Anda di halaman 1dari 10

MASYARAKAT MADANI

Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Ilmu Kalam


Dosen pengampu : Muhamad Aris Munawar, M.Pd.I.

Disusun oleh :
Jajang Miptah Maulana (2103003874)
Aas Nurhasanah (2103003863)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM (IAID)
CIAMIS - JAWA BARAT 2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Masyarakat Madani”. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan tentunya dengan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.  Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Masyarakat Madani” ini
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Ciamis, 14 Juni 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
C. Tujuan...........................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
A. Pengertian Masyarakat Madani..................................................................................................5
B. Karakteristik dan Ciri-Ciri Masyarakat Madani.........................................................................6
C. Institusi Penegak Masyarakat Madani........................................................................................6
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................15
A. Kesimpulan............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................16
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat Madani, konsep ini merupakan penerjemahan istilah dari konsep civil society
yang pertama kali digulirkan oleh Dato Seri Anwar Ibrahim dalam ceramahnya pada
simposium Nasional dalam rangka forum ilmiah pada acara festival istiqlal, 26 September
1995 di Jakarta. Konsep yang diajukan oleh Anwar Ibrahim ini hendak menunjukkan bahwa
masyarakat yang ideal adalah kelompok masyarakat yang memiliki peradaban maju.Lebih
jelas Anwar Ibrahim menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan masyarakat madani adalah
sistem sosial yang subur yang diasaskan kepada prinsip moral yang menjamin keseimbangan
antara kebebasan perorangan dengan kestabilan masyarakat Dawam Raharjo mendefinisikan
masyarakat madani sebagai proses penciptaan peradaban yang mengacu kepada nilai-nilai
kebijakan bersama. Dawam menjelaskan, dasar utama dari masyarakat Madani adalah
persatuan dan integrasi sosial yang didasarkan pada suatu pedoman hidup, menghindarKan
diri dari konflik dan permusuhan yang menyebabkan perpecahan dan hidup dalam suatu
persaudaraan Konsep masyarakat Madani merupakan tuntutan baru yang memerlukan
berbagai trobosan di dalam berpikir, menyusun konsep, serta tindakan-tindakan. Dengan kata
lain , dalam menghadapi perubahan masyarakat dan zaman, ”diperlukan suatu paradigma
baru di dalam menghadapi tuntutan-tuntutan yang baru, demikian kata filsuf khun. Karena
menurut khun, apabila tantangan-tantangan baru tersebut dihadapi dengan menggunakan
paradigma lama, maka segala usaha yang dijalankan akan memenuhi kegagalan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari masyarakat madani ?


1. Bagaimana karakteristik dan ciri-ciri masyarakat madani ?
2. Apa saja institusi penegak masyarakat madani ?

C. Tujuan

3. Mengetahui pengertian masyarakat madani


4. Mengetahui karakteristik dan ciri-ciri masyarakat madani
5. Mengetahui institusi penegak masyarakat madani
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Masyarakat Madani

Masyarakat madani berasal dari bahasa Inggris, civil society. Kata civil
societysebenarnya berasal dari bahasa Latin yaitu civitas dei yang artinya kota Illahi
dan society yang berarti masyarakat. Dari kata civil akhirnya membentuk kata
civilization yang berarti peradaban (Gellner seperti yang dikutip Mahasin 1995). Oleh
sebab itu, kata civil society dapat diartikan sebagai komunitas masyarakat kota, yakni
masyarakat yang telah berperadaban maju. Konsepsi seperti ini, menurut Madjid:
seperti yang dikutip Mahasin (1995), pada awalnya lebih merujuk pada dunia Islam
yang ditunjukkan oleh masyarakat kota Arab.

Sebaliknya, lawan dari kata atau istilah masyarakat nonmadani adalah kaum
pengembara, badawah, yang masih membawa citranya yang kasar, berwawasan
pengetahuan yang sempit, masyarakat puritan, tradisional penuh mitos dan takhayul,
banyak memainkan kekuasaan dan kekuatan, sering dan suka menindas, serta
sifatsifat negatif lainnya.

Mun’im (1994) mendefinisikan istilah civil society sebagai seperangkat gagasan etis


yang mengejawantah dalam berbagai tatanan sosial, dan yang paling penting
dari gagasan ini adalah usahanya untuk menyelaraskan berbagai konflik kepentingan
antarindividu, masyarakat, dan negara.

