Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Masyarakat Madani

Dosen Pengampu: Riza Hadikusuma, M.Ag.

Disusun Oleh :

Syafira Laila Hamid 2208411039

Lailatul Nazila 2208411048

Fahriyah Dara Puspita 2208411046

Muhammad Haikal Rasfan 2208411031

Rasya Hafidzan Haryuslaensyar 2208411045

BAHASA INGRIS UNTUK KOMUNIKASI BISNIS DAN PROFESIONAL


JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2022

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan terhadap kehadirat Tuhan YME yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalh yang
berjudul “Masyarakat Madani” ini dengan lancar dan selesai tepat pada waktunya. Pada
dasarnya, makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah Pendidikan
Agama Islam.

Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat
membantu dan membimbing serta memberikan dukungan dalam pelaksanaan pembuatan
makalah ini, kami ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah turut andil dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan mendasar di


dalam pembuatan makalah ini baik dari struktur kata ataupun isi dari keseluruhannya. Oleh
karena itu kami mengundang para pembaca untuk memberikan saran maupun kritik yang
sifatnya membangun demi penyempurnaan pembuatan makalah-makalah selanjutnya.

Akhir kata, terlepas dari segala kesalahan yang ada semoga dalam penulisan makalah
ini bisa memberikan manfaat bagi kita semua yang membacanya baik dari pembaca maupun
kami sendiri serta dapat memberi manfaat kepada khalayak umum.

Depok, 19 November 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Metode Penelitian.............................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................2
HASIL PENELITIAN.............................................................................................................2
2.1 Pengertian Masyarakat Madani........................................................................2
2.2 Konsep Masyarakat Madani.............................................................................2
2.3 Sejarah Masyarakat Madani.............................................................................3
2.4 Karakteristik Masyarakat Madani....................................................................4
2.5 Ciri ciri Masyarakat Madani.............................................................................4
2.6 Studi Kasus Konsep dan Strategi Bagaimana Terwujudnya Masyarakat
Madani di Indonesia...............................................................................................................6
BAB III......................................................................................................................................8
PENUTUP.................................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat Madani adalah paradigma masyarakat yang menjunjung keadilan


sebagai salah satu hal pokok yang harus ditegakkan atas landasan nilai-nilai etik-moral.
Dalam bahasa Arab konsep masyarakat Madani dikenal dengan istilah al-mujtama' al-
madani, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah civil society.
Masyarakat madani juga disebut sebagai masyarakat sipil.
Masyarakat madani Indonesia mengacu kepada konsep masyarakat madaniyah yang
dikembangkan oleh Rasulullah, yakni masyarakat yang memiliki jiwa demokratis,
bertaqwa kepada Allah SWT, yang seimbang antara dimensi fikir (iptek) dan dimensi
dzikir (imtaq), dan mampu menyelaraskan kehidupan dunia dan akhirat sebagai
pemimpin di muka bumi. Sehingga menciptakan masyarakat yang dalam istilah al-Quran
disebut sebagai Ulul Albab.
Masyarakat madani menciptakan kehidupan yang ideal bagi masyarakat bukan hanya
tanggung jawab bagi masyarakat, namun dibutuhkan kerja sama antara masyarakat dan
negara dalam menciptakan masyarakat yang damai, sejahtera, terbuka, maju, dan modern
atau yang lebih dikenal sebagai masyarakat madani. Peranan Al-Qur‘an sebagai
pedoman hidup manusia semestinya juga membicarakan tentang hal tersebut. Oleh
karenanya, perlu mengungkap indikator masyarakat madani dalam Al-Qur‘an agar
masyarakat madani dapat terwujud. Masyarakat madani di Indonesia perlu
melaksanakan kewajiban nya dan menunaikan hak sebagai rakyat serta menjunjung
tinggi prinsip-prinsip keimanan, kemanusiaan, persatuan, permusyawaratan dan
keadilan, dan masyarakatnya menjadi masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi nilai-
nilai kemanusiaan sekaligus nilai-nilai ketuhanan, menonjolkan dimensi material
sekaligus dimensi spiritual yang dibangun di atas pilar agama serta maju dalam
penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi.

