Anda di halaman 1dari 11

ESENSI KURIKULUM

DALAM PENDIDIKN ISLAM


Materi Ini Dibuat Dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Tambahan
Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu :
Dr. H. Achmad Effendi, Lc. MA.

Disusun Oleh :
KHATIM

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AQIDAH USYMUNI
SUMENEP 2021
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN_________________________________________3

A. Latar Betakang Masalah______________________________________3

B. Tujuan dan Kegunaan Penulisan_______________________________3

BAB II PEMBAHASAN__________________________________________4

A. Pengertian Kurikulum Dalam Pendidikan Islam__________________4

B. Hakikat Kurikulum Dalam Pendidikan Islam____________________5

1._Asas Agama_______________________________________________6

2._Asas Falsafah______________________________________________6

3._Asas Psikologis____________________________________________6

4._Asas Sosial________________________________________________6

C. Karakteristik Kurikulum Pendidikan Islam____________________7

BAB III PENUTUP_______________________________________________10

A. Kesimpulan_______________________________________________10

DAFTAR PUSTAKA______________________________________________11

2
BAB I

PENDAHULUAN

Dalam pendidikan Islam kurikulum merupakan salah satu komponen yang


sangat menentukan dalam suatu sistem pendidikan, karena itu kurikulum
merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman
dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan.

Salah satu tugas dari filsafat pendidikan Islam adalah memberikan arah bagi
tercapainya tujuan pendidikan Islam. Tujuan pendidikan Islam yang hendak
dicapai harus direncanakan melalui kurikulum pendidikan. Oleh karena itu,
kurikulum merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pendidikan pada
lembaga pendidikan Islam. Dengan demikian, akan menjadi jelas dan terencana
bagaimana dan apa yang harus diterapkan dalam proses belajar-mengajar yang
dilakukan pendidik dan anak didik. Dalam kurikulum, tidak hanya dijabarkan
serangkaian ilmu pengetahuan yang harus diajarkan oleh pendidik (guru) kepada
anak didik, tetapi juga segala kegiatan yang bersifat kependidikan yang dipandang
perlu karena mempunyai pengaruh terhadap anak didik dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan Islam.

A. Latar Belakang Pembahasan


1. Apa Pengertian Kurikulum Dalam Pendidikan Islam?
2. Apakah Hakikat Kurikulum Dalam Pendidikan Islam
3. Apa Karakteristik Kurikulum Pendidikan Islam?

B. Tujuan dan Kegunaan Penulisan


1. Biar mengetahui Pengertian Kurikulum Dalam Pendidikan Islam?
2. Biar mengetahui Hakikat Kurikulum Dalam Pendidikan Islam
3. Biar mengetahui Karakteristik Kurikulum Pendidikan Islam

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum Dalam Pendidikan Islam


Pendidikan Islam secara fungsional adalah merupakan upaya manusia muslim
merekayasa pembentukan al-insan al-kamil melalui penciptaan situasi interaksi
edukatif yang kondusif.[1] Dalam posisinya yang demikian, pendidikan Islam
adalah model rekayasa individual dan sosial yang paling efektif untuk
menyiapkan dan menciptakan bentuk masyarakat ideal ke masa depan. Sejalan
dengan konsep perekayasaan masa depan ummat, maka pendidikan Islam harus
memiliki seperangkat isi atau kegiatan yang akan ditransformasi kepada peserta
didik agar menjadi milik dan kepribadiannya sesuai dengan idealitas Islam. Untuk
itu, perlu dirancang suatu bentuk kurikulum pendidikan Islam yang sepenuhnya
mengacu pada nilai-nilai asasi ajaran Islam.

Secara etimologi kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang


artinya pelari dan curere yang berarti jarak yang harus ditempuh oleh pelari.
Berdasarkan pengertian ini, dalam konteksnya dengan dunia pendidikan,
memberinya pengertian sebagai “circle of instruction” yaitu suatu lingkaran
pengajaran dimana guru dan murid terlibat di dalamnya.[2] Istilah kurikulum
kemudian digunakan untuk menunjukkan tentang segala mata pelajaran yang
dipelajari dan juga semua pengalaman yang harus diperoleh serta semua kegiatan
yang harus dilakukan anak.

