Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MASYARAKAT MADANI INDONESIA

Dosen Pengampu :
Abdul Halim, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :
Trisia Rovelita 2213043020
Methalia Rellida 2213043006
Wiwit Darmayanti 2213043036
Diska Dwi Hakiki 2213043002

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TARI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 10 Mei 2023

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Masyarakat merupakan salah satu komponen berdirinya suatu negara.
Perkembangan masyarakat dalam suatu negara akan berpengaruh pada berbagai hal.
Masyarakat dapat menjadi tolak ukur suatu negara berkembang atau tidak, masyarakat
pula yang mampu memberikan kontribusi besar pada wilayah/tempat yang
ditinggalinya. Masyarakat menjadi sangat fundamental saat kita membicarakan
tentang zaman, negara, adat, kebudayaan, kepercayaan dan kasus-kasus lainnya dalam
suatu lingkungan. Masyarakat selalu menjadi subjek perbincangan atas permasalahan
pun menjadi solusi dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.
Peradaban yang baik timbul karena terciptanya masyarakat yang baik pula.
Indonesia sebagai negara yang memiliki masyarakat dengan beraneka ragam latar
belakang, suku yang beranekaragam, budaya, bahasa, adat istiadat bahkan
kepercayaan merupakan keunikan sekaligus tantangan tersendiri bagi bangsa
Indonesia dalam menciptakan masyarakat yang beradab. Masyarakat yang beradab
berarti masyarakat yang berbudi luhur masyarakat yang memiliki moral dan iman
yang selaras sehingga masyarakat tersebut memiliki potensi besar mengemban
perkembangan negara dan lingkungan yang ditempatinya. Masyarakat seperti itu juga
dapat kita kenal sebagai masyarakat madani.
Masyarakat madani, konsep ini merupakan penerjemahan istilah dari konsep
civil society yang pertama kali digulirkan oleh Dato Seri Anwar Ibrahim dalam
ceramahnya pada simposium Nasional dalam rangka forum ilmiah pada acara Festival
Istiqlal, 26 September 1995 di Jakarta. Konsep yang diajukan oleh Anwar Ibrahim ini
hendak menunjukkan bahwa masyarakat yang ideal adalah kelompok masyarakat
yang memiliki peradaban maju. Lebih jelas Anwar Ibrahim menyebutkan bahwa yang
dimaksud dengan masyarakat madani adalah sistem sosial yang subur yang diasaskan
kepada prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan perorangan
dengan kestabilan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat ditarik
permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep dan urgensi masyarakat madani Indonesia?
2. Apa alasan diperlukan mewujudkan masyarakat madani Indonesia?
3. Apa sumber historis, sosiologis, politik tentang masyarakat madani Indonesia?

C. Tujuan
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui konsep dan urgensi masyarakat madani Indonesia.
2. Mengetahui apa alasan diperlukan mewujudkan masyarakat madani Indonesia.
3. Mengetahui apa sumber historis, sosiologis, politik tentang masyarakat madani
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep dan Urgensi Masyarakat Madani Indonesia


