Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Lembaga Keuangan Syariah Non
Bank
DISUSUN OLEH:
1. Dedi Syafriansyah (22150025)
2. Tuti Alawiah ( 22150010)
3. Risda Yanti (22150003)
4. Derliani (22150018)
DOSEN PENGAMPU:
Erpiana Siregar, M. E
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zakat berasal dari istilah Fiqih berarti sejumlah harta tertentu yang
diwajibkan Allah SWT untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak.
Legitimasi zakat sebagai kewajiban terdapat beberapa ayat dalam Al-
Qur’an. Salah satu cara untuk menekan angka kemiskinan, masyarakat
muslim ingin memanfaatkan dana zakat. Usaha Islam dalam menanggulangi
problem kemiskinan ini, bukanlah suatu hal yang mengada-ada, temporer,
setengah hati, atau bahkan hanya sekedar mencari perhatian. Pengurangan
angka kemiskinan, bagi Islam, justru menjadi asas yang khas dan sendi-
sendi yang kokoh. Hal ini dibuktikan dengan zakat yang telah dijadikan oleh
Allah swt. sebagai sumber jaminan hak-hak orang-orang fakir dan miskin
itu sebagai bagian dari salah satu rukun Islam (Muhammad Yusuf al-
Qaradhowi, 105
Angka kemiskinan yang tinggi di Indonesia menjadi bahan evaluasi
bagi bangsa ini untuk mencari instrumen yang tepat dalam mempercepat
penurunan kemiskinan tersebut. Salah satu pranata keagamaan yang dapat
menunjang kegiatan masyarakat dalam upaya pengentasan kemiskinan dan
pemberdayaan ekonomi umat adalah zakat (Kholidah, 2019: 93-101).
B. Rumusan Masalah
I. Bagaimana Sejarah Lembaga Pengelolaan Zakat?
J. Apa Pengertian Lembaga Pengelola Zakat?
K. Bagaimana Asas-asas Lembaga Pengelolaan Zakat?
L. Bagaimana Karakteristik Lembaga Pengelolaan Zakat?
M. Apa tujuan pengelolaan zakat?
N. Apa Akuntabilitas Lembaga Pengelolaan Zakat?
O. Apa saja Jenis Dana yang Dikelola Lembaga Pengelola Zakat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Sejarah Lembaga Pengelolaan Zakat
1
2. Untuk mengetahui Pengertian Lembaga Pengelola Zakat
3. Untuk mengetahui Asas-asas Lembaga Pengelolaan Zakat
4. Untuk mengetahui Karakteristik Lembaga Pengelolaan Zakat
5. Untuk mengetahui tujuan pengelolaan zakat
6. Untuk mengetahui Akuntabilitas Lembaga Pengelolaan Zakat
7. Untuk mengetahui Jenis Dana yang Dikelola Lembaga Pengelola Zakat
2
BAB II
PEMBAHASAN
mendapatkan pahala dan dapat bermanfaat bagi orang lain (hakim, 2021:
1653-1662).
wassallam mengutus Muadz bin Jabal ke Yaman dan pada saat beliau
menjadi Gubernur Yaman, beliau pun memungut zakat dari rakyat dan
saw.:
kepada kaum ahli kitab, ajaklah mereka kepada syahadat, bersaksi bahwa
Muhammad adalah utusan Allah. Jika mereka telah taat untuk itu,
lima waktu dalam sehari semalam. Jika mereka telah taat untuk itu,
kekayaan mereka. Zakat itu diambil dari yang kaya dan dibagi-bagikan
3
kepada yang fakir-fakir. Jika mereka telah taat untuk itu, maka hati-hatilah
(jangan mengambil) yang baik-baik saja) bila kekayaan itu bernilai tinggi,
sedang dan rendah, maka zakatnya harus meliputi nilai-nilai itu. Hindari
doanya orang yang madhlum (teraniaya) karena diantara doa itu dengan
disadari bahwa pengelolaan zakat bukanlah suatu hal yang mudah dan dapat
zakat harus dilakukan secara melembaga dan terstruktur dengan baik. Hal
4
meragukan kefektifan zakat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Persoalan selama ini, zakat sering di kaitkan dengan masalah politik,
sebenarnya hal itu tidak terjadi jika satu sama lain meyakini bahwa zakat
sebagai suatu kewajiban yang memiliki fungsi untuk meningakatkan
kesejahteraan masyarakat, baik muslim maupun non muslim (bagi non
muslim tidak dikenakan zakat melainkan jizyah).
B. Pengertian Lembaga Pengelola Zakat
Secara defenitif, Lembaga pengelola zakat (LPZ) merupakan sebuah
institusi yang bertugas dalam pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah, baik
yang dibentuk oleh pemerintah seperti BAZ, maupun yang dibentuk oleh
masyarakat dan dilindungi oleh pemerintah seperti LAZ. Bahwah
“Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan peng-
koordinasian dalam pegumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan
zakat”
Berdasarkan peraturan perundang-undangan, di Indonesia terdapat
dua jenis Lembaga Pengelola Zakat, yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) dan
Lembaga Amil Zakat (LAZ).
