Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

BUDAYA DAN MASYARAKAT MADANI


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Dosen Pengampu: Drs. Ramli, MA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 8

NUR AINI SIMBOLON (7212240001)


SITI ALIFAH HANDAYANI (7213240004)
SYARIFAH (7213540003)

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayahNya kami mampu mengerjakan dan menyelesaikan makalah mengenai Budaya dan
Masyarakat Madani dengan tepat waktu untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah Pendidikan
Agama Islam. Dan tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan tulisan ini, terutama kepada Bapak Dosen Pengampu Drs.
Ramli, MA yang telah memberikan arahan dalam mengerjakan makalah. Kami memohon maaf
apabila dalam kepenulisan tugas ini masih banyak terdapat kesalahan, juga mengharapkan
kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan tugas ini karena kami juga masih
dalam tahap pembelajaran.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih, semoga dengan adanya makalah ini dapat
memberikan manfaat serta wawasan bagi pembaca dan tentunya bagi kami sebagai penulis.

Medan, 20 April 2023

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah ....................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................ 2
BAB II ....................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
2.1 Budaya dalam Islam ................................................................................................. 3
2.2 Etos Kerja, Sikap Terbuka dan Adil ...................................................................... 5
2.3 Masyarakat Beradab dan Sejahtera ....................................................................... 8
2.4 Zakat dan Wakaf sebagai Instrumen Kesejahteraan Umat ............................... 11
BAB III.................................................................................................................................... 14
PENUTUP............................................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 14
3.2 Saran ........................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15
References ............................................................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Masyarakat merupakan salah satu komponen berdirinya suatu negara.
Perkembangan masyarakat dalam suatu negara akan berpengaruh pada berbagai hal.
Masyarakat dapat menjadi tolak ukur suatu negara berkembang atau tidak, masyarakat
pula yang mampu memberikan kontribusi besar pada wilayah/tempat yang
ditinggalinya. Masyarakat menjadi sangat fundamental saat kita membicarakan tentang
zaman, negara, adat, kebudayaan, kepercayaan dan kasus-kasus lainnya dalam suatu
lingkungan. Masyarakat selalu menjadi subjek perbincangan atas permasalahan pun
menjadi solusi dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.
Masyarakat madani, konsep ini merupakan penerjemahan istilah dari konsep
civil society yang pertama kali digulirkan oleh Dato Seri Anwar Ibrahim dalam
ceramahnya pada simposium Nasional dalam rangka forum ilmiah pada acara Festival
Istiqlal, 26 September 1995 di Jakarta. Konsep yang diajukan oleh Anwar Ibrahim ini
hendak menunjukkan bahwa masyarakat yang ideal adalah kelompok masyarakat yang
memiliki peradaban maju. Lebih jelas Anwar Ibrahim menyebutkan bahwa yang
dimaksud dengan masyarakat madani adalah sistem sosial yang subur yang diasaskan
kepada prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan perorangan
dengan kestabilan masyarakat.
Menurut Quraish Shibab, masyarakat Muslim awal disebut umat terbaik karena
sifat-sifat yang menghiasi diri mereka, yaitu tidak bosan-bosan menyeru kepada hal-
hal yang dianggap baik oleh masyarakat selama sejalan dengan nilai-nilai Allah (al-
ma’ruf) dan mencegah kemunkaran. Selanjutnya Shihab menjelaskan, kaum Muslim
awal menjadi “khairu ummah” karena mereka menjalankan amar ma’ruf sejalan dengan
tuntunan Allah dan rasul-Nya.Perujukan terhadap masyarakat Madinah sebagai tipikal
masyarakat ideal bukan pada peniruan struktur masyarakatnya, tapi pada sifat-sifat
yang menghiasi masyarakat ideal ini. Seperti, pelaksanaan amar ma’ruf nahi
munkaryang sejalan dengan petunjuk Ilahi, maupun persatuan yang kesatuan seperti
yang tertera pada surat Al-Imran ayat 105.
Mewujudkan masyarakat madani yang ideal di Indonesia bukanlah hal yang
mudah. Terdapat beberapa permasalahan yang bisa menjadi hambatan sekaligus

1
tantangan dalam menciptakan masyarakat madani yang harmonis, adil, dan sejahtera.
Salah satu permasalahan utama adalah minimnya kesadaran budaya di masyarakat
Indonesia. Hal ini disebabkan oleh kurangnya edukasi yang diberikan oleh pemerintah
dan masyarakat mengenai pentingnya melestarikan budaya sebagai bagian dari
identitas nasional. Selain itu, kurangnya keterbukaan masyarakat Indonesia terhadap
perbedaan dan keberagaman juga menjadi hambatan dalam menciptakan masyarakat
madani yang inklusif. Masalah korupsi yang merajalela di Indonesia juga menjadi salah
satu hambatan utama dalam mewujudkan masyarakat madani yang adil dan
berintegritas. Konflik sosial, seperti SARA, perbedaan pendapat, dan perselisihan
antara kelompok masyarakat, serta masalah ekonomi seperti tingginya tingkat
kemiskinan dan kesenjangan ekonomi juga menjadi hambatan dalam menciptakan
masyarakat madani yang sejahtera dan berkeadilan. Kurangnya partisipasi masyarakat
dalam kegiatan sosial dan pembangunan masyarakat juga menjadi tantangan dalam
menciptakan masyarakat madani yang aktif dan terlibat dalam proses pengambilan
keputusan.