Hefner menyatakan bahwa masyarakat madani adalah masyarakat modern yang


bercirikan demokratisasi dalam beriteraksi di masyarakat yang semakin plural dan 
heterogen. Dalam keadan seperti ini masyarakat diharapkan mampu mengorganisasi
dirinya, dan tumbuh kesadaran diri dalam mewujudkan peradaban. Mereka akhirnya
mampu mengatasi dan berpartisipasi dalam kondisi global, kompleks, penuh
persaingan dan perbedaan.

Gellner (1995) menyatakan bahwa masyarakat madani akan terwujud keika terjadi
tatanan masyarakat yang harmonis, yang bebas dari eksploitasi dan penindasan
pendek kata, masyarakat madani ialah kondisi suatu komunitas yang jauh dari
monopoli kebenaran dan kekuasaan. Kebenaran dan kekuasaan adalah milik bersama.

Setiap anggota masyarakat madani tidak bisa ditekan, ditakut-takuti, dianggu


kebebasannya, semakin dijauhkan dari demokrasi, dan sejenisnya. Oleh karena itu,
perjuangan menuju masyarakat madani pada hakikatnya merupakan proses panjang
dan produk sejarah yang abadi, dan perjuangan melawan kezaliman dan dominasi para
penguasa menjadi ciri utama masyarakat madani.

Istilah madani menurut Munawir (1997) sebenarnya berasal dari bahasa Arab,
madaniy. Kata madaniy berakar dari kata kerja madana yang berarti mendiami,
tinggal, atau membangun. Kemudian berubah istilah menjadi madaniy yang artinya
beradab, orang kota, orang sipil, dan yang bersifat sipil atau perdata. Dengan
demikian istilah madaniy dalam bahasa Arab mempunyai banyak arti. Pendapat yang
sama dikemukakan oleh Hall (1998), yang menyatakan bahwa masyarakat madani
identik dengan civil society, artinya suatu ide, angan-angan, bayangan, cita-cita suatu
komunitas yang dapat terjewantahkan ke dalam kehidupan social. Dalam masyarakat
madani, pelaku social akan berpegang tegung pada peradaban dan kemanusiaan.

Hefner (1998:16-20) menyatakan bahwa masyarakat madani merupakan masyarakat


modern yang bercirikan kebebasan dan demokratisasi dalam berinteraksi di
masyarakat yang semamin plural dan heterogen. Dalam keadaan seperi ini masyarakat
diharapkan mampu mengoranisasikan dirinya, dan tumbuh kesadaran diri dalam
mewujudkan peradaban. Mereka akhirnya mampu mengatasi dan berpartisipasi dalam
kondisi global, kompleks, penuh persaingan dan perbedaan.

Hall (1998) mengemukakan bahwa masyarakat madani identik dengan civil society,
artinya suatu ide, angan-angan, bayangan, cita-cita suatu komunitas yang dapat
terjewantahkan dalam kehidupan sosial. Pada masyarakat madani pelaku social akan
berpegang teguh pada peradaban dan kemanusiaan.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat madani pada


prinsipnya memiliki multimakna, yaitu masyarakat yang demokratis, menjunjung
tinggi etika dan moralitas, transparan, toleransi, berpotensi, aspiratif, bermotivasi,
berpartisipasi, konsisten, memiliki perbandingan, mampu berkoordinasi, sederhana,
sinkron, integral, mengakui emansipasi, dan hak asasi, namun yang paling dominant
adalah masyarakat yang demokratis.

Allah SWT memberikan gambaran dari masyarakat madani dengan firman-Nya dalam
Q.S. Saba’ ayat 15:
“Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman
mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka
dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan
bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu)
adalah Tuhan yang Maha Pengampun”.

B. Karakteristik dan Ciri-Ciri Masyarakat Madani

Ada tiga karakteristik dasar dalam masyarakat madani, yaitu :