Di dalam buku Hasan Basri disebutkan bahwa kurikulum bukan


sekadar mata pelajaran atau mata kuliah. Kurikulum adalah semua rencana yang
terdapat dalam proses pembelajaran. Kurikulum dapat diartikan pula sebagai
semua usaha lembaga pendidikan yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang
disepakati. 

Apabila aktivitas sekolah berkaitan dengan tiga pendekatan sekaligus tiga


tujuan yang hendak dicapai dari ranah kognitif, yakni upaya pencerdasan anak
didik, ranah afektif sebagai upaya pencerdasan emosional, dan ranah psiko-

4
motorik, sebagai upaya percerdasan perilaku keterampilan, kurikulum yang
dimaksudkan adalah semua aspek yang direncanakan dalam pendidikan yang
bertujuan mencapai tiga ranah tersebut.[5] Dengan demikian, berbicara tentang
kurikulum perspektif pendidikan islam bukan semata-mata berbicara mata
pelajaran, tetapi semua aspek yang terdapat dalam lingkungan sekolah, terutama
berkaitan dengan mata pelajaran, sistem dan metode pembelajaran, hubungan
interaktif antara pendidik dan anak didik, pengawasan perkembangan mental anak
didik, sistem evaluasi, dan sebagainya.

B. Hakikat Kurikulum Dalam Pendidikan Islam


Secara filosofis, hakikat kurikulum adalah model yang diacu oleh pendidikan
dalam upaya membentuk citra sekolah dengan mewujudkan tujuan pendidikan
yang disepakati. Kurikulum dengan pengertian di atas memberikan indikasi
bahwa pedoman rencana pembelajaran tidak bersifat kaku. Kurikulum yang baik
adalah yang dinamis, aktual, teoretis, dan aplikatif.[6] Sebagaimana tujuan yang
hendak dicapai dalam pendidikan, misalnya pendidikan bertujuan meningkatkan
penguasaan pengetahuan siswa, pengembangan pribadi siswa, kemampuan sosial,
dan atau kemampuan keterampilan. Dengan tujuan tersebut, sudah tentu
kurikulum harus diarahkan untuk mencapainya.

Suatu kurikulum pendidikan, termasuk pendidikan Islam, hendaknya


mengandung beberapa unsur utama seperti tujuan, isi mata pelajaran, metode
mengajar dan metode penilaian. Kesemuanya harus tersusun dan mengacu pada
asas-asas pembentuk kurikulum pendidikan. Mohammad al-Thoumy al-Syaibany,
mengemukakan bahwa asas-asas umum yang menjadi landasan pembentukan
kurikulum dalam pendidikan Islam itu adalah.

1. Asas Agama
Seluruh sistem yang ada dalam masyarakat Islam, termasuk sistem
pendidikannya harus meletakkan dasar falsafah, tujuan, dan kurikulumnya pada
ajaran Islam yang meliputi aqidah, ibadah, muamalat dan hubungan-hubungan
yang berlaku di dalam masyarakat.

5
1. Asas Falsafah
Dasar ini memberikan arah dan kompas tujuan pendidikan Islam, dengan
dasar filosofis, sehingga susunan kurikulum pendidikan Islam mengandung suatu
kebenaran, terutama dari  sisi nilai-nilai sebagai pandangan hidup yang diyakini
kebenarannya.

2. Asas Psikologis
Asas ini memberi arti bahwa kurikulum pendidikan Islam hendaknya
disusun dengan mempertimbanglcan tahapan- tahapan pertumbuhan dan
perkembangan yang dilalui anak didik

3. Asas Sosial
Pembentukan kurikulum pendidikan Islam harus mengacu ke arah realisasi
individu dalam masyarakat. Pola yang demikian ini berarti bahwa semua
kecenderungan dan perubahan yang telah dan bakal terjadi dalam perkembangan
masyarakat manusia sebagai makhluk sosial harus mendapat tempat dalam
kurikulum pendidikan Islam. Hal ini dimaksudkan agar out put yang dihasilkan
pendidikan Islam adalah manusia-manusia yang mampu mengambil peran dalam
masyarakat dan kebudayaan dalam konteks kehidupan zamannya.

