Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KULTUR DEMOKRASI DAN STRUKTUR DEMOKRASI SERTA


PENEGAKAN HAM

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan


Kewarganegaraan yang diampu oleh Bpk. Dr. H. Sukarno, M.Si.

Disusun Oleh

1. Ulviyatul Laili Zakiah (T20194078)

2. Riski Putri Nur Fadilah (211101040015)

3. Ismy Fatmawati (211101040016)

4. Umi Neha K (211101040017)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ JEMBER

1
MARET 2022

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puji syukur ilahi robbi yang mana telah memberi kita
rahmat, taufiq serta hidayah-Nya sehingga kita dapat memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan membuat makalah. Dalam makalah in menjelaskan
tentang Kultur Demokrasi dan Struktur Demokrasi serta Penegakan HAM. Makalah
ini telah kami susun dengan sebaik mungkin, saya ucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini kami sebagai penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM. selaku Rektor UIN
KH.Achmad Shiddiq Jember,
2. Ibu Dr. Hj. Mukniah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan UIN KH.Achmad Shiddiq Jember,
3. Bapak Hartono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah UIN KH.Achmad Shiddiq Jember,
4. Bapak Dr. H. Sukarno, M.Si. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan.

Kami berharap semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
memberi manfaat kepada pembaca. Makalah ini kami mengakui masih banyak
kekurangan dengan tamgan terbuka kami menerima kritikan dan saran dari
pembaca terlebih dari dosen pengampu mata kuliah ini, dengan tujuan agar dapat
meningkatkan kualitas dan memperbaiki kekurangan dari makalah ini.

Jember, 6 April 2022

2
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................

DAFTAR ISI .....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................

1.1 Latar Belakang .............................................................................................


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................
1.3 Tujuan ..........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................

2.1 Kultur Demokrasi .........................................................................................


2.2 Struktur Demokrasi ......................................................................................
2.3 Penegakan HAM ..........................................................................................

BAB III PENUTUP ..........................................................................................

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................


3.2 Saran.............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang seluruh rakyat


ikut serta dalam memerintah dengan perantara wakil- wakil atau
pemerintahan rakyat. Demokrasi juga sebagai gagasan atau pandangan
hidup yang mengutamakan persamaan dak kewajiban hak serta perlakuan
yang sama terhadap seluruh warga negara. Pemerintahan oleh rakyat, dari
rakyat, dan untuk rakyat menjadi inti dari sebuah demokrasi. Dalam
demokrasi, pemerintah sebagai salah satu unsur yang hidup berdampingan
dengan sutau unsur sosial dari lembaga- lembaga yang banyak. Demokrasi
juga dianggar sebagai suatu usaha rasional karena hidup dalam kontrak
sosial yang artinya masyarakat sendirilah yang harus menentukan, atas
dasar kesadaran rasional, dan mempertimbangkan saling ketergantungan
antar individu dan kelompok- kelompok kepentingan, sehingga pada negara
demokrasi sikap sadar akan perbedaan menjadi mutlak. Setiap perbedaan
dengan dasar perpaduan budaya selalu didasari alasan rusaknya bangsa,
namun karena tidak ada kepasian yang mutlak, sehingga menjadi dinamika
yang akan senantiasa menjadi perdebatan.

Pada dasarnya di Indonesia sangat menghargai hak dan kebebasan,


yang sudah dijamin oleh Pasal 28 Undang- Undang Dasar 1945, “
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisan dan tulisan dab sebagainya ditetapkan dengan undang- undang.”
Dalam menjalankan hak dan kebebasan, setiap orang wajib tunduk terhadap
pembatasan yang ditetapkan dengan undang- undang, yang memiki maksud
semata- mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan dan
kebebasan orang lain. Untuk memenuhi tuntunan yang adil dan sesuai

4
dengan pertimbangan moral dan nilai -nilai agama, serta ketertiban umum
suatu masyarakat demokratis.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana penjelasan tentang Kultur Demikrasi?


2. Bagaimana tentang Struktur Demokrasi?
3. Jelaskan tentang Penegakkan Hak Asasi Manusia!

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami penjelasan Kultur Demokrasi.


