OLEH :
2019
i
KATA PENGANTAR
Segala puja, puji dan syukur bagi Allah SWT, Tuhan yang Maha ESA
yang senantiasa memberikan rahmat, taufiq, serta hidayahnya kepada kita
sehingga kita dapat menjalankan aktivitas sehari-hari. Shalawat serta salam kita
semoga tercurahkan kepada Nabi dan Rasul, Sang Revolusioner sejati yang
menjadi panutan semua Ummat, yakni Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa Umat Manusia dari zaman kebodohan menuju kehidupan yang penuh
dengan Ilmu Pengetahuan.
Suatu rahmat yang besar dari Allah SWT yang selanjutnya penulis syukuri
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Urgensi Pemikiran
Cak Nur: Suatu Pendekatan Menanggapi Kontroversi Wacana Negara Islam
Sebagai Sebagai Visi Revolusi Islam Di Indonesia” ini untuk memenuhi syarat
mengikuti Intermediate Training (LK II) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
Cabang Sinjai.
Takada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan Makalah ini. Maka dari itu, saran, koreksi, dan kritik
yang membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
A. KESIMPULAN .............................................................................. 26
B. SARAN .......................................................................................... 27
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
orang yang mengiginkan terbentuknya Negara Islam dan mengganti Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang dimana sama sekali tidak relevan terhadap apa yang
diinginkannya, karena kita lihat banyaknya agama-agama uang menetap di Indonesia,
banyaknya budaya yang ada di Indonesia, serta banyaknya bahasa-bahasa yang lebih
cenderung berasal dari Negara Kesatuan Republik Indonesia saat ini. Padahal
pancasila sendiri ambil acuan dari Al-quran jikalau ditinjau dari kacamata Agama
Islam, contohnya Sila pertama diambil dari Q.S Al-Ikhlas:1, Sila Kedua (Q.S Al-
Maidah:8), Sila Ketiga (Q.S Al-Imran:108), Sila Keempat (Q.S An-Nisa:59 & Q.S
Asy-Syura:38) dan Sila Kelima (Q.S An-Nahl:90). Jadi apakeinginan dari Orang-
orang yang lebih ingin mendirikan Negara Islam di Indonesia? Jangan sampai ini
hanya keinginan segelintir orang, tetapi bukan untuk kemaslahatan bersama.
Terlepas dari itu sangat disayangkan apabila kita sendiri tidak tahu apa yang
akan terjadi apabila tidak kita selaraskan antara Akidah, Syariat dan Akhlak ini. Di
Indonesia pengajaran tentang Ajaran pokok dalam Agama Islam sangat minim,
dikarenakan kurangnya pengetahuan kita terhadap permasalahan-permasalahan yang
sangat fundamental ini. Apalagi efek dari Media sosial, yang kita ketahui bahwasanya
masih ada banyak Informasi-informasi yang belum pasti atau hoaxyang sudah
tersebar di platform Media Sosial dan sebagian pengguna Media Sosial ini langsung
saja menerima tanpa mengidentifikasi terlebih dahulu. Padahal diMedia Sosial lah
kita sangat gampang menemukan Informasi-informasi yang sanget penting bagi
kehidupan sehari-hari kita. Tetapi masih saja ada segelintir orang yang tidak
bertanggung jawab dalam membagikan Informasi secara lengkap dan terperinci,
apalagi Informasi yang dibagikan itu adalah Informasi-informasi tentang ajaran dalam
Agama Islam yang terkhusunya penikmat Media Sosial yang beragama Islam.
Kejadian seperti ini sangat disayangkan, kehadiran Media Sosial tidak pernah kita
manfaatkan sebaik-baiknya. Disisi lain akibat dari kurangnya pengetahuan kita
tentang Pemahaman ajaran pokok dalam Agama Islam, selalu saja membuat kita
pincang akan Pengetahuan Agama kita sendiri. Kita selalu saja mengikuti orang-
3
orang (yang katanya) paham akan Agama tetapi tindakannya tidak mencerminkan
seperti orang yang Ber-Agama.