Berdasarkan pada asas-asas tersebut di atas, maka kurikulum pendidikan


Islam menurut An-Nahlawi harus pula memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Sistem dan perkembangan kurikulum hendaknya selaras dengan fitrah


insani sehingga memiliki peluang untuk mensucikannya, dan
menjaganya dari penyimpangan serta menyelamatkannya.

2. Kurikulum hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan akhir


pendidikan Islam, yaitu ikhlas, taat dan beribadah kepada Allah,
disamping merealisasikan tujuan aspek psikis, fisik, sosial, budaya
maupun intelektual.

3. Pentahapan serta pengkhususan kurikulum hendaknya memperhatikan


periodesasi perkembangan peserta didik maupun unisitas (kekhasan)

6
terutama karakteristik anak-anak, dan jenis kelamin (laki-laki dan
perempuan).

4. Dalam berbagai pelaksanaan, aktivitas, contoh dan nash yang ada


dalam kurikulum harus memelihara kebutuhan nyata kehidupan
masyarakat dengan tetap bertopang pada cita ideal Islami, seperti rasa
syukur dan harga diri sebagai ummat Islam.

5. Secara keseluruhan struktur dan organisasi hendaknya tidak


bertentangan dan tidak menimbulkan pertentangan dengan pola hidup
Islami.

6. Hendaknya kurikulum bersifat realistik atau dapat dilaksanakan sesuai


dengan situasi dan kondisi dalam kehidupan negara tertentu.

7. Hendaknya metoda pendidikan/pengajaran dalam kurikulum bersifat


luwes sehingga dapat disesuaikan dengan berbagai situasi dan kondisi
serta perbedaan individual, mminat serta kemampuan siswa untuk
menangkap dan mengolah bahan pelajaran.

8. Hendaknya kurikulum itu efektif dalam arti berisikan nilai edukatif


yang dapat membentuk afektif (sikap) Islami dalam kepribadian anak.

9. Kurikulum harus memperhatikan aspek-aspek tingkah laku amaliah


Islami, seperti pendidikan untuk berjihad dan dakwah Islamiyah serta
membangun masyarakat muslim di lingkungan sekolah.[

C. Karakteristik Kurikulum Pendidikan Islam


Secara umum karakteristik kurikulum pendidikan Islam adalah pencerminan
nilai-nilai Islami yang dihasilkan dari pemikiran kefilsafatan dan termanifestasi
dalam seluruh aktivitas dan kegiatan pendidikan dalam prakteknya. Dalam
konteks ini harus difahami bahwa karakteristik kurikulum pendidikan Islam
senantiasa memiliki keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan dengan prinsip-
prinsip yang telah diletakkan Allah SWT dan Rasul-Nya, Muhammad SAW.

7
Konsep inilah yang membedakan kurikulum pendidikan Islam dengan kurikulum
pendidikan pada umumnya.

Menurut Al-Syaibany, di antara ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam itu adalah:

1. Mementingkan tujuan agama dan akhlak dalam berbagai hal seperti tujuan
dan kandungan, kaedah, alat dan tekniknya.

2. Meluaskan perhatian dan kandungan hingga mencakup perhatian,


pengembangan serta bimbingan terhadap segala aspek pribadi pelajar dari
segi intelektual, psikologi, sosll dan spiritual. Begitu juga cakupan
kandungannya termasuk bidang ilmu, tugas dan kegiatan yang bermacam-
macam.

3. Adanya prinsip keseimbangan antara kandungan kurikulum tentang ilmu


dan seni, pengalaman dan kegiatan pengajaran yang bermacam-macam.

