Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MAQASHID SYARI’AH SEBAGAI DOKTRIN DAN METODE


Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ushul Fiqih dan Qawaidh Fiqhiyyah
Dosen pengampu: Drs. Materan, M.HI

Dibuat oleh:
HTN 2
Kelompok 2
Annisa Nuur Habiibah (2221609041)
Miftahul Saida (2221609008)
Ibnu Syafiq (2221609013)
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS
SAMARINDA
TAHUN PEMBELAJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Pertama-tama dan paling utama, puji syukur kami berikan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, Allah SWT yang dengan izin-Nya lah, kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam kami haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW, yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan menuju
zaman terang-benderang seperti saat ini.Kami senang dan bangga dengan pencapaian
dalam membuat makalah yang berjudul “MAQASHID SYARI’AH SEBAGAI
DOKTRIN DAN METODE” ini.

Tentunya dalam menyelesaikan makalah, terdapat banyak tantangan yang


harus kami hadapi, walau begitu rasa susah payah menghadapinya terbayarkan
dengan selesainya makalah.Tidak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu pembuatan makalah, teman-teman anggota
kelompok, dan juga para penulis buku dan jurnal yang menjadi sumber di dalam
makalah ini.

Kami menyadari adanya keterbatasan waktu dan sumber daya dalam


pembuatan makalah, yang membuatnya memiliki beberapa kekurangan seperti
banyaknya hal yang tidak mampu kami tulis dalam makalah. Walau begitu, kami
percaya dengan adanya makalah ini, dapat membantu pembaca mendapatkan
pengetahuan dan inspirasi yang akan berguna di kemudian hari.

Kamis, 28 September 2023

ii
Kelompok 2

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB 1............................................................................................................................1
PEMBUKAAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................................1
BAB 2............................................................................................................................2
PEMBAHASAN............................................................................................................2
A. Pengertian Maqashid Syari’ah............................................................................2
B. Maqashid Syari’ah Sebagai Doktrin...................................................................3
C. Maqashid Syari’ah Sebagai Metode...................................................................4
BAB 3............................................................................................................................5
PENUTUP.....................................................................................................................5
A. Kesimpulan.........................................................................................................5
B. Saran...................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................6

iv
BAB 1

PEMBUKAAN
A. Latar Belakang

Adanya maqasid syari’ah adalah sebagai tanda dan petanda adanya dialektika
antara teks (nash) dengan realitas.Pengetahuan mengenai maqasid syari’ah bertujuan
memahami teks dengan memahami tujuan dari teks mengeluarkan dalalah-nya,
karena pengetahuan tentang syari’ah melahirkan pengetahuan tentang maqashid.

Allah mensyari’atkan hukum Islam untuk memelihara ke- maslahatan


manusia, sekaligus untuk menggindari mafsadat baik di dunia maupun di akhirat.
Hukum Islam merupakan hukum yang dianut dan dijalankan oleh masyarakat Islam
berdasarkan pada hukum syara’, illat-illat dan hikmah pembuatannya, dengan kata
lain hukum Islam harus sejalan dengan maqasid syari’ah yang senantiasa berdasarkan
pada kemaslahatan manusia.

Perlindungan terhadap kemaslahatan manusia, menurut al-Thufi adalah tujuan


utama Islam atau sumber utama tujuannya (qutb maqshud al-syar’i). Oleh karenanya,
dalam permasalahan-permasalahan hukum, kemaslahatan manusia menempati urutan
pertama. Artinya, ia memiliki prioritas atas seluruh sumber hukum lainnya termasuk
al-Qur’an, al- Sunah, dan Ijma’. At-Thufi menegaskan, dimana saja teks keagamaan
(al-Qur’an, al-Sunah, dan Ijma’) tidak selaras dengan kemaslahatan manusia, maka
mashlahat harus diberi prioritas lebih dibandingkan teks.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Maqashid Syari’ah


2. Maqashid Syari’ah Sebagai Metode
3. Maqashid Syari’ah Sebagai Doktrin

1
C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui Pengertian dari Maqashid Syari’ah


2. Menjelaskan Maqashid Syari’ah Sebagai Sebuah Metode
3. Menjelaskan Maqashid Syari’ah Sebagai Sebuah Doktrin

2
BAB 2

PEMBAHASAN
A. Pengertian Maqashid Syari’ah

Maqasid Syari’ah terdiri dari 2 kata, yaitu Maqashid dan Syari’ah. Maqashid
‫ مقاصد‬berarti tujuan atau target. Sedangkan Syari’ah berarti jelas, jalan menuju ke air,
jalan terbentang lurus. Pemakaian kata al-syariah dengan arti tempat tumbuh dan
sumber mata air bermakna bahwa sesungguhnya air merupakan sumber kehidupan
manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan.1

Dengan demikian definisi maqashid syari’ah adalah upaya manusia untuk


mendapatkan solusi sempurna dan sesuai dengan sumber utama ajaran Islam. Definisi
maqashid syari’ah menurut para ulama modern adalah :

1. Ibnu Asyur

Hal-hal yang dikehendaki syari’ (Allah) untuk merealisasikan tujuan-tujuan


manusia yang bermanfaat, atau untuk memlihara kemaslahatan umum mereka dalam
tindakan-tindakan mereka secara khusus.2

2. ‘Allal Al-Fasi

Maqashid syariah adalah tujuan syariah dan rahasia yang ditetapkan oleh
Syari’ yaitu Allah SWT pada setiap hukum dari hukum hukumnya.