1.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam laporan penelitian ini dan yang akan dijadikan sebagai
sumber acuan utama adalah metode kualitatif yaitu metode yang memfokuskan kepada
penelitian yang mendalam untuk menjawab masalah penelitian yang berkaitan dengan
data berupa narasi yang bersumber dari aktivitas, pengamatan serta penggunaan dokumen
sebagai alat pengumpulan data. Untuk mendapatkan informasi lebih dalam akan
digunakan metode studi pustaka. Studi pustaka sendiri adalah teknik pengumpulan data
dengan tinjauan pustaka ke perpustakaan dan pengumpulan buku buku, bahan-bahan
tertulis serta referensi-referensi yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan.

1
BAB II

HASIL PENELITIAN
2.1 Pengertian Masyarakat Madani

Masyarakat Madani adalah sistem sosial yang tumbuh berdasarkan prinsip moral yang
menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dan masyarakat yang berupa
pemikiran, seni, pelaksanaan pemerintahan yang berdasarkan undang-undang dan bukan
nafsu keinginan individu. Masyarakat Madani memiliki ciri-ciri yang khas yaitu
kemajemukan kebudayaan (Multicultural), Hubungan timbal balik (Reciprocity) dan
sikap yang saling memahami dan menghargai. Para ahli menjelaskan watak masyarakat
madani yang dimaksud adalah guiding ideas, dalam melaksanakan ide-ide yang
mendasari keberadaanya yaitu prinsip moral, keahlian, kesamaan, musyawarah dan
demokratis.
Dawam Rahardjo juga mengemukakan definisi masyarakat madani adalah proses
penciptaan peradaban yang mengacu pada nilai-nilai kebijakan bersama. Menurutnya
masyarakat madani adalah warga negara bekerja sama membangun ikatan sosial, jaringan
produktif, solidaritas kemanusiaan yang bersifat non negara. Ia juga mengemukakan dasar
utama masyarakat madani adalah persatuan dan integrasi nasional yang didasarkan pada
suatu pedoman hidup, menghindarkan diri dari konflik permusuhan yang menyebabkan
perpecahan dan hidup dalam suatu persaudaraan.
Azyumardi Azra juga menambahkan bahwa masyarakat madani lebih dari sekedar
gerakan prodemokrasi yang mengacu pada pembentukan masyarakat berkualitas dan
bertamadun (Civility). Menurut tokoh cendekiawan muslim Indonesia, Norcholish Madjid
istilah masyarakat madani mengandung makna toleransi kesediaan pribadi untuk
menerima berbagai macam pandangan politik dan tingkah laku sosial.

2.2 Konsep Masyarakat Madani

Masyarakat Madani merupakan suatu konsep dari istilah Civil Society. Orang yang
pertama kali mengungkapkan istilah ini adalah Anwar Ibrahim. Pemaknaan civil society
sebagai masyarakat madani ini merujuk pada konsep dan bentuk masyarakat Madinah
yang dibangun Nabi Muhammad pada saat itu. Masyarakat Madinah dianggap sebagai
salah satu bentuk historis dari terbentuknya civil society dalam masyarakat muslim
modern hingga saat ini. Konsep civil society lahir dan berkembang dari sejarah dari
kehidupan bermasyarakat. Masyarakat Madani adalah istilah yang dilahirkan untuk
menerjemahkan konsep civil society tersebut menjadi “Islami”.
Perbedaan antara civil society dan masyarakat madani adalah civil society merupakan
sebuah modernitas, modernitas tersebut adalah hasil dari gerakan Renaisans, yaitu
gerakan masyarakat sekuler yang meminggirkan Tuhan. Sehingga civil society
mempunyai lapisan masyarakat yang rapuh karena meninggalkan Tuhan. Sedangkan
masyarakat madani lahir dari dalam tuntunan dan asuhan petunjuk Tuhan dan utusannya
yaitu Nabi Muhammad. Dari alasan-alasan tersebut Maarif mendefinisikan masyarakat

2
madani sebagai sebuah masyarakat yang terbuka dan toleran atas landasan nilai-nilai etik-
moral yang bersumber dari wahyu Allah.