4. Menekankan konsep menyeluruh dan keseimbangan pada kandungannya


yang tidak hanya terbatas pada ilmu-ilmu  teoritis, baik yang bersifat aqli
maupun naqli, tetapi juga meliputi seni halus, aktivitas pendidikan
jasmani, latihan militer, teknik, pertukangan, bahasa asing dan lain-lain.

5. Keterkaitan antara kurikulum pendidikan Islam dengan minat,


kemampuan, keperluan, dan perbedaan individual antara siswa. Di
samping itu juga keter-kaitannya dengan alam sekitar budaya dan sosial di
mana kurikulum itu dilaksanakan.

Karakteristik kurikulum sebagai program pendidikan Islam sebagaimana


dikemukakan di atas selanjutnya tidak hanya menempatkan anak didik sebagai
objek didik, melainkan juga sebagai subjek didik yang sedang mengembangkan
diri menuju kedewasaan sesuai dengan konsepsi Islam. Karenanya kurikulum
tersebut tidak akan bermakna apapun apabila tidak dilaksanakan dalam suatu
situasi dan kondisi di mana tercipta interaksi edukatif yang timbal balik antara
pendidik di satu sisi dengan peserta didik di sisi lain. Di sini terlihat ciri khas
kurikulum pendidikan Islam yang memandang peserta didik sebagai makhluk

8
potensial untuk mengembangkan dirinya sendiri melalui berbagai aktivitas
kependidikan. Pendidik dan seluruh komponen kependidikan lainnya, termasuk
kurikulum, hanya merupakan media atau sarana yang harus menciptakan situasi
dan kondisi yang memungkinkan bagi proses pengembangan.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Sejalan Dengan Pengertian Kurikulum pendidikan Islam perspektif  
Hasan Basri disebutkan bahwa kurikulum bukan sekadar mata pelajaran
atau mata kuliah. Kurikulum adalah semua rencana yang terdapat dalam
proses pembelajaran. Kurikulum dapat diartikan pula sebagai semua usaha
lembaga pendidikan yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang disepakati.

2.Mohammad al-Thoumy al-Syaibany, mengemukakan bahwa asas-asas


umum yang menjadi landasan pembentukan kurikulum dalam pendidikan Islam
itu adalah: Azas Agama, Falsafah, Psikologis, dan Asas Sosial.

3.Di dalam kurikulum, Mohammad al-Thoumy al-Syaibany juga


mengemukakan bahwa terdapat ciri-ciri yang berimplikasi bahwa tidak hanya
menempatkan anak didik sebagai objek didik, melainkan juga sebagai subjek
didik yang sedang mengembangkan diri menuju kedewasaan sesuai dengan
konsepsi Islam. Karenanya kurikulum tersebut tidak akan bermakna apapun
apabila tidak dilaksanakan dalam suatu situasi dan kondisi di mana tercipta
interaksi edukatif yang timbal balik antara pendidik di satu sisi dengan peserta
didik di sisi lain.

10
DAFTAR PUSTAKA

Muhidin. Ilyas, R. Marpu Konsep Kepribadian Menurut Al-Ghazali dan Erich


Fromm: Analisa Teori Kepribadian Timur dan Barat Sebuah Pendekatan
Psikologis (Cet. I; Jakarta: UIN Syarif Hidyatulla, 2008

Mujib Abdul Muhaimin, Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filosofis dan


Kerangka Operasionalisasinya, Bandung: Trigenda Karya, 1993

Mujib, Abdul et.al, 2006, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada
Media,.

Mun'im A. Sirry, Dilema Islam Dilema Demokrasi Pengalaman Baru Muslim


Dalam Transisi Indonesia. Cet. I; Jakarta: PT. Gugus Pres, 2002

Nashir, Haedar, Agama dan Krisis Kemanusiaan Modern, Yogyakarta: Pustaka


Pelajar, 1997.

Nasution S., MA., Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1999

Nasution, Harun, 1987. Falsafah dan Mistisisme dalam Islam, Jakarta: Bulan
Bintang

11

Anda mungkin juga menyukai