Zaman ini mestinya kita harus lebih mendalami apa yang dimaksud Pokok-
pokok ajaran Agama Islam, dimulai sejak usia dini. Karena pokok-pokok ajaran pada
Agama Islam sangatlah penting untuk diri kita sendiri, serta untuk orang lain. Pokok-
pokok ajaran pada Agama Islam sangatlah penting, karena intisari pada Pokok ajaran
Agama Islam ialah untuk Memanusiakan Manusia serta meliputi ajaran aspek
kehidupan sosial, ekonomi, politik, hukum, keluarga dan aspek duniawi lainnya. Jika
kita melihat dari aspek sosial, masyarakat tidak pernah terlepas dari suatu
Kepercayaan, walaupun ia melepas suatu kepercayaan, itu kepercayaan juga. Saat ini
sangat banyak orang-orang yang menganut suatu kepercayaan tetapi jarang
terjerumus kedalam suatu kepercayaan tersebut, dia hanya mengetahui suatu
kepercayaan tetapi tidak mengetahui darimana hadirnya dan mengapa kita mesti
memiliki kepercayaan. Dari sinilah perlunya kita lebih mendalam Ajaran-ajaran
Pokok Agama Islam yang cenderung membuat kita lebih paham akan apa yang kita
percayai sampai saat ini.
kontroversi yang muncul secara berturut-turut itu dalam beberapa bulan terakhir.
Dalam ceramahnya, dia sering menggunakan kata-kata kotor dan sangat tidak pantas.
Apalagi saat dia, salah menyebut ayat Alqur’an dan tidak bisa menjelaskan dengan
ilmiyah tuduhan “sesat” terhadap konsep Islam Nusantara.Belum lagi, banyak kata-
katanya yang menyerang sesama muslim yang tidak sependapat denganya. Tentunya
hal tersebut sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai luhur ajaran Islam. Inilah
perlunya bagi kita yang beragama islam yang ada diindonesia membutuhkan
keterbukaan pemikiran akan nilai-nilai pokok ajaran agama islam. keterbukaan
pemikiran ini sangat penting bagi kita semua, karena dampak dari keterbukaan
pemikiran ini sangat baik dan ini yang diinginkan dalam islam, bahwasanya kita tidak
sembarang mengikut-ikuti sikap, tingkah laku, dari seseorang baik itu kyai’, ulama,
ustadz apabila keluar dari subtansi ajaran agama islam dan siapapun itu karena
hakikatnya kita dilarang mengikuti apapun itu tanpa ada pengetahuan didalamnya.
B. Rumusan Masalah
Dari Uraian diatas, maka penulis merumuskan sebagai berikut :
1. Apakah gagasan Revolusi Islam relevan terhadap konteks Ke-
Indonesiaan?
2. Bagaimanakah pemikiran Cak Nur dalam menanggapi wacana Negara
Islam?
C. Tujuan penulisan Makalah
1. Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah
satu persyaratan mengikuti Intermediate Training Himpunan Mahasiswa
Islam Cabang Sinjai.
2. Tujuan Khusus dari penulisan makalah ini untuk mengetahui dan
mengenal lebih dalam pemikiran Nurcholish madjid.
5
1
Ahmad Syafi‟i Safinuddin. HMI dan Wacana Revolusi Sosial. (Hijau Hitam:2003) hal.113
6
7
yang busuk, meyesatkan dan mengsensarakan rakyat diubah menjadi tatanan yang
besar peranannya untuk rakyat.
Revolusi yang paling dikenal sampai saat ini yaitu Revolusi Islam Iran, yang
dimana salah satu dari sekian banyak Revolusi Negara-negara besar yang ada
didunia, seperti Revolusi Amerika, Revolusi Prancis, Revolusi Filiphina, Revolusi
Kuba, Revolusi Vietnam, dan Revolusi Negara lainnya. Revolusi Iran merupakan
yang paling disoroti dari sekian banyak revolusi yang ada dinegara-negara lainnya,
ini dikarenakan Revolusi Iran mempunyai pengaruh besar khususnya bagi gerakan
Syi‟ah dinegara-negara timur tengah abad ke-19. Revolusi ini merupakan reaksi dari
kebijakan penguasa rezim Pahlevi yang bertindak diktator, dan sangat berorientasi
pada negara-negara Barat.
Rezim Pahlevi banyak membuat kebijakan yang memojokkan posisi ulama di
Iran. Akibatnya, ulama perlahan-lahan menghimpun kekuatan dari berbagai lapisan
masyarakat untuk mewujudkan perubahan. Revolusi yang dipelopori oleh Ali
Shariati, dan Ayatullah Khomeini ini, merupakan revolusi negara Timur Tengah yang
paling banyak mendapat sorotan dunia Barat. Alhasil banyak kepentingan asing yang
merasa terancam akibat revolusi ini. Revolusi ini lebih cenderung dikatakan sebagai
Revolusi Ekonomi dan politik, dikarenakan berubahnya struktural negara Iran
menjadi Republik Islam Iran.