2.3 Sejarah Masyarakat Madani

Rahardjo (1997) menyatakan bahwa istilah civil society sudah ada sejak zaman
sebelum Masehi. Orang yang pertama kali mencetuskan istilah civil society ialah Cicero
(106-43 SM), seorang orator Yunani kuno. Civil society menurut Cicero ialah suatu
komunitas yang memiliki kode hukum sendiri. Dengan konsep civility (kewargaan) dan
urbanity (budaya kota), maka kota dipahami bukan hanya sekedar konsentrasi penduduk,
melainkan juga sebagai pusat peradaban dan kebudayaan. Istilah masyarakat madani
selain mengacu pada konsep civil society, juga berdasarkan pada konsep negara-kota
Madinah yang dibangun Nabi Muhammad SAW pada tahun 622M. Masyarakat madani
juga mengacu pada konsep tamadhun (masyarakat yang berperadaban) yang
diperkenalkan oleh Ibnu Khaldun, dan konsep Al Madinah al fadhilah (Madinah sebagai
Negara Utama) yang diungkapkan oleh filsuf Al Farabi pada abad pertengahan
Bukti dari majunya masyarakat madinah adalah Piagam Madinah. Piagam Madinah
adalah dokumen penting yang membuktikan betapa sangat majunya masyarakat yang
dibangun kala itu, di samping juga memberikan penegasan mengenai kejelasan hukum
dan konstitusi sebuah masyarakat. Piagam Madinah ini adalah konstitusi tertulis pertama
dalam sejarah manusia. Konstitusi ini secara mencengangkan telah mengatur apa yang
sekarang orang ributkan tentang hak-hak sipil (civil rights), atau lebih dikenal dengan hak
asasi manusia (HAM), jauh sebelum Deklarasi Kemerdekaan Amerika (American
Declaration of Independence, 1776), Revolusi Prancis (1789), dan Deklarasi Universal
PBB tentang HAM (1948) dikumandangkan.
Masyarakat Madani, atau dalam khazanah Barat dikenal sebagai civil society
(masyarakat sipil), sejatinya muncul pada masa Pencerahan (Renaissance) di Eropa
melalui pemikiran John Locke (abad ke-18) dan Immanuel Kant (abad ke -19). Sebagai
sebuah konsep, civil society berasal dari proses sejarah panjang masyarakat Barat yang
biasanya disandingkan dengan konsepsi tentang state (Negara). Dalam tradisi Eropa abad
ke-18, pengertian masyarakat sipil ini dianggap sama dengan negara (the state), yakni
suatu kelompok atau kekuatan yang mendominasi kelompok lain. Barulah pada paruh
kedua abad ke-18, terminologi ini mengalami pergeseran makna. Negara dan masyarakat
madani kemudian dimengerti sebagai dua buah entitas yang berbeda. Bahkan kemudian,
Kant menempatkan masyarakat madani dan negara dalam kedudukan yang berlawanan,
yang kemudian dikembangkan oleh Hegel, menurutnya masyarakat madani merupakan
subordinatif dari sebuah negara.

3
2.4 Karakteristik Masyarakat Madani

Munculnya masyarakat madani disebabkan unsur-unsur sosial dalam tatanan


masyarakat. Unsur tersebut merupakan kesatuan yang saling mengikat dan menjadikan
karakter khas masyarakat madani. Unsur pokok yang harus dimiliki masyarakat madani
yaitu: republik yang bebas, demokrasi, toleransi, kemajemukan, dan keadilan sosial.
a. Wilayah Publik Yang Bebas
Sarana untuk mengemukakan pendapat warga negara, yang mana didalam-
Nya semua warga negara memiliki posisi dan hak yang sama untuk melakukan
transaksi sosial dan politik tanpa rasa takut dan terancam oleh kekuatan-kekuatan civil
society.
b. Demokrasi
Demokrasi adalah persyaratan mutlak lainya bagi keberadaan civil society
yang murni. Tanpa demokrasi, masyarakat sipil tidak akan terwujud yang mana
demokrasi adalah suatu tatanan politik sosial yang bersumber dan dilakukan, oleh,
dari, dan untuk warga negara
c. Toleransi
Merupakan sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan pendapat.
Menurut Nurcholish Madjid, toleransi adalah persoalan ajaran dan kewajiban
melaksanakan ajaran itu. Jika toleransi menghasilkan tata cara pergaulan yang
menyenangkan antara kelompok yang berbeda-beda maka hasil itu dipahami sebagai
hikmah atau manfaat dari ajaran yang benar. Toleransi bukan hanya tuntutan sosial
masyarakat majemuk saja, tapi juga menjadi bagian terpenting pelaksanaan ajaran
moral.
d. Kemajemukan
Disebut juga pluralisme yang tidak hanya dipahami sebagai sebatas sikap
harus mengakui dan memahami kenyataan sosial yang beragam, tetapi harus disertai
dengan sikap tulus untuk menerima kenyataan pandangan sebagai suatu yang alamiah
dan rahmat tuhan yang bernilai positif bagi kehidupan masyarakat.
e. Keadilan Sosial
Keadilan sosial adalah adanya keseimbangan dan pembagian yang
proporsional atas hak dan kewajiban warga negara yang mencakup segala aspek
kehidupan ekonomi, politik, pengetahuan, dan pelengkapan. Dengan pengertian lain
keadilan sosial adalah hilangnya monopoli dan pemusatan salah satu aspek kehidupan
yang dilakukan oleh kelompok atau golongan tertentu