Masyarakat Madani (dalam bahasa Inggris: civil society) dapat diartikan
sebagai suatu masyarakat yang beradab dalam membangun, menjalani, dan memaknai
kehidupannya. Kata madani sendiri berasal dari bahasa arab yang artinya civil atau
civilized (beradab). Istilah masyarakat madani adalah terjemahan dari civil atau
civilized society, yang berarti masyarakat yang berperadaban. Untuk pertama kali
istilah Masyarakat Madani dimunculkan oleh Anwar Ibrahim, mantan wakil perdana
menteri Malaysia. Menurut Anwar Ibrahim, masyarakat madani merupakan sistem
sosial yang subur berdasarkan prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara
kebebasan individu dengan kestabilan masyarakat. Inisiatif dari individu dan
masyarakat akan berupa pemikiran, seni, pelaksanaan pemerintah yang berdasarkan
undang-undang dan bukan nafsu atau keinginan individu.
Dawam Rahardjo mendefinisikan masyarakat madani sebagai proses
penciptaan peradaban yang mengacu kepada nilai-nilai kebijakan bersama. Dawam
menjelaskan, dasar utama dari masyarakat madani adalah persatuan dan integrasi
sosial yang didasarkan pada suatu pedoman hidup, menghindarkan diri dari konflik
dan permusuhan yang menyebabkan perpecahan dan hidup dalam suatu persaudaraan.
Masyarakat Madani pada prinsipnya memiliki multimakna, yaitu masyarakat
yang demokratis, menjunjung tinggi etika dan moralitas, transparan, toleransi,
berpotensi, aspiratif, bermotivasi, berpartisipasi, konsisten memiliki bandingan,
mampu berkoordinasi, sederhana, sinkron, integral, mengakui, emansipasi, dan hak
asasi, namun yang paling dominan adalah masyarakat yang demokratis.
Masyarakat madani adalah kelembagaan sosial yang akan melindungi warga
negara dari perwujudan kekuasaan negara yang berlebihan. Bahkan masyarakat
madani dapat dikatakan sebagai tiang utama kehidupan politik yang demokratis.Sebab
masyarakat madani tidak saja melindungi warga negara dalam berhadapan dengan
negara, tetapi juga merumuskan dan menyuarakan aspirasi masyarakat.
Adapun pegertian masyarakat madani menurut para ahli saling
mengemukakan pendapat dan pandangannya yang tentunya berbeda antara yang satu
dengan yang lainnya adalah sebagai serikut :
1. Gallner (Supriatna), menunjuk konsep civil society sebagai masyarakat yang
terdiri atas berbagai institusi non-pemerintah yang otonom dan cukup kuat untuk
mengimbangi Negara.

2. Victor Perez-Diaz, menyatakan bahwa civil society lebih menekankan pada


keadaan masyarakat yang telah mengalami pemerintahan yang terbatas, memiliki
kebebasan, mempunyai sistem ekonomi pasar dan timbulnya asosiasi-asosiasi
masyarakat yang mandiri serta satu sama lain saling menopang.

