Segala puji hanya milik Allah SWT. Sholawat dan salam kepada Rasulullah SAW.
Berkat limpahan Rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini. Agama
sebagai sistem kepercayaan dalam kehidupan umat manusia dapat dikaji melalui berbagai
sudut pandang. Islam sebagai agama yang telah berkembang selama empat belas abad
lebih menyimpan banyak masalah yang perlu diteliti, baik itu menyangkut ajaran dan
pemikiran keagamaan maupun realitas sosial, politik, ekonomi dan budaya.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang apa itu masyarakat manadi dan
globalisasi terhadap kehidupan. Semoga makalah ini bermanfaat untuk memberikan kita
pengetahuan. Dan tentunya makalah ini masih sangat jauh dari sempurna. Maka dari itu
kami mohon kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………..……………………………………………... i
DAFTAR ISI ……..…………………..………………………………………… ii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PENDAHULUAN
1. Landasan Teoritis
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan……………………………………………………………………… 11
Saran……………………………………………………………………………….. 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Ungkapan lisan dan tulisan tentang masyarakat madani semakin marak akhir-akhir ini seiring
dengan bergulirnya proses reformasi di Indonesia. Proses ini ditandai dengan munculnya
tuntutan kaum reformis untuk mengganti Orde Baru yang berusaha mempertahankan tatanan
masyarakat yang status quo menjadi tatanan masyarakat yang madani. Untuk mewujudkan
masyarakat madani tidaklah semudah membalikan telapak tangan.
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam
masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi
informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini.
Konsep akan globalisasi menurut Robertson (1992), mengacu pada penyempitan dunia secara
insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia, yaitu semakin meningkatnya koneksi global
dan pemahaman kita akan koneksi tersebut. Di sini penyempitan dunia dapat dipahami dalam
konteks institusi modernitas dan intensifikasi kesadaran dunia dapat dipersepsikan refleksif
dengan lebih baik secara budaya.
1. Rumusan Masalah
Agar tidak terjadi kesimpang siuran dari penuliasan makalah ini, maka rumusan masalah dari
makalah ini adalah:
1. Apakah pengertian masyarakat madani?
2. Apakah cirri-ciri mayarakat madani?
3. Apakah pilar penegak masyarakat madani?
4. Apakah pengertian globalisasi?
5. Apakah ciri-ciri globalisasi?
1. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian masyarakat madani
2. Untuk mengetahui ciri-ciri masyarakat madani
3. Untuk mengetahui pengertian globalisasi
4. Untuk mengetahui ciri-ciri globalisasi
1
BAB III
PEMBAHASAN
Hefner menyatakan bahwa masyarakat madani adalah masyarakat modern yang bercirikan
demokratisasi dalam beriteraksi di masyarakat yang semakin plural dan heterogen. Dalam
keadan seperti ini masyarakat diharapkan mampu mengorganisasi dirinya, dan tumbuh kesadaran
diri dalam mewujudkan peradaban. Mereka akhirnya mampu mengatasi dan berpartisipasi dalam
kondisi global, kompleks, penuh persaingan dan perbedaan.
2
ketidakadilan pembagian “kue bangsa” antara pusat dan daerah, saling curiga serta
ketidakharmonisan pergaulan antarwarga dan lain-lain yang selama Orde Baru lebih banyak
ditutup-tutupi, direkayasa dan dicarikan kambing hitamnya itu diharapkan dapat diselesaikan
secara arif, terbuka, tuntas, dan melegakan semua pihak, suatu prakondisi untuk dapat
mewujudkan kesejahteraan lahir batin bagi seluruh rakyat. Dengan demikian, kekhawatiran akan
terjadinya disintegrasi bangsa dapat dicegah.
Guna mewujudkan masyarakat madani dibutuhkan motivasi yang tinggi dan partisipasi nyata
dari individu sebagai anggota masyarakat. Hal ini intinya menyatakan bahwa untuk mewujudkan
masyarakat madani diperlukan proses dan waktu serta dituntut komitmen masing-masing
warganya untuk mereformasi diri secara total dan selalu konsisten dan penuh kearifan dalam
menyikapi konflik yang tak terelakan. Tuntutan terhadap aspek ini sama pentingnya dengan
kebutuhan akan toleransi sebagai instrumen dasar lahirnya sebuah konsensus atau kompromi.
Perjuangan masyarakat madani di Indonesia pada awal pergerakan kebangsaan dipelopori oleh
Syarikat Islam (1912) dan dilanjutkan oleh Soeltan Syahrir pada awal kemerdekaan (Norlholt,
1999). Jiwa demokrasi Soeltan Syahrir ternyata harus menghadapi kekuatan represif baik dari
rezim Orde Lama di bawah pimpinan Soekarno maupun rezim Orde Baru di bawah pimpinan
Soeharto, tuntutan perjuangan transformasi menuju masyarakat madani pada era reformasi ini
tampaknya sudah tak terbendungkan lagi dengan tokoh utamanya adalah Amien Rais dari
Yogyakarta.