2. Keharusan Revolusi
Jika setiap zaman selalu menuntut perubahan dan “zaman lain” lahir dari
perubahan itu, maka metode perubahan yang paling tepat adalah Revolusi sosial. Hal
ini disebabkan karena Manusia selalu ingin mengarah pada kesempurnaan. Revolusi
yang baik adalah, yang didirikan di atas kekuatan rohani yang menyinari setiap
pilihan pilihan intelektual manusia.
Prasyarat revolusi ada 2 golongan, yakni; suasana atau iklim dan pelaku.
Umumnya suasana yang dapat mempercepat meletusnya revolusi adalah
ketidakadilan ekonomi-politik dan kesewanang-wenangan penguasa atas kebanyakan
warganya. Iklim lain yang tak kalah pentingnya dapat mendorong terjadinya
revolusi adalah produk kontstitusi yang diperoleh dan hanya untuk kepentingan
8
2
Ahmad Syafi‟i Safinuddin. HMI dan Wacana Revolusi Sosial.(Hijau Hiitam 2003) hal.128
9
3. Islam
Kata islam berangkat dari akar kata salima yang berarti selamat sentosa. Dan
asal kata tersebut dibentuk kata aslama yang artinya menyerahkan diri, tunduk, patuh
dan pasrah. Kata aslama itulah menjadi pokok kata islam, mengandung segala arti
yang terkandung dalam arti pokoknya, sebab itu orang yang melakukan aslama atau
memeluk islam disebut muslim.3 Jadi ketundukan seseorang kepada tuhan yang esa
maka dia telah berislam. Islam seringkali diartikan sebagai ajaran yang di bawa oleh
nabi Muhammad untuk di sampaikan kepada manusia dalam rangka mencapai
kebahagian hidup di dunia dan akhirat.
Islam sebagai sebutan suatu nama agama yang pertama kali di bawa oleh Nabi
Muhammad SAW. Di tengah padang jazirah arab sekitar 1400 tahun yang lalu
Dimana kehidupan masyararakat pada saat itu memiliki budaya yang tidak manusiawi
lagi (jahiliah). Hal tersebut terjadi karena mayoritas masyarakat mekkah diwaktu itu
telah menyimpang terhadap agama nenek moyang mereka yang dibawa oleh nabi
Ibrahim as. beserta keturunannya. Nabi Muhammad SAW. Yang masih keturunan
nabi Ibrahim as. Di utus untuk memperbaiki kondisi masyarakat mekkah yang
menyimpang agar mereka kembali kepada ajaran nenek moyang mereka ataupun
kembali ke fitrah kemanusiaanya.
Selain nabi Muhammad datang untuk menyempurnakan ajaran sebelumnya.
Kita perlu Menelusuri makna islam dalam al-quran, kita akan menemukan bahwa
islam bukanlah semata-mata nama sebuah agama yang dibawa oleh nabi Muhammad
seperti yang telah disebut di atas, melainkan islam merupakan ajaran tuhan yang
universal, disampaikan kepada seluruh makhluk dengan perantaraan para nabi dan
rasul, sesuai dengan tempat dan masa tertentu. Nabi Muhammad disebutkan dengan
jelas: “kami (Allah) tidak mengutus engkau Muhammad melainkan untuk seluruh
ummat manusia, sebagai kegembiraan dan pembawa ancaman”al-Quran
s.saba‟/34:28. Al-Quran juga menginformasikan bahwa seluruh nabi mengajarkan
ajaran islam.
3
Lihat nasruddin razak, dienul islam (Bandung pt alma‟rif,1981) hal. 56.
10
Sungguhlah tepat apa yang dikatakan oleh Ibn taymiyyah seperti yang dikutip
Cak Nur, bahwa agama semua nabi adalah satu ,yaitu islam, meskipun syariatnya
yang berbeda-beda sesuai dengan zaman dan tempat khusus masing-masing nabi itu.4
Ibn taymiyyah juga menuliskan sebuah hadist nabi yang menyatakan bahwa “ para
nabi bersaudara satu ayah lain ibu, jadi agama mereka adalah satu , yaitub ajaran
yang beribadah hanya kepada allah, tuhan yang maha esa yang tiada padanan bagi-
nya.3
Jadi di sepanjang zaman pada awalnya manusia telah meyakini tentang ada nya
sang maha pencipta yakni tuhan yang maha esa melalui utusannya namun karena
penyimpangan pengikutnya yang terjadi selama berabad-abad yang disebabkan oleh
kepentingan, kebodohan maupun subjektifitas sehingga lahir berbagai agama yang
ada sampai sekarang. Hal tersebut relevan apa yang di katakana oleh Wilhelm
Schmidt dalam the origin of the idea of God, yang pertama kali terbit pada 1912.
