PGMI-2D
DOSEN PENGAMPU :
FAKULTAS TARBIYAH
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Allhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala
nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah PANCASILA
yang berjudul “Civil Society-Masyarakat Madani”. Shalawat serta salam semoga
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan
para pengikutnya, Aamiin.
Penulis menyadari bahwa banyak sekali kekurangan dalam penulisan Makalah ini.
Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga
Makalah ini bermanfaat dan menjadi ispirasi serta menambah khasanah ilmu pengetahuan,
Aamiin.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
ii
1 BAB I
PENDAHULUAN
Civil Society merupakan sebuah konsep yang pertama kali muncul didunia
barat. Permaknaan tentang civil society oleh berbagai kalanganberariasi.. Ada
yang mengartikan sebagai masyarakat sipil, masyarakatkewargaan, masyarakat
madani, dan ada juga yang menggunakan civilsociety. Terjemahan tersebut
disuguhkan kepada publik dengan argumentasimasing-masing. Civil society
sebenarnya merupakan suatu ide atau gagasanyang terus diperjuangkan
manifestasinya agar pada akhirnya terbentuk suatumasyarakat bermoral, masyarakat
sadar hukum, masyarakat beradab atauterbentuknya suatu tatanan sosial yang baik,
teratur dan progesif.
1
2 BAB II
PEMBAHASAN
Istilah madani berasal dari kata bahasa Arab madaniy, yang artinya mendiami,
tinggal, atau membangun. Dalam bahasa Arab kata madaniy mempunyai beberapa
arti diantaranya adalah yang beradab, orang kota, orang sipil, dan yang bersifat sipil
atau perdata. Dari kata madana juga muncul kata madaniy yang berarti organisme
atau paham masyarakat kota. Jadi secara keseluruhan istilah masyarakat madani
dengan mudah dapat dipahami sebagai masyarakat beradab, masyarakat sipil dan
masyarakat yang tinggal di suatu kota atau yang berpaham masyarakat kota dan
akrab dengan masalah pluralisme. Dengan demikian, masyarakat madani
merupakan suatu bentuk tatanan masyarakat yang bercirikan hal-hal seperti itu dan
tercermin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Dalam bahasa Inggris masyarakat madani sering diistilahkan civil society yang
berarti masyarakat sipil. Adam B. Seligman mendefinisikan civil society yang
berarti seperangkat gagasan etis yang mengejawantah dalam berbagai tatanan sosial,
dan yang paling penting dari gagasan ini adalah usahanya untuk menyelaraskan
berbagai pertentangan kepentingan antara individu dengan masyarakat dan antara
masyarakat sendiri dengan kepentingan Negara.
2
madani, baik melalui pendekatan bahasa Arab maupun bahasa Inggris, pada
prinsipnya memiliki makna yang relatif sama, yaitu menginginkan suatu masyarakat
yang menjunjung tinggi nilai-nilai peradaban dan demokrasi. Masyarakat madani
berasal dari proses sejarah Barat.
Akar perkembangannya dapat dirunut mulai Cicero dan bahkan sejak zaman
Aristoteles. Yang jelas Cicero mulai menggunakan istilah societis civilis dalam
filsafatnya. Dalam tradisi Eropa sampai abad ke-18, pengertian masyarakat madani
(civil society) dianggap sama dengan pengertian negara, yakni suatu kelompok yang
mendominasi seluruh kelompok masyarakat lain.
Free public sphere adalah ruang publik yang bebas sebagai sarana untuk
mengemukakan pendapat warga masyarakat. Di wilayah ruang publik ini semua
warga negara memiliki posisi dan hak yang sama untuk melakukan transaksi sosial
dan politik tanpa rasa takut dan terancam oleh kekuatan-kekuatan di luar civil
society. Mengacu pada Arendt dan Habermas, ruang publik dapat diartikan sebagai
wilayah bebas di mana semua warga negara memiliki akses penuh dalam kegiatan
yang bersifat publik. Sebagai prasyarat mutlak lahirnya civil society yang
sesungguhnya, ketiadaan wilayah publik bebas ini pada suatu negara dapat menjadi
suasana tidak bebas di mana negara mengontrol warga negara dalam menyalurkan
pandangan sosial-politiknya.
3
2. Demokrasi
Demokrasi adalah prasyarat mutlak lainnya bagi keberadaan civil society yang
murni (genuine). Tanpa demokrasi masyarakat sipil tidak mungkin terwujud. Secara
umum, demokrasi adalah suatu tatanan sosial-politik yang bersumber dan dilakukan
oleh, dari, dan untuk warga negara.
3. Toleransi
4. Kemajemukan
4
Menurut Madjid, pluralisme adalah pertalian sejati kebinekaan dalam ikatan
ikatan keadaban (genuine engagement of diversities within the bonds of civility).
Bah kan menurutnya pula, pluralisme merupakan suatu keharusan bagi keselamatan
umat manusia antara lain melalui mekanisme pengawasan dan pengimbangan
(check and balance). Kemajemukan dalam pandangan Madjid erat kaitannya dengan
sikap penuh pengertian (toleran) kepada orang lain, yang nyata-nyata diperlukan
dalam masyarakat yang majemuk. Secara teologis, tegas Madjid, kemajemukan
sosial merupakan dekrit Allah untuk umat manusia.
5. Keadilan Sosial
5
pembangunan. istilah NGO atau organisasi non pemerintah dapat diartikan atau
dituduh sebagai kelompok masyarakat yang tidak mau bekerja sama dengan
pemerintah.