Kedua, adalah tingginya sikap tolerensi (tasamuh). Baik terhadap saudara sesama muslim
maupun terhadap saudara non-Muslim. secara sederhana toleransi dapat di artikan sebagai sikap
suka mendengar dan menghargai pendapat dan pendirian orang lain. Senada dengan hal itu,
Quraish Shihab (2000) menyatakan bahwa tujuan islam tidak semata-mata mempertahankan
kelestariannya sebagai sebuah agama. Namun, juga mengakui eksitensi agama lain dengan
memberinya hak hidup, berdampingan seiring dan saling menghormati satu sama lain.
Sebagaiman hal itu pernah dicontoh kan Rasulullah Saw, di madinah. Setidaknya landasan
normatif dari sikap toleransi dapat kita tilik dalam firman Allah yang termaktub dalam surah Al-
An'am ayat 108.
Ketiga, adalah tegaknya prinsip demokrasi atau dalam dunia islam lebih dikenal dengan istilah
musyawarah, saya memandang dalam arti membatasi hanya pada wilayah terminologi saja tidak
lebih. Mengingat di dalam Alquran juga terdapat nilai-nilai demokrasi ( surah As-Syura:38, surat
Al-mujadilah:11).
Ketiga prinsip dasar setidaknya menjadi refleksi bagi kita yang menginginkan terwujudnya
sebuah tatanan sosial masyarakat madani dalam konteks hari ini. Paling tidak hal tersebut
menjadi modal dasar untuk mewujudkan masyarakat yang di cita-citakan.
3
1. Ciri-Ciri Masyarakat Madani
1. Free public sphere(ruang publik yang bebas), yaitu masyarakat memiliki akses penuh
terhadap setiap kegiatan publik, mereka berhak melakukan kegiatan secara merdeka
dalam menyampaikan pendapat, berserikat, berkumpul, serta mempublikasikan
informasikan kepada publik.
2. Demokratisasi, yaitu proses untuk menerapkan prinsip-prinsip demokrasi sehingga
muwujudkan masyarakat yang demokratis. Untuk menumbuhkan demokratisasi
dibutuhkan kesiapan anggota masyarakat berupa kesadaran pribadi, kesetaraan, dan
kemandirian serta kemampuan untuk berperilaku demokratis kepada orang lain dan
menerima perlakuan demokratis dari orang lain.
3. Toleransi, yaitu kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan politik dan
sikap sosial yang berbeda dalam masyarakat, sikap saling menghargai dan menghormati
pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh orang/kelompok lain.
4. Pluralisme, yaitu sikap mengakui dan menerima kenyataan mayarakat yang majemuk
disertai dengan sikap tulus, bahwa kemajemukan sebagai nilai positif dan merupakan
rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
5. Keadilan sosial (social justice), yaitu keseimbangan dan pembagian yang proporsiaonal
antara hak dan kewajiban, serta tanggung jawab individu terhadap lingkungannya.
6. Partisipasi sosial, yaitu partisipasi masyarakat yang benar-benar bersih dari rekayasa,
intimidasi, ataupun intervensi penguasa/pihak lain, sehingga masyarakat memiliki
kedewasaan dan kemandirian berpolitik yang bertanggungjawab.
7. Supremasi hukum, yaitu upaya untuk memberikan jaminan terciptanya keadilan. Keadilan
harus diposisikan secara netral, artinya setiap orang memiliki kedudukan dan perlakuan
hukum yang sama tanpa kecuali.
4
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh
negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga
terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang
paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia
dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi
cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap
bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama
kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.
Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan
globalisasi:
Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional.
Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun
menjadi semakin tergantung satu sama lain.
Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar
negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.
Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material
maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman
seluruh dunia.
Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan semakin
menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.
Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan
keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih
mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status
ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara
1. Ciri-ciri Globalisasi
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena
globalisasi di dunia
Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti
telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi
demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita
merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung
sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan
multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
5
Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi,
film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi
dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam
budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis
multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
2. Dampak Negatife dan Positif dari Globalisasi
Seperti yang kita tahu bahwa globalisasi adalah proses komplek yang digerakan oleh
berbagai pengaruh sehingga mengubah kehidupan sehari-hari terutama dinegara berkembang,
dan pada saat yang sama ia menciptakan system- system dan kekuatan trans nasional baru.