Schmidt menyatakan bahwa telah ada suatu monoteisme primitive sebelum manusia
mulai menyembah banyak dewa.
Pada awalnya, mereka mengakui hanya ada satu tuhan yang tertinggi, yang
telah menciptakan dunia dan menata urusan manusia dari kejauhan, kepercayaan
terhadap satu tuhan tertinggi (kadang disebut tuhan langit karena diasosiasikan
dengan ketinggian) dia tidak terwakili oleh gambaran apapun, tuhan diketahui sebagai
suatu yang maha tinggi sampai sampai jaraknya sangat jauh dari manusia ,inilah yang
tidak memuaskan manusia pada waktu itu,sehingga mereka menggantinya dengan
dewa-dewa yang lebih rendah dari tuhan namun tidak terasa jauh.5
Tetapi Sampai disni kita harus tetap membedakan ajaran para nabi dan rasul
yang bersifat lokal-historis dan ajaran yang bersifat normatif-universal bahkan
membedakan dengan ajaran kepada pasrah kepada tuhan yang esa yang telah
mengalami penyimpangan. Ajaran nabi Muhammad saw. Tentang bagaimna cara
menyembah Allah berbeda dengan ajaran cara menyembah nabi nuh as. Kepada
Allah. Perbedaan tersebut terjadi karena masing-masing agama turun dalam setting
4
Nurcholish Madjid, pintu-pintu menuju tuhan, (Jakarta: paramadina. 1996) hal. 3.
3
Ibid, hal 3.
5
Karen Amstrong, sejarah tuhan, (mizan, 2013) hal. 27-28.
11
sosial yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Prinsip-prinsip dasar mereka
yang disebut agama adalah sama, ajaran ajaran mereka hanya berbeda dalam soal
hukum dan masalah-masalah subsider yang nilai pentingnya sekunder, sekalipun
bentuk ajaran mereka berbeda, namun semua nabi memvisualisasikan satu tujuan
yang sama.6
Karena sebagai ajaran yang universal Islam bukan hanya diperuntukkan untuk
makhluk yang bernama manusia, melainkan bagi seluruh alam semesta. Dalam surat
yang lain Allah berfirman ”tidak kami utus engkau Muhammad melainkan rahmat
bagi seluruh alam” al-anbiya 21:107. Berkenaan dengan hal ini Nurcholish Madjid
sering menyatakan bahwa: islam itu universal, pertama-tama karena islam sebagai
sikap pasrah dan tunduk kepada Allah,sang maha pencipta, adalah pola wujud (mode
of existence) seluruh alam semesta, dalam bahasa yang lebih tegas ,seluruh jagad raya
adalah satu wujud ketundukan dan kepasrahan (ber-islam) kepada tuhan .baik yang
terjadi secara dengan sendirinya (keterpaksaan) ataupun karena sukarela dan pilihan
sadar.7
Dengan demikian bisa dikatakan setiap agama yang mengajarkan sikap pasrah
dan tunduk kepada Allah harus disebut dengan islam (dalam makna esoterisnya atau
tujuan akhirnya kembali kepada tuhan) walaupun ajaran lokalnya berbeda-beda dan
tentu saja akan mendapat perkenan tuhan. Jadi berangkata dari teori keuniversalan
Tuhan yang berasumsi pada “di bumi hanya ada satu tuhan yang maha kuasa, jika
tuhan itu berbilang , bumi tidak akan tercipta”.sangat mustahil jikalau sang pencipta
itu banyak atau lebih dari satu & hal tersebut dipertegas dalam kitab suci “ sekiranya
di langit dan di bumi ada tuhan – tuhan selain Allah, tentu keduanya telah binasa.
Maha suci Allah pemilik Arsyi, dari sifat sifat yang mereka berikan” al-anbiya 21:22.