1.2 Batasan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah dapat dijelasksan batasan masalah sebagai
berikut:
1. Budaya dalam Islam.
2. Etos kerja, sikap terbuka dan adil.
3. Masyarakat beradab dan sejahtera.
4. Zakat dan wakaf sebagai instrument kesejahteraan umat.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
2. Untuk mengetahui budaya dalam Islam.
3. Untuk mengetahui etos kerja, sikap terbuka dan adil.
4. Untuk mengetahui masyarakat beradab dan sejahtera.
5. Untuk mengetahui zakat dan wakaf sebagai instrument kesejahteraan umat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Budaya dalam Islam


Budaya merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi ada di alam
raya ini. Manusia diciptakan Allah SWT dibekali dengan akal yang pikiran sehingga dia
mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi
ini (dalam Rafael Raga Maran 1999). Selain dianugerahi akal, manusia juga memiliki
intelegensiasi, perasaan, emosi, keinginan, dan perilaku. Al-Quran memandang kebudayaan
sebagai suatu proses dan meletakkannya sebagai eksistensi hidup manusia. Kebudayaan
merupakan suatu totalitas kegiatan manusia yang meliputi kegiatan akal, hati dan tubuh yang
menyatu dalam suatu perbuatan, karena itu secara umum kebudayaan dapat dipahami sebagai
hasil olah akal budi, cipta rasa, karsa dan karya manusia, yang tidak lepas dari nilai-nilai
kemanusiaan. Walaupun demikian, ia bisa lepas dari nilai-nilai ketuhanan ketika manusia telah
mengabaikan eksistensi Tuhan di dalam hidupnya. Kebudayaan Islam adalah hasil olah akal
budi, cipta, rasa, karsa, dan karya manusia yang dilandasi oleh nilai-nilai tauhid. Islam sangat
menghargai akal manusia untuk berpikiran dan berkembang. Hasil oleh akal, budi, rasa, dan
karsa yang telah terseleksi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal berkembang
menjadi sebuah peradaban. Dalam perkembangannya, budaya perlu dibimbing oleh wahyu dan
aturan-aturan yang mengikat agar tidak terperangkap pada ambisi yang bersumber dari nafsu
hewani, sehingga akan merugikan manusia.
Agama berfungsi untuk membimbing manusia dalam mengembangkan akal budinya
sehingga menghasilkan kebudayaan yang beradab atau peradaban Islam. Sehubungan dengan
hasil perkembangan budaya yang dilandasi nilai- nilai ketuhanan atau disebut sebagai
peradaban Islam, maka fungsi agama di sini akan semakin jelas ketika perkembangan dan
dinamika kehidupan umat manusia itu sendiri mengalami kebakaran karena keterbatasan dalam
memecahkan persoalan kehidupan yang sendiri, disini sangat terasa perlunya suatu bimbingan
wahyu. Kebudayaan ini akan terus berkembang, tidak akan pernah berhenti selama masih ada
kehidupan manusia. Segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas dan kreativitas manusia
baik dalam konteks hubungan dengan sesamanya maupun dengan alam lingkungannya akan
selalu terkait dengan kebudayaan. Hal ini menunjukkan bahwa manusia sebagai makhluk
budaya dan makhluk sosial yang tidak akan pernah berhenti dari aktivitasnya dan tidak akan
pernah bisa hidup tanpa orang lain. Kebudayaan baru akan berhenti apabila manusia sudah