Globalisasi juga menimbulkan berbagai dampak yang merupakan permasalahan global.
Dampak dari globalisasi tersebut itu adalah:
1. Dampak jangka pendek, yaitu;
Dampak negatif globalisasi yang terlihat/ terdetek; yaitu dampak buruk yang dapat
dihindari sebelum itu terjadi.
Dampak positif globalisasi yang terlihat/ terdetek; yaitu dampak positif/baik yang dapat
diperkirakan sebelum itu terjadi.
2. Dampak jangka panjang, yaitu;
Dampak negatif globalisasi yang tidak terlihat/ tidak terdetek; dampak buruk yang tidak
diperkirakan dan tidak dapat dihindari sebelumnya. Dampak tersebut baru disadari setelah efek
buruknya terjadi.
Dampak positif globalisasi yang tidak terlihat/ tidak terdetek; dampak positif/baik yang
tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Dampak tersebut baru disadari setelah menguntungkan
peradaban.
Oleh sebab itu sudah sepatutnya penjelasan mengenai masalah globalisasi harus
ditekankan, karena perbedaan pendapat mengenai dampak globalisasi sudah sering terjadi di
masyarakat kita dewasa ini.
Dampak positif globalisasi antara lain:
Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan
Mudah melakukan komunikasi
Cepat dalam bepergian (mobilitas tinggi)
Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran
Memacu untuk meningkatkan kualitas diri
Mudah memenuhi kebutuhan
Dampak negatif globalisasi antara lain:
Informasi yang tidak tersaring
Perilaku konsumtif
Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit
Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk
Mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu
Negara.
6
Pada dasarnya ada tiga prinsip penting yang harus dijadikan acuan dalam pengembangan
asas komplementer, yaitu:
1. Prinsip Keseimbangan (Equality)
Yang dimaksud dengan prinsip keseimbangan adalah bahwa masing-masing pihak yang
terlibat dalam asas komplementer harus bersedia untuk berbagi kepentingan (interest) yang
dimilikinya dengan kepentingan pihak lain. Berbagi kepentingan di sini didasari oleh
pemahaman bahwa tantangan di era globalisasi bersifat sangat kompleks, saling berpautan dan
masing-masing bangsa di belahan bumi ini memiliki kapasitasnya masing-masing yang khas,
yang unik dan memiliki kontribusi yang setara dalam porsinya masing-masing, untuk
memberikan solusi yang bersifat komprehensif dan berskala global.
7
C. KONSEP GLOBALISASI
1. Malcom Waters
Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis pada
keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang terjelma didalam kesadaran orang
2. Emanuel Ritcher
Globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan menyatukan masyarakat yang
sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia.
3. Thomas L. Friedman
Globlisasi memiliki dimensi ideology dan teknlogi. Dimensi teknologi yaitu kapitalisme
dan pasar bebas, sedangkan dimensi teknologi adalah teknologi informasi yang telah menyatukan
dunia.
4. Princenton N. Lyman
Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan
hubungan antara Negara-negara didunia dalam hal perdagangan dan keuangan.
5. Leonor Briones
Demokrasi bukan hanya dalam bidang perniagaan dan ekonomi namun juga mencakup
globalisasi institusi-institusi demokratis, pembangunan sosial, hak asasi manusia, dan pergerakan
wanita.
D. PROSES GLOBALISASI
2.Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung
sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan
multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
3.Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film,
musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan
mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam
budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
8
E. TEORI GLOBALISASI
Didalam globalisasi ini Cochrane dan Pain menegaskan bahwa dalam kaitannya dengan
globalisasi, terdapat tiga posisi teroritis yang dapat dilihat, yaitu:
1. Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang memiliki
konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di seluruh dunia berjalan. Mereka
percaya bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan dan
ekonomi global yang homogen. meskipun demikian, para globalis tidak memiliki pendapat sama
mengenai konsekuensi terhadap proses tersebut.
Para globalis positif dan optimistis menanggapi dengan baik perkembangan semacam itu dan
menyatakan bahwa globalisasi akan menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan
bertanggung jawab. Para globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah
fenomena negatif karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk penjajahan barat (terutama
Amerika Serikat) yang memaksa sejumlah bentuk budaya dan konsumsi yang homogen dan
terlihat sebagai sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari mereka kemudian membentuk
kelompok untuk menentang globalisasi (antiglobalisasi).