Sikap pasrah dan tunduk patuh kepada tuhan dapat dilihat pada tiga bentuk,
pertama, islam sebagai ajaran tuhan kepada alam semesta karena alam semesta
dengan seluruh isinya telah ber-islam, yaitu sikap pasrah yang yang total dan tunduk
patuh kepada tuhan sang maha pencipta. Kedua,islam adalah agama kemanusiaan
6
Murtadha Muthahhari, manusia dan alam semesta (Jakarta:lentera, 1997) hal. 136.
7
Nurcholish Madjid, islam agama kemanusiaan (Jakarta:paramadina, 1995) hal. x
12
8
Azhari akmal tarigan,islam mazhab Hmi (kultura, 2007) hal. 10.11
13
9
Roger Garaudy, dkk, Demi Kaum Tertindas; Akar Revolusi Islam (Penerbit Citra)
10
Roger Garaudy,dkk, Demi Kaum Tertindas: Akar Revolusi Islam Iran (penerbit citra)hal.187
14
2. Dominasi pasar sebagai satu-satunya pengatur segala relasi manusia, baik antar
individu maupun antar bangsa. Dalam system ini, ketika setiap individu adalah
rival bagi yang lainnya, maka „manusia merupakan serigala yang memangsa
manusia lainnya‟ sebagaimana dinyatakan Thomas Hobbes, salah satu ideologi
system ini.
3. Alam semesta merupakn cadangan, yang dipandang tidak terbatas, dari „bahan-
bahan utama‟ dan tempat penyimpanan bagi limbah yang dihasilkan produksi
dan konsumsi manusia. Inilah apa yang Descartes simpulkan sebagai: „menjadi
tuan dan pemilik alam‟.11
Revolusi Islam Iran didasasrkan atas prinsip-prinsip yang secara radikal
berbeda, berakar dalam salah satu peradaban dunia yang paling tua. Pencetusnya,
Ayatullah Khomeini, adalah ekspresi dari kebudayaan ini yang melintasi beberapa
millennium. (demi kaum tertindas; akar revolusi islam diiran, roger garaudy dkk,
penerbit citra. Hal 187-189).
Islam dalam bentuk universalnya yang dikenal-seperti yang diajarkan dalam al-
Quran dan diwahyuhkan kepada para nabi, sebelum kepada seluruh manusia, sebagai
para utusan dari satu-satunya Tuhan yang sama, tidak memasuki Iran sebagai sebuah
keyakinan yang asing, tetapi dalam sebuah cara yang mendekatkan semuanya kepada
kesucian primordial Qurani‟-nya sendiri (lihat Nahj al-Balaghah, 78).
Ayatullah Khomeini memiliki konsep berbeda tentang kekuasaan, ia memiliki
kehendak kuat untuk melihat kekuatan dan kekuasaan bukan pada institusi militer
tetapi dalam kesadaran internal (wujudan para sufi) dan anggota-anggota militer.
Semua arahannya selama masa konfrontasi diinspirasikan lewat prinsip berikut:
“jangan serang dada para prajurit, tetapi serang hatinya”, Ketika sesuatu didalam hati
dan pikiran manusia dibongkar, maka senjata-senjata itu akan jatuh dari genggaman
mereka. Bagi strategi-strategi semacam itu, keyakinan tidak masuk kedalam
komputer-komputer dan sirkuit-sirkuit elektronik mereka.
11
Roger Garaudy,dkk. Demi Kaum Tertindas; Akar Revolusi Islam di Iran. (Penerbit Citra) hal.188-
189
15
12
Roger Garaudy,dkk. Demi Kaum Tertindas; Akar Revolusi Islam di Iran. (Penerbit Citra) hal.197-
198
16
Indonesia wacana Negara islam sebagai salah satu tawaran bentuk Negara Indonesia
yang di usung pendiri bangsa dari kelompok nasionalis islam. Dalam momentum
tersebut secara tidak langsung cikal bakalide.
Negara islam dikontruksi hingga akhirnya di praktikkan oleh salah satu
organisasi islam yang ada di Indonesia pasca kemerdekaan dengan cita cita
organisasi, Karena secara sederhanaRevolusi Islamdapat diartikan suatu upaya
masyarakat menjadikan atau melembagakan nilai nilai dasar islam sebagai dasar
Negara yang nantinya ketika upaya ini berhasil akan mengarah kepada bentuk Negara
baru yaitu negara Islam.