3
tidak sanggup lagi menggunakan akal budinya. Misi utama kerasulan Nabi Muhammad
Shallallahu Alaihi Wasallam adalah untuk memberikan bimbingan kepada umat manusia agar
dalam mengembangkan kebudayaannya tidak melepaskan diri dari nilai-nilai ketuhanan.
Sebagaimana sabdanya "Sesungguhnya aku diutus Allah untuk menyempurnakan akhlak",
artinya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam mempunyai tugas pokok untuk
membimbing manusia agar mengembangkan kebudayaannya sesuai dengan petunjuk Allah,
Sebelum Nabi diutus bangsa Arab sudah cukup berbudaya tetapi budaya yang dikembangkan
terlepas dari nilai-nilai ketuhuanan yang bersifat universal. Landasan pengembangan
kebudayaan mereka adalah hawa nafsu.
Fenomena kehidupan masyarakat dilihat dari aspek agama dan budaya yang memiliki
keterkaitan satu sama lain yang terkadang banyak disalah artikan oleh sebagian orang yang
belum memahami bagaimana menempatkan posisi agama dan posisi budaya dalam suatu
kehidupan masyarakat. Dalam kehidupan manusia, agama dan budaya jelas tidak berdiri
sendiri, keduanya memiliki hubungan yang sangat erat dalam dialektikanya; selaras
menciptakan dan kemudian saling menegasikan. Agama sebagai pedoman hidup manusia yang
diciptakan oleh Tuhan, dalam menjalani kehidupannya. Sedangkan kebudayaan adalah sebagai
kebiasaan tata cara hidup manusia yang diciptakan oleh manusia itu sendiri dari hasil daya
cipta, rasa dan karsanya yang diberikan oleh Tuhan. Agama dan kebudayaan saling
mempengaruhi satu sama lain. Agama mempengaruhi kebudayaan, kelompok masyarakat. dan
suku bangsa. Kebudayaan cenderung berubah-ubah yang berimplikasi pada keaslian agama
sehingga menghasilkan penafsiran berlainan. Sejak awal sejarah lahirnya manusia, terdapat
satu bentuk petunjuk yang berupa wahyu ilahi melalui seorang Rosul (agama Allah). Agama-
agama Allah tersebut pada prinsipnya merupakan agama-agama yang yang menyerahkan diri
hanya kepada Tuhan Yang Satu. Mengenai konsep Tuhan Yang Satu dan ajaran penyerahan
diri kepada Allah SWT. tetaplah sama. Hubungan semua Rosul sejak Adam A.S. sampai
Muhammad SAW, berdasarkan ajaran yang mereka bawakan, bagaikan mata rantai yang selalu
datang berkesinambungan dan merupakan penyempurnaan ajaran sebelumnya sehingga agama
Allah tersebut akan mampu menjawab seluruh hajat manusia di berbagai zaman, kapan dan
dimana saja. Konsep budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal), diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture,
yang berasal dari kata Latin colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga
sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur"

4
dalam bahasa Indonesia. Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai
sebagai daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam
Kebudayaan mempunyai kegunaan sangat besar bagi manusia. Hasil karya
manusiamenimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia
terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai berikut :
1) Suatu hubungan pedoman antarmanusia atau kelompoknya.
2) Wadah untuk menyalurkan perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3) Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia.
4) Pembeda manusia dan binatang.
5) Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku di dalam
pergaulan.
6) Pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat.
7) Sebagai modal dasar pembangunan.
Kebudayaan dan peradaban seringkali dianggap sebagai hal yang sama. padahal
berbeda. Jika kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu
masyarakat, maka manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan teknologisnya lebih
berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayaan lebih banyak direfleksikan dalam seni, sastra,
religi (agama), dan moral, maka peradaban lebih terefleksi dalam politik, ekonomi, dan
teknologi..

2.2 Etos Kerja, Sikap Terbuka dan Adil


Suatu kegiatan adalah cermin dari kerja dan kerja membuahkan amal yang bermanfaat
bagi diri, keluarga, masyarakat, dan lingkungan dimana kita berada, karena Rasulullah
bersabda "Sebaik-baiknya manusia ialah orang yang paling banyak manfaatnya bagi sesama"
Dalam Al-Quran surat Ali Imran ayat 110 Allah SWT berfirman:
‫كنتم خير امة اخرجت للناس تأمرون بالمعروف وتلهون عن المنكر وتؤمنون باهلل ولو أمن اهل الكتب لكان خيرا لهم ملهم‬
‫المؤملون واكثرهم الفسفون‬
Artinya: Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena
kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar dan beriman
kepada Allah Sekiranya Ahli Kitab beriman. tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara
mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.
Dalam ayat di atas, kriteria "manusia terbaik" di antara manusia yang diciptakan Allah
SWT yaitu dituntut untuk menyuruh kepada yang ma'ruf mencegah dari yang mungkar, dan

