Anda di halaman 1dari 11

MASYARAKAT MADANI

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS PANCASILA & KEWARGANEGARAAN

DOSEN PENGAMPU :

NYOMAN AYU PUTRI LESTARI, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH :

Putri Dwi Lestari ( NIM : 2161271033)

Wulan Aulia Safitri (NIM : 2161271035)

IGst Ayu Nina Sri Windrayuni (NIM : 2161271005)

Ni Putu Sisilia Budiantari (NIM : 2161271029)

Maudy Mutiara Dewi (NIM : 2161271039)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS BISNIS DAN SOSIAL HUMANIORA

UNIVERSITAR TRIATMA MULYA

JALAN DANAU BATUR, KELURAHAN LELATENG, JEMBRANA-BALI

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Masyarakat
Mardani ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah
Pancasila dan Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Nyoman Ayu Putri Lestari S.Pd.,M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas
ini sehingga menambah pengetahuan dan wawasan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jembrana,

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................5
1.3 TUJUAN PENULISAN..............................................................................................5
1.4 MANFAAT PENULISAN..........................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
2.1 PENGERTIAN MASYARAKAT MADANI.............................................................6
BAB III............................................................................................................................10
PENUTUP.......................................................................................................................10
DAFTAR FUSTAKA......................................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat Madani, konsep ini merupakan penerjemah istilah dari konsep civil
society yang pertama kali digulirkan oleh Dato Seri Anwar Ibraham dalam ceramahnya pada
symposium Nasional dalam rangka forum ilmiah pada acara festival istiqlah, 26 September
1995 di Jakarta. Konsep yang diajukan oleh Anwar Ibraham ini hendak menunjukkan bahwa
masyarakat yang ideal adalah kelompok masyarakat yang memiliki peradaban maju. Lebih
jelas Anwar Ibraham menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan masyarakat madani adalah
sistem sosial yang subur yang diasaskan kepada prinsip moral yang menjamin keseimbangan
antara kebebasan perorangan dengan kestabilan masyarakat.

Menurut Quraish Shibab, masyarakat Muslim awal disebut umat terbaik karena sifat-
sifat yang menghiasi diri mereka, yaitu tidak bosan-bosan menyeru kepada hal-hal yang
dianggap baik olej masyarakat selama sejalan dengan nilai-nilai Allah (al-ma’ruf) dan
mencegah kemunkaran. Selanjutnya Shihab menjelaskan, kaum Muslim awal menjadi
“khairu ummah” karena mereka menjalankan amar ma’ruf sejalan dengan tuntunan Allah dan
rasul-Nya.

Dewam Raharjo mendefinisikan masyarakat madani sebagai proses penciptaan


peradaban yang mengacu kepada nilai-nilai kebijakan bersama. Dewam menjelaskan dasar
utama dari masyarakat madani adalah persaman dan integritas sosial yang didasarkan pada
suatu pedoman hidup, menghindarkan diri dari konflik dan permusuhan yang menyebabkan
perpecahan fdan hidup dalam satu persaudaraan.

Konsep masayarakat madani merupakan tuntutan baru yang memerlukan berbagai


trobosan di dalam berpikir, menyusun konsep, serta tindakan-tindakan. Dengan kata lain,
dalam menghadapi perubahan masyarakat dan zaman “diperlukan satu paradigm baru di
dalam menghadapi tuntutan-tuntutan yang baru” demikian kata filsuf Khun. Karena menurut
Khan apabila tuntutan-tuntutan baru tersebut dihadapi dengan menggunakan paradigm baru,
maka segala usaha yang dijalankan akan memenuhi kegagalan.

Konsep masyarakat madani juga dijadikan sebuah gagasan baru yang mengganbarkan
masyarakat beradab yang mengacu pada nilai-nilai kebajikan dengan mengembangkan dan
menerapkan prinsip-prinsip interaksi sosial yang kondusif bagi penciptaan tatanan demokratis
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Masyarakat Madani?


2. Apa saja karakteristik Msayarakat Madani?

4
1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk menambah wawasan pengetahuan pembaca.


2. Untuk memenuhi tugas Pancasila & Kewarganegaraan.
3. Untuk membangkitkan rasa nasionalisme kebangsaan sebagai warna Negara yang
menganut asas pancasila.
4. Untuk mengetahui pengertian dan karakteristik Masyarakat Madani.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Menambah pengetahuan tentang Masyarakat Madani.


2. Menambah pengetahuan mengenai Karakteristik Masyarakat Madani

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN MASYARAKAT MADANI

Wacana tentang Masyarakat Madani di Indonesia memiliki banya kesamaan istilah


dan penyebutan, namun memiliki karakter dan peran yang berbeda satu dari yang lainnya.
Dengan merujuk sejarah perkembangan masyarakat sipil (civil society) di Barat, sejumlah
ahli di Indonesia menggunakan istilah yang berbeda untuk maksud serupa: masyarakt sipil
yang umumnya memiliki peran dan fungsi yang berbeda dengan lembaga negara yang
dikenal dewasa ini.

