DISUSUN OLEH :
Kelompok VI
Goval pebriansyah
Trendy endiska
DOSENPEMBIMBING
TAUFIK ,M.Pd
i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini, yang
berjudul: “Pembiayaan (Tanwil) dalam perspektif islam”.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membimbing umat dari jalan kegelapan
menuju jalan yang terang benderang yang diridhoi oleh Allah SWT yaitu dengan
agama Islam.
Walaupun penulis sudah berupaya semaksimal mungkin, demi
terselesainya karya ilmiah ini, penulis tetap menyadari bahwa kemampuan penulis
jauh dari kesempurnaan, dan sudah pasti masih banyak kekurangannya. Sehingga
kritik dan saran yang sifatnya membangun semangat penulis yang sangat penulis
harapkan.
Dan atas terselesaikannya penyusunan makalah ini, tak lupa penulis
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
B. Bank Syari’ah.................................................................................................6
A. Kesimpulan...................................................................................................14
B. Saran.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyaknya lembaga keuangan syariah saat ini, baik bank maupun
non-bank, menimbulkan suatu pertanyaan, apakah lembaga keuangan tersebut
telah ada konsepnya di dalam Al-Quran? Dan bagaimana pandangan Al-Quran
itu sendiri terhadap fenomena lemabaga keuangan syari’ah.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan lembaga keuangan syariah?
b. Apa saja macam-macam lembaga keuangan syariah?
1
BAB II
PEMBAHASAN
1 hesti handayani, Lembaga Keuangan dalam Perspektif Islam , diakses kembali dari
http://hestihandayani50.blogspot.com/2017/03/lembaga-keuangan-dalam-perspektif-islam.html/
01/06/2020/06:03 am
2
Nisabnya adalah 40 ekor. Setiap jumlah itu bertambah 100 ekor , maka
zakatnya bertambah 1 ekor.
d) Ternak uanggas dan perikanan
Untuk hal ini jumlah nisabnya tidak ditentukan kadar jumlah ternaknya
pasti sebagaimana pada ternak unta, sapi dan kambing. Nisab pada
ternak ungags dan perikanan ditentukan dengan nilai sebesar 20 Dinar
atau 85 gram emas. Apanila seorang peternak ungags dan perikanan di
akhir tahun (tutup buku) memiliki jmlah ternak senilai 85 gram emas,
maka peternak itu wajib mengeluarkan zakat sebesar 2,5%.
e) Emas dan perak
Nisabnya adalah 20 Dinar atau 85 gram emas murni (1 Dinar sama
dengan 4,25 gram emas murni) dan zakat perak adalah 200 dirham atau
setara dengan 672 gram perak. Maka orang itu wajib mengeluarkan
zakat sebesar 2,5%. Selain emas murni dan perak, harta simpanan lain
yang dapat di qiyaskan pada keduanya, seperti uang tunai, tabingan,
cek, saham, surat berharga, atau bentuk lainnya, jika jumlahnya telah
senilai dengan nisab emas dan perak, untuk besarnya sama yaitu 2,5%.
f) Harta perniagaan dan perusahaan
Harta dari hasil perniagaan melalui perdagangan, industry, jasa, dan
sejenisnya bila telahSampai pada nishab wajib pula untuk dizakati.
Zakatnya sebesar 2,5%. Apabila perniagaan itu bersifat kerja sama dari
beberapa orang , maka sebelum harta itu dibagikan kepada masing-
masing sesuai dengan porsinya, harta perniagaan itu wajib dikeluarkan
zakatnya terlebih dahulu. Apabila dalam musyarakah itu terdapat non-
muslim , maka zakat hanya dikeuarkan dari harta perniagaan yang
menjadi hak musyarik yang muslim.
g) Hasil pertanian
Nisab dari hasil pertanian adalah 5 washq atau setara dengan 750 kg.
namun kadar yang harus dikeluarkan dalam menunaikan zakatnya ada
dua bagian, yakni : pertama apabila pertanian itu diairi dengan air hujan
atau sungai maka zakat yang harus dikeluarkan adalah 10%, kedua
3
apabila pertanian itu diairi dengan cara disiram, maka zakat yang harus
dikeluarkan sebesar 5%.
b. Prinsip-prinsip pengelolaan
Dalam pengeolaan ZIS (zakat,infaq, dan shadaqah) ada beberapa
prinsip yang harus dijalankan :
4
pendayagunaan zakat, infaq dan shodaqah dalam rangka peningkatan
kesejahteraan masyarakat sebagai wujud partisipasi umat islam dalam
pembangunan nasional.
d. Struktur organisasi
Baziz tentu memiliki struktur organisasi dari mulai tingkat pusat,
tingkat provinsi, tingkat kota dan ketingkat desa atau kelurahan. Dan diurus
oleh para ulama, cendekiawan oleh masyarakat formal dan nonformal. Menurut
keputusan Menteri Agama Nomor 581 Tahun 1999 Pasal 3,4,5 dan 6 sekurang-
kurangnya terdiri dari unsur-unsur dewan perimbangan komisi pengawas dan
badan pelaksana.dewan pertimbangan atau biasa disebut pula dengan unsur
Pembina adalahpemerintah, baik di tingkat pusat maupun ditingkat daerah.
Untuk Pembina tingkat pusat adalah Menteri Agama dan tingkat daerah adalah
Gubernur, Bupati/ Walikota, Camat, dan Kepada Desa/Lurah.
Dalam Keputusan Menteri Nomor 581 Tahun 1999 Pasal 9 Ayat (3).
Dalam tugas Komisi pengawasan adalah melaksanakan pengawasan terhadap
terhadap tugas administrative dan teknis pengumpulan, pendistribusian,
pendayagunaan zakat, serta penelitian, dan pengembangan pengelolaan zakat.