5
beriman kepada Allah. Kalau kita mampu melaksanakan hal ini maka keberadaan kita
diharapkan bisa menjadi rahmat pembawa kebahagiaan dan kesejahteraan. Kita tentu merasa
bahagia ketika kita mampu menghargai, mengabdikan seluruh karsa, cipta, dan karya kita
sebagai ibadah kepada Allah. Memenuhi fungsi setiap makhluk yang diciptakan yakni
mengabdi kepada Allah dan berbuat baik kepada manusia merupakan suatu kebahagiaan.
Selanjutnya dalam konteks budaya, yang selalu menjadi perhatian kaum muslim adalah
etos kerja. Keniscayaan etos kerja sebagai muslim dapat dilihat melalui:
a. Iman
Iman merupakan dasar utama yang mendorong seorang muslim bekerja. Iman berarti
keyakinan yaitu yang diyakini dalam kalbu, diucapkan melalui lidah, dan diamalkan dalam
perbuatan. Artinya kalau kita bekerja maka pekerjaan yang digeluti dilakukan sebaik mungkin
dengan penuh keyakinan dan ia yakin bahwa pekerjaan itu akan membawa manfaat bagi diri,
keluarga, dan masyarakat. Hal ini menimbulkan rasa memiliki terhadap pekerjaannya (sense
of belonging). Kalau rasa memiliki sudah ada maka ia akan melaksanakan pekerjaan itu dengan
penuh tanggung jawab (sense of responsibility). Dengan dasar iman, seorang pekerja akan
menciptakan pekerjaannya sebagai amanah. Sebagaimana dia melaksanakan pekerjaannya
dengan sepenuh hati dan maksimal.
b. Ikhlas
Orang yang bekerja dengan ikhlas tidak pernah mengharapkan selain dari Allah, karena
itu seorang yang bekerja dengan ikhlas tidak pernah merasa kecewa atau frustasi. Niatnya dari
awal hanya karena Allah semata atau untuk memenuhi kewajibannya sebagai hamba-Nya
sehingga ia yakin benar bahwa tidak mendapatkan di dunia pasti yang mendapatkan pahala di
akhirat sesuai dengan janji Allah dalam Al-Quran surah Az-Zalzalah [99] ayat 7.
‫ف َمن يُ ْع َم ْل مِ ثْقَا َل ذَ َّرة َخيْرا ي َُرة‬
Artinya: Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya.
Sebaliknya yang bekerja bukan karena Allah pasti selalu diliputi kekecewaan sebab harapannya
selalu lebih besar dari yang diperolehnya. Semakin besar harapan seseorang dari nilai nyata
yang diperolehnya, maka makin besar tingkat kekecewaannya, karena itu dengan prinsip ikhlas
orang akan bekerja dengan tenang dan harapannya hanya kepada Allah.
c. Ihsan
Gambaran Islam yang diajarkan Jibril kepada Rasulullah adalah "Bekerja atau
beribadah lah kamu kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya dan apabila kamu tidak
melihat-Nya yakinlah bahwa sesungguhnya Allah melihat apa yang kau lakukan".
6
d. Ibadah
Bila pekerjaan yang kita lakukan didasari oleh ketiga unsur iman, ikhlas, dan ihsan
maka semua pekerjaan itu akan berubah menjadi ibadah, sebab hanya ibadah yang akan
mendapatkan pahala dari Allah di akhirat kelak. padahal di dunia telah pula dinikmati hasil dan
manfaatnya.
e. Ilmu
Orang yang sangat mengetahui arti lafal-lafal yang dibaca tentu lebih banyak pahalanya
daripada orang yang shalat tapi tidak mengerti makna yang dibacanya. Mencari ilmu,
meningkatkan produktivitas, mencari inovasi dan kreasi baru, dan meningkatkan efisiensi tidak
dibatasi oleh usia, ruang, dan waktu, sebab Nabi SAW bersabda Tuntutlah ilmu itu mulai dari
buayan sampai ke liang lahat". Usaha untuk menuntut ilmu wajib bagi pria dan wanita, betapa
tinggi manfaat ilmu tersebut. Kalau kita mengikuti keputusan Nabi Sulaiman ketika memilih
antara kekuasaan, harta, dan ilmu maka ia spontan untuk memilih ilmu, sebab ia yakin bahwa
dengan ilmu ia bisa berkuasa dan dengan ilmu pula ia bisa menghasilkan harta. Ilmu adalah
lampu penerang di dalam kegelapan arah ketika tersesat dan perahu ketika berlayar.
f. Islam
Sifat Islam yaitu menyerahkan seluruhnya kepada Allah setelah kita berupaya
semaksimal mungkin untuk menetapkan takdir-Nya. Apa takdir yang ditentukan-Nya kita
pasrah menerimanya. Namun, hal ini tidak berarti bahwa manusia harus bersikap patalistanpa
ikhtiar, tidak demikian adanya. Pasrah adalah tunduk kepada karunia-Nya dengan hukum-
hukum sunnah dan pasrah kepada hukum-hukum qauliyah-Nya. Dalam mengaplikasikan sikap
adil dan terbuka, maka sebagai ikhtibar dapat dicermati peristiwa penyembelihan kurban yang
bersejarah yang dibebankan Allah kepada Nabi Ibrahim. Ketika itu Nabi Ibrahim bersikap
sebagai seorang ayah yang cukup arif dan bijaksana untuk menyelesaikan hal ini. Ia memanggil
Ismail putranya, lalu ia menyampaikan perintah Allah secara bijaksana yang menyangkut
Ismail. Nabi Ibrahim memberi kesempatan kepada Ismail untuk mengemukakan pikirannya
ketika ia mendapat perintah untuk menyembelih nya, padahal Ibrahim mampu bertindak
otoriter. misalnya ia langsung menyembelih Ismail tanpa pemberitahuan terlebih dahulu tetapi
nabi Ibrahim bersifat terbuka dan bertanggung jawab, akhirnya Ismail dengan ikhlas dan
bersedia disembelih sebagai kurban