Untuk pertama kali istilah Masyarakat Madani dimunculkan oleh Anwar Ibrahim
mantan wakil perdana menteri Malaysia. Menurut Anwar Ibrahim, sebagaimana dikutip
Dawam Rahardjo, Masyarakat Madani merupakan sistem sosial yang subur berdasarkan
prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilan
masyarakat. Inisiatif dari individu dan masyarakat akan berupa pemikiran, seni, pelaksanaan
pemerintah yang berdasarkan undang-undang dan bukan nafsu atau keinginan individu.
Ibrahim juga menyebutkan definisi negatif dengan melukiskan keadaan manusia yang
bertentangan dengan ciri-ciri Masyarakat Madani. Lebih lanjut ia mengatakan

Kemelut yang diderita umat manusia seperti meluasnya keganasan, sikap melampaui
dan tidak tasamuh kemiskinan dan kemelaratan ketidakadilan dan kebejatan sosial. Kejahilan,
kelesuan intelektual serta kemuflisan budaya adalah manifestasi kritis masyarakat madani.
Kemelut ini kita saksikan di kalangan masyarakat Islam, baik di Asia maupun afrika, seolah-
olah umat terjerumus kepada satu kezaliman; kezaliman akibat kediktatoran atau kezaliman
yang ti mbul dari runtuhnya atau ketiadaan order politik serta peminggiran rakyat dari proses
politik.

Mengacu pada definisi ideal dan kondisi berlawanan Masyarakat Madani, menurut
Ibrahim, masyarakat sipil di kawasan Asia dan Afrika masih jauh dari ciri-ciri ideal
Masyarakat Madani. Masyarakat sipil di belahan dunia ini masih berkutat dengan
kemiskinan, ketidakadilan ketiadaan tatanan, peminggiran politik dan kentalnya budaya tidak
toleran. Dari kesimpulan Ibrahim, nampak sekali cita ideal masyarakat sipil yang hendak ia
rumuskan masih bersumber pada realitas social masyarakat sipil di dunia Barat. Menurut
Anwar Ibrahim, masyarakat madani mempunyai ciri-cirinya yang khas: kemajemukan budaya
(multicultural), hubungan timbal balik (reprocity), dan sikap saling

memahami dan menghargai. Lebih lanjut Anwar Ibrahim menegaskan bahwa karakter
Masyarakat madani ini merupakan "guiding ideas", meminjam istilah Malik Bennabi, dalam
melaksanakan ide-ide yang mendasari masyarakat madani, yaitu prinsip moral, keadilan,
keseksamaan, musyawarah dan demokrasi.

Sejalan dengan gagasan Anwar Ibrahim, Dawam Rahardjo mendefinisikan


masyarakat madani sebagai proses penciptaan peradaban yang mengacu kepada nilai-nilai
kebijakan bersama. Menurutnya, dalam masyarakat madani, warga Negara bekerja sama

6
membangun ikatan sosial, jaringan produktif dan solidaritas kemanusian yang bersifat non-
negara. Selanjutnya Dawam menjelaskan, dasar utama dari masyarakat madani adalah
persatuan dan integrasi sosial yang didasarkan pada suatu pedoman hidup, menghindarkan
diri dari konflik dan permusuhan yang menyebabkan perpecahan dan hidup dalam suatu
persaudaraan.

Sejalan dengan ide-ide di atas, menurut Azyumardi Azra, masyarakat madani lebih
dari sekedar gerakan pro-demokrasi, karena ia juga mengacu pada pembentukan masyarakat
berkualitas dan ber-tamadun (civility). Sejalan dengan pandangan di atas, Nurcholish Madjid
menegaskan bahwa makna masyarakat madani berakar dari kata "civility" yang mengandung
makna toleransi, kesediaan pribadi-pribadi untuk menerima pelbagai macam pandangan
politik dan tingkah laku sosial.

 Definisi Menurut Kamus Besar

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Masyarakat Madani adalah masyarakat yang
menjunjung tinggi norma, nilai-nilai dan hokum yang ditopang oleh perguasaan teknologi
yang beradab, iman dan ilmu.

 Definisi Menurut Para Ahli

1. Menurut Syamsudin Haris, masyarakat madani adalah suatu lingkup interaksi sosial
yang berada diluar pengaruh Negara dan model yang tersusun dari lingkungan
masayarakat paling akrab seperti keluarga, asosiasi suka rela gerakan kemasyarakatan
dan berbagai bentuk lingkungan komunikasi antar warga masyarakat.
2. Menurut Ernest Gelher , civil society atau masyarakat madani merajut pada
masyarakat yang terdiri atas berbagai institusi non pemerintah yang otonom dan
cukup kuat untuk dapat mengimbangi Negara.
3. Menurut Zbigniew Rau, masyarakat madani dalah sebuah ruang dalam masyarakat
yang bebas dari pengaruh keduanya dan kekuasaan Negara yang diekspresikan dalam
gambaran cirri-cirinya, yakni individidualis, pasa, dan pluarisme.
4. Menurut Nucholis Madjid, Masyarakat madani adalah masyarakat yang merujuk pada
kemasy2arakatan islam yang pernah dibangun. Nabi Muhammad SAW di Madinah,
sebagai masyarakat kota atau masyarakat berperadaban dengan cirri antara lain :
egaliteran (kesederajatan), menghargai prestasi, keterbukaan, toleransi dan
musyawarah.
5. Menurut Muhammad AS Hikam, adalah wilayah-wilayah kehidupan sosial yang
terorganisasi dan bercirikan antara lain: kesukarelaan (voluentary), keswasembadaan
(self-generating). Kewadayaan (self-supporing), dan kemandirian yang tinggi
berhadapan dengan Negara, dan keterikatan dengan norma-norma dan nilai-nilai
hukum yang diikuti oleh warganya.
6. Menurut M. Ryaas Rasyid adalah suatu gagasan masyarakat yang mandiri yang
dikonsepsikan sebagai jaringan-jaringan yang produktif dari kelompok-kelompok