5
Unsur atau badan pelaksana dalam struktur organisasi BAZIS adalah
pengurus harian yang bertugas mengumpulkan dan menyalurkan atau
mendayagunakan harta zakat dari dan untuk umat islam.
B. Bank Syari’ah
a. Pengertian
Dalam bahasa Arab bank biasa disebut dengan mashrif, yang berarti
tempat berlangsungnya saling menukar harta, baik dengan cara mengambil
ataupun menyimpan, atau selainya untuk melakukan muamalah. Dalam pasal 1
1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan. Bahwa yang
dimaksud dengan bank tadalah badan badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkanya kepada masyarakat
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
6
2. Bank yang tata cara beroprasinya mengacu kepada ketentuan-
ketentuan al Qur’an dan Hadis.
b. Ciri-ciri
Bank syari’ah juga memiliki beberapa ciri atau karakteristik tersendiri,
yang antara lain adalah sebagai berikut:
7
usaha (‘amil). Sedangkan dalam bank konvensional yang dijadikan sebagai
jaminan adalah kekayaan peminjam.
4. Bersifat mandiri
8
E. Bank Pengkreditan Rakyat Syari’ah
a. Pengertian
BPRS (Bank Pengkreditan Rakyat Syari’ah) adalah BPR biasa yang
pola operasionalnya mengikuti prinsip-prinsip ekonomi (syari’at) islam,
terutama bagi hasil.
Terdapat beberapa tujuan dari didirikanya BPRS, antara lain:
1. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat islam terutama
masyarakat golongan ekonomi lemah
2. Meningkatkan pendapatan per kapita
3. Menambah lapangan kerja terutama di kecamatan-kecamatan.
4. Mengurangi Urbanisasi
5. Membina semangat ukhuwah islamiyah melalui kegiatan ekonomi
b. Produk Perbankan
Secara umum produk perbankan BPRS terbagi kepada tiga ketegori,
yaitu produk dalam pengerahan dana, penyaluran dana, dan jasa perbankan.
9
Dalam kategori ketiga BPRS menyediakan fisilitas yang bisa
dimanfaatkan oleh masyarakat. Dalam kategori ini memanfaatkan fasilitas
perbankan dengan cara meneyewanya (ijarah). Dinatara produk perbankan
dalam kategori ketiga ini adalah transfer dan inkaso, pembayaran rekening
listrik, telepon, dan air.
10
termuat dalam Undang-Undang No 8 Tahun 1995 tentang pasar Modal yang
menyatakan bahwa rekya dana berarti wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan
dalam portofolio efek oleh menejer investasi.
Akad yang terjadi dalam reksa dana syariah antara pemilik modal
(rab al-mal)dengan manager investasi (amil) digunakan akad mudharabah,
yang kontrak kemitraan (partnership) yang berdasarkan prinsip pembagian
hasil dengan cara seseorang memberikan modalnya kepada pihak lain untuk
diinvestasikan dengan kedua belah pihak membagi keuntungan atau memikul
kerugian sesuai dengan kesepakatan bersama.
11
Wijaya, SH di Jakarta antara PT.Danareksa Fund Managemen sebagai
Manager Investasi dengan Citybank N.A. Jakarta sebagai Bank Kustodian.
a. Hasil investasi yang diterima dari harta bersama milik pemodal dalam
Reksa daa Syariah akan dibagi secara professional kepada para pemodal
b. Hasil yang dibagikan harus bersih dari unsur non-halal, sehingga
Manager Investasi harus melakukan pemisahan bagian pendapatan yang
mengandung unsur non-halal dari pendapatan yang diyakini halal (tafriq
al-halal min al-haram)
c. Pengambilan investasi yang dapat diterima oleh Reksa Dana Syariah
adalah dari saham dapat berupa:
1. Dividen yang merupakan bagi hasil atas keuntungan yang
dibagikan dari laba yang dihasilakan Emiten, bail dibayarkan
dalam bentuk tunai maupun dalam bentuk saham
Rights yang merupakan hak untuk memesan efek terlebih dahulu
yang diberikan oleh Emiten
Capital gain yang merupakan keuntungan yang diperoleh dari jual
beli saham di bursa efek
2. Dari obligasi dapat berupa
Bagi hasil yang diterima secara periodic dari laba Emiten
Capital gain yang merupakan keuntungan jual beli obligasi di
bursa efek
3. Dari surat berharga pasar uang yang dapat berupa :
Bagi hasil yang diterima dari issuer
Capital gain yang merupakan keuntungan dari jual beli surat
berharga
12
4. Dari deposito dapat berupa : bagi hasil yang diterima dari bank-
bank syariah
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa lembaga
keuangan syariah adalah organisasi ekonomi yang berdasar pada syariah
islam dan didirikan oleh umat islam, dengan adanya lembaga keuangan
dengan perspektif islam ini diharapakan masyarakat dan juga umat islam
mampu menjalankan kegiatan yang berkenaan dengan uang khususnya sesuai
dengan ketentuan dari Allah.
Lembaga keuangan syariah di antaranya Badan Amil dan Zakat,
Bank Syariah, dan Bitulmal wa Tamwil.
B. Saran
Semoga dengan pembuatan makalah ini senatiasa menambah
wawsan serta pengetahuan dan yang terpenting adalah menjadi motivasi, baik
bagi penyusun maupun rekan-rekan sekalian. Penulis sadari bahwa masih
banyak kesalahan dan kehilafan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karean
itu krritik dan saran yang bersifat membangun dengan senang hati kami
harapkan guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
15