3. Hikam (Supriatna) berpendapat bahwa civil society secara institusional diartikan


sebagai pengelompokan anggota-anggota masyarakat sebagai warga Negara yang
mandiri, yang dapat dengan bebas bertindak aktif dalam wacana dan praktis
mengenai segala hal yang berkaitan dengan masalah kemasyarakatan pada
umumnya.
B. Alasan Diperlukan Mewujudkan Masyarakat Madani Indonesia
Gerakan membangun masyarakat madani Indonesia adalah sebuah pilihan tepat
untuk menjadikan bangsa dan negara ini benar-benar segera meraih cita-citanya.
Konsep 'Masyarakat Madani Indonesia' ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru.
Bangsa Indonesia telah memiliki dan melaksanakan konsep itu. Konsep tersebut
merupakan buah pemikiran para pendiri bangsa yang terdiri atas para tokoh dari
berbagai kalangan yang cukup representatif mewakili semua elemen bangsa.
Istilah 'Madani'dalam konsep ini, sebenarnya sudah diimplementasikan pada 14
abad yang lalu di Madinah, kota yang dipimpin oleh seorang utusan Tuhan, yaitu Nabi
Muhammad saw. Hasilnya sangat mengagumkan. Hanya dalam tempo 10 tahun,
masyarakat Madinah berubah secara dramatis menjadi masyarakat yang adil, makmur,
dan damai. Keberhasilan itu diakui oleh berbagai kalangan, hingga bekas-bekasnya
masih bisa dirasakan sampai sekarang ini.
Bangsa Indonesia sudah lama ingin maju, berkembang, unggul, dan jaya
sebagaimana bangsa-bangsa besar lainnya di dunia. Cita-cita itu sebenarnya tidak saja
masih berada di angan-angan, melainkan sudah dituangkan di dalam dokumen resmi.
Pancasila, UUD 1945, dan banyak dukumen lainnya telah merumuskan dengan baik
cita-cita tersebut. Menurut dokumen itu, bangsa Indonesia menginginkan menjadi
bangsa yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, berperikemanusaiaan yang adil dan
beradab, bersatu, dan membangun kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dan perwakilan serta menginginkan agar terbangun suasana keadilan
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Cita-cita bangsa Indonesia yang sudah sedemikian jelas, indah dan begitu pula
partisipasi masyarakat yang sedemikian tinggi, namun ternyata belum menjamin rakyat
segera menjadi makmur dan sejahtera. Secara politik,kepemimpinan telah dipilih lewat
cara-cara demokratis, birokrasi telah disusun secara profesional, upaya-upaya
penegakan hukum dan pemberantasan korupsi telah dilakukan secara maksimal, tetapi
ternyata rakyat yang miskin masih banyak jumlahnya, lapangan pekerjaan masih
terbatas, kesenjangan sosial masih lebar, dan pengangguran masih banyak jumlahnya.
Gambaran lain yang memprihatinkan adalah besarnya jumlah migrasi berpendidikan
rendah tanpa ketrampilan ke luar negeri. Mereka ituhanya sekedar mendapatkan upah
yang cukup untuk menyambung hidup.
Demikian pula, usaha kecil di dalam negeri, semakin dikalahkan oleh
pengusaha bermodal besar, padat teknologi, dan mendapat fasilitas dari
pemerintah.Kita lihat Alfamart, Indomaret, Carrefour, dan lain-lain bermunculan di
hampir semua tempat.Akibatnya, usaha kecil sebagai penyangga ekonomi rakyat
banyak yang mati.Mereka menjadi kehilangan lapangan usaha sehingga menambah
angka pengangguran.Artinya, pemberdayaan masyarakat secara ekonomi belum
mendapatkan perhatian. Masyarakat belum memiliki kedaulatan di negerinya sendiri.
Penjajahan ekonomi oleh kelompok dan orang-orangtertentu merupakan penindasan
dan merampas hak hidup pemilik negeri ini yang sebenarnya.
Oleh karena itu, manakala semua pihak mau jujur, kelemahan bangsa Indonesia
ini adalah pada tataran implementasi.Menyusun cita-cita, undang-undang, peraturan,
dan sejenisnya sudah sedemikian jelas, tetapi hal itu belum diimplementasikan atau
dilaksanakan secara sungguh-sungguh dan benar. Kelemahan itu sebenarnya bisa
diatasi manakala bangsa ini bisa bersatu. Umat Islam seharusnya bersatu, apapun
madzhab, aliran, organisasi, dan asal muasalnya. Persatuan hendaknya dijadikan cita-
cita, idaman, dan muara dari semua perjuangan.
C. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politis Tentang Masyarakat Madani Indonesia
Masyarakat madani identik dengan sifatnya yang beradab. Mereka selalu
menjunjung tinggi nilai dan norma serta hukum yang mereka topang. Semua itu
mereka pegang dengan ilmu, iman, dan juga teknologi. Hal tersebut berarti,
masyarakat madani memiliki kehidupan yang berdasarkan aturan yang sudah berlaku.
Mulai dari nilai, hukum, norma, dan lainnya. Ketaatan mereka didasarkan pada iman,
ilmu, dan teknologi yang sudah mereka pelajari. Kemudian dikembangkan dengan
kekuatan iman serta keyakinan mereka terhadap Sang Pencipta.
Dalam KBBI, supremasi hukum artinya kekuasaan tertinggi di dalam hukum
yang berarti bahwa ada jaminan terciptanya keadilan yang bisa diwujudkan. Hal ini
bisa terjadi apabila sebuah negara menempatkan hukum sebagai kekuasaan tertinggi.
Perlu digaris bawahi, bahwa keadilan yang dimaksud dapat terwujud jika hukum yang
ada diberlakukan secara netral. Ini artinya, tidak ada pengecualian untuk mendapatkan
suatu kebenaran atas nama hukum.
Keadilan sosial atau disebut juga social justice adalah sebuah keseimbangan
dan juga pembagian yang proporsional antara hak serta kewajiban suatu warga negara
dan negara itu sendiri. Dimana hal itu meliputi aspek kehidupan. Artinya, warga
negara mempunyai hak serta kewajiban atas negaranya. Begitu juga negara, mereka
juga mempunyai hak serta kewajiban atas warganya. Hak dan kewajiban tersebut
mempunyai porsi yang seimbang. Sehingga akan menghasilkan output yang seimbang
juga. Kemajemukan atau keberagaman tentu akan terjadi di dalam masyarakat.
Terlebih di dalam suatu negara yang memiliki berjuta warga negara. Dimana mereka
berasal dari berbagai kelompok yang berbeda-beda. Jadi, yang dimaksud dengan
pluralisme yaitu suatu sikap menerima dan mengakui secara tulis bahwa masyarakat
yang ada di sebuah negara itu bersifat majemuk atau beragam. Hal ini bisa menjadi
faktor terwujudnya masyarakat yang multikultural. Mulai dari kebudayaan, nilai, adat
istiadat, norma, dan juga bahasa, suku agama, serat etnis. Sebagai anggota masyarakat
madani, seperti halnya masyarakat Indonesia. Kita memiliki beragam bahasa, suku,
agama, budaya, etnis, dan lainnya. Tentu sikap pluralisme harus kita miliki dan juga
berkeyakinan bahwa sebuah kemajemukan akan memberikan nilai positif yang
berasal dari Tuhan.
Untuk menjalin hubungan serta kerjasama antara kelompok maupun individu,
kita perlu berpartisipasi dalam lingkungan sosial. Hal ini bertujuan untuk mencapai
dan mewujudkan tujuan tertentu. Dengan adanya partisipasi sosial yang bersih, maka
itu adalah awal dari terciptanya masyarakat madani. Hal tersebut dapat terjadi jika ada
nuansa yang bisa membuat hak serta kewajiban individu terjaga dengan sangat baik.
Itu artinya, masyarakat madani perlu menyeimbangkan antara hak serta
kewajibannya. Sehingga akan tercipta keadilan sosial seperti yang sudah disebutkan
di atas.
BAB III
KESIMPULAN

