Disusun oleh:
Ucapan terima kasih tidak lupa kami haturkan kepada dosendan teman-
teman yang banyak membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari di
dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Masih banyak
kekurangan yang harus diperbaiki, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal
pengkonsolidasian.
Oleh karena itu kami meminta maaf atas ketidaksempurnaanya dan juga
memohon kritik dan saran untuk kami agar bisa lebih baik lagi dalam membuat
karya tulis ini.
Harapan kami mudah-mudahan apa yang kami susun ini bisa memberikan
manfaat untuk diri kami sendiri,teman-teman, serta orang lain.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I.PENDAHULUAN......................................................................................iv
A.Latar Belakang Masalah................................................................................iv
B.Rumusan Masalah...........................................................................................v
C.Tujuan Masalah...............................................................................................v
BAB II.PEMBAHASAN.........................................................................................1
1.Zakat.................................................................................................................. 1
A.Pengertian Zakat..........................................................................................1
B.Golongan yang berhak menerima Zakat....................................................2
C.Kekayaan yang wajib zakat.........................................................................4
D. Kriteria Harta Yang Wajib Dizakatkan Dan Jenis-Jenisnya..................5
E. Macam-Macam Harta Yang Wajib Dizakati Dan Nisabnya...................6
E.Mustahik Zakat.............................................................................................6
2.PAJAK............................................................................................................... 7
A.Ketentutan Pajak..........................................................................................7
B.Sebab Munculnya Pajak Dalam Islam........................................................7
C.Syarat-Syarat Pemungutan Pajak..............................................................8
3. Perbedaan Zakat dan Pajak...........................................................................8
BAB III.PENUTUP...............................................................................................13
Simpulan............................................................................................................. 13
Saran................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSAKA..............................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Zakat merupakan rukun Islam ketiga. Zakat sebagai salah satu rukun
Islam mempunyai sifat yang mutlak terhadap harta seseorang sesuai dengan
syariat, yaitu Al-Quran dan Hadist. Setiap umat Islam yang memiliki
salah satu rukun Islam, tentu umat Islam berusaha untuk melaksanakan
seorang muslim terhadap Penciptanya, yaitu Allah Swt. Hal ini merupakan
pemerataan distribusi pendapatan antara orang kaya dengan orang miskin dalam
masyarakat.
iv
B.Rumusan Masalah
1) Bagaimana pendistribusian kekayaan pajak dan zakat dalam presfektif Islam?
2) Apa saja kelemahan dan kelebihan Pajak dan zakat dalam presfektif Islam?
C.Tujuan Masalah
1) Untuk mengetahui pendistribusian kekayaan lewat pajak dan zakat dalam
presfektifIslam
3) Untuk memberi solusi kebanyak khalayak penyikapan kedua teori yang sudah
dipelajari
v
BAB II
PEMBAHASAN
1.Zakat
A.Pengertian Zakat
1)Bertambah
2) suci
3) tumbuh
4) berkah
Sedangkan secara syara’, zakat itu bermakna bagian tertentu dari harta
yang dimiliki yang telah Allah SWT wajibkan untuk diberikan kepada
mustahiqqin (orang-orang yang berhak menerima Zakat)
Secara Bahasa,Zakat adalah suatu system baru yang unik dalam sejarah
kemanusiaan. Suatu sitem yang beumpernah ada pada agama-agama samawi
juga dalam peraturan-peratuan manusia. Zakat mencakup system keuangan,
ekonomi, social, politik, moral dan agama sekaligus.Dikutip dari laman Badan
Amil Zakat Nasional (Baznas), zakat artinya bagian tertentu dari harta yang
wajib dikeluarkan oleh setiap muslim apabila telah mencapai syarat yang
ditetapkan Sebagai salah satu rukun Islam, zakat ditunaikan untuk diberikan
kepada golongan yang berhak menerimanya (asnaf).
vi
itu mengakibatkan pahala menjadi banyak. Kewajiban zakat bagi umat muslim
yang mampu tercantum jelas dalam Surat at-Taubah pada ayat 60, ayat 71, dan
ayat 103.