B. Pemikiran Cak Nur Menanggapi Negara Islam di Indonesia
1. Nurcholish Madjid (Cak Nur)
Nurcholish madjid lahir di mojoanyar, jombang, 17 maret 1939. beliau adalah
seorang pemikir islam, cendekiawan, dan budayawan indonesia. menjadi staf
lembaga ilmu pengetahuan (lipi), jakarta, juga, menjadi dosen di fakultas adab dan
pasca-sarjana iain syarif hidayatullah, jakarta. pendidikannya dimulai di pesantren
rejoso, jombang, dan kemudian di pondok pesantren modern gontor, ponorogo.
setelah itu, beliau melanjutkan ke fakultas sastra dan kebudayaan islam iain syarif
hidayatullah dan tamat pada 1968. sejak 1978-1984, beliau melanjutkan ke
pendidikan doktoral di university of chicago dan meraih gelar ph.d. dengan disertasi
berjudul “ibn taimiya on kalam and falsafah : problem of reason and relevantion in
islam” (ibn taimiyah tentang kalam dan filsafat: suatu persoalan hubungan antara akal
dan wahyu dalam islam).
Beliau pernah menjabat sebagai ketua umum pengurus besar himpunan
mahasiswa islam (hmi) selama 2 periode (1966-1969 dan 1969-1971), presiden
persatuan mahasiswa islam asia tenggara , dan asisten sekretaris jenderal international
islamic federation of students organizations (iifso). beliau banyak menulis artikel
diberbagai media massa. karya-karyanya dalam bentuk buku, antara lain: “the issue of
modernization among muslim in indonesia”, dalam gloria davis(ed.), what is modern
indonesian? (1979); “islam in indonesia; islam in the contemporary world (1980),
khazanah intelektual islam, sebagai editor (1984) dll.
17
13
Nurcholish Madjid. Islam, Kemodernan, dan Keindonesiaan. (Penerbit Mizan) hal.5-6
18
14
Ahmad Gaus AF. Api Islam Nurcholish Madjid; Jalan Hidup Seorang Visioner (Kompas,2010)
19
Sebaliknya ada negara tidak mengeksplisitkan Islam sebagai agama negara atau hak-
hak istimewa lainnya, tetapi substansi ajaran dan syari'ah dengan bebas dilakukan di
sana.
Ada beberapa Organisasi Masyarakat (ORMAS) Islam yang ada di Indonesia
yang ber-asaskan Islam dan tujuannya Khilafah (Negara Islam), seperti yang akan
saya kemukakan dibawah ini :
1. Hizbut Tahrir (HTI)
Hizbut Tahrir adalah organisasi politik pan-Islamis, didirikan tahun 1953, yang
menganggap "ideologinya sebagai ideologi Islam", yang tujuannya membentuk
"Khilafah Islam" atau negara Islam. Kekhalifahan baru akan menyatukan komunitas
Muslim (Ummah) dalam negara Islam kesatuan (bukan federal)dari negara-negara
mayoritas Muslim.Hizbut Tahrir memiliki dua tujuan: (1) melangsungkan kembali
kehidupan Islam; (2) mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia.
Tujuan ini berarti mengajak umat Islam agar kembali hidup secara Islami di dâr
al-Islam dan di dalam lingkungan masyarakat Islam. Tujuan ini berarti pula
menjadikan seluruh aktivitas kehidupan diatur sesuai dengan hukum-hukum syariat
serta menjadikan seluruh pandangan hidup dilandaskan pada standar halal dan haram
di bawah naungan dawlah Islam. Dawlah ini adalah dawlah-khilâfah yang dipimpin
oleh seorang khalifah yang diangkat dan dibaiat oleh umat Islam untuk didengar dan
ditaati.
Khalifah yang telah diangkat berkewajiban untuk menjalankan pemerintahan
berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Muhammad serta mengemban risalah Islam ke
seluruh penjuru dunia dengan dakwah dan jihad. Di samping itu, aktivitas Hizbut
Tahrir dimaksudkan untuk membangkitkan kembali umat Islam dengan kebangkitan
yang benar melalui pemikiran yang tercerahkan. Hizbut Tahrir berusaha untuk
mengembalikan posisi umat Islam ke masa kejayaan dan keemasannya, yakni tatkala
umat dapat mengambil alih kendali negaranegara dan bangsa-bangsa di dunia ini.
Hizbut Tahrir juga berupaya agar umat dapat menjadikan kembali dawlah Islam
sebagai negara terkemuka di dunia—sebagaimana yang telah terjadi pada masa silam;
sebuah negara yang mampu mengendalikan dunia ini sesuai dengan hukum Islam.