Masyarakat Madani (dalam bahasa Inggris: civil society) dapat diartikan


sebagai suatu masyarakat yang beradab dalam membangun, menjalani, dan memaknai
kehidupannya. Kata madani sendiri berasal dari bahasa arab yang artinya civil atau
civilized (beradab). Istilah masyarakat madani adalah terjemahan dari civil atau
civilized society, yang berarti masyarakat yang berperadaban. Untuk pertama kali
istilah Masyarakat Madani dimunculkan oleh Anwar Ibrahim, mantan wakil perdana
menteri Malaysia. Menurut Anwar Ibrahim, masyarakat madani merupakan sistem
sosial yang subur berdasarkan prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara
kebebasan individu dengan kestabilan masyarakat. Inisiatif dari individu dan
masyarakat akan berupa pemikiran, seni, pelaksanaan pemerintah yang berdasarkan
undang-undang dan bukan nafsu atau keinginan individu.
Gerakan membangun masyarakat madani Indonesia adalah sebuah pilihan tepat
untuk menjadikan bangsa dan negara ini benar-benar segera meraih cita-citanya.
Konsep 'Masyarakat Madani Indonesia' ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru.
Bangsa Indonesia telah memiliki dan melaksanakan konsep itu. Konsep tersebut
merupakan buah pemikiran para pendiri bangsa yang terdiri atas para tokoh dari
berbagai kalangan yang cukup representatif mewakili semua elemen bangsa.
Masyarakat madani identik dengan sifatnya yang beradab. Mereka selalu
menjunjung tinggi nilai dan norma serta hukum yang mereka topang. Semua itu
mereka pegang dengan ilmu, iman, dan juga teknologi. Hal tersebut berarti,
masyarakat madani memiliki kehidupan yang berdasarkan aturan yang sudah berlaku.
Mulai dari nilai, hukum, norma, dan lainnya. Ketaatan mereka didasarkan pada iman,
ilmu, dan teknologi yang sudah mereka pelajari. Kemudian dikembangkan dengan
kekuatan iman serta keyakinan mereka terhadap Sang Pencipta.

Anda mungkin juga menyukai