Dalam Alquran, ada 8 golongan yang berhak menerima zakat antara lain:
viii
C.Kekayaan yang wajib zakat
1. MILIK PENUH
Maksudnya adalah bahwa kekayaan itu harus berada dibawah control
dan didalam kekuasaannya. Dengan kata lain, kekayaan itu harus berada
ditangannya, tidak tersangkut didalamnya hak milik orang lain, dapat ia
pergunakan dan faedahnya dapat dinikmatinya. Konsekuensi dari syarat
ini tidak wajib bagi :
kekayaan yang tidak mempunyai pemilik tertentu
Tanah waqaf dan sejenisnya
Harta haram. Karen sesungguhnya harta tersebut tidak sah menjadi
milik seseorang
Harta pinjaman
Simpanan pegawai yang dipegang oleh pemerintah (seperti dana
pensiun)
2. BERKEMBANG
Berkembang yaitu harta tersebut senantiasa bertambah baik secara
konkrit (ternak dll) dan tidak secara konkrit (yang berpotensi
berkembang, seperti uang apabila diinvestasikan)
3. CUKUP SENISAB
ix
Disyaratkan nisab memungkinkan orang yang mengeluarkan zakat
sudah terlebih dahulu berada dalam kondisi berkecukupan. Tidaklah
mengkin syariat membebani zakat pada orang yang mempunyai sedikit
harta dimana dia sendiri masih sangat membutuhkan harta tersebut.
x
Zakat barang tambang dan hasil laut
Zakat investasi pabrik, gedung, dll
Zakat pencarian dan profesi
Zakat saham dan obligasi
E.Mustahik Zakat
xi
“Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang
miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang terbujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang untuk dijalan Allah, dan
orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”
2.PAJAK
A.Ketentutan Pajak
Para ulama dari zaman sahabat, tabi'in hingga sekarang berbeda pendapat
didalam menyikapi kebijakan pajak:
Pendapat Pertama
xii
3. jalan pintas untuk pertumbuhan ekonomi
4. imam (khalifah) berkewajiban memenuhi kebutuhan rakyatnya
Para ulama yang membolehkan Pemerintahan Islam memungut pajak dari kaum
muslimin, meletakkan beberapa syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu,
diantaranya adalah sebagai berikut :
Zakat tidak dapat digantikan oleh pajak, walaupun sasaran zakat dapat
dipenuhi sepenuhnya oleh pembiayaan dari pajak.
xiii
peringkat tertinggi dibandingkan dengan hasil pemikiran keuangan dan
perpajakan zaman modern, baik dari segi prinsip maupun hukum-hukumnya.
1.Dari segi nama dan etiketnya yang memberikan motivasi yang berbeda. Zakat:
suci, tumbuh. Pajak (dharaba): upeti.
2.Mengenai hakikat dan tujuannya Zakat juga dikaitkan dengan masalah ibadah
dalam rangka pendekatan diri kepada Allah.
3.Mengenai batas nisab dan ketentuannya. Nisab zakat sudah ditentukan oleh
sang Pembuat Syariat, yang tidak bisa dikurangi atau ditambah-tambahi oleh
siapapun juga. Sedangkan pada pajak bisa hal ini bisa berubah-ubah sesuai
dengan polcy pemerintah.
5.Mengenai pengeluarannya, Sasaran zakat telah terang dan jelas. Pajak untuk
pengeluaran umum negara.
xiv
6.Hubungannya dengan penguasa, hubungan wajib pajak sangat erat dan
tergantung kepada penguasa. Wajib zakat berhubungan dengan Tuhannya. Bila
penguasa tidak berperan, individu bisa mengeluarkannya sendiri-sendiri.
7.Maksud dan tujuan, zakat memiliki tujuan spiritual dan moral yang lebih
tinggi dari pajak.
Apa yang coba diterangkan dalam masalah perpajakan dewasa ini telah
dilaksanakan Islam jauh sebelumnya. Inilah syariat yang berasal dari Pembuat
Syariat yang Maha Tahu. Berikut ini adalah salah satu bab dalam buku Yusuf
Al Qardhawi yang mengupas hal tersebut.
Tentang keadilan
Ini merupakan prinsip pertama yang wajib diperhatikan dalam setiap pajak yang
dikenakan pada masyarakat. Prinsip yang sesuai dengan syariat Islam, dimana
Islam menuntutnya dalam segala hal. Prinsipkeadilan ini dijumpai pada:
1.Sama rata dalam kewajiban zakat. Setiap Muslim yang mempunyai satu nisab
zakat adalah wajib zakat tanpa memandang bangsa, warna kulit, keturunan atau
kedudukan dalam masyarakat, laki-laki, perempuan, pemerintah, yang
diperintah, pemimpin agama, pemimpin negara, semua sama.
xv
2.Membebaskan harta yang kurang dari nisab
3.Larangan berzakat dua kali. Banyak hadits yang menerangkan larangan ini.
Dalam studi perpajakan dikenal dengan nama: “Larangan Pajak Ganda”.
4.Besar zakat sebanding dengan besar tenaga yang dikeluarkan. Semakin mudah
memperoleh, semakin besar zakatnya, seperti halnya zakat pertanian ada yang
10% dan 5%. Prinsip ini masih belum begitu dihiraukan oleh para ahli
keuangan.
Apabila Islam telah mewajibkan zakat sebagai hak yang dimaklumi atas
harta kaum Muslimin dan menjadikannya sebagai pajak yang dikelola oleh
pemerintah Islam, maka bolehkah pemerintah Islam mewajibkan kepada orang
kaya pajak-pajak lain disamping zakat untuk melaksanakan kepentingan ummat
dan menutupi pembiayaan umum negara? Jawabnya boleh tapi dengan syarat.
2.Sasaran zakat itu terbatas sedangkan pembiayaan negara itu banyak sekali.
Zakat harus digunakan pada sasaran yang ditentukan oleh syariah dan
menempati fungsinya yang utama dalam menegakkan solidaritas sosial. Zakat
tidak digunakan untuk pembangunan jalan, jembatan dan lain-lain. Bila
pemerintahan Islam dulu memperoleh pemasukan dari Kharaj (rampasan
perang) untuk membiayai keperluan-keperluan tersebut, maka untuk saat ini
xvi
Yusuf Al Qardhawi menyokong pendapat para ulama yang berpendapat bahwa
pemerintah dapat memungut kewajiban pajak dari orang-orang kaya.
4.Adanya perintah Jihad dengan harta. Islam telah mewajibkan ummatnya untuk
berjihad dengan harta dan jiwa sebagaimana difirmankan dalam Al Quran 9:41,
49:51, 61:11, dan lain-lain. Maka tidak diragukan lagi bahwa jihad dengan harta
itu adalah kewajiban lain di luar zakat. Di antara hak pemerintah (ulilamri) dari
kaum Muslimin adalah menentukan bagian tiap orang yang sanggup memikul
beban jihad dengan harta ini.
Pajak yang diakui dalam sejarah Islam dan dibenarkan sistemnya harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1.Harta itu benar-benar dibutuhkan dan tak ada sumber lain. Tidak
diperbolehkan memungut sesuatu dari rakyat selagi dalam baitul-mal masih
terdapat kekayaan.
2.Adanya pembagian pajak yang adil. Pengertian adil tidak harus sama rata
bebannya.
xvii
4.Adanya persetujuan para ahli dan cendikia. Pemerintah tidak bertindak
sendirian dalam hal mewajibkan pajak, menentukan besarnya serta
memungutnya tanpa adanya persetujuan dari hasil musyawarah para ahli atau
cendikia dari kalangan masyarakat (dewan perwakilan rakyat).
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Saran
Penelitian ini adalah bagian dari upaya penulis dalam memahami makna
kata Dakwah dalam al-Qur’an dengan berbagai macam maknanya. Kata
Dakwah bukanlah satu-satunya karya yang memiliki banyak makna, akan tetapi
masih banyak kosa kata di dalam al-Qur’an yang perlu dikaji dan difahami lebih
mendalam dan terperinci sehingga tidak sebatas makna terjemahan.
xviii
kehendak. Tetapi jika ternyata tidak demikian, maka penulis mohon ampun dan
petunjuk kepada Allah atas kesalahan dan dosa penulis. Cukup kiranya penulis
ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSAKA
http://apmadani.blogspot.com/2013/06/kewajiban-pembayaran-pajak.htm
https://money.kompas.com/read/2021/04/18/170647826/pengertian-zakat-hukum-jenis-dan-
cara-menghitungnya?page=all
http://www.quran30.net/2012/08/
xix