Anda di halaman 1dari 20

DEMOKRASI INDONESIA

Makalah Diajukan Pada Mata Kuliah Kewarganegaraan

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4


ALI SUTAN HARAHAP 0502202106
JIHAN ISNAINI 0502202064
KAMILLA GANING ADZANI 0502202092
SEFTIA RENDIANI SITORUS 0502202099
SYILMI WILDANI LUBIS 0502202108

KELAS : AKS 2B

DOSEN PENGAMPU : Dra. Zainarti, MM

JURUSAN AKUNTANSI SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2020 /2021
KATA PENGANTAR

‫الر ِح ْي ِم‬
َّ ‫الر ْحم ِن‬ ِ ‫بِس ِم‬
َّ ‫اهلل‬ ْ
Alhamdulillah. Segala Puji hanya milik Allah subhanahuwata’ala. Dia-lah
yang telah menganugerahkan Al-Qur’an sebagai hudan li-annas (petunjuk bagi
seluruh manusia) dan rahmat li al-‘alamin (rahmat bagi segenap alam). Dia-lah
Maha Mengetahui makna dan maksud kandungan Al-Qur’an. Shalawat dan salam

semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW utusan dan manusia pilihan-Nya.

Atas pertolongan dan hidayah-Nya, tulisan ini dapat kami selesaikan.


Tulisan ini sengaja disusun sebagai bahan diskusi pada mata kuliah Hadits yang
membahas tentang “Demokrasi Indonesia”.
Penulis berharap agar para pembaca dapat memberi kritik dan masukan
yang positif serta saran-sarannya untuk kesempurnaan tulisan ini. Merupakan
suatu harapan pula, semoga tulisan ini tercatat sebagai amal shaleh serta
bermanfaat bagi para pembaca.

Sumatera Utara, 27 April 2021

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................1

C. Tujuan...............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................2

A. Pengertian Demokrasi......................................................................................3

B. Manfaat Demokrasi..........................................................................................4

C. Prinsip dan Nilai-nilai Demokrasi....................................................................5

D. Demokrasi Indonesia di antara Berbagai Jenis Demokrasi..............................8

E. Nilai-nilai Pancasila dalam Sistem Demokrasi di Indonesia ........................10

F. Relasi Agama dan Negara .............................................................................11

BAB III PENUTUP..................................................................................................15

A. Kesimpulan.....................................................................................................15

B. Saran...............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di indonesia telah banyak menganut sistem pemerintahan pada
awalnya. Namun, dari semua sistem pemerintahan, yang bertahan mulai dari
era reformasi 1998 sampai saat ini adalah sistem pemerintahan demokrasi.
Meskipun masih terdapat beberapa kekurangan dan tantangan disana sini.
Sebagian kelompok merasa merdeka dengan diberlakukannya sistem
domokrasi di Indonesia. Artinya, kebebasan pers sudah menempati ruang
yang sebebas-bebasnya sehingga setiap orang berhak menyampaikan
pendapat dan aspirasinya masing-masing.
Demokrasi merupakan salah satu bentuk atau mekanisme sistem
pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat
atau negara yang dijalankan oleh pemerintah. Semua warga negara memiliki
hak yang setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup
mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara
langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan
pembuatan hukum.
Demokrasi mencakup kondisi social, ekonomi, dan budaya yang
memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.
Demokrasi Indonesia dipandang perlu dan sesuai dengan pribadi
bangsa Indonesia. Selain itu yang melatar belakangi pemakaian sistem
demokrasi di Indonesia. Hal itu bisa kita temukan dari banyaknya agama
yang masuk dan berkembang di Indonesia, selain itu banyaknya suku,
budaya dan bahasa, kesemuanya merupakan karunia Tuhan yang patut kita
syukuri.

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari demokrasi?
b. Apa manfaat demokrasi?

1
c. Bagaimana prinsip dan nilai-nilai demokrasi?
d. Bagaimana demokrasi Indonesia di antara berbagai jenis demokrasi?
e. Bagaimana Nilai-nilai pancasila dalam sistem demokrasi?
f. Bagaimana relasi agama dan negara?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari demokrasi.
b. Untuk mengetahui manfaat demokrasi.
c. Untuk mengetahui prinsip dan nilai-nilai demokrasi.
d. Untuk mengetahui demokrasi Indonesia di antara berbagai jenis demokrasi.
e. Untuk mengetahui nilai- nilai pancasila dalam system demokrasi di Indonesia.
f. Untuk mengetahui relasi agama dan negara.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Demokrasi
Demokrasi adalah sistem pemerintahan di mana hukum, kebijakan,
kepemimpinan, dan usaha besar dari suatu negara atau pemerintahan lain
secara langsung atau tidak langsung diputuskan oleh rakyat. Secara
etimologis, kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu 'Demos' dan
'Kratos'. Demos artinya rakyat/ khalayak, dan Kratos artiya pemerintahan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), demokrasi
adalah bentuk atau sistem pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut serta
memerintah dengan perantaraan wakilnya yang terpilih.
Jadi, pengertian demokrasi adalah pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat,
untuk rakyat, dan oleh rakyat.
Dalam demokrasi, setiap warga negara diperbolehkan untuk
berpartisipasi, baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam
perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.
Demokrasi Menurut Para Ahli:
1. Abraham Lincoln
Menurut Abraham Lincoln, demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat (government of the people, by the people, and for the
people).
2. Charles Costello
Demokrasi adalah sistem sosial dan politik pemerintahan diri dengan kekuasaan-
kekuasaan pemerintah yang dibatasi hukum dan kebiasaan untuk melindungi hak-
hak perorangan warga negara.
3. John L. Esposito
Demokrasi adalah kekuasaan dari dan untuk rakyat. Jadi, setiap warga negara
berhak untuk berpartisipasi, baik terlibat aktif maupun mengontrol kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah.
4. Hans Kelsen

3
Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat. Kemudian yang
melaksanakan kekuasaan negara ialah wakil-wakil rakyat yang terpilih.
5. Sidney Hook
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana keputusan-keputusan pemerintah
yang penting secara langsung atau tidak, didasarkan pada kesepakatan mayoritas
yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.

B. Manfaat Demokrasi
Demokrasi dapat memberi manfaat dalam kehidupan masyarakat
yang demokratis, yaitu:1
a. Kesetaraan sebagai warga Negara. Disini demokrasi memperlakukan
semua orang adalah sama dan sederajat. Prinsip kesetaraan menuntut
perlakuan sama terhadap pandanganpandangan atau pendapat dan pilihan
setiap warga Negara.
b. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum. Kebijakan dapat mencerminkan
keinginan rakyatnya. Semakin besar suara rakyat dalam menentukan
semakin besar pula kemungkinan kebijakan itu menceminkan keinginan
dan aspirasi rakyat.
c. Pluralisme dan kompromi. Demokrasi mengisyaratkan kebhinekaan dan
kemajemukan dalam masyarakat maupun kesamaan kedudukan diantara
para warga Negara. Dalam demokrasi untuk mengatasi perbedaan-
perbedaan adalah lewat diskusi, persuasi, kompromi, dan bukan dengan
paksanaan atau pameran kekuasaan.
d. Menjamin hak-hak dasar. Demokrasi menjamin kebebasankebebasan dasar
tentang hak-hak sipil dan politis; hak kebebasan berbicara dan berekspresi,
hak berserikat dan berkumpul, hak bergerak, dsb. Hak-hak itu
memungkinkan pengembangan diri setiap individu dan memungkinkan
terwujudnya keputusankeputusan kolektif yang lebih baik.
e. Pembaruan kehidupan social. Demokrasi memungkinkan terjadinya
pembawan kehidupan social. Penghapusan kebijakankebijakan yang telah

1
Sahya Anggara, Sistem Politik Indonesia, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), hal. 75
4
usang secara rutin dan pergantian para politisi dilakukan dengan cara yang
santun, dan damai. Demokrasi memuluskan proses alih generasi tanpa
pergolakan.

C. Prinsip dan Nilai-Nilai Demokrasi


1. Prinsip-Prinsip Demokrasi
Demokrasi sebagai sistem politik saat ini dianut oleh sebagian besar
negara di dunia. Negara-negara yang menganut demokrasi memiliki prinsip-
prinsip yang berbeda dengan sistem yang lain.
Henry Bertram Mayo dalam An Introduction to Democratic Theory
(1960), mengungkapkan prinsip-prinsip demokrasi yang akan mewujudkan
suatu sistem politik yang demokratis.
Berikut ini prinsip-prinsip demokrasi tersebut:
- Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga.
- Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu
masyarakat yang sedang berubah.
- Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur. Membatasi
pemakaian kekerasan sampai minimum.
- Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman.
- Menjamin tegaknya keadilan.
Menurut Alamudi dalam Ilmu Kewarganegaraan (2006) karya Sri
Wuryan dan Syaifullah, suatu negara disebut berbudaya demokrasi bila
memiliki soko guru demokrasi sebagai berikut:
- Kedaulatan rakyat
- Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah.
- Kekuasaan mayoritas
- Hak-hak minoritas
- Jaminan hak-hak asasi manusia
- Pemilihan yang bebas dan jujur
- Persamaan di depan hukum
- Proses hukum yang wajar

5
- Pembatasan pemerintahan secara konstitusional
- Pluralisme sosial, ekonomi dan politik
- Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama dan mufakat
Prinsip-prinsip demokrasi tersebut merupakan nilai-nilai yang
diperlukan untuk mengembangkan suatu bentuk pemerintahan yang
demokratis.
Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, sebuah pemerintahan yang
demokratis dapat ditegakkan. Sebaliknya tanpa prinsip-prinsip tersebut,
bentuk pemerintah yang demokrastis akan sulit ditegakkan.
Trias Politica
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi
ketiga kekuasaan politik negara (legislatif, eksekutif dan yudikatif).
Pembagian tersebut diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara
yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yang sejajar satu
sama lain.
Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini
diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling
mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances.
2. Nilai-Nilai Demokrasi
a. Pengertian Nilai
Demokrasi Nilai (Value) adalah suatu standart perilaku yang
telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang.
Misalnya standart perilaku guru dalam pembelajaran (kejujuran,
keterbukaan, dan demokratis).2
Nilai demokrasi merupakan sikap toleransi, menghormati
perbedaan pendapat, memahami dan menyadari keanekaragaman
dilingkungan sekolah, mampu mengendalikan diri sehingga tidak
mengangu orang lain, kebersamaan, percaya diri tidak mengantungkan
diri pada orang lain dan mematuhi perutaran yang berlaku disekolah.3
2
Oemar Juhan, Teori-teori Demokrasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hal.17
3
Nur Irwanto dan Yusuf Suryana, Demokrasi di indonesia Teori dan Praktik (Surabaya:
Genta Group Production, 2016), hal. 40
6
b. Indikator-indikator nilai demokrasi
Menurut Hendri B Mayo, mengemukakan nilai dalam demokrasi, yaitu :
- Menyelesaikan persoalan secara damai dan melembaga
- Menjamain terselengaranya perubahan secara damai dalam suatu
masyarakat yang sedang berubah.
- Menyelengarakan pergantian pemimpin secara teratur.
- Mengakui serta mengangap wajar adanya keanekaragaman
(diversity).
- Menjamin tegaknya keadilan.
c. Manfaat Nilai Demokrasi
Menurut Ngalim Purwanto, mengemukakan manfaat nilai demokrasi adalah
sebagai berikut :
- Membuat siswa memiliki rasa tanggung jawab.
- Kerjasama antar sesama untuk mendapatkan tujuan yang di inginkan.
- Meningkatkan rasa empati sesama siswa.
- Terbangunnya nilai demokrasi yang baik antar siswa.
- Rela berbakti untuk kepentingan sesama dan kesejahteraan bersama.
d. Tujuan Nilai Demokrasi
Menurut Imas Kurniasih dan Berlin Sani, mengemukakan tujuan nilai
demokrasi adalah sebagai berikut :
- Mendidik siswa dan mengantarkan mereka menuju kedewasaan.
- Memberikan kepercayaan kepada siswa untuk dapat menyelesaikan
berbagai persoalan disekolah.
- Memberikan keterampilan intelekual, keterampilan pribadi dan sosial.
- Memperlihatkan kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain.
e. Fungsi Nilai Demokrasi
Menurut Oemar Juhan, mengemukakan fungsi nilai demokrasi adalah
sebagai berikut :
- Membuat siswa aktif berpartisipasi didalam setiap kegiatan disekolah.
- Membuat siswa aktif dalam kerjasama dalam lingkungan sekolah
- Membuat siswa bertanggungjawab dengan tugas masing-masing.

7
- Menumbuhkan semangat dan persaudaraan antar siswa dan guru.
- Meningkatkan kualitas siswa disekolah.
f. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai demokrasi
Menurut Nur Irwanto dan Yusuf Suryana, mengemukakan faktor-faktor
yang mempengaruhi nilai demokrasi adalah sebagai berikut :
- Adanya tingkat kepedulian siswa terhadap lingkungan sekolah.
- Adanya kualitas pemahaman demokrasi siswa di sekolah.
- Adanya partisipasi siswa di lingkungan sekolah.
- Adanya toleransi antar siswa di sekolah.
D. Demokrasi Indonesia di antara Berbagai Jenis Demokrasi
1. Sejarah dan Perkembangan Demokrasi di Barat
Konsep demokrasi semula lahir dari pemikiran mengenai hubungan
Negara dan hukum di Yunani Kuno dan dipraktekkan dalam hidup bernegara
antara abade ke-6 sampai abad ke-4 M. Demokrasi yang dipraktikkan pada
masa itu berbentuk demokrasi langsung. Gagasan demokrasi Yunani kuno
berakhir pada abad pertenggahan. Pada masa ini pula lahir keinginan
menghidupkan demokrasi. Lahirnya Magna Charta ( piagam besar)
sebagaiuis uatu piagam yang memuat perjanjain antara kaum bangsawan dan
Raja John di Inggris merupakan tonggak baru kemunculan demokrasi
empirik.
Momentum lainnya yang menandai kemunculan kembali demokrasi
di dunia Barat adalah gerakan renaissance dan reformasi. Renaissance
merupakan gerakan yang menghidupkan kembali minat para sastra dan
budaya Yunani kuno. Renaissance di Eropa yang bersumber dari tradisi
keilmuan Islam dan berintikan pada pemuliaan akal pikiran untuk selalu
mencipta dan mengembangkan ilmu pengetahuan telah mengilhami
munculnya gerakan demokrasi.
Sejarah dan perkembangan demokrasi di Barat diawali berbentuk
demokrasi langsung yang berakhir pada abad pertengahan. Menjelang akhir
abad pertengahan lahir Magna Charta dan dilanjutkan munculnya renaissance
dan reformasi yang menekankan pada hak atas hidup, hak kebebasan dan hak

8
memiliki. Dan selanjutnya, pada abad ke-19 muncul gerakan demokrasi
konstitusional. Dari demokrasi konstitusional melahirkan demokrasi welfare
state.
2. Sejarah dan Perkembangan Demokrasi Indonesia
Perkembangan demokrasi di Indonesia telah mengalami pasang –
surutnya. Masalah pokok yang kita hadapi ialah bagaimana, dalam
masyarakat yang beraneka ragam pola budayanya, mempertinggi tingkat
kehidupan ekonomi di samping membina suatu kehidupan sosial politik yang
demokratis. Pada pokoknya masalah ini berkisar pada menyusun suatu
system politik dimana kepemimpinanya cukup kuat untuk melaksanakan
pembangunan ekonomi serta Nation Building, dengan partisipasi rakyat
seraya menghindarkan timbulnya diktator, apakah diktator ini bersifat
perorangan, partai atau militer.
Dipandang dari sudut perkembangan demokrasi sejarah Indonesia
dapat dibagi dalam empat masa, yaitu:
1. Masa Republik Indonesia I, yaitu masa demokrasi (konstitusional) yang
menonjolkan peranan parlemen serta partai – partai dan yang karena itu
dapat dinamakan demokrasi parlementer.
2. Masa Republik Indonesia II, yaitu masa demokrasi terpimpin yang dalam
banyak aspek telah menyimpang dari demokrasi konstitusional yang
secara formil merupakan landasanya, dan menunjukkan beberapa aspek
demokrasi rakyat.
3. Masa Republik Indonesia III, yaitu masa demokrasi pancasila yang
merupakan demokrasi konstitusional yang menonjolkan sistem presidensil
4. Masa Republik Indonesia IV, yaitu masa demokrasi pasca reformasi 1988
sampai sekarang, yang cenderung mengalami banyak perubahan dari
banyaknya partai politik hingga pemilihan yang dilakukan secara
langsung.

E. Nilai-Nilai Pancasila dalam Sistem Demokrasi di Indonesia

9
Nilai-nilai Demokrasi Pancasila penting dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, karena dengan dimilikinya nilai-
nilai Demokrasi Pancasila segala kepentingan yang berbeda keinginan dan
pendapat yang berbeda dapat dipersatukan. Nilai-nilai Demokrasi Pancasila
perlu ditanamkan kepada setiap warga negara secara terus menerus dan
berkesinambungan. Di kalangan warga masyarakat, nilai-nilai Demokrasi
Pancasila perlu ditanamkan sedini mungkin.
Pemerintahan yang berdasar ideologi Pancasila adalah pemerintahan
yang berdasar persetujuan rakyat. Demokratis sendiri berarti bahwa
pemerintahan indonesia memiliki sifat demokrasi. Dilihat dari asal katanya,
demokrasi berasal dari bahasa Latin demo yang berarti rakyat dan kratos
yang berarti pemerintahan. Dengan begitu sudah jelas bahwa negara yang
demokratis harus tetap meletakkan kekuasaan tertinggi di tangan rakyat.
Pendapat rakyat sangat penting, dan pemimpin hanya memberikan
keputusan.
Hendry B. Mayo, misalnya, mencatat setidaknya ada 8 ciri utama
yang harus diperhatikan untuk menilai apakah suatu masyarakat bersifat
demokratis atau tidak, yaitu:4
1. Adanya penyelesaian perselisihan dengan damai dan suka rela.
2. Adanya jaminan bagi terjadinya perubahan secara damai dalam suatu
masyarakat yang sedang berubah.
3. Adanya pergantian penguasa yangberlangsung secara teratur.
4. Adanya pembatasan atas pemakaian kekerasan cara minimum.
5. Adanya pengakuan dan penghormatan atas keanekaragaman.
6. Adanya jaminan penegakan keadilan.
7. Adanya upaya memajukan ilmu pengetahuan.
8. Adanya pengakuan dan penghormatan terhadap kebebasan.

4
Nadrilun, Mengenal Lebih Dekat Demokrasi di Indonesia(Jakarta Timur:PT Balai
Pustaka 2012), Hlm.8-10

10
Tegaknya demokrasi sebagai tatanan kehidupan kenegaraan sangat
tergantung pada unsur-unsur penopang tegaknya deemokrasi itu sendiri.
Beberapa unsur penting tersebut antara lain:
1. Negara hukum
Negara hukum adalah negara yang memberikan perlindungan hukum bagi
warga negara melalui kelembagaan peradilan yang bebas dan tidak
memihak serta adanya penjaminan HAM.
2. Masyarakat madani
Masyarakat madani yakni sebuah masyarakat dengan ciri-ciri terbuka,
egaliter, bebas dari dominasi dan tekanan negara, serta berpartisifasi aktif
dalam menegakkan demokrasi.
3. Aliansi kelompok strategis
Komponen berikutnya yang dapat mendukung tegaknya demokrasi adalah
adanya aliansi kelompok strategis yang terdiri dari partai politik,
kelompok gerakan dan kelompok penekan atau kelompok kepentingan
termasuk di dalamnya pres yang bebas dan bertanggung jawab.5

F. Relasi Agama dan Negara


Negara dan Agama sejatinya dua entitas yang berbeda. Negara adalah
organisasi kekuasaan yang memiliki kewibawaan (gezag) yang dapat
memaksakan kehendaknya kepada semua orang yang menjadi warga dari
organisasi kekuasaan itu.6 Sedangkan Agama adalah sistem yang mengatur
tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha
kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan
manusia serta lingkungannya.
Negara dan Agama mempunyai peran dan domain pengaturan yang
berbeda. Negara mengatur hubungan antara warga negara dengan
pemerintah, sedangkan Agama mengatur hubungan antar manusia dengan
Tuhannya. Agama juga diyakini tidak hanya berbicara soal ritual semata,
5
Gianto, Pendidikan Filsafat Pancasila dan Kewarganegaraan(Sidoarjo:Uwais Inspirasi
Indonesia 2019), Hlm.132-133

6
Abu Daud Busroh, Ilmu Negara (Jakarta: Bumi Aksara 1993),Hlm 24-25
11
melainkan juga berbicara tentang nilai-nilai yang harus dikonkretkan dalam
kehidupan ketatanegaraan, yang memunculkan tuntutan agar nilai-nilai
agama diterapkan dalam kehidupan bernegara. Masing-masing penganut
agama meyakini bahwa ajaran dan nilai-nilai yang dianutnya harus
ditegakkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.7
Dalam sejarah Islam, ada tiga tipologi hubungan antara agama dan
negara. Din Syamsudin membaginya sebagai berikut:
Pertama, golongan yang berpendapat bahwa hubungan antara agama
dan negara berjalan secara integral. Domain agama juga menjadi domain
negara, demikian sebaliknya, sehingga hubungan antara agama dan negara
tidak ada jarak dan berjalan menjadi satu kesatuan. Tokoh pendukungan
gerakan ini adalah al-Maududi.
Kedua, golongan yang berpendapat bahwa hubungan antara agama
dan negara berjalan secara simbiotik dan dinamis-dialektis, bukan
berhubungan langsung, sehingga kedua wilayah masih ada jarak dan kontrol
masing-masing, sehingga agama dan negara berjalan berdampingan.
Keduanya bertemu untuk kepentingan pemenuhan kepentingan masing-
masing, agama memerlukan lembaga negara untuk melakukan akselerasi
pengembangannya, demikian juga lembaga negara memerlukan agama untuk
membangun negara yang adil dan sesuai dengan spirit ketuhanan. Tokoh
Muslim dunia dalam golongan ini di antaranya adalah Abdullahi Ahmed An-
Na’im, Muhammad Syahrur, Nasr Hamid Abu Zaid, Abdurrahman Wahid
dan Nurcholish Madjid.
Ketiga, golongan yang berpendapat bahwa agama dan negara
merupakan dua domian yang berbeda dan tidak ada hubungan sama sekali.
Golongan ini memisahkan hubungan antara agama dan politik/ negara. Oleh
sebab itu, golongan ini menolak pendasaran negara pada agama atau
formalisasi norma-norma agama ke dalam sistem hukum negara.8Salah satu
tokoh Muslim dunia yang masuk golongan ini adalah Ali Abd Raziq.
7
Anshari Thayib, HAM dan Pluralisme Agama, (Jakarta: PKSK 1997), V
8
Din Syamsudin, Usaha Pencarian Konsep Negara, dalam Abu ANALISIS: Jurnal Studi
Keislaman, Volume 14, Nomor 1, Juni 2014
12
Dalam sejarah bangsa Indonesia, hubungan antara agama (Islam) dan
negara berkembang menjadi empat golongan.
Pertama, golongan yang mengintegrasikan antara agama dan negara
sebagai dua hal yang tidak terpisahkan. Sejarah integrasi agama dan negara
berjalan dengan intensif pada masa pertumbuhan kerajaan-kerajaan Islam,
seperti Kerajaan Islam Perelak, Kerajaan Islam Samudera dan Pasai di Aceh.
Dalam sistem ketatanegaraan tersebut, hukum negara menjadi hukum agama
dan hukum agama juga menjadi hukum negara. Relasi agama dan negara
tersebut berjalan aman dan damai tanpa adanya konflik.
Kedua, golongan yang berpendapat bahwa agama dan negara berjalan
dalam pusaran konflik dan saling menafikan di antara keduanya sebagaimana
terjadi di Sumatera Barat. Konflik kaum agamawan memiliki kehendak
untuk menerapkan norma-norma agama/Islam secara totalitas, sedangkan
warga masyarakat lokal menolak pemberlakuan norma agama tersebut.
Kejadian tersebut menimbulkan perang terbuka yang dikenal dengan perang
Paderi (perang para pemuka agama). Dari kejadian itu kemudian muncul
semboyan “adat bersendi syara’ dan syara’ bersendi Kitóbullah” yang
artinya; eksistensi hukum adat diakui selama tidak bertentangan dengan
ketentuan syariat agama Islam.9
Ketiga,golongan yang membangun hubungan dinamis-dialektis antara
agama dan negara. Norma-norma agama diberlakukan secara gradual dalam
sistem hukum nasional dan berjalan tanpa konflik sebagaimana sistem
ketatanegaraan kerajaan Goa. Keempat, golongan yang membangun
hubungan sekular-ritualistik antara agama dan negara. Norma-norma agama
diberlakukan dalam tradisi ritual keagamaan oleh pemerintah sebagai simbol
pengayoman kepada warganya, sehingga masyarakat merasa diayomi dengan
kedatangan pemimpin, sebagaimana tradisi kerajaan Jawa. Para raja Jawa

9
Berhubungan dengan gerakan Paderi, hasil penelitian Howard M Federspiel
menyebutkan bahwa gerakan Paderi pada dasarnya merupakan produk dari paham Wahabi yang
dibawa ke Sumatera pada awal Abad XIX. Howard M Federspiel, Islam and Ideology in the
Emerging Indonesian State:

13
menghadiri kegiatan ritual keagamaan hanya dua kali setahun di Masjid atau
sekatenan. Para raja Jawa memberikan kebebasan kepada warganya untuk
memeluk agama tertentu, yang penting juga taat kepada raja.10

10
Wahid, Kebebasan Beragama dan Hegemoni Negara, Komaruddin Hidayat dan
Ahmad Gaus AF (ed.), Passing Over, h. 164-166.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Demokrasi adalah sistem pemerintahan di mana hukum, kebijakan,
kepemimpinan, dan usaha besar dari suatu negara atau pemerintahan lain
secara langsung atau tidak langsung diputuskan oleh rakyat.
Manfaat demokrasi yakni kesetaraan sebagai warga negara,
memenuhi kebutuhan umum, pluralisme dan kompromi, menjamin hak-hak
dasar, dan pembaruan kehidupan sosial.
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi
ketiga kekuasaan politik negara (legislatif, eksekutif dan yudikatif).
Sedangkan nilai demokrasi merupakan sikap toleransi, menghormati
perbedaan pendapat, memahami dan menyadari keanekaragaman
dilingkungan sekolah, mampu mengendalikan diri sehingga tidak mengangu
orang lain, kebersamaan, percaya diri tidak mengantungkan diri pada orang
lain dan mematuhi perutaran yang berlaku disekolah.
Dipandang dari sudut perkembangan demokrasi sejarah Indonesia
dapat dibagi dalam empat masa, yaitu: Masa Republik Indonesia I, Masa
Republik Indonesia II, Masa Republik Indonesia III, Masa Republik
Indonesia IV.
Beberapa unsur penting untuk menopang demokrasi adalah negara
hukum, masyarakat madani dan aliansi kelompok strategis.
Negara dan Agama mempunyai peran dan domain pengaturan yang
berbeda. Negara mengatur hubungan antara warga negara dengan
pemerintah, sedangkan Agama mengatur hubungan antar manusia dengan
Tuhannya.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami menyarankan kepada para
pembaca bahwasanya segala sesuatu yang hendak dijadikan acuan di teliti

15
terlebih dahulu untuk kebaikan bersama, karena kami mengakui mungkin
terdapat salah dan khilaf dalam pembuatan makalah.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anggara, Sahya. Sistem Politik Indonesia, (Bandung: CV Pustaka Setia,


2013), hal. 75

Oemar Juhan, Teori-teori Demokrasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014),


hal.17

Irwanto, Nur dan Yusuf Suryana, Demokrasi di indonesia Teori dan


Praktik (Surabaya: Genta Group Production, 2016), hal. 40

Nadrilun, Mengenal Lebih Dekat Demokrasi di Indonesia(Jakarta


Timur:PT Balai Pustaka 2012), Hlm.8-10

Gianto, Pendidikan Filsafat Pancasila dan


Kewarganegaraan(Sidoarjo:Uwais Inspirasi Indonesia 2019), Hlm.132-133

Busroh, Abu Daud. Ilmu Negara (Jakarta: Bumi Aksara 1993),Hlm


24-25

Anshari Thayib, Anshari. HAM dan Pluralisme Agama, (Jakarta:


PKSK 1997), V

Syamsudin, Din. Usaha Pencarian Konsep Negara, dalam Abu


ANALISIS: Jurnal Studi Keislaman, Volume 14, Nomor 1, Juni 2014

Wahid, Kebebasan Beragama dan Hegemoni Negara, Komaruddin


Hidayat dan Ahmad Gaus AF (ed.), Passing Over, h. 164-166.
Putri, Sutrisni Arum. Prinsip-prinsip Demokrasi. 2020. Diakses pada:
27 April 2021. Tersedia : https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/07/1
50000469/prinsip-prinsip-demokrasi?page=all
Nugroho, Tri Fauzan. Pengertian Demokrasi, Sejarah Singkat, dan
Jenis-Jenisnya. 2020. Diakses pada : 27 April 2021. Tersedia :
https://www.bola.com/ragam/read/4400454/pengertian-demokrasi-sejarah-
singkat-dan-jenis-jenisnya

Anda mungkin juga menyukai