Penggunaan Lampu Neon
Dalam arsitektur, pencahayaan lampu neon lebih sering digunakan untuk efek-
efek khusus. Seperti pencahayaan ceruk (cove), pencahayaan bentuk luar
bangunan, dan pemberian aksen warna, terutama pada pencahayaan gedung
kasino dan pencahayaan komersial.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Lampu neon merupakan lampu listrik yang terdiri dari tabung kaca,
dilapisi di dalam dengan zat fluorescent. Lampu neon menghasilkan 3,5 kali lebih
terang per watt, memiliki waktu hidup lebih lama dan biaya pembuatan yang lebih
rendah dari lampu pijar. Lampu neon terdiri dari sebuah tabung kaca panjang yang
menyegel komponen bagian dalam dari atmosfer. Komponen-komponen dalam
meliputi dua elektroda yang memancarkan aliran elektron, uap merkuri, yang
merupakan sumber radiasi ultraviolet, gas argon, yang membantu dalam memulai
nyala lampu dengan bantuan ballast.
Berikut perbandingan Lampu LED, Neon dan Lampu Pijar

Perbandingan LED Neon Pijar


DAFTAR PUSTAKA

[1]
(Inggris) Gribben, John (2004). The Scientists: A History of Science Told Through the

Lives of Its Greatest Inventors (dalam bahasa Inggris). Random House. hlm. 424–
432. ISBN 978-0812967883. Diakses pada tanggal 13-9-2018

[2]
(Inggris) Mary Bellis (2007). "The History of Fluorescent Lights". About.com. Diakses

tanggal 15-9-2018

Perusahaan Hannochs. 2015. Diakses pada laman


http://www.hannochs.com/id/template-item/tabel-konversi/ pada 16-9-2018

Karlen, Mark, James Benya. 2007. Lighting Design Basics (Dasar-dasar Desain
Pencahayaan). Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai