Anda di halaman 1dari 16

MATERI 12 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MASYARAKAT MADANI

Disusun oleh :

1. ECI WULANDARI
NIM : 2022230032

2. M. AFRI RAHMAN
NIM : 2022230037

PROGRAM STUDI : TEKNIK INFORMATIKA

DOSEN PENGAMPUH MK : YENI YULIANA, M.Pd.I

FAKULTAS ILMU KOMPUTER (FASILKOM)


UNIVERSITAS PRABUMULIH
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb,
Puji Syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas izin dan Ridho-Nya, saya
telah selesai menyusun makalah.
Dengan selesainya penyusunan makalah ini saya harapkan dapat memenuhi
syarat/tugas dari pembelajaran meningkatkan mutu pendidikan di Universitas dan
sebagai syarat mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan dapat
menjadi buku bacaan di perpustakaan sehingga dapat menambah wawasan siswa
maupun guru.
Makalah ini saya buat dalam bentuk teks sederhana dengan maksud agar
pembaca dapat dengan mudah memahami isi makalah.
Mudah-mudahan makalah ini memberikan manfaat bagi pembaca, menambah
wawasan pembaca dan dapat memenuhi tugas-tugas saya, sehingga
mempermudah saya untuk memenuhi syarat mencapai niai yang baik.
Saya selaku penyusun makalah ini telah berupaya semaksimal mungkin untuk
menjadikan makalah saya yang terbaik namun saya selaku penyusun makalah ini
menyadari bahwa makalah saya belum sempurna. Oleh karna itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Mungkin nanti didalam makalah saya banyak
tulisan/kata-kata yang kurang berkenan di hati pembaca, saya mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Penyusun Makalah Penyusun Makalah

M.AFRI RAHMAN ECI WULANDARI


NIM.202230037 NIM.2022230032

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Batasan Masalah ....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3


A. Konsep Masyarakat Madani ..................................................................... 3
1. Pengertian Masyarakat Madani ...........................................................3
2. Manfaat dan Tujuan Masyarakat Madani ........................................... 7
B. Karakteristik Masyarakat Madani .............................................................7
C. Peranan Umat Islam dalam Mewujudkan Masyarakat Madani .............. 11

BAB III PENUTUP ............................................................................................122


A. SIMPULAN ............................................................................................ 12
B. SARAN ................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................133

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tantangan globalisasi semakin menggoyahkan tatanan sosial masyarakat. Ini
bisa menjadi ancaman nyata bagi negara jika terus mengalir tanpa banyak usaha.
Berbagai masalah seperti kerusakan moral, kemerosotan moral, bahkan runtuhnya
negara akan terjadi. Untuk itu diperlukan suatu revolusi dalam sistem sosial
masyarakat. Berdasarkan sejarah, ivil society sebagai istilah lama yang kemudian
dikenal dengan 'Islam' menjadi penting dalam penggunaan-nya sebagai proposisi
perubahan. Masyarakat madani adalah jenis masyarakat yang dicita-citakan oleh
setiap negara. Pembangunan masyarakat madani membutuhkan berbagai material
yang kuat dan tangguh yang berlandaskan pada landasan agama. Kunci dari
bangunan ini adalah pendidikan Islam. Pendidikan Islam merupakan upaya untuk
menghasilkan generasi muslim yang unggul yang bersatu padu membentuk
masyarakat kreatif yang religius, bermoral, dan berkualitas dalam membangun
budaya.
Cendekiawan muslim Indonesia Nurcholis Majid memandang bahwa
masyarakat madani dalam prespektif islam bukan terjemahan dari civil society
karena dari segi bahasa ada kesalahan dan karakternya berbeda dengan
masyarakat yang dibangun oleh Rasulullah di Madinah pasca hijrah. Jadi wacana
masyarakat madani yang dilotarkan oleh Nurcholis Madjid inilah yang mulai
dikenal oleh bangsa kita. Kemudian salah seorang yang sering menggunaan istilah
ini adalah H. Emil Salim, yang sempat mencalonkan diri menjadi Wakil Presiden
RI mendampingi pencalonan B.J. Habibi. Istilah ini semakin populer pada masa
lengsernya Soeharto yang digantikan oleh B.J. Habibi. Masyarakat madani sangat
identik dengan masyarakat kota yang mempunyai perangai dinamis, sibuk,
berfikir logis, berpola hidup praktis, berwawasan luas, dan mencari-cari terobosan
baru demi memperoleh kehidupan yang sejahtera. Perangai tersebut didukug
dengan mental akhlak karimah (budi pekerti yang mulia).

1
Hefner menyatakan bahwa masyarakat madani adalah masyarakat modern
yang bercirikan demokratis dalam berinteraksi di masyarakat yang semakin plural
dan heterogen. Dalam keadaan seperti ini masyarakat diharapkan mampu
mengorganisasi dirinya, dan tumbuh kesadaran diri dalam mewujudkan peradaban.
Mereka akhirnya mampu mengatasi dan berpartisipasi dalam kondisi global,
kompleks, penuh persaingan dan perbedaan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di jelaskan maka dapat kita tentukan
rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini.
1. Bagaimana konsep masyarakat madani?
2. Apa karakteristik yang dimiliki oleh masyarakat madani?
3. Apa peran yang dilakukan oleh umat islam dalam mewujudkan
masyarakat madani?

C. Batasan Masalah
Untuk mengetahui pembahasan yang terlalu luas dan hasil yang mengambang,
maka yang menjadi batasan masalah dalam makalah ini adalah “Peran pendidikan
islam untuk membentuk masyarakat yang religius, bermoral, dan berkualitas
dengan terciptanya masyarakat madani”.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Masyarakat Madani


Madani pertama kali berasal dari bahasa Arab dari terjemahan al-mujtama
al-madany. Kemudian dicetuskan oleh Naquib al-Attas, seorang guru besar
sejarah dan peradaban islam dari Malaysia yang mengambil istilah tersebut dari
karakteristik masyarakat islam yang diaktulisasikan Rasulullah di Madinah
dengan fenomena saat ini. Istilah tersebut kemudian dibawa oleh Anwar Ibrahim,
Deputi Perdana Menteri dalam Festival Istiqlal September 1995.
Beliau menjelaskan masyarakat madani pada kehidupan kontemporer seperti
rasa kesediaan untuk saling menghargai dan memahami. Kemudian muncul
beberapa karya dari intelektual Muslim Indonesia, diantaranya Azyumardi Azra
dengan bukunya “Menuju Masyarakat Madani” tahun 1999 dan Lukman
Soetrisno dengan bukunya “Memberdayakan Rakyat dalam Masyarakat Madani”
tahun 2000.

1. Pengertian Masyarakat Madani


Konsep masyarakat madani menurut perspektif Islam sudah diatur dalam
Al-Quran yang dibagi menjadi Beberapa jenis yaitu masyarakat terbaik (Khairah
Ummah), masyarakat seimbang (Ummatan Wasathan) dan masyarakat moderat
(Ummah Muqtashidah) ada juga kriteria Negeri Ideal (Baldatun Thayyibah).
Berikut adalah kutipan ayat yang mengatur ketiga jenis istilah tersebut:

a. Khairan Ummah

‫اّب تَْت لْ تَا تََت َ ت لْ لُ لاْ بَِ تا ب‬


ِ ‫اِ ُ تْ ل لَ لََِت بِ لاْ تُ لْ لِ ب‬
‫َِ تَُ ت لُ تَ لَْت تَ بَ لاْ لُ لُِ بتِ تَُلْل بَُلَْت بِ ل‬ ‫ْ بَُْل ب‬ ‫لُ لَُ ل لْ تْْ تلِ َ ل لَ ةٍ َ ل لْ بِ تَ ل‬
‫ْت تِاَت تْْ رلِا ْت لَ لْ بَ لُ لَ لْ لاْ لُْل بَُلَْت تََ ت لَُ ت لِ لْ لْ لاَْتا بُِلَْت‬
Artinya: “Kamu adalah umat terbaik untuk seluruh umat manusia. Kamu
menyuruh kepada yang ma’ruf, mencegah yang mungkar untuk beriman kepada
Allah. Apabila ahli kitab beriman, maka itu lebih baik bagi mereka ada yang

3
beriman diantara mereka, dan kebanyakan mereka adalah fasik.”(Q.S. Ali Imran
3:10)

Konsep kharian ummah dalam Q.S. Ali-Imran 3.110 ini adalah konsep
masyarakat yang ideal. Mereka diberi tugas untuk mengembangkan beberapa
fungsi diantaranya menyerukan kebaikan dan menegah terjadinya kemungkaran.
Selain itu, mereka juga tidak diperbolehkan bercerai berai dan saling berselisih
paham. Al-Quran telah memberikan cara meningkatkan iman dan taqwa serta
berdamai untuk memecahkan masalah internal yaitu metode syurah atau
musyawarah, ishlah atau rekonsiliasi dan berdakwah dengan cara “al-hikmah wa
al-mujadalah bi allatu hiya ahsan” yang berarti kebijaksanaan dan perundingan
dengan cara baik.

b. Ummah Wasathan

‫َ بًَْرا تَ تَا تَْت لَُتا لاْ بُ لَْتٍت اْلَبي لُ لُْت‬‫ِْ لُ تََت لْ لِ لْ ت‬ ‫اِ تََت لَِْت ل‬
‫اِْ ل‬ ‫َ تًَتا تَ تََتى اُْل ب‬ ‫ًا بَْ ت لُِْلْا ل‬ ‫تَ تَُتْبَت تَْت لَُتا لُ لْ َ ل لٍَر تَ ت‬
‫ِ ر‬
‫لل‬‫لل تَ تَا تُاَت ل‬ ‫ََتى اْلَبََت تًْتى ل‬ ‫ًِْ ر با لّ ت‬ ‫تْ ْت تِ بْ ت‬
‫ُ تََتى تَ بُْت لْ بِ تَ با لَ ُتاُ ل‬ ‫ِْ تُ بَ لُ لَ َت لُُت بَ ل‬ ‫تََت لْ تَا با لّ بُْت لَْت تْ تَ لَ َتَ ل بْ لُ ل‬
‫اِْ ل‬
‫اِ ْت تِ لَ م‬
ْ‫َِ تَ بِْ م‬ ‫لِْ تُ ابَ تُاُت لِ لْ اب لَ ل‬
‫لت ِباُْل ب‬ ‫بْْ ب‬
Artinya:”Dan demikian Kami menjadikan umat islam sebagai umat yang adil
sebagai saksi perbuatan manusia dan Rasul adalah saksi perbuatan kamu. Dan
kami tidak menetapkan kiblat sebagai kiblat mu kecuali agar Kami mengetahui
siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Dan sungguh
pemindahan kiblat itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk
oleh Allah. Dan allah tidak akan menyia-nyiakan iman mu. Sesungguhnya Allah
benar-benar maha pengasih lagi maha penyayang kepada manusia.”(Q.S.
Al-Baqarah 2:143).

Konsep ummatan wasathan dalam Q.S Al-Baqarah/2:143 menjelaskan bahwa


masyarakat seimbang adalah masyarakat yang berada di posisi tengah-tengah
yaitu menggabungkan yang baik dari yang bertentangan.

4
c. Ummah Muqtasidah

‫اإ لُ بِْ تُ تَ تَا َ ل لُ بِ تُ ابْت لْ بَ لْ بَ لَ تَ بِّ بَ لْ تأ ت تَُلْا بَ لَ َت لِْب بَ لْ تَ بَ لَ ُتْل ب‬


‫ْ َ ت لَ لَ بَ بَ لْ بَ لُ لَ لْ َ ل لٍَم‬ ‫تَْت لْ َتُل لَ لْ َتِتا لَْا اَْ ل لْ تَاً ت تَ ل ب‬
‫ِا تَ تَا َت لْ تَُلَْت‬
‫ِْ بَ لُ لَ لْ ت‬ ‫لَ لَُ ب‬
‫تًِتً م تَ تَُب م‬
Artinya: “Seandainya mereka menegakkan (hukum) Taurat, Injil, dan (Al-Quran)
yang diturunkan kepada mereka dari Tuhan mereka, niscaya mereka akan
mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka. Di antara
mereka ada umat yang menempuh jalan lurus. Sementara itu, banyak di antara
mereka sangat buruk apa yang mereka kerjakan.” (Q.S Al-Maidah 5:66)

Konsep ummah muqtashidah dalam Q.S Al-Maidah 5:66 adalah masyarakat


moderat yakni entitas di kalangan ahli kitab dan posisi ummah yang minoritas.
Artinya bahwa kelompok tersebut meskipun kecil. Tetap dapat melakukan
kebaikan dan perbaikan dan meminimalkan kerusakan. Hampir sama dengan
ummatan wasathan bawa keduanya memelihara penerapan nilai-nilai utama di
tegah komunitas sekitar yang menyimpang. Yang membuat beda ummah
muqtashid dan komunitas agama Yahufdiatau Nashrani, dan ummah wasath
adalah komunitas agama sendiri yakni islam.

d. Baldatun Thayyibah

‫َ بّْْتٍم لَ تَِب ت‬
َ‫ََل لْ م‬ ‫ْْت ةا َب لي تَ لْ تُِب بَ لْ تاَتٍم تَُل تَ بَ تَ لَ َ بلُْ ةلَ لَ بَ تُا ةُ ۗە لَُل لْا بَ لَ ب َّ لْ ب‬
‫ِ تَ بِّ لِ لْ تَا لَ لِ لِ لَا ْتِه ِت لًَتً م ت‬ ‫ْتُت لً تُاَت بْ ت‬
Artinya : “Sungguh, pada kaum Saba’ benar-benar ada suatu tanda (kebesaran dan
kekuasaan Allah) di tempat kediaman mereka, yaitu dua bidang kebun di sebelah
kanan dan kiri. (Kami berpesan kepada mereka,) “Makanlah rezeki (yang
dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah
negeri yang baik (nyaman), sedangkan (Tuhanmu) Tuhan Yang Maha
Pengampun.” (Q.S. Saba’ / 34:15)
Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Gafur di tafsirkan memiliki arti kondisi
negeri yang menjadi dambaan dan impian bagi seuruh umat manusia. Baldatun
Thayyibatun memiliki beberapa kriteria diantaranya:

5
1. Negeri yang selaras antara kebaikan alam dan kebaikan perilaku
penduduknya.
2. Negeri yang seimbang antara kebaikan jasmani dan rohani penduduknya.
3. Negeri yang aman dari musuh, baik dari dalam maupun dari luar.
4. Negeri yang maju dalam ilmu agama maupun ilmu dunia.
5. Negeri dengan penguasa yang adil dan saleh serta penduduk yang hormat
dan patuh.
6. Negeri yang di dalamnya terjalin hubungan harmonis antara pemimpin
dan masyarakatnya.

Konsep-konsep yang telah dijabarkan tersebut telah diterapkan di Madinah


yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW. Diterapkan setelah Nabi hijrah
bersama para sahabat dan dikeluarkannya Sahifah ay Watsiqah Madinah atau
Piagam Madinah atau Madinah Charter yang berisi hal-hal berikut ini:
1. Asas kebebasan beragama yakni negara mengakui dan melindungi
kelompok yang beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing.
2. Asas persamaan yakni semua orang yang mempunya kedudukan sama
sebagai anggota masyarakat untuk saling membantu dan tidak boleh
memperlakukan orang lain dengan buruk.
3. Asas kebersamaan yaitu anggota masyarakat memiliki hak dan kewajiban
sama kepada negara.
4. Asas keadilan yaitu setiap warga negara memiliki kedudukan sama di
hadapan hukum di mana hukum harus ditegakkan.
5. Asas perdamaian yakni warga negara hidup berdampingan tanpa
perbedaan suku, agama dan ras.
6. Asas musyawarah yaitu semua permasalahan yang terjadi di negara
tersebut diselesaikan melalui dewan syura.

6
2. Tujuan dan Manfaat Masyarakat Madani
Tujuan dan manfaat dari terbentuknya masyarakat madani ialah :
1. Inklusivisme, seperti yang telah di praktekkan oleh pada adib ketika
menyusun “adab” mereka, selain menggunakan al-Qur’an dan hadits
sebagai sumber lain yang paling otoritatif, mereka juga masih
menggunakan sumber lain dari kebudayaan lain. Ini berarti manfaat
dari terbentuknya masyarakat madani itu membuat orang-orang
dapat menerima suatu perbedaan dan keberagaman dari berbagai
pendapat, budaya, dan kebiasaan.
2. Humanisme, ialah cara pandang memperlakukan manusia karena
kemanusiaan-nya, tidak karena sebab yang lain di luar itu, seperti ras,
kasta, warna kulit, kedudukan, kekayaan atau bahkan agama dan
menilai semua manusia sama derajatnya.
3. Dengan terwujudnya masyarakat madani ialah terciptanya
masyarakat yang demokratis sebagai penggerak reformasi terhadap
tekanan-tekanan politik dan ekonomi dari dalam dan luar negeri

B. Karakteristik Masyarakat Madani


Masyarakat madani secara general bisa diterjemahkan sebagai suatu
masyarakat yang memiliki karakteristik antara lain: “kemandirian, toleransi,
keswadayaan, tolong menolong, dan menjunjung tinggi norma dan etika yang
disepakatinya secara bersama-sama”. lebih jauh, paparan tentang karakteristik
masyarakat madani sebagaimana dilontarkan oleh Dede Rosyanda et.al, adalah:
Ada beberapa karakteristik Masyarakat Madani, diantaranya:

1. Free Public Sphere


Eksistensi ruang publik yang bebas sebagai sarana dalam mengemukakan
pendapat. Pada ruang publik yang bebas individu dalam posisi-nya yang setara
mampu melakukan transaksi-transaksi wacana dan praktis politik tanpa
mengalami distorsi dan kekhawatiran. Di sisi lain, masyarakat sebagai warga
negara memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan publik, di samping berhak

7
melakukan aktivitas secara merdeka dalam menyampaikan pendapat, berserikat,
berkumpul serta mempublikasikan informasi kepada publik.

2. Demokratis
Demokrasi merupakan suatu entitas yang menjadi penegak wacana
masyarakat madani, dimana dalam menjalani kehidupan, warga negara memiliki
kebebasan penuh untuk menjalankan aktivitas sehari-hari, termasuk dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Demokratis berarti masyarakat dapat berlaku
santun dalam pola hubungan interaksi dengan masyarakat sekitarnya tanpa
mempertimbangkan suku, ras dan agama. Penekanan demokratis di sini dapat
mencakup sebagai bentuk aspek kehidupan seperti politik, sosial, budaya,
pendidikan, ekonomi dan sebagainya.

3. Toleransi
Toleran merupakan sikap yang dikembangkan dalam masyarakt madani
untuk menunjukkan sikap saling menghargai dan menghormati pendapat serta
aktivitas yang dilakukan oleh orang lain. Toleransi ini memungkinkan akan
adanya kesadaran masing-masing individu untuk menghargai dan menghormati
pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh suatu kelompok.

4. Pluralisme
Pluralisme sebagai sebuah syarat penegakan masyarakat madani, maka ia
harus dipahami secara mengakar dengan menciptakan sebuah tatanan kehidupan
yang menghargai dan menerima kemajemukan dalam konteks kehidupan
sehari-hari. Pluralisme tidak bisa dipahami hanya dengan sikap mengakui dan
menerima kenyataan masyarakat yang majemuk, tetapi harus disertai dengan
sikap yang tulus untuk menerima kenyataan pluralisme dimaksud sebagai nilai
positif, bahwa ia merupakan rahmat Tuhan.

8
5. Keadilan Sosial
Keadilan sosial adalah untuk menyebutkan keseimbangan dan pembagian
yang proposional terhadap hak dan kewajiban setiap warga negara yang
mencakup seluruh aspek kehidupan. Term ini memungkinkan hilangnya monopoli
dan pemusatan salah satu aspek kehidupan pada satu kelompok masyarakat.
Secara esensial, masyarakat memiliki hak yang sama dalam memperoleh
kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah.

6. Berkeadaban
Berkeadaban artinya sikap menghargai dan menerima pendapat orang
lain dalam berbagai aspek. Memberi tempat fan penghargaan perbedaan pendapat
serta mendahulukan kepentingan bangsa di atas kepentingan individu, kelompok
dan golongan.

Bila dikaji, masyarakat di negara maju yang sudah dapat dikatakan sebagai
masyarakat madani, maka, ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi untuk
menjadi masyarakat madani, yakni pertama, adanya demokrasi governance
(pemerintahan demokratis) yang dipilih dan berkuasa secara demokratis. Kedua,
adanya democratic civilian yang sanggup menjunjung nilai sivil security, civil
responsibility, dan sivil resilience.

Apabila diurai, dua kriteria tersebut menjadi tujuh prasyarat masyarakat


madani sebagai berikut :
1. Terpenuhinya kebutuhan dasar individu, keluarga, dan kelompok
dalam masyarakat.
2. Berkembangnya modal manusia (human capital) dan modal social
(social capital) yang kondusif bagi terbentuknya kepercayaan dan
relasi sosial antar kelompok.
3. Tidak adanya diskriminasi dalam berbagai bidang pembangunan,
dengan kata lain terbukanya akses terhadap berbagai pelayanan
sosial.

9
4. Adanya hak, kemampuan dan kesempatan bagi masyarakat dan
lembaga-lemnaga swadaya untuk terlibat dalam berbagai forum di
mana isu-isu kepentingan bersama dan kebijakan publik dapat
dikembangkan.
5. Adanya kohesifitas antar kelompok dalam masyarakat serta
tumbuhnya sikap saling menghargai perbedaan antar budaya dan
kepercayaan.
6. Terse;enggaranya sistem pemerintahan yang memungkinkan
Lembaga-lembaga ekonomi, hukum, dan sosial berjalan secara
produktiif dan berkeadilan sosial.
7. Adanya jaminan, kepastian dan kepercayaan antara hubungan
masyarakat yang memungkinkan terjalinnya hubungan dan
komunikasi antar mereka secara teratur, terbuka dan terpercaya.

Karakteristik masyarakat madani di atas, secara umum merupakan ciri yang


sangat ideal, seolah memberi kesan bahwa tidak ada masyarakat yang lebih ideal
dari masyarakat yang dimaksud. Kalau pun ada, hanya masyarakat muslim yang
pernah dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad Saw di Madinah. Hal ini tentu
menjadikan masyarakat yang relatif memenuhi syarat dan kriteriadi atas. Oleh
sebab itu, muncul kesan bahwa tidak ada masyarakat se-ideal masyarakat
Madinah. Konteks ini di isyaratkan Rasul Saw dalam sabdanya, “tidak ada
satupun masyarakat di dunia ini yang sebaik masyarakat madani, atau
sebaik-naik masa adalah masaku”. Terlepas hadist tersebut shahis atau tidak,
harus diakui bahwa masyarakat Madinah yang dibangun Muhammad Saw adalah
masyarakat terbaik.