Badan Amil Zakat adalah institusi pengelola zakat yang
sepenuhnya di bentuk oleh pemerintah untuk melakukan kegiatan
pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat sesuai ketentuan
agama islam, sedangkan Lembaga Amil Zakat adalah institusi pengelola
zakat yang sepenuhnya di bentuk oleh masyarakat dan di kukuhkan oleh
pemerintah untuk melakukan kegiatan.pengumpulan, pendistribusian, dan
pendayagunaan zakat sesuai ketentuan agama islam.
C. Asas-asas Lembaga Pengelolaan Zakat
5
1. Syariat Islam. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Lembaga
pendistribusian zakat.
dapat dipercaya.
kepada masyarakat dan mudah diakses oleh masyarakat dan pihak lain
yang berkepentingan.
sekitarnya. Hal ini mendorong amil zakat untuk bersifat proaktif, antisipatif,
inovatif, dan kreatif sehingga tidak hanya bersifat pasif dan reaktif terhadap
6
fenomena sosial yang terjadi, Selain itu, seluruh organ organisasi pengelola
zakat telah memahami dengan baik syariat dan seluk beluk zakat sehingga
pengelolaan zakat tetap berada dalam hukum Islam, tentunya hal ini sejalan
karakteristiknya berbeda, yaitu lembaga nirlaba dan lembaga not for profit.
pun. Produk lembaga nirlaba adalah nilai dan moral sedangkan produk
perusahaan adalah barang dan jasa. Sumber dana lembaga nirlaba adalah
Lembaga Pengelola Zakat adalah salah satu dari sekian banyak lembaga
1. Sumber daya, baik berupa dana maupun barang berasal dari para
harapkan.
7
3. Kepemilikian LPZ tidak sama dengan lembaga bisnis. LPZ
para pendiri.
hal ini sebagai pengelola zakat, maka LPZ memiliki beberapa karakteristik
wakaf
kelembagaannya.
8
F. Akuntabilitas Lembaga Pengelolaan Zakat
Dalam perspektif Islam, akuntabilitas artinya pertanggung jawaban
9
Oleh karenanya, dari sebuah lembaga pengelolaan zakat yang
akuntabel dan acceptable diharapkan muncul kepercayaan (trust) besar
masyarakat yang berimplikasi terhadap meningkatnya penghimpunan dana
di Lembaga Pengelolaan Zakat, dan kemudian disalurkan secara tepat
sasaran dan tepat guna.
G. Jenis Dana yang Dikelola Lembaga Pengelola Zakat
LPZ menerima dan mengelola berbagai jenis dana, yaitu:
1. Dana Zakat
Ada dua jenis dana zakat yang dikelola oleh LPZ, yaitu dana zakat
umum dan dana zakat dikhususkan. Dana zakat umum adalah dana zakat
2. Dana Infaq/Shadaqah
3. Dana Waqaf
Waqaf adalah menahan diri dari berbuat sesuatu terhadap hal yang
10
4. Dana Pengelola
1. VISI BAZNAS
MENJADI LEMBAGA UTAMA MENYEJAHTERAKAN UMAT
2. MISI BAZNAS
a. Membangun BAZNAS yang kuat, terpercaya, dan modern sebagai
lembaga pemerintah non-struktural yang berwenang dalam pengelolaan
zakat
b. Memaksimalkan literasi zakat nasional dan peningkatan pengumpulan
ZIS-DSKL secara masif dan terukur
c. Memaksimalkan pendistribusian dan pendayagunaan ZIS-DSKL untuk
mengentaskan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan ummat, dan
mengurangi kesenjangan sosial
d. Memperkuat kompetensi, profesionalisme, integritas, dan kesejahteraan
amil zakat nasional secara berkelanjutan
e. Modernisasi dan digitalisasi pengelolaan zakat nasional dengan sistem
manajemen berbasis data yang kokoh dan terukur
11
f. Memperkuat sistem perencanaan, pengendalian, pelaporan,
pertanggungjawaban, dan koordinasi pengelolaan zakat secara nasional
g. Membangun kemitraan antara muzakki dan mustahik dengan semangat
tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan
h. Meningkatkan sinergi dan kaloborasi seluruh pemangku kepentingan
terkait untuk pembangunan zakat nasional dan
i. Berperan aktif dan menjadi referensi bagi gerakan zakat dunia
12
BAB III
PENUTUP
B. Kesimpulan
Pengelolaan zakat oleh amil zakat telah dicontohkan sejak zaman
Rasulullah saw., pengelolaan dan pendistribusian zakat dilakukan secara
melembaga dan terstruktur dengan baik. Dalam konteks ke-Indonesiaan hal itu
tercermin dari Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2011
tentang Pengelolaan Zakat, di mana dalam Undang-undang tersebut mengatur
dengan cukup terperinci mengenaifungsi, peran dan tanggung jawab Badan
Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ).
Dalam rangka memaksimalkan peran dan fungsi lembaga pengelolaan
zakat, tentunya harus dikelola sebaik mungkin. Tidak cukup sampai di situ,
lembaga pengelolaan zakat juga harus akuntabel, yaitu amanah terhadap
kepercayaan yang diberikan oleh muzakki dan juga amanah dalam
mendistribusikannya kepada mustahiq,dalam arti tepat sasaran dan tepat guna.
C. Saran
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih ada kurangnya dan kelemahan
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang
kami peroleh hubungannya dengan makalah ini.K ami mengharapkan saran
dari para audiens agar makalah kedepan nya lebih baik lagi.
13
DAFTAR PUSTAKA
14