Keberadaan masyarakat madani tidak lepas dari peran gerakan sosial. Gerakan
sosial dapat di pandankan dengan perubahan sosial atau masyarakat sipil yang
didasari oleh pembaagian 3 ranah, yaitu Negara, Perusahaan atau Pasar, dan
Masyarakat Sipil. Berdasarkan pembagian ini, maka terdapat gerakan politik yang
berada di ranah Negara dan gerakan ekonomi diranah ekonomi.
Berdasarkan pemetaan diatas, secara empiris ketiga nya dapat saling bersinergi.
Pada ranah Negara dapat terjadi beberapa gerakan politik yang dilakukan oleh
6
parpol dalam pemilu yang mengusung masalah yang juga didukung oleh gerakan
sosial, demekian pula upaya loby dalam ranah ekonomi dapat pula seolah-olah
sebagai gerakan sosial. Sebagai contoh oleh masyarakat sipil seperti mereka yang
pro atau anti rancangan undang-undang anti pornografi dan pornoaksi ( RUU APP)
mempunyai dengan kaitan dengan kelompok atau parpol diranah politik maupun
kelompok bisnis pada sisi yang lain.
a. Persaudaraan
Hal ini didasarkan pada kesetiaan terhadap kebenaran dan saling tolong
menolong dalam hal kebaikan. Ketika ada teman atau masyarakat yang
membutuhkan pertolongan, menolongnya sesuai dengan kemampuannya. Ketika
ada orang yang sedih, menghiburnya membuat hatinya kembali senang.
b. Ikatan Iman
Ikatan iman sebagai dasar paling kuat yang dapat mengikat masyarakat dalam
keharmonisan, meskipun berbeda agama banyak di Indonesia hal ini tidak masalah
asal tidak bertentangan dengan prinsip agama masing-masing.
c. Ikatan Cinta
7
g. Keadilan Sosial. Antara hak dan kewajiban terdapat keseimbangan/proporsional
dalam membagi sesuatu fasilitas (S 2010).
Indonesia memiliki tradisi kuat civil society (Masyarakat Madani). Bahkan jauh
sebelum negara bangsa berdiri, masyarakat sipil telah berkembang pesat yang
diwakili oleh kiprah beragam organisasi sosial keagamaan dan pergerakan nasional
dalam perjuangan merebut kemerdekaan. Selain berperan sebagai organisasi
perjuangan penegakan HAM dan perlawanan terhadap kekuasaan kolonial,
organisasi berbasis Islam, seperti Syarikat Islam (SI), Nahdlatul Ulama (NU), dan
Muhammadiyah, telah menunjukkan kiprahnya sebagai komponen civil society
yang penting dalam sejarah perkembangan masyarakat sipil di Indonesia. Sifat
kemandirian dan kesukarelaan para pengurus dan anggota organisasi tersebut
merupakan karakter khas dari sejarah Masyarakat Madani di Indonesia. Terdapat
beberapa strategi yang ditawarkan kalangan ahli tentang bagaimana seharusnya
bangunan Masyarakat Madani bisa terwujud di Indonesia:
Pertama, pandangan integrasi nasional dan politik. Pandangan ini menyata kan
bahwa sistem demokrasi tidak mungkin berlangsung dalam kenyataan hidup sehari-
hari dalam masyarakat yang belum memiliki kesadaran berbangsa dan ber negara
yang kuat.
8
demokrasi. Berbeda dengan dua pandangan pertama, pandangan ini lebih
menekankan proses pendidikan dan penyadaran politik warga negara, khususnya
kalangan kelas menengah.
9
menonjol daripada ciri konstruktifnya. Mereka, menurutnya, lebih banyak
melakukan protes daripada mengajukan solusi, lebih banyak menuntut daripada
memberikan sumbangan terhadap pemecahan masalah.
10
3 BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Prinsip dasar masyarakat madani yaitu: prsaudaraan, ikatan iman, ikatan cinta,
persamaan si kaya dan si miskin di hadapan Tuhan dan di hadapan hukum
peradilan, toleransi umat beragama, demokrasi dalam masyarakat tanpa
membedakan suku, ras, dan agama dan keadilan Sosial.
Indonesia memiliki tradisi kuat civil society (Masyarakat Madani). Bahkan jauh
sebelum negara bangsa berdiri, masyarakat sipil telah berkembang pesat yang
diwakili oleh kiprah beragam organisasi sosial keagamaan dan pergerakan nasional
dalam perjuangan merebut kemerdekaan. Terdapat beberapa strategi yang
ditawarkan kalangan ahli tentang bagaimana seharusnya bangunan Masyarakat
11
Madani bisa terwujud di Indonesia: Pertama, pandangan integrasi nasional dan
politik. Kedua, pandangan reformasi sistem politik demokrasi. Ketiga, paradigma
membangun Masyarakat Madani sebagai basis utama pembangunan demokrasi.
3.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, K., & Azra, A. (2016). PANCASILA, DEMOKRASI, HAM, DAN MASYARAKAT
MADANI. Jakarta: KENCANA.
Rozak, A., Sayuti, W., Budiman, & Arif, M. (2004). BUKU SUPLEMEN PENDIDIKAN
KEWARGAAN (CIVIC EDUCATION): Demokrasi. Hak Asasi Manusia, dan
Masyarakat Madani. Jakarta: PRENADA MEDIA.
Ngindra, Riru. n.d. “Makalah Masyarakat Madani.” Accessed May 27, 2022.
https://www.academia.edu/29086163/Makalah_masyarakat_madani.
S, Y. Ch Nany. 2010. “PERANAN PANCASILA DALAM MEWUJUDKAN
MASYARAKAT MADANI.” Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum 10 (1).
https://doi.org/10.21831/hum.v10i1.20998.