2.5 Ciri ciri Masyarakat Madani

a. Free public sphere (ruang publik yang bebas)


Ruang publik yang diartikan sebagai wilayah dimana masyarakat sebagai warga
negara memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan publik, warga negara berhak
4
melakukan kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan pendapat, berserikat,
berkumpul serta mempublikasikan pendapat, berserikat, berkumpul serta
mempublikasikan informasi kepada publik.
b. Demokratisasi
Menurut Neera Candoke, masyarakat sosial berkaitan dengan wacana kritik
rasional masyarakat yang secara eksplisit mensyaratkan tumbuhnya demokrasi., dalam
kerangka ini hanya negara demokratis yang mampu menjamin masyarakat madani.
c. Toleransi
Toleransi adalah kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan
politik dan sikap sosial yang berbeda. Toleransi merupakan sikap yang dikembangkan
dalam masyarakat madani untuk menunjukkan sikap saling menghargai dan menghormati
pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh orang atau kelompok yang berbeda.
d. Pluralisme
Pluralisme adalah sikap mengakui dan menerima kenyataan disertai sikap tulus
bahwa masyarakat itu majemuk dan bernilai positif yang merupakan rahmat tuhan.
e. Keadilan Sosial (Social justice)
Keadilan yang dimaksud adalah keseimbangan dan pembagian yang proporsional
antara hak dan kewajiban setiap warga yang mencakup seluruh aspek kehidupan.
f. Partisipasi Sosial
Partisipasi sosial yang benar-benar bersih dari rekayasa merupakan awal yang
baik bagi terciptanya masyarakat madani. Partisipasi sosial yang bersih dapat terjadi
apabila tersedia iklim yang memungkinkan otonomi individu terjaga.
g. Supremasi Hukum
Penghargaan terhadap supremasi hukum merupakan jaminan terciptanya keadilan,
keadilan harus diposisikan secara netral, artinya tidak ada pengecualian untuk
memperoleh kebenaran di atas hukum.
h. Terintegrasinya individu-individu dan kelompok-kelompok eksklusif ke dalam
masyarakat melalui kontrak sosial dan aliansi sosial.
i. Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan-kepentingan yang mendominasi
dalam masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatan-kekuatan alternatif.
j. Dilengkapinya program-program pembangunan yang didominasi oleh negara
dengan program-program pembangunan yang berbasis masyarakat.
k. Terjembataninya kepentingan-kepentingan individu dan negara karena
keanggotaan organisasi-organisasi volunter mampu memberikan masukan-
masukan terhadap keputusan-keputusan pemerintah.
l. Meluasnya kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust) sehingga individu-individu
mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri.
m. Adanya pemisahan kekuasaan
n. Adanya tanggung jawab dari pelaksana kegiatan atau pemerintahan

5
2.6 Studi Kasus Konsep dan Strategi Bagaimana Terwujudnya Masyarakat Madani di
Indonesia