20
15
Syafaruddin Usman Mhd. Tragedi & Pemberontakan Kahar Muzakkar. (Narasi,2010) hal.8
22
16
Nurcholish Madjid. Islam, Kemodernan, dan KeIndonesiaan. (Mizan 2013) hal.247
23
ajaran dan pandangan-pandangan islam” yang ada sekarang ini. Proses ini
menyangkut proses-proses lainnya17 :
b. Sekularisasi
Sekuler (usaha memisahkan antara agama dan Negara), tidaklah
dimaksudkan sebagai penerapan sekularisme (Paham atau pandangan yang
berpendirian bahwa urusan agama harus dipisahkan dari Negara), sebab
secularism is the name for an ideology, a new closed world view which function
very much like a new religion (nama untuk sebuah ideologi, dan menutup
pandangan dunia yang baru, serta sangat mirip dengan agama baru).
Dalam hal ini, yang dimaksudkan ialah setiap bentuk liberating
development(pembangunan yang membebaskan). Proses pembebasan ini
diperlukan karena umat Islam, akibat perjalanan sejarahnya sendiri, tidak
sanggup lagi membedakan nilai-nilai yang disangkanya islami itu, mana yang
transcendental dan mana yang temporal. Malahan, hierarki nilai itu sendiri
sering terbalik, transcendental semuanya, bernilai ukhrawi, tanpa kecuali.
Akibat dari hal itu, sudah maklum menjadi cukup parah: Islam menjadi senilai
dengan tradisi, dan menjadi Islamis sederajat dengan menjadi tradisionalis.
Jadi sekularisasi tidaklah dimaksudkan sebagai penerapan sekularisme
dan mengubah kaum Muslim menjadi sekularis, tetapi dimaksudkan untuk
menduniawikan nilai-nilai yang sudah semestinya bersifat duniawi, dan
melepaskan umat Islam dari kecenderungan untuk meng-ukhrawi-kannya. 18
Dengan demikian, kesediaan mental untuk selalu menguji dan menguji
kembali kebenaran sesuai nilai dihadapan kenyataan-kenyataan material, moral,
ataupun historis, menjadi sifat kaum Muslim. Umat Islam semestinya
menempatkan porsi keduniawian sebagai sesuatu yang duniawi. Sebab,
manusia seharusnya bisa bebas menentukan cara dan tindakan yang dilakukan
di dunia dalam rangka mencapai perbaikan hidup. Apabila tidak demikian,
17
Nurcholish Madjid. Islam, kemodernan, dan KeIndonesiaan. (Mizan 2013) hal. 250
18
Nurcholish Madjid. Islam, Kemodernan, dan KeIndonesiaan. (Mizan 2013) hal.250-151
24
Maksud tidak terpisahnya agama dari politik menurut Cak Nur bukanlah
praktik berpolitiknya, melainkan orientasi dari politik itu sendiri. Bagi Cak Nur,
seorang muslim dalam bernegara harus berniat dalam rangka mencapai ridha
Allah dengan itikad baik guna mencapai tindakan yang tepat. Dalam hal ini,
tujuan politik adalah untuk mengatur urusan publik demi tercapainya keadilan.
Oleh sebab itulah manusia perlu mengembangkan gagasannya di wilayah
politik guna mencari output yang bermanfaat bagi masyarakat luas dalam
rangka beribadah kepada Allah SWT.Setelah muslim menempatkan urusan
politik dalam wilayah duniawi (sekularisasi), dalam kacamata Cak Nur, muslim
tersebut dapat mengembangkan gagasannya secara bebas (liberal) dengan
belajar kepada siapa saja dan di mana saja. Ilustrasinya, apabila sistem
demokrasi dapat mencapai taraf hidup manusia yang lebih baik, maka muslim
harus mempelajarinya dari siapa pun untuk mencapai bentuk demokrasi yang
lebih kokoh.
Inilah konteks dari mantra yang disebut Cak Nur: "Islam Yes, Partai
Islam No".19 Mantra tersebut adalah dekonstruksi bahwa urusan agama harus
dibedakan dengan urusan politik. Dengan demikian, kualitas agama seseorang
tidak ditentukan oleh apakah seseorang itu tergabung atau memilih partai Islam
atau tidak. Melainkan, yang dilihat apakah orientasi seorang muslim tersebut
dalam keputusan politiknya adalah untuk mencapai keadilan yang tentu saja
diridai oleh Allah SWT.