2. Untuk mengetahui struktur dalam demokrasi.
3. Untuk mengetahui dan memperdalam tentang Penegakkan Hak
Asasi Manusia.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kultur Demokrasi

a. Pengertian Budaya Demokrasi


Budaya Demokrasi merupakan suatu pola berfikir, pola
bersikap, dan pola bertindak masyarakat yang searah dengan nilai-nilai
demokrasi. Adapun nilai-nilai demokrasi tersebut yakni kemerdekaan,
persamaan dan persaudaraan antar manusia yang intinya adalah
kerjasama, saling percaya, menghargai keanekaragaman, adanya sikap
toleransi, kesetaraan derajat dan saling kompromi.
Secara Etimologi Budaya Demokrasi diartikan sebagai sikap
dan perilaku manusia yang menampakkan nilai-nilai demokrasi, seperti
menghargai, kebersamaan, kebebasan, dan peraturan. Definisi lain dari
budaya demokrasi yaitu suatu perwujudan diterapkannya atau aplikasi
nilai-nilia dalam prinsip demokrasi peraturan.
Budaya demokrasi terdiri atas dua kata, yaitu budaya dan
demokrasi. Budaya berarti hasil kemampuan akal manusia dalam
lingkungan kehidupannya. Adapun pengertian demokrasi adalah
keadaan negara yang sistem pemerintahannya berkedaulatan rakyat.
Artinya , kedaulatan dalam pemerintahannya berada di tangan rakyat,
kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat
berkuasa, pemerintahan rakyat, dan kekuasaan oleh rakyat.
Berdasarkan asal katanya, budaya demokrasi mempunyai
pengertian kemampuan manusia yang berupa sikap dan kegiatan yang
mencerminkan nilai-nilai demokrasi seperti menghargai persamaan,
kebebasan, dan peraturan. Budaya demokrasi juga dapat dikatakan
sebagai bentuk aplikasi atau penerapan nilai-nilai yang terkandung

6
dalam prinsip demokrasi itu sendiri. Dengan demikian, tercerminlah
prinsip-prinsip demokrasi dalam budaya demokrasi.
Beberapa pendapat ilmuwan itu sebagai berikut.
a. Masykuri Abdillah berpendapat bahwa prinsip-prinsip demokrasi
terdiri atas prinsip persamaan, kebebasan, dan pluralisme.
b. Robert A. Dahl berpendapat bahwa terdapat tujuh prinsip yang harus
ada dalam sistem demokrasi, yaitu kontrol atas keputusan presiden,
pemilihan yang teliti dan jujur, hak memilih, hak dipilih, kebebasan
menyatakan pendapat tanpa ancaman, kebebasan mengakses informasi,
dan kebebasan berserikat.
c. Miriam Budiardjo berpendapat bahwa prinsip-prinsip budaya
demokrasi sebagai berikut. Perlindungan konstitusional, dalam arti
bahwa konstitusi selain menjamin hak-hak individu, harus menentukan
pula prosedur untuk memperoleh perlindungan atas hak-hak yang
dijamin.
d. Franz Magnis Suseno berpendapat bahwa prinsip-prinsip budaya
demokrasi terdiri atas negara hukum, pemerintah berada di bawah
kontrol nyata masyarakat, pemilihan umum yang bebas, prinsip
mayoritas, dan adanya jaminan terhadap hak-hak demokratis.

b. Unsur/Prinsip Budaya Demokrasi di Indonesia


Adapun beberapa hal yang menjadi unsur- unsur/prinsip budaya
demokrasi adalah sebagai berikut:
• Kebebasan
Kebebasan adalah suatu kekuasaan untuk membuat pilihan terhadap
beberapa pilihan ataupun juga melakukan sesuatu yang memiliki
manfaat bagi kepentingan bersama atas kehendak sendiri atau tanpa
adanya tekanan dari pihak manapun
• Persamaan
Setiap negara terdiri atas berbagai suku, ras, dan agama. Akan tetapi,
dalam sebuah negara demokrasi perbedaan tersebut tidak begitu perlu

7
untuk ditonjolkan bahkan sebisanya harus ditekan agar tidak
menimbulkan konflik.
• Solidaritas
Rasa solidaritas harus ada dalam negara demokrasi. Karena dengan
adanya sifat solidaritas ini, walaupun ada perbedaan pandangan bah kan
kepentingan tiap-tiap masyarakat maka akan senantiasa selalu terikat
karena adanya tujuan bersama.
• Toleransi
Toleransi adalah sikap atau sifat toleran. Bersikap toleran artinya
bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan)
pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan
sebagainya) yang bertentangan atau berbeda dengan pendirian sendiri.
• Menghormati kejujuran
kejujuran berarti kesediaan/keterbukaan untuk menyatakan suatu
kebenaran. Kejujuran menjadi hal yang sangat penting bagi semua
pihak.
• Menghormati penalaran
Penalaran adalah penjelasan mengapa seseorang memiliki pandangan
tertentu, membela tindakan tertentu, dan menuntut hal serupa dari orang
lain. Penalaran tersebut sangatlah dibutuhkan untuk tujuan agar
terbangunnya solidaritas antar-warga masyarakat yang demokratis.
• Keadaban
Keadaban adalah ketinggian tingkat kecerdasan lahir batin atau
kebaikan budi pekerti. Seseorang yang berperilaku beradab berarti
memberikan penghormatan terhadap pihak lain yang dapat tercermin
melalui tindakan, bahasa tubuh, dan cara berbicara.
c. Macam-macam Budaya Demokrasi
Macam-macam budaya demokrasi dapat ditinjau dari berbagai
sudut pandang seperti berikut. Ditinjau dari cara penyaluran kehendak
rakyat atau bentuk partisipasi rakyat, ada tiga macam demokrasi sebagai
berikut.