1. Gerakan Pro-Globalisas
9
2. Gerakan Anti Globalisasi
Antiglobalisasi adalah suatu istilah yang umum digunakan untuk memaparkan sikap politis
orang-orang dan kelompok yang menentang perjanjian dagang global dan lembaga-lembaga
yang mengatur perdagangan antar negara seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
“Antiglobalisasi” dianggap oleh sebagian orang sebagai gerakan sosial, sementara yang lainnya
menganggapnya sebagai istilah umum yang mencakup sejumlah gerakan sosial yang berbeda-
beda. Apapun juga maksudnya, para peserta dipersatukan dalam perlawanan terhadap ekonomi
dan sistem perdagangan global saat ini, yang menurut mereka mengikis lingkungan hidup, hak-
hak buruh, kedaulatan nasional, dunia ketiga, dan banyak lagi penyebab-penyebab lainnya.
GLOBALISASI POREKONOMIAN
Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan
keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat.
Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri
ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-
produk global ke dalam pasar domestik.
Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam
bentuk-bentuk berikut:
. Globalisasi produksi, di mana perusahaan berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran
agar biaya produksi menajdi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh yang
rendah, tarif bea masuk yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usaha dan
politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global. Kehadiran tenaga
kerja asing merupakan gejala terjadinya globalisasi tenaga kerja.
. Globalisasi tenaga kerja. Perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari
seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja yang
telah memiliki pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa diperoleh dari negara
berkembang. Dengan globalisasi maka human movement akan semakin mudah dan bebas.
. Globalisasi jaringan informasi. Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat
mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain
melalui: TV,radio,media cetak dll. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah
membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh :
KFC, celana jeans levi's, atau hamburger melanda pasar dimana-mana. Akibatnya selera
masyarakat dunia -baik yang berdomisili di kota ataupun di desa- menuju pada selera global.
. Globalisasi Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif
serta penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan
persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan fair.
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Mayarakat madani dipahami sebagai kemandirian aktivitas warga masyarakat madani sebagai
“area tempat berbagai gerakan sosial” (seperti himpunan ketetanggaan, kelompok wanita,
kelompok keagamaan, dan kelompk intelektual) serta organisasi sipil dari semua kelas (seperti
ahli hukum, wartawan, serikat buruh dan usahawan) berusaha menyatakan diri mereka dalam
suatu himpunan, sehingga mereka dapat mengekspresikan diri mereka sendiri dan memajukkan
pelbagai kepentingan mereka.
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan
ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan,
investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas
suatu negara menjadi semakin sempit.
Globalisasi adalah suatu proses di mana antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling
berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas Negara.
Terdapat banyak cara untuk mengatasi dampak buruk dari globalisasi Menumbuhkan semangat
nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri, Menanamkan dan
mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya,Menanamkan dan melaksanakan
ajaran agama dengan sebaik- baiknya,Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan
menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
Maka dari itu kita sebagai generasi muda harus pandai – pandai menyaring arus globalisasi yang
masuk, agar tetap dapat sesuai dengan kebudayaan bangsa indonesia.
SARAN
Setelah selesainya makalah ini, disana sini banyak kekurangan dari benarnya. Maka kami selaku
penyusun makalah ini berharap kritik dan saran-sarannya yang sifatnya membangun. Karena
kami selaku penyusun masih dalam tahap belajar. Atas saran-sarannya kami mengucapkan
terima kasih dan semoga makalah ini berguna bagi penyusun, pendengar dan pembacanya.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://www.crayonpedia.org/mw/Ciri-Ciri_Masyarakat_Madani
http://www.disukai.com/2013/01/pengertian-dan-ciri-ciri-masyarakat-madani.html
http://adityoman.blogspot.com/2011/11/ciri-ciri-masyarakat-madani.html
http://dedekrenz.blogspot.com/2011/01/mengidentifikasi-ciri-ciri-masyarakat.html
Adi, Suryadi. 2002.Masyarakat Madani: Pemikiran, Teori dan Relevansinya dengan
Cita-cita Reformasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Arifin Rahman. Sistem Politik Indonesia Dalam Perspektif, Struktural dan
Fungsional. Surabaya, SIC.1998
Darmodjo, Hendro dan Yeni K. 2004. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta:Universitas
terbuka.
Elfatsani. Masalah globalisasi
http://elfatsani.blogspot.com/2008/12/masalah-globalisasi.htmlyang merasa ter-
eksploitasi kebudayaan timurnya. (diakses pada tanggal: 27 November 2011)
Kadri. Globalisasi Budaya
http://kadri-blog.blogspot.com/2011/01/globalisasi-budaya.html. (diakses pada
tanggal: 27 November 2011)
Sulis, Fajar. Pengaruh Dampak Globalisasi Terhadap Kebudayaan Indonesia.
http://fajarsulis.wordpress.com/2010/04/21/pengaruh-dampak-globalisasi-terhadap-
kebudayaan-indonesia/. (diakses pada tanggal: 27 November 2011)