10
C. Peranan Umat Islam dalam Mewujudkan Masyarakat Madani
Sesuai dengan perintah Allah Swt dalam Q.S.Ali Imran ayat 110 “Kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, mengajak kepada yang
baik, dan mencegah dari keburukan, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli
kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang melenceng”. Maka
dari itu umat islam sudah seharusnya menjadi pionir dalam mewujudkan
Masyarakat madani. Hal yang dapat dilakukan untuk mewujudkan masyarakat
madani ialah :
1. Melakukan pembenahan kedalam tumbuh umat islam untuk
menghapus kemiskinan.
2. Zakat dan wakaf sebagai instrumen kesejahteraan umat
3. Mewujudkan tatanan sosial politik yang demokratis dan sistem
ekonomi yang adil.
4. Sebagai pengembangan masyarakat melalui upaya peningkatan
pendapatan dan pendidikan rakyat.
5. Sebagai pembelaan bagi masyarakat yang “teraniaya”, tidak berdaya
membela hak-hak dan kepentingan mereka.
6. Menjadi kelompok kepentingan atau kelompok penekan dalam
rangka menegakkan kebenaran dan keadilan.

Permasalahan pokok yang masih menjadi kendala saat ini adalah kemampuan,
eksistensi dan konsistensi umat islam dai Indonesia terhadap karakter dasarnya
untuk mengimplementasikan ajaran islam dalam kehidupan beragama, berbangsa
dan bernegara melalui jalur yang telah disediakan. Meskipun umat islam secara
jumlahnya adalah mayoritas, tetapi secara kualitas-nya masih rendah sehingga
perlu adanya pembaharuan dan pemberdayaan secara sistematis dan efisien. Dapat
dilihat dari fenomena sosial yang sangat bertentangan dengan ajaran islam, seperti
angka kriminalitas yang masih sangatlah tinggi, korupsi yang bertebaran,
kurangnya rasa aman dan nyaman di negara sendiri, krisis kepercayaan antara
msyarakat dengan pemerintah dan lain sebagainya.

11
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Konsep masyarakat madani menurut islam ialah suatu pondsi politik yang
demokratis, partisipatoris, menghormati dan menghargai publik seperti kebebasan
hak asasi, partisipasi, keadilan sosial, menjunjung tinggi etika dan moralitas. Ciri
utama Masyarakat madani Indonesia adalah demokrasi yang menjunjung tinggi
nilai kemanusiaan, masyarakat yang mempunyai dahan keagamaan yang berbeda,
penuh toleransi, menegakkan hukum dan peraturan yang berlaku secara konsisten
dan berbudaya.
Dalam proses mewujudkan masyarakat madani dibutuhkan perjuangan yang
gigih secara terus-menerus. Juga dibutuhkannya unsur-unsur sosial yang menjadi
prasyarat terwujudnya masyarakat madani, seperti kerjasama yang baik antara
pemerintah, dengan lembaga kemasyarakatan, serta dengan masyarakat.

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan, maka penulis memberikan saran :
1. Kepada masyarakat madani disarankan untuk lebih memiliki kesadaran
tinggi dalam ikut serta berpartisipasi medukung upaya terwujudnya
masyarakat madani.
2. Kepada pemetintah diharapkan untuk lebih meningkatkanupaya dan
program serta mensosialisasikan kepada masyarakat tentang berbagai
program yang akan dibuat dan dijalankan kepada masyarakat dan
manfaat program tersebut bagiseluruh masyarakat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Azizi, A Qodri Abdillah. 2000. Masyarakat MadaniAntara Cita dan Fakta:


Kajian Historis - Normatif. Dalam Ismail SM dan Abdullah Mukti,
Pendidikan Islam, Demokratisasi dan Masyarakat Madani. Yogyakarta:
PustakaPelajar.

Gellner, E 1995. Membangun Masyarakat Sipil: Prasyarat Menuju Kebebasan


(Terjemahan Hasan, I) Bandung: Mizan.

13

Anda mungkin juga menyukai