3. Ar- Raisuni

Tujuan-tujuan yang ditetapkan oleh Syariah demi untuk kemaslahatan hamba.

4. Wahbah Az-Zuhaili

1
“Maqashid Syariah,” Hukum Islam 2, no. 4 (2002): 59–70.
2
SULAEMAN SULAEMAN, “Signifikansi Maqashid Asy-Syari’Ah Dalam Hukum
Ekonomi Islam,” DIKTUM: Jurnal Syariah Dan Hukum 16, no. 1 (2018): 98–117,
https://doi.org/10.35905/diktum.v16i1.524.

3
Makna-makna serta sasaran-sasaran yang disimpulkan pada semua hukum
atau pada kebanyakannya, atau tujuan dari syariat serta rahasia-rahasia ditetapkan
Syari’ (Allah SWT) pada setiap hukum dari hukum-hukumnya.

Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa maqashid al-


syariah itu adalah rahasia-rahasia dan tujuan akhir yang hendak diwujudkan oleh
Syar’i dalam setiap hukum yang ditetapkanNya.

B. Maqashid Syari’ah Sebagai Doktrin

Maqashid syari’ah merupakan tujuan dan kiblat dari hukum syara’, semua
mujtahid harus menghadapkan perhatiannya ke sana. Maqashid al-syariah yang
merupakan penelusuran terhadap tujuan-tujuan Allah SWT.

Ketika tujuan-tujuan tersebut diketahui oleh mujtahid, atas dasar itulah


dilakukan pemahaman hukum islam dan untuk selanjutnya digunakan dalam
pengembangan hukum islam dalam rangka menjawab permasalahan hukum islam
yang baru.

Menurut al-Syatibi, pada dasarnya syariat ditetapkan untuk mewujudkan


kemaslahatan hamba (mashalih al-‘ibad), baik di dunia maupun di akhirat.
Kemaslahatan inilah, dalam pandangan beliau, menjadi maqasid al-Syari’ah. Untuk
mewujudkan kemaslahatan tersebut al-Syatibi membagi Maqasid menjadi tiga
tingkatan, yaitu :

1. Al-maqasyid ad-daruriyat, artinya kebutuhan yang mendesak. Dapat dikatakan


aspek-aspek kehidupan yang sangat penting dan pokok. Berikut pembagian 5
maqashid syari’ah :
1) Memelihara Agama, melindungi agama merupakan hak memeluk dan
meyakini seseorang boleh dan berhak memeluk agama yang diyakini
secara bebas dan tanpa gangguan.

4
2) Melindungi Jiwa, Islam sangat menghargai nyawa seseorang, bukan
hanya nyawa pemeluk Islam, bahkan meski nyawa orang kafir atau
orang jahat sekali pun. Adanya ancaman hukum qishash menjadi
jaminan bahwa tidak boleh menghilangkan nyawa.
3) Memelihara akal, agama islam mensyariatkan pengharaman meminum
khamar dan segala yang memabukan dan mengenakan hukuman
terhadap orang yang meminumnya atau menggunakan segala yang
memabukan.
4) Memelihara Keturunan, Agama Islam mensyariatkan hukuman bagi
seseorang yang berzina. Hal ini dilakukan untuk melindungi keturunan
karena dapat memberikan dampak negatif.
5) Melindungi Harta, Maqashid syariah untuk melindungi harta menjamin
bahwa setiap orang berhak memiliki kekayaan harta benda dan
merebutnya dari orang lain merupakan hal yang dilarang. Baik dalam
bentuk pencurian, korupsi, dan lain sebagainya.3
2. Al- Maqasyid al-hajiyat, artinya kebutuhan. Secara ringkas berarti aspek-
aspek hukum yang dibutuhkan untuk meringankan beban, sehingga hukum
tersebut dapat berjalan sebaik mungkin.
3. Al- Maqasyid at-tahsiniyyat, secara bahasa berarti hal-hal penyempurna
Menunjuk pada aspek-aspek hukum seperti anjuran untuk memerdekakan
budak, berwudhu sebelum shalat, dan bersedekah kepada orang miskin.

Dari tingkatan diatas daruriyat mengandung kepastian, tidak dapat dibatalkan.


Dua kategori lainnya secara structural hanya pelengkap dari daruriyat.

C. Maqashid Syari’ah Sebagai Metode

3
PONPES Al Hasanah Bengkulu, “Mengenal Maqashid Syariah, Pengertian Dan Bentuk-
Bentuknya - PONPES Al Hasanah Bengkulu,” Ponpes , 2022,
https://ponpes.alhasanah.sch.id/pengetahuan/mengenal-maqashid-syariah-pengertian-dan-
bentuk-bentuknya/.