7
2.3 Masyarakat Beradab dan Sejahtera
Di dalam literatur Islam kontemporer, masyarakat beradab sering disemaknakan
dengan masyarakat madani. Kendatipun, substansi masyarakat madani itu ada sejak Nabi
SAW. membangun kota Madinah, namun gagasan untuk kembali membangun masyarakat ala
madani baru belakangan populer di Indonesia. Oleh karena itu, terma ini agak "asing" bagi
sebagian masyarakat. Secara konseptual, konsep ini mulai berkembang di Barat dan tentunya
memiliki hubungan dengan peradaban masyarakat Barat. Ia muncul setelah sekian lama
terlupakan dalam perdebatan wacana ilmu sosial modern, kemudian mengalami revitalisasi
terutama ketika Eropa Timur dilanda gelombang reformasi di tahun- tahun pertengahan 80-an
hingga awal 90-an.
1. Konsep Masyarakat Madani
Istilah masyarakat madani sebenarnya hanya salah satu di antara beberapa istilah yang
sering digunakan ketika menerjemahkam civil society ke dalam bahasa Indonesia. Padanan
katanya adalah masyarakat warga atau masyarakat kewargaan, masyarakat sipil, masyarakat
beradab atau masyarakat berbudaya. Lawan masyarakat madani adalah "masyarakat liar"
(savage society). Namun, ini sekedarmemberikan makna simplistis, agar orang cepat menarik
perbandingan di mana kata yang pertama merujuk pada masyarakat yang saling menghargai
nilai-nilai sosial-kemanusiaan (termasuk dalam kehidupan politik). sedangkan kata yang kedua
jika dapat diberikan penjelasan menurut pemikiran Thomas Hobes, bermakna identik dengan
masyarakat tahap "keadaan alami" (state of nature) yang tanpa hukum sebelumnya lahirnya
negara, yakni setiap manusia merupakan serigala bagi sesamanya (homo homini lupus).
Eksistensi civil society sebagai sebuah abstraksi sosial dihadapkan secara kontradiktif dengan
masyarakat alami (natural society).
Untuk kasus Indonesia, istilah yang paling popular dan banyak digandrungi adalah
masyarakat madani. Istilah kata "madani merujuk pada Madinah, sebuah kota yang sebelumnya
bernama Yatsrib di wilayah Arab, di mana masyarakat Islam di bawah kepemimpinan Nabi
Muhammad saw. pernah membangun peradaban yang tinggi. Menurut Nurcholis Madjid, kata
"madinah" berasal dari bahasa Arab "madaniyah", yang berarti peradaban. Karena itu
masyarakat madani berasosiasi pada makna "masyarakat beradab".
Dalam masyarakat madani, nilai-nilai peradaban menjadi ciri utama, Karena itu di
dalam sejarah pemikiran filsafat, sejak filsafat Yunani sampai masa filsafat Islam juga terkenal
istilah madinah atau polis, yang berarti kota. Yaitu masyarakat yang maju dan berperadaban.
Masyarakat madani menjadi simbol idealisme yang diharapkan oleh setiap masyarakat.