1. Diakuinya semangat pluralisme. Artinya, pluralitas telah menjadi sebuah
keniscayaan yang tidak dapat dielakkan, sehingga mau tidak mau, pluralitas telah
menjadi suatu kaidah yang abadi. Dengan kata lain, pluralitas merupakan sesuatu
yang kodrati (given) dalam kehidupan. Pluralismebertujuan mencerdaskan umat
melalui perbedaan konstruktif dan dinamis, dan merupakan sumber dan motivator
terwujudnya kreativitas, yang terancam keberadaannya jika tidak terdapat
perbedaan. Satu hal yang menjadi catatan penting bagi kita adalah sebuah
perbedaan yang kosmopolit akan tercipta manakala manusia memiliki sikap
inklusif, dan mempunyai kemampuan (ability) menyesuaikan diri terhadap
lingkungan sekitar. Namun, dengan catatan, identitas sejati atas parameter-
parameter otentik agama tetap terjaga.
2. Tingginya sikap toleransi. Baik terhadap saudara sesame agama maupun terhadap
umat agama lain. Secara sederhana toleransi dapat diartikan sebagai sikap suka
mendengar, dan menghargai pendapat dan pendirian orang lain. Senada dengan hal
itu, Quraish Shihab (2000) menyatakan bahwa tujuan agama tidak sematamata
mempertahankan kelestariannya sebagai sebuah agama. Namun, juga mengakui
eksistensi agama lain dengan memberinya hak hidup berdampingan, dan saling
menghormati satu sama lain.
3. Tegaknya prinsip demokrasi. Demokrasi bukan sekedar kebebasan danpersaingan,
demokrasi adalah pula suatu pilihan untuk bersama-sama membangun, dan
memperjuangkan perikehidupan warga dan masyarakat yang semakin sejahteran.
Masyarakat madani mempunyai ciri-ciri ketakwaan kepada Tuhan yang tinggi,
hidup berdasarkan sains dan teknologi, berpendidikan tinggi, mengamalkan nilai
hidup modern dan progresif, mengamalkan nilai kewarganegaraan, akhlak dan
moral yang baik, mempunyai pengaruh yang luas dalam proses membuat
keputusan, dan menentukan nasib masa depan yang baik melalui kegiatan sosial,
politik, dan lembaga masyarakat.

C. Institusi Penegak Masyarakat Madani

Institusi (lembaga) masyarakat madani adalah institusi (lembaga) yang dibentuk atas
dasar motivasi dan kesadaran penuh dari diri individu kelompok, dan masyarakat
tanpa ada instruksi (perintah), baik yang bersifat resmi (formal) dari pemerintah
(negara) maupun dari individu, kelompok, dan masyarakat tertentu.

Landasan pembentukan lembaga ini adalah idealisme perubahan ke arah kehidupan


yang independent dan mandiri. Artinya, bahwa lembaga ini merupakan manifestasi
(perwujudan) dari pemberdayaan masyarakat yang memiliki pengetahuan, kesadaran,
disiplin, dan kedewasaan berpikir, yang bertujuan memberi perlindungan bagi diri,
kelompok, masyarakat, dan bangsa yang tidak berdaya dari penguasaan (dominasi)
pemerintah atau negara.

Sifat atau karakteristik lembaga (institusi) masyarakat madani adalah :


1. Independen adalah bahwa lembaga ini memiliki sifat yang bebas (netral) dari
intervensi lembaga lain, baik lembaga pemerintah maupun nonpemerintah.
2. Mandiri, yaitu bahwa lembaga ini memiliki kemampuan dan kekuatan untuk
melaksanakan tugas dan fungsi lembaga, dengan tidak melibatkan pihak lain di
luar institusi.
3. Swaorganisasi, yaitu bahwa pengelolaan dan pengendalian institusi (lembaga)
dilakukan secara swadaya oleh SDM lembaga.
4. Transparan, yaitu bahwa dalam pengelolaan dan pengendalian institusi (lembaga)
dilakukan secara terbuka.
5. Idealis, yaitu bahwa pengelolaan dan pengendalian, serta pelaksanaan institusi
(lembaga) diselenggarakan dengan nilai-nilai yang jujur, ikhlas, dan ditujukan bagi
kesejahteraan masyarakat banyak.
6. Demokratis, yaitu institusi (lembaga) yang dibentuk, dikelola, serta dikendalikan
dari, oleh, dan untuk masyarakat sendiri.
7. Disiplin, yaitu bahwa institusi (lembaga) dalam menjalankan tugas dan fungsinya
harus taat dan setia terhadap segenap peraturan perundangan yang berlaku.