Dalam mewujudkan masyarakat madani di Indonesia diperlukan proses yang


sistematis serta cenderung lambat (evolusi), dengan cara pemberdayaan masyarakat
dalam setiap aspek kehidupan. Dalam era reformasi, bangsa Indonesia bertujuan dalam
membangun sistem masyarakat Indonesia yang baru untuk mewujudkan cita-cita
Proklamasi tahun 1945 yaitu membangun masyarakat Indonesia yang demokratis yang
merupakan tujuan dari gerakan reformasi dan reformasi sistem pendidikan nasional.
Dalam menciptakan masyarakat madani proses demokratisasi yang sedang dialami
dunia saat ini. Sudah tentu perwujudan hal ini berhubungan dengan kehidupan yang
demokratis bagi setiap bangsa yang memiliki ciri-ciri tertentu. Salah satu ciri nya yaitu
Bhinneka Tunggal Ika. Unsur kebhinekaan pada masa orde baru cenderung dicampakkan
dan memprioritaskan sifat kesatuan bangsa. Padahal justru kekuatan dari persatuan
bangsa Indonesia terletak dalam kebhinekaan. Masa Orde Baru memudarkan kekuatan
dari kebhinekaan itu sendiri dan menciptakan masyarakat dengan struktur kekuasaan yang
sangat sentralistik dan birokratik. Hal tersebut justru berakibat disintegrasi bagi bangsa
Indonesia, karena dalam usaha memprioritaskan persatuan yang mengesampingkan
perbedaan melalui cara-cara represif mengakibatkan matinya inisiatif dan kebebasan
berpikir serta dalam pembangunan bangsa. Cita-cita reformasi yang diharapkan yaitu
mengakui adanya kebhinekaan sebagai modal pokok bagi bangsa Indonesia dalam rangka
menciptakan sistem masyarakat madani yang menghargai perbedaan sebagai kekuatan
bangsa dan sebagai identitas bangsa yang secara kultural sangat beraneka ragam. Hal ini
seharusnya menjadi cita-cita yang serius bagi bangsa Indonesia sejalan dengan
berkembangnya kehidupan berdemokrasi.
Untuk mewujudkan masyarakat madani di Indonesia ada beberapa strategi yang
perlu dilakukan diantaranya :
1. Pandangan integrasi nasional dan politik. Menyatakan bahwa sistem demokrasi tidak
mungkin berlangsung dalam kenyataan hidup sehari-hari dalam masyarakat sebelum
memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara yang kuat. Bagi pengikut pandangan ini
praktik demokrasi ala barat hanya akan berakibat konflik antara sesama warga bangsa.
2. Pandangan Reformasi Sistem Politik Demokrasi merupakan pandangan yang
menekankan bahwa untuk membangun demokrasi tidak usah terlalu bergantung pada
kepentingan ekonomi. Pembangunan institusi demokratis lebih diutamakan oleh
warga negara dibanding pembangunan ekonomi.
3. Paradigma pembangunan masyarakat madani sebagai basis utama pembangunan
demokrasi. Ini merupakan alternatif diantara dua pandangan yang pertama yang
dianggap gagal dalam pembangunan demokrasi. Pandangan ini lebih menekankan
proses pendidikan dan penyadaran politik warga negara, khusus kalangan kelas
menengah. Hal itu mengingatkan demokrasi membutuhkan topangan kultural selain
mendukung struktural.

6
4. Memperluas golongan menengah melalui pemberian kesempatan bagi kelas
menengah untuk berkembang menjadi kelompok masyarakat madani yang mandiri
secara politik dan ekonomi
5. Mereformasikan sistem politik demokratis melalui pemberdayaan lembaga-lembaga
demokrasi yang ada berjalan sesuai prinsip-prinsip demokrasi
6. Penyelenggaraan pendidikan politik (pendidikan demokrasi) bagi warga negara secara
keseluruhan.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Proses perwujudan masyarakat madani di Indonesia diperlukan perjuangan yang


tekun dan kerja sama antara warga negara, pemerintah dan lembaga kemasyarakatan.
Keberhasilan masyarakat madani dalam sebuah negara dapat memberikan dampak
positif yang sangat baik yaitu warga negara dapat mengorganisir dan menumbuhkan
kesadaran diri dalam menghadapi kemajuan globalisasi yang akan terjadi pada
peradaban di masa depan, serta dapat mengatasi persoalan-persoalan besar dalam
negara, seperti : konflik suku, agama, ras, budaya, kebdohan, kemiskinan,
kesenjangan sosial, dll.

8
DAFTAR PUSTAKA

Masroer C Jb, L. D. (2016). WACANA CIVIL SOCIETY (MASYARAKAT MADANI) DI


INDONESIA, 35-64.

Safitri, D. (2013). MASYARAKAT MADANI, 1-15.

Suroto. (2015). KONSEP MASYARAKAT MADANI DI INDONESIA DALAM MASA


POSTMODERN, 664-671.

Anda mungkin juga menyukai