7
sosial yang mandiri, perkumpulan-perkumpula, serta lembaga-lembaga yang saling
berhadapan dengan Negara.

2.2 KARAKTERISTIK MASYARAKAT MADANI

Karaketeristik masyarakat madani dimaksudkan untuk menjelaskan dalam


merealisasikan wacana masyarakat madani diperlukan persyaratan-persyaratan yang menjadi
nilai universal dalam penegakan masyarakat madani, karateristik tersebut antara lain:

1. Free public sphere ( ruang public yang bebas)

Ruang public yang diartikan sebagai wilayah dimana masyarakat sebagai warna Negara
memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan public. Warga Negara berhak melakukan
kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan pendapat, berserikat, berkumpul, sera
pempublikasikan pendapat, serta mempublikasikan informasi kepada public.

2. Demokratiasi

Menurut Neera Candoke, masyarakat sosial berkaitan dengan wacana kritik rasional
masyarakat yang secara ekspisit mensyaratkan tumbuhnya demokrasi dalam kerangka ini,
hanya Negara demokratis yang mampu menjamin masyarakat madani.

3. Toleransi

Toleransi adalah kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan politik dan


sikap sosial yang berbeda. Toleransi merupakan sikap yang dikembangkan dalam
masyarakat madani untuk menunjukkan sikap saling menghargai dan menghormati
pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh orang atau kelompok masyarakat yang lain
yang berbeda.

4. Pluralisme

Pluralisme adalah sikap mengakui dan menerima kenyataan disertai sikap tulus bahwa
masyarakat itu majemuk. Kamejemukan itu bernilai positif dan merupakan rahmat Tuhan.

5. Keadilan sosial ( Social Justice)

Keadilan yang dimaksud adalah keseimbangan dan pembagian yang proposional antara
hak dan kewajiban setiap warga Negara yang mencakup seluruh aspek kehidupan.

6. Partisipasi Sosial

Partisipasi sosial yang benar-benar bersih dari rekayasa merupakan awal yang baik bagi
terciptanya masyarakat madani. Partisipasi sosial yang bersih dapat terjadi apabila
tersedia iklim yang memungkinkan otonomi individu terjaga.

7. Supremasi Hukum

8
Penghargaan terhadap supremasi hokum merupakan jaminan terciptanya keadilan.
Keadilan hokum diposisikan secara netral,artinya tidak ada pengecualian untuk
memperoleh kebenaran diatas hukum.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. Masyarakat Madani adalah masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai


kemanusiaan, maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam al-
Quran, gambaran masyarakat ideal itu dinyatakan dengan “baldatun thayyibatun wa
rabbun ghafur” (negerimu adalah negeri yang baik dan Tuhanmu adalah Tuhan yang
Maha pengampun).

Kata Madani merupakan penyifatan terhadap kota Madinah, yaitu sifat yang
ditunjukkan oleh kondisi dan sistem kehidupan yang berlaku di kota Madinah pada
masa kepemimpinan Nabi Muhammad saw.

Masyarakat Madani dipahami sebagai kemandirian aktivitas warga Negara


masyarakat madani sebagai “area tempat berbagai gerakan sosial” (seperti himpunan
ketetanggaan kelompok wanita, kelompok keagamaan, dan kelompok intelektual)
serta organisasi sipil dari semua kelas (seperti hukum, wartawan, serikat buruh dan
usahawan) berusaha menyatakan diri mereka sendiri dan memajukan berbagai
kepentingan Negara.

2. Karakteristik masyarakat madani diperlukan persyaratan-persyaratan yang menjadi


nilai universal dalam penegakan masyarakat madani. Diantaranya yaitu ruang public
yang bebas, demokratisasi, pluaralisme, keadilan sosial, partisipasi sosial, dan
supremasi hukum.

10
DAFTAR FUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/masyarakat-madani/

http://eprints.ums.ac.id/20809/2/c._BAB_I.pdf

https://www.academia.edu/5092344/Makalah_Masyarakat_Madani

https://www.slideshare.net/NurAzisK/makalah-masyarakat-madani-41568892

https://gudangmakalah.blogspot.com/2013/01/makalah-pkn-masyarakat-madani.html?m=1

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Masyarakat_madani

11

Anda mungkin juga menyukai