Sekali lagi harus dipahami betul bahwa yang terpenting adalah output-nya
yang tepat. Sedangkan cara harus dikembangkan secara bebas untuk
mendapatkan output yang tepat tersebut.
19
Nurcholish Madjid. Islam, Kemodernan, dan KeIndonesiaan. (Mizan 2013) hal.248
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada dasarnya penulis sampai saat ini Tidak menemukan bahwasanya ada
wacana gerakan Revolusi Islam diindonesia sepanjang pengetahuan penulis,
berdasarkan hasil pencarian lewat buku bacaan serta google yang menjadi salah satu
pengetahuan yang absolut menurut kaum milenial saat ini. Karena apabila kita
mengatakan ada Revolusi Islam di Indonesia, berarti menyangkut hal yang berkaitan
dengan adanya Gerakan seluruh Umat Islam yang ada Di Indonesia, tetapi kita
keteahui bukan hanya Agama Islam saja yang ada diIndonesia, melainkan ada banyak
Agama-agama lain yang ada di Indonesia. Jikalau membahas Wacana tentang
mendirikan Negara Islam di Indonesia memang ada, melalui Ormas-ormas tertentu
yang pahamnya paham yang berasaskan Islam Konservatif dan Pan-Islamisme. Hasil
dari inilah yang membuat Umat Islam yang ada di Indonesia masih tidak sanggup
menentukan secara tegas mana temporal dan mana yang sakral, terbukti hari ini.
Kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) 2019 adalah bukti kuat bahwa masih banyak
muslim yang gagap menyikapi urusan politik.
33
34
Titik Temu ini memberikan kita satu pendekatan makna dari Bhinneka Tunggal
Ika atau yang lebih jelasnya diartikan “Berbeda-beda tetapi tetap Satu”. Titik temu
mengarahkna pada corong persamaan, dalam arti titik temu tujuan hidup yang
tertuang dalam sila terakhir pancasila dari hasil pemikiran (hikmah) pendiri bangsa
karena berangkat dari landasan historis yang samayaitu kesamaan nasib terjajah oleh
kelompok asing yang jauh dari substansi kemanusiaannya. Sehingga makna dari
Kalimat ini memberikan kita arti bahwasanya “Walaupun kita berbeda Agama, kita
tetap satu, Walaupun kita berbeda Bahasa, kita tetap satu, Walaupun kita berbeda
pilihan, kita tetap satu. Walaupun kita berbeda kebudayaan, tapi kita satu dalam
KeIndonesiaan”. Inilah hal yang paling harus kita ketahui sebagai kelanjutan atau
penerus dari sejarah bangsa serta memiliki tanggung jawab menjaga dengan
membangun suatu kesadaran.
B. SARAN
1. Perlunya pemikiran yang lebih luas tentang Pendidikan ajaran Islam, yang
lebih mengarah kepada kemaslahatan bersama, bukan hanya untuk individu,
atau segelintir kelompok saja.
2. Perlunya paham akan Sekularisasi
3. Perlunya paham mengenai hubungan antara Agama dan politik.
4. Perlunya masyarakat diberikan pengembangan gagasan diwilayah politik guna
mencari output yang bermanfaat bagi masyarakat luas dalam rangka beribadah
kepada Allah SWT.
35
DAFTAR PUSTAKA
Syafi’i Safinuddin, Ahmad. 2003. HMI dan Wacana Revolusi Sosial. Jakarta:
Penerbit Hijau Hitam
Usman Mhd, Syafaruddin. 2010. Tragedi patriot & Pemberontakan Kahar Muzakkar.
Jakarta: Narasi
Gaus AF, Ahmad. 2010. Api Islam Nurcholish Madjid Jalan Hidup Seorang Visioner.
Jakarta: Kompas.
Tarigan, Azhari Akmal. 2007. Islam Mazhab HmI: Tafsir Tema Besar Nila Dasar
Perjuangan. Penerbit Kultura.
Madjid, Nurcholish. 1995. Islam Agama Kemanusiaan: Membangun Tradisi & Visi
Baru Islam Indonesia. Penerbit Paramadina, Jakarta.
Amstrong, Karen. 2013. Sejarah Tuhan: Kisah 4000 Tahun Pencarian Tuhan Dalam
Agama-Agama Manusia. Penerbit Mizan, Bandung.
Geraudy, Roger, dkk. Demi Kaum Tertindas; Akar Revolusi Islam di Iran. Penerbit
Citra.
CURRICULUM VITAE
NONFORMAL
Kelas Epistemologi Islam TAHUN 2018