Bentuk institusi (lembaga) masyarakat madani dapat diklasifikasi dalam tiga macam,
yaitu :
1. Institusi (lembaga) Sosial, seperti :
a. Lembaga sosial
b. Masyarakat (LSM) dan partai politik
c. Organisasi kepemudaan, seperti KNPI, HMI, PMII, KAMMI
d. Organisasi kemahasiswaan
e. Organisasi profesi, seperti LBH, IAI, PWI, HTI
f. Organisasi kemasyarakatan, seperti MKGR, Kosgoro, SOKSI, dan lain-lain
2. Institusi (lembaga) Keagamaan
Institusi ini adalah institusi (lembaga) yang dibentuk dan dikembangkan oleh
masyarakat, untuk melakukan pengelolaan dan pengendalian program-program
bagi pengembangan keagamaan.
Bentuk institusi ini meliputi, antara lain :
a. Institusi (lembaga) keagamaan dalam Islam, seperti NU, Muhammadiyah,MUI,
dan lain-lain
b. Institusi (lembaga) keagamaan Kristen, seperti PGI
c. Institusi (lembaga) keagamaan Budha, seperti Walubi
d. Institusi (lembaga) keagamaan Hindu, seperti Parisada Hindu Darma.
e. Institusi (lembaga) Katholik, seperti KWI
3. Institusi (lembaga) Paguyuban
Institusi ini adalah institusi (lembaga) yang dibentuk dan dikembangkan oleh
masyarakat untuk melakukan pengelolaan dan pengendalian program-program bagi
peningkatan kekerabatan /kekeluargaan, yang berdasarkan daerah atau suku bangsa
yang sama. Bentuk institusi ini meliputi, antara lain; himpunan paguyuban
masyarakat Jember, Batak Karo, Sulawesi, Puwokerta, Bima , Wonogiri, Sunda,
Betawi, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengertian Masyarakat Madani

Hasil dari pembahasan diatas bahwa masyarakat madani akan terwujud keitka
terjadi tatanan masyarakat yang harmonis, yang bebas dari eksploitasi dan
penindasan pendek kata, masyarakat madani ialah kondisi suatu komunitas yang
jauh dari monopoli kebenaran dan kekuasaan. Hal ini menjadi sebuah tolak ukur
kemajuan di suatu daerah dengan keharmonisan masyarakat yang harmonis.

2. Karakteristik dan Ciri-Ciri Masyarakat Madani

Ada tiga karakteristik dasar dalam masyarakat madani, yaitu :


1. Diakuinya semangat pluralisme. Artinya, pluralitas telah menjadi sebuah
keniscayaan yang tidak dapat dielakkan, sehingga mau tidak mau, pluralitas telah
menjadi suatu kaidah yang abadi.
2. Tingginya sikap toleransi. Baik terhadap saudara sesame agama maupun terhadap
umat agama lain. Secara sederhana toleransi dapat diartikan sebagai sikap suka
mendengar, dan menghargai pendapat dan pendirian orang lain.
3. Tegaknya prinsip demokrasi. Demokrasi bukan sekedar kebebasan danpersaingan,
demokrasi adalah pula suatu pilihan untuk bersama-sama membangun, dan
memperjuangkan perikehidupan warga dan masyarakat yang semakin sejahteran.
Masyarakat madani mempunyai ciri-ciri ketakwaan kepada Tuhan yang tinggi,
hidup berdasarkan sains dan teknologi, berpendidikan tinggi, mengamalkan nilai
hidup modern dan progresif, mengamalkan nilai kewarganegaraan, akhlak dan
moral yang baik, mempunyai pengaruh yang luas dalam proses membuat
keputusan, dan menentukan nasib masa depan yang baik melalui kegiatan sosial,
politik, dan lembaga masyarakat.

3. Institusi Penegak Masyarakat Madani

Institusi (lembaga) masyarakat madani adalah institusi (lembaga) yang


dibentuk atas dasar motivasi dan kesadaran penuh dari diri individu kelompok,
dan masyarakat tanpa ada instruksi (perintah), baik yang bersifat resmi (formal)
dari pemerintah (negara) maupun dari individu, kelompok, dan masyarakat
tertentu.
Landasan pembentukan lembaga ini adalah idealisme perubahan ke arah
kehidupan yang independent dan mandiri. Artinya, bahwa lembaga ini merupakan
manifestasi (perwujudan) dari pemberdayaan masyarakat yang memiliki
pengetahuan, kesadaran, disiplin, dan kedewasaan berpikir, yang bertujuan
memberi perlindungan bagi diri, kelompok, masyarakat, dan bangsa yang tidak
berdaya dari penguasaan (dominasi) pemerintah atau negara.
DAFTAR PUSTAKA

Bourchier, David, Lineages of Organicist Political Thought in Indonesia (Melbourne:


MonashUniversity, 1996).

Budiman, Arife, (ed.), State and Civil Society in Indonesia (Victoria: Centre of
Southest Asian Studies Monash University, 1992).

https://www.gramedia.com/literasi/masyarakat-madani/

https://www.kompasiana.com/abdullohharits/5e93254b097f3643bc075105/pilar-
pilar-penegak-masyarakat-madani

Anda mungkin juga menyukai