8
Saat ini umat Islam menghadapi banyak tantangan, seperti mereka yang sibuk
mempermasalahkan pemecahan ketegangan antara masalah agama dengan dunia. Dalam
konteks ini. Islam berada dalam Garis Tengah. tidak mempertentangkan antara keduanya.
Islam tidak mengenal susunan hirearki dalam mengembangkan umat, dan berhasil membentuk
umat. Namun keinginan membentuk masyarakat madani, lambat laun semakin kuat seperti
yang telah ada pada keputusan MPR 1998, menjadikan masyarakat madani sebagai tujuan
reformasi pembangunan, meletekkan dasar-dasar kerangka dan agenda reformasi,
pembangunan agama, dan sosial budaya dalam usaha mewujudkan sivil society.
Posisi umat Islam untuk mengiringi terwujudnya civil society. kembali kepada SDM
umatIslam itu sendiri. Dalam percaturan global, baik dalam bidang politik, ekonomi, militer,
ilmu pengetahuan dan teknologi, belum mampu menunjukkan peranannya yang signifikan.
Dalam kaitan ini, umat Islam khususnya di Indonesia perlu mengembangkan keunggulan yang
bersifat normatif dan potensial menjadi suatu realitas. Untuk itu umat Islam harus mengikuti
langkah-langkah dasar menujunmasyarakat madani (Civil Society) yang dalam konteks Islam
mempunyai lima fondasi (the five foundation of good society):
1) Tauhid, yakni kalimat laa ilaaha illallah sebagai kalimat tahrir (pembebasan) dari
penyembahan terhadap maskhluk menuju penyembahan Allah SWT. Aqidah ini penting
sekali karena masyarakat yang pondasinya lemah tidak dapat berumur panjang.
2) Sistem nilai moral yang benar berdasarkan wahyu ilahi. Dalam Q.S. Al- Baqarah (2) ayat
185) dinyatakan bahwa Al-Quran itu sebagai petunjuk bagi umat manusia (hudallinnas).
Menolak sistem nilai yang dinamakan"Model Situation"
ِ َ‫ت مِ نَ ْال ُهدَى َوا ْلفُ ْرق‬
‫ان‬ ِ َّ‫شهر رمضان الذي انزل فيه القرآن هدى للن‬
ِ َ‫اس َوبَ ْين‬
Artinya: Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al- Qur'an sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda
(antara yang benar dan yang baril)
3) Amal sholeh yang didasari akidah serta nilai-nilai moral yang benar. sehingga amal itu
tidak hampa. Tujuan amal itu menjadi jelas arahnya. Setiap kerja dan karya yang digelar
dalam amal sholeh itu mempunyai tujuan tertentu, yaitu illahi robbil alamin.
4) Keadilan, merupakan perintah yang pertama dalam Al-Quran. "Innallaha ya"muru bil"adl
wal ihsan." Jadi, keadilan itu harus ada keseimbangan yang simetris. Semua orang
mendapat apa yang menjadi haknya dan bagi semua orang itu diminta apa yang menjadi
kewajibannya
2. Peran Ummat Islam Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani
a. Keniscayaan Peranan ummat Islam
9
Salah satu wujud nyata dari masyarakat madani yang pernah diperankan Nabi SAW
dan umat Islam di Madinah adalah adanya kerja sama antar umat beragama untuk membangun
dan mempertahankan Madinah. Pada saat itu lahirlah konstitusi Hudaibiyah yang dikenal
dengan piagam Madinah. Piagam ini merupakan bentuk keseriusan umat Islam atas kerja sama
dengan umat beragama lainnya dalam menata harmonisitas dan kesejahteraan yang berkeadilan
dalam kehidupan sosial dan politik. Dengan demikian, untuk membangun masyarakat madani,
maka segala potensi umat harus disatukan agar menjadi kekuatan sosial. Sejalan dengan itu,
umat Islam diharuskan untuk mengambil peranan yang maksimal sebagai komponen terdepan
menyuarakan dan menjalankan amar maruf dan nahyi munkar sebagai benteng
keberlangsungan masyarakat madani.
Umat Islam adalah umat yang diberikan kelebihan oleh Allah di antara umat pemeluk
agama yang lain. Umat Islam memiliki aturan hidup yang sempurna dan sesuai dengan fitrah
hidupnya. Dalam QS. Al-Maidah [5] ayat 3 Allah SWT menegaskan:
‫اليوم أكملت لكم دينَ ُكم والمنت عليكم نعمتي ورضيت لكم اإلسالم دينا‬
Artinya Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan
nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu.
Kesempurnaan Islam menjadi nikmat, karena Islam memberikan dasar- dasar kehidupan yang
lengkap dalam berbagai aspek kehidupan. Petunjuk- petunjuk dasar dalam ajaran Islam
memberikan kemudahan bagi manusia untuk mengenal Tuhannya dan mengenal dirinya dan
mengetahui rahasia dan lingkungannya. Ajaran Islam sangat menghargai akai dan menjadikan
akal sebagai anugerah tertinggi. Akal merupakan salah satu media terpenting untuk
membangunan peradaban dan merekayasa alam dan melestarikannya. Namun, akal tersebut
harus selalu melihat kepada nash-nash Alquran dan Sunnah agar ia serbimbing.
Dalam konteks masyarakat Indonesia, di mana umat Islam adalah mayoritas. peranan
umat Islam sangat menentukan. Kondisi masyarakat indonesia sangat bergantung pada
kontribusi Islam. Peranan umat Islam itu dapat direalisasikan dalam jalur hukum, sosial politik,
ekonomi dan yang lain. Sistem hukum, sosial politik, ekonomi dan yang lain memberikan
ruang bagi umat Islam untuk menyalurkan aspirasinya secara konstruktif bagi kepentingan
bangsa secara keseluruhan. Permasalahan pokok yang menjadi kendala pada saat ini adalah
kemampuan dan konsistensi umat islam Indonesia terhadap karakter dasarnya untuk
mengimplementasikan ajaran Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui jalur-
jalur yang ada.
b. Keniscayaan Sistem Ekonomi Islam

10
Dimaksud dengan sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang menggunakan
prinsip ekonomi yang diasaskan dan dibatasi oleh ajaran-ajaran Islam. Sistem ekonomi Islam
tersebut, bersumber dari Alquran dan Hadis yang dikembangkan oleh pemikiran manusia yang
memenuhi syarat dan ahli dalam bidangnya. Jika Alquran dan Hadis dipelajari dengan seksama
tampak jelas bahwa Islam mengakui motif laba (profit) dalam kegiatan ekonomi. Namun, motif
itu terikat atau dibatasi oleh syarat syarat moral, sosial, dan pembatasan dr. Islam
mengharamkan riba, tipu daya (gharar), pemaksaan (ikrah), dan eksploitasi berlebihan dan
muderat. Isiam lebih mengedepankan ekonomi pasar untuk mengembangkan harta. Sebab,
harta bukan saja untuk kesejahteraan pribadi tetapi juga untuk kesejehtaraan sosial;bukan saja
untuk tagangan tetapi juga untuk kepastian.

