Disusun Oleh:
Tisi Molina Putri (2207015026)
Dosen Pengampu:
Andri Amri, S.E, M.M
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................iv
DAFTAR TABLE...................................................................................................................v
BAB I......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
A. Latar belakang...........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................5
C. Tujuan penulisan...........................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................................6
A. Pengertian Zakat Produktif.......................................................................................6
B. Pengertian Produktif.....................................................................................................7
C. Dasar Hukum Hukum...................................................................................................9
D. Konsep Zakat Produktif.............................................................................................10
A. Zakat Produktif..........................................................................................................10
B. Mekanisme Zakat Produktif...................................................................................11
E. Dampak Zakat Produktif Bagi Masyarakat..............................................................13
BAB III.................................................................................................................................15
KESIMPULAN....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................16
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Berdasarkan pada UU Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat dalam
Pasal 1 dijelaskan bahwa Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, dan pengoordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian, dan
pendayagunaan zakat. Menurut Eko Suprayitno dalam (Fitriani, 2015), Zakat
merupakan alat bantu sosial mandiri yang menjadi kewajiban bagi orang kaya untuk
membantu mereka yang miskin dan terabaikan yang tidak mampu menolong dirinya
sendiri meskipun dengan semua skema jaminan sosial yang ada, sehingga
kemelaratan dan kemiskinan dapat terhapuskan dari masyarakat muslim. Zakat
memiliki dimensi kemasyarakatan yang lebih besar dan memiliki dampak terhadap
hidup duniawi yang lebih actual. Sebagai sesuatu yang bersifat actual, zakat dapat
berfungsi sebagai media untuk mengentaskan kemiskinan. Beberapa penyebab dari
munculnya lingkaran kemiskinan adalah ketiadaan modal dan rendahnya sumber daya
manusia. Apabila lembaga zakat profesional mampu memutus dua penyebab
kemiskinan ini, pengaruh zakat akan semakin terasa kepada umat. Pola-pola
penyaluran teradisional yang selama ini banyak diterapkan oleh lembaga pengelola
zakat masjid atau tardisional harus diubah sehingga penyaluran yang ada mampu
menjadikan manusia tersebut mandiri dan tidak bergantung kepada pihak. Janganlah
memberi mereka “ikan” tetapi beri “kail” agar mereka mampu memperoleh “ikan”,
bahkan mampu memberi “ikan” yang mereka peroleh dari pihak lain. Hal ini
memberikan implikasi bahwa zakat mampu menciptakan kemaslahatan dan
kemudharatan bagi umat (Rianto, 2012).
Dari permasalahan yang terjadi di lembaga amil zakat yang hanya berfokus pada
distribusi zakat secara konsumtif, distribusi zakat produktif sangat bermanfaat dalam
meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan memberikan modal kepada para
mustahik berdasarkan kemampuan dalam mengelola usaha. Perlunya kajian yang
lebih luas akan pentingnya distribusi zakat produktif, maka penulis mengangkat topic
dalam makalah ini yang berjudul “Zakat Produk.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latarbelakang di atas, maka ada beberapa masalah yang
akan diangkat menjadi topik pembahasan dalam makalah ini sebagai berikut:
1) Apakah yang dimaksud zakat produktif ?
2) Bagaimana dasar hukum zakat produktif ?
3) Bagaimana bentuk konsep zakat produktif ?
4) Bagaimana dampak zakat produktif bagi masyarakat ?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian zakat produktif
2. Untuk mengetahui dasar hukum zakat produktif
3. Untuk mengetahui bentuk konsep zakat produktif
4. Untuk mengetahui dampak zakat produktif bagi masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
B. Pengertian Produktif
Menurut Saifuddin bahwa Zakat produktif merupakan pemanfaatan zakat
sebagai modal usaha produktif dengan memberikan dana bergulir kepada para
mustahik yang produktif. Mustahik dipinjami modal dan diharuskan melaporkan dan
mempertanggungjawabkan penggunaan modal kerja itu dalam waktu yang telah
ditentukan, dengan kewajiban mengembalikan modal usahanya secara angsuran.
Dana zakat yang di salurkan ke arah produktif ini harus di tangani oleh lembaga
(bukan perorangan) yang mampu melakukan pembinan, pendampingan, dan
monitoring kepada para mustahik yang sedang melakukan kegiatan usaha agar dapat
berjalan dengan baik (Fitriani, 2015).
Zakat produktif adalah pemberian zakat yang dapat membantu para
penerimanya menghasilkan sesuatu secara terus menerus, dengan harta zakat yang
telah diterimanya. Zakat produktif adalah berupa harta atau dana zakat yang diberikan
kepada para mustahik tidak dihabiskan akan tetapi dikembangkan untuk membantu
usaha mereka, sehingga dengan usaha tersebut mereka dapat memenuhi kebutuhan
hidup secara terus menerus (Asnaini, 2008).
Sistem distribusi syariah mempunyai dua pedoman dasar dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di atas. Pertama, mengurangi kesenjangan
sosial diantara kelompokkelompok yang ada dalam masyarakat seperti membuka atau
memperluas lapangan pekerjaaan dan memberikan peluang bekerja, sehingga
masyarakat dapat memiliki pendapatan untuk pemenuhan kebutuhan dalam hidupnya.
Kedua, secara langsung memberikan santunan dan bantuan kepada warga masyarakat
miskin agar mereka secara terus menerus dapat meningkatkan mutu kehidupannya.
Menurut Mufraini distribusi produktif adalah penyaluran yang diberikan
untuk dimanfaatkan untuk jangka waktu yang lama dan dapat menghasilkan sesuatu
yang produktif (Pribadi, 2010).
Menurut Arif Mufraini yang dikuti dalam (Zalikha, 2016) bahkan telah
mengemas bentuk inovasi pendistribusian zakat yang dikategorikan dalam empat
bentuk: Pertama, distribusi bersifat “konsumtif tradisional,” yaitu zakat dibagikan
kepada mustahik untuk dimanfaatkan secara langsung, seperti zakat fitrah, atau zakat
mal yang dibagikan kepada para korban bencana alam. Kedua, distribusi bersifat
“konsumtif kreatif.” yaitu zakat yang diwujudkan dalam bentuk lain dari barangnya
semula, seperti diberikan dalam bentuk alat-alat sekolah atau beasiswa. Ketiga,
distribusi bersifat “produktif tradisional,” yaitu zakat diberikan dalam bentuk barang-
barang yang produktif seperti kambing, sapi, dan lain sebagainya. Pemberian dalam
bentuk ini dapat menciptakan usaha yang membuka lapangan kerja bagi fakir miskin.
Keempat, distribusi dalam bentuk “produktif kreatif,” yaitu zakat diwujudkan dalam
bentuk permodalan baik untuk menambah modal pedagang pengusaha kecil ataupun
membangun proyek sosial dan proyek ekonomis.
C. Dasar Hukum Hukum
zakat produktif dalam sub bab ini dipahami hukum mendistribusikan atau
memberikan dana zakat kepada mustahiq secara produktif. Dana zakat diberikan dan
dipinjamkan untuk dijadikan modal usaha bagi fakir, miskin dan orang-orang yang
lemah (Asnaini, 2008).
Dalam Al-Quran ayat 60 surat At-Taubah Allah SWT hanya menjelaskan
golongangolongan yang berhak untuk mendapatkan zakat.
هّٰللا
ِ ب َو ۡال ٰغ ِر ِم ۡينَ َوفِ ۡى َسبِ ۡي ِل
ِ ت لِ ۡلفُقَ َرٓا ِء َو ۡال َم ٰس ِك ۡي ِن َو ۡال ٰع ِملِ ۡينَ َعلَ ۡيهَا َو ۡال ُمَؤ لَّـفَ ِة قُلُ ۡوبُهُمۡ َوفِى ا ل ِّرقَا
ُ صد َٰق َّ اِنَّ َما ال
هّٰللا هّٰللا
ضةً ِّمنَ ِؕ َو ُ َعلِ ۡي ٌم َح ِك ۡي ٌم َ َو ۡاب ِن ال َّسبِ ۡي ِلؕ فَ ِر ۡي
“Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang
miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk
memerdekakan budak, orang-orang yang behutang, untuk jalan Allah dan orang-
orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah,
dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah :60)
A. Zakat Produktif
Amil merupakan pengelola harta zakat, tugasnya bukan hanya menerima
zakat, akan tetapi juga berkewajiban untuk mendistribusikannya, termasuk untuk
membina dan memberikan pembinaan kepada asnaf terutama fakir dan miskin yang
menerima zakat (Chaniago, 2012), harapannya zakat dapat berperan dalam
mendukung program-pogram pemerintah untuk pengentasan kemiskinan dan
pengangguran.
Harta zakat dapat di dayagunakan dengan dua cara, yaitu secara konsumtif
dan secara produktif (Rafi, 2012), Konsumtif yang dimaksud di sini adalah harta
zakat yang berikan dapat langsung habis contohnya dapat berupa beras maupun uang,
zakat jenis ini diperuntukkan terutama untuk asnaf golongan fakir dan miskin. Harta
zakat diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya seperti kebutuhan
makanan, pakaian, dan tempat tinggal secara wajar. Sedangkan cara kedua adalah
zakat produktif yaitu pendistribusian zakat yang bukan hanya dalam bentuk
uang/beras namun berupa modal kerja, lapangan pekerjaan, dan hal-hal lain yang
dapat menumbuh kembangkan harta zakat yang telah diberikan
KESIMPULAN
Zakat produktif merupakan pemanfaatan zakat sebagai modal usaha produktif
dengan memberikan dana bergulir kepada para mustahik yang produktif. Mustahik
dipinjami modal dan diharuskan melaporkan dan mempertanggungjawabkan
penggunaan modal kerja itu dalam waktu yang telah ditentukan, dengan kewajiban
mengembalikan modal usahanya secara angsuran. Dana zakat yang di salurkan ke
arah produktif ini harus di tangani oleh lembaga (bukan perorangan) yang mampu
melakukan pembinan, pendampingan, dan monitoring kepada para mustahik yang
sedang melakukan kegiatan usaha agar dapat berjalan dengan baik.
Distribusi zakat yang diberikan oleh BAZNAS Provinsi Jawa Tengah kepada
Jamaah Majelis Taklim Al-Hidayah memberikan dampak positif pada kesejahteraan
mustahik. Dari sisi keagamaan, mereka mendapatkan tambahan ilmu agama dalam
pertemuan rutin, dan dari sisi ekonomi berlombalomba meningkatkan keadaan
ekonomi, dari sisi kreatifitas dan kemandirian, dengan pemberdayaan perempuan
melalui majelis taklim melatih perempuan untuk lebih keratif dan mandiri.
Pemberian zakat secara produktif dapat meningkatkan tarap hidup bagi para
mustahik, untuk pendistribusian zakat secara produktif maka terlebih dahulu dengan
memperhatikan kondisi kecukupan makanan, karena kecukupan makanan lebih
penting untuk diberikan. Dalam pendistribusian zakat tidak hanya secara konsumtif
(pemenuhan kebutuhan makanan), melainkan juga dengan cara produktif (alat, dana
atau modal) yang nantinya akan akan dapat digunakan oleh para mustahik dalam
memenuhi kebutuhan mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Aflah, N. (2009). Arsitektur Zakat Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
al-Sha'idy, M. U. (2007). Fiqih Zakat Kontemporer. Yogyakarta: Samodra Ilmu.
Anshori, A. G. (2006). Hukum dan Pemberdayaan Zakat: Upaya Sinergis Wajib
Zakat dan Pajak di Indonesia. Yogyakarta: Pilar Media.
Asnaini. (2008). Zakat Produktif dalam Perspektif Hukum Islam. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Fitriani, I. R. (2015). Pola Distribusi Zakat Dalam Upaya Meningkatkan
Kesejahteraan Jama’ah Majelis Taklim Al-Hidayah Rejosari Gunung Pati (Studi
Kasus Baznas Provinsi Jawa Tengah). Semarang: UIN Walisongo.
Mursyid. (2006). Mekanisme Pengumpuan Zakat, Infak dan Shadaqaha (Menurut
Hukum Syara' dan UU). Yogyakarta: Magistra Insania Press.
Pribadi, A. K. (2010). Sistem Informasi Penerimaan dan Penyaluran Zakat dengan
Distribusi Konsumtif Dan Produktif (Studi Kasus: Baitul Maal Wat Taamwil Masjid
Al-Azhar Cabang Ciledug). Jurnal Sistem Informasi, Vol 3, No 2.
Rianto, N. (2012). Lembaga Keuangan Syariah. Bandung: CV Pustaka Setia.
Zalikha, S. (2016). Pendistribusian Zakat Produktif Dalam Perspektif Islam. Jurnal
Ilmiah Islam Futura, Vol. 15. No. 2, 304-319.