8
• Demokrasi Langsung
Demokrasi langsung adalah suatu sistem demokrasi yang melibatkan
seluruh rakyat secara langsung dalam membicarakan atau menentukan
sesuatu urusan negara (pembuatan kebijakan politik). Misalnya,
referendum (meminta pendapat seluruh rakyat) atas persoalan-persoalan
yang mendasar dalam kehidupan bernegara, pelaksanaan pemilihan
presiden dan wakil presiden serta wakil-wakil rakyat yang duduk di
parlemen.
• Demokrasi Tidak Langsung
(Demokrasi Perwakilan) Demokrasi perwakilan adalah suatu sistem
demokrasi dalam menyalurkan aspirasi rakyat melalui wakil- wakilnya
yang ada dalam DPR. Dalam hal ini rakyat tidak terlibat secara langsung
dalam pembuatan keputusan dilimpahkan kekuasaannya kepada orang-
orang yang dipilihnya melalui pemilu yang bebas, jujur, dan adil.
politik, tetapi didelegasikan atau dilimpahkan kepada orang-orang yang
dipilihnya melalui pemilu yang bebas, jujur dan adil.
• Demokrasi Campuran
Demokrasi campuran merupakan sistem demokrasi gabungan antara
demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan. Rakyat memilih
wakilnya di DPRD kemudian itu dikontrol oleh rakyat dengan sistem
demokrasi wakil referendum. Itulah contoh bentuk campuran.

Budaya Demokrasi Ditinjau dari Sistem Pemerintahan :


• Demokrasi dengan Sistem Parlementer
Demokrasi sistem adalah suatu sistem dalam suatu pemerintahan negara
yang menuju kepada badan perwakilan atau parlementer. Artinya dalam
demokrasi ini DPR secara terus menerus mengawasi kebijakan
pemerintah serta jalannya pemerintahan.
• Demokrasi dengan Sistem Pemisahan Kekuasaan (Demokrasi
Sistem Presidensial)

9
Demokrasi sistem pemisahan kekuasaan adalah sistem demokrasi yang
memisahkan kekuasaan negara menjadi tiga bidang yang
keberadaannya saling terpisah satu sama lainnya, yaitu legislatif,
eksekutif dan yudikatif.
• Demokrasi dengan Sistem Referendum (Demokrasi Rakyat)
Demokrasi dengan sistem referendum adalah sistem demokrasi yang
meminta pendapat rakyat atas persoalan-persoalan terutama mengenai
pemerintahan.
• Demokrasi Pancasila
Demokrasi pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber kepada
kepribadian dan falsafah bangsa Indonesia, pelaksanaan demokrasi
pancasila didasarkan atas hakikat negara Indonesia yang berkedaulatan
rakyat.

2.2 Struktur Demokrasi

Struktur demokrasi adalah lembaga dan pranata yang diperlukan di


negara demokrasi. ▫ Misal badan perwakilan, pemilu, partai politik, media
massaInstitusi atau struktur demokrasi menunjuk pada tersedianya
lembaga-lembaga politik demokrasi yang ada di suatu negara. Suatu negara
dikatakan negara demokrasi bila didalamnya terdapat lembaga-lembaga
politik demokrasi. Lembaga itu antara lain pemerintahan yang terbuka dan
bertanggung jawab, parlemen, lembaga pemilu, organisasi politik, lembaga
swadaya masyarakat, dan media massa. Membangun institusi demokrasi
berarti menciptakan dan menegakkan lembaga-lembaga politik tersebut
dalam negara.1 Gagasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan
demokrasi adalah pengakuan hakikat manusia, yaitu pada dasarnya manusia
mempunyai kemampuan yang sama dalam hubungan sosial.

1Tim Pokja UIN Sunan Kalijaga, Pancasila dan Kewarganegaraan, Pokja Akademik UIN Sunan
Kalijaga, Yogyakarta, 2005, hlm 67

10
Berdasarkan gagasan dasar tersebut terdapat 2 (dua) asas pokok demokrasi,
yaitu:

1. Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya pemilihan


wakil rakyat untuk lembaga perwakilan rakyat secara langsung, umum,
bebas, dan rahasia serta jurdil; dan

2. Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya tindakan


pemerintah untuk melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan
bersama.

Ciri-Ciri Pemerintahan Demokratis Istilah demokrasi diperkenalkan kali


pertama oleh Aristoteles sebagai suatu bentuk pemerintahan, yaitu suatu
pemerintahan yang menggariskan bahwa kekuasaan berada di tangan
banyak orang