2.4 Zakat dan Wakaf sebagai Instrumen Kesejahteraan Umat


Dalam ajaran Islam ada dua dimensi utama hubungan yang harus dipelihara, yaitu
hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan manusia lain dalam
masyarakat. Kedua hubungan itu harus berjalan serentak. Menurut ajaran Islam, dengan
melaksanakan kedua hubungan itu hidup manusia akan sejahtera baik di dunia maupun di
akhirat kelak. Untuk mencapai tujuan kesejahteraan yang dimaksud. dalam Islam selain dari
kewajiban zakat, masih disyariatkan untuk memberi sedekah, infaq, hibah, dan wakaf kepada
pihak-pihak yang memerlukan Lembaga-lembaga tersebut dimaksudkan untuk
menjembatanidan memperdekat hubungan sesama manusia, terutama hubungan antara
kelompok yang kuat dengan yang lemah, antar yang kaya dengan yang miskin.
a. Manajemen Zakat
Kata zakat merupakan kata dasar atau mashdar yang berasal dari zaka. yazki, tazkiyah,
yang berarti bertambah (al-ziyadah), tumbuh dan berkembang. bersih dan suci. Menurut istilah,
sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah untuk diberikan kepada orang-orang yang
berhak menerimanya. Zakat adalah rukun Islam yang keempat, menurutjumhur ulama, zakat
ditetapkan pada tahun kedua Hijriah. Namun menurut sebagian ulama, seperti al- Thabary,
ibadah ini telah ditetapkan ketika Nabi saw masih berada di Mekah.
Zakat merupakan dasar prinsipil untuk menegakkan struktur sosial Islam. Zakat
bukanlah derma atau sedekah biasa, ia adalah sedekah wajib. Dengan terlaksananya lembaga
zakat dengan baik dan benar diharapkan kesulitan dan penderitaan fakir miskin dapat
berkurang. Disamping itu dengan pengelolaan zakat yang profesional, sebagian permasalahan
yang terjadi dalam masyarakat yang ada hubungannya dengan mustahiq juga dapat dipecahkan.