5
Maqashid Syari’ah sebagai metode dimaksudkan sebagai analisi untuk
membaca kenyataan yang ada di sekeliling. Masalah yang utama yang mendorong
ulama merumuskan berbagai teori dan ijtihad adalah terbatasnya dalil dalil hukum
yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Sunnah Nabi SAW, sedangkan permasalahan
yang dihadapi umat tidak pernah habis habisnya. Kandungan Maqashid ayrai’ah
adalah kemaslahatan. maslahat dalam tinjauan syari’at ada tiga macam, yaitu
maslahah mu’tabarah, maslahah mulghah, dan maslahah mursalah.4

Maslahah yang pertama diketahui dengan adanya nash yang menjelaskannya


sebagaimana contoh-contoh ayat-ayat hukum yang ada dalam al-Qur‟an. Maslahah
kedua adalah maslahah yang ada dalam nash namun kemaslahatannya lebih kecil bila
dibandingkan dengan kemafsadatannya. Contoh yang sering diajukan adalah tentang
khamar. Sedangkan maslahah yang terakhir adalah maslahah yang tidak ada nash
secara eksplisit menyebutkannya tetapi masuk dalam ruang lingkup pembahasan dan
tujuan syari’at.

Menurut Syatubu maslahat dapat dilihat dari 2 sudut pandang : Maqashid al-
Syari’ (Tujuan Tuhan), Maqashid al-Mukallaf (Tujuan Mukallaf). Sedangkan
Maqashid Syar’ah dalam arti Maqashid al-Syar’i mengandung empat aspek :

1. Tujuan awal dari syariat yakni kemaslahatan manusia di dunia dan akhirat
2. Syariat sebagai sesuatu yang harus dipahami
3. Syariat sebagai suatu hukum taklif yang harus dilakukan
4. Tujuan syariat adalah membawa manusia ke bawah nanungan hukum.

4
N Ma’rifah, “Menggali Dan Menemukan Konsep Maqasid Syari’ah Dalam Pohon Ilmu
Hukum Indonesia,” E-Journal.Metrouniv.Ac.Id 16, no. 02 (2019): 248–64, https://e-
journal.metrouniv.ac.id/index.php/istinbath/article/view/1707%0Ahttps://e-
journal.metrouniv.ac.id/index.php/istinbath/article/download/1707/1395.

6
BAB 3

PENUTUP
A. Kesimpulan

Maqashid Syari’ah adalah konsep yang penting dalam Islam yang mengacu
pada tujuan dan tujuan yang ingin dicapai oleh hukum syariah. Tujuan utama dari
Maqashid Syari’ah adalah untuk mewujudkan kemaslahatan manusia di dunia dan
akhirat. Definisi Maqashid Syari’ah menurut para ulama modern mencakup ide
bahwa setiap hukum syariah memiliki rahasia dan tujuan akhir yang ditetapkan oleh
Allah SWT.
Konsep Maqashid Syari’ah juga digunakan sebagai doktrin dalam hukum
Islam. Sebagai metode, Maqashid Syari’ah membantu para ulama dalam menganalisis
realitas di sekitar mereka. Terbatasnya dalil hukum dalam Al-Qur'an dan Sunnah
Nabi SAW mendorong penggunaan Maqashid Syari’ah untuk memahami
kemaslahatan dalam berbagai konteks.
Maqashid Syari’ah memiliki empat aspek yang mencakup tujuan awal syariat,
pemahaman syariat, pelaksanaan syariat sebagai hukum taklif, dan tujuan akhir
syariat untuk membawa manusia ke bawah perlindungan hukum. Ini adalah kerangka
kerja penting dalam pemahaman dan pengembangan hukum Islam.

B. Saran

Semoga makalah kali ini dapat menambah wawasan para pembaca sehingga
konsep-konsep yang dibahas dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari. Jika ada yang
ingin dipertanyakan seputar makalah yang dibahas dapat ditanyakan langsung kepada
para anggota kelompok.

7
DAFTAR PUSTAKA
Ma’rifah, N. “Menggali Dan Menemukan Konsep Maqasid Syari’ah Dalam Pohon
Ilmu Hukum Indonesia.” E-Journal.Metrouniv.Ac.Id 16, no. 02 (2019): 248–64.
https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/istinbath/article/view/
1707%0Ahttps://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/istinbath/article/
download/1707/1395.
“Maqashid Syariah.” Hukum Islam 2, no. 4 (2002): 59–70.
PONPES Al Hasanah Bengkulu. “Mengenal Maqashid Syariah, Pengertian Dan
Bentuk-Bentuknya - PONPES Al Hasanah Bengkulu.” Ponpes , 2022.
https://ponpes.alhasanah.sch.id/pengetahuan/mengenal-maqashid-syariah-
pengertian-dan-bentuk-bentuknya/.
SULAEMAN, SULAEMAN. “Signifikansi Maqashid Asy-Syari’Ah Dalam Hukum
Ekonomi Islam.” DIKTUM: Jurnal Syariah Dan Hukum 16, no. 1 (2018): 98–
117. https://doi.org/10.35905/diktum.v16i1.524.

Anda mungkin juga menyukai