11
Zakat ada dua macam yaitu zakat mal (harta) dan zakat fitrah Zakat mal adalah sebagian
dari harta kekayaan seseorang atau badan hukum yang wajib diberikan kepada orang-orang
yang tertentu setelah mencapai jumlah minimal tertentu dan setelah dimiliki selama jangka
waktu tertentu pula. Sedangkan zakat fitrah adalah zakat yang diwajibkan pada akhir puasa
Ramadan. Hukumnya wajib atas setiap orang muslim, kecil atau dewasa, laki-laki
atauperempuan. budak atau merdeka.
Zakat adalah salah satu bentuk distribusi kekayaan di kalangan umat Islam sendiri, dari
golongan umat yang kaya kepada golongan umat yang miskin. Hikmahnya adalah agar tidak
terjadi jurang pemisahan antara golongan kaya dan golongan miskin serta untuk menghindari
penumpukan kekayaan pada golongan kaya saja. Untuk melaksanakan lembaga zakat itu
dengan baik dan sesuai dengan fungsi dan tujuannya tentu harus ada aturan-aturan yang harus
dilakukan dalam pengelolaannya. Pengelolaan zakat yang berdasarkan pada prinsip-prinsip
yang baik dan jelas akan lebih meningkatkan manfaatnya yang nyata bagi kesejahteraan
masyarakat.
Berhasilnya pengelolaan zakat tidak hanya tergantung pada banyaknya zakat yang
terkumpul, tetapi sangat tergantung pada dampak dai pengelolaan zakat tersebut dalam
masyarakat. Zakat baru dapat dikatakan berhasil dalam pengelolaannya apabila zakat tersebut
benar-benar dapat mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial dalam masyrakat.
b. Manajemen Wakaf
Kata "wakaf" berasal dari bahasa Arab waqf yang berarti "menghentikan" atau
"menahan". Artinya, seseorang menghentikan hak miliknya atas suatu harta dan menahan
diridari penggunaannya dengan cara menyerahkan harta itu-kepada pengelola untuk digunakan
bagi kepentingan umum. Barang yang diwakafkan adalah barang yang bermanfaat dan tidak
cepat habis karena dipakai, baik harta yang tidak bergerak, seperti tanah, maupun harta
bergerak seperti buku-buku.
Sebagai salah satu lembaga sosial Islam, wakaf erat kaitannya dengan sosial ekonomi
masyarakat. Walaupun wakaf merupakan lembaga Islam yang hukumnya sunnah, namun
lembaga ini dapat berkembang dengan baik di beberapa negara misalnya Mesir. Yordania,
Saudi Arabia, Bangladesh, dan lain- lain. Hal ini barangkali karena lembaga wakaf ini dikelola
dengan manajemen yang baik sehingga manfaatnya sangat dirasakan bagi pihak-pihak yang
memerlukannya.
Di Indonesia sedikit sekali tanah wakaf yang dikelola secara produktif dalam bentuk
suatu usaha yang hasilnya dapat dimanfaatkan bagi pihak-pihak yang memerlukan termasuk
fakir miskin. Pemanfaatan tersebut dilihat dari segi sosial khususnya untuk kepentingan
12
keagamaan memang efektif, tetapi dampaknya kurang berpengaruh positif dalam kehidupan
ekonomi masyarakat.
Apabila peruntukan wakaf hanya terbatas pada hal-hal di atas tanpa diimbangi dengan
wakaf yang dapat dikelola secara produktif, maka wakaf sebagai salah satusarana untuk
mewujudkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, tidak akan dapat terealisasi secara
optimal.
Agar wakaf di Indonesia dapat memberdayakan ekonomi umat, maka di Indonesia perlu
dilakukan paradigma baru dalam pengelolaan wakaf. Wakaf yang selama ini hanya dikelola
secara konsumtif dan tradisional, sudah saatnya kini wakaf dikelola secara produktif.
Di beberapa negara seperti Mesir. Yordania, Saudi Arabia, Turki, Bangladesh, wakaf
selain berupa sarana dan prasarana ibadah dan pendidikan juga berupa tanah pertanian,
perkebunan, flat, uang, saham, real estate dan lain- lain juga dikelola secara produktif.
Dengandemikian hasilnya benar-benar dapat dipergunakan untuk mewujudkan kesejahteraan
umat.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Budaya dan masyarakat madani adalah suatu konsep yang penting dalam membangun
tatanan sosial yang harmonis dan berkembang secara berkelanjutan. Budaya madani mengacu
pada suatu budaya yang dibangun berdasarkan prinsip-prinsip moralitas, keadilan, toleransi,
partisipasi aktif, dan kesetaraan di antara masyarakat. Sementara itu, masyarakat madani
merujuk pada suatu tatanan sosial yang dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip yang sama.
Konsep budaya dan masyarakat madani menjadi penting karena masyarakat yang memiliki
budaya dan masyarakat madani akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
perkembangan sosial, ekonomi, dan politik. Dalam budaya dan masyarakat madani, kebebasan
individu dipenuhi dengan tanggung jawab moral dan sosial, serta diatur oleh hukum yang adil
dan efektif. Masyarakat yang membangun budaya dan masyarakat madani akan menghargai
keberagaman dan menerapkan prinsip-prinsip keadilan, kesetaraan, dan toleransi dalam
berinteraksi dengan orang lain. Selain itu, mereka juga akan memperlihatkan partisipasi aktif
dalam kegiatan sosial, politik, dan ekonomi untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan.

3.2 Saran
Untuk menciptakan budaya dan masyarakat madani, berikut adalah beberapa saran
yang dapat diambil: Meningkatkan Kesadaran Berbudaya: Masyarakat perlu diberikan edukasi
tentang budaya dan pentingnya melestarikan budaya sebagai bagian dari identitas nasional.
Dengan meningkatkan kesadaran ini, diharapkan masyarakat dapat lebih menghargai dan
menjaga warisan budaya yang dimiliki. Mendorong Partisipasi Masyarakat: Masyarakat perlu
didorong untuk terlibat aktif dalam kegiatan yang berhubungan dengan budaya. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengadakan acara-acara budaya, seperti pameran seni, festival budaya, dan
kegiatan-kegiatan lainnya yang melibatkan masyarakat. Membangun Pendidikan Karakter:
Pendidikan karakter yang mengajarkan nilai-nilai moral seperti kejujuran, kerjasama, toleransi,
dan saling menghargai perlu ditekankan. Dalam lingkungan yang berbudaya, pendidikan
karakter dapat diintegrasikan dengan pembelajaran budaya

14
DAFTAR PUSTAKA
References
Hasibuan, A. (2019, Juni). Masyarakat Madani Antara Semu dan Realita. Jurnal At-Taghyir,
1(2).
Siregar, H. L., Nurmayani, Ramli, Sugianto, Islami, D., & Dalimunthe, N. (2022). ISLAM
KAFFAH. Medan: Cv. Kencana Emas Sejahtera.

15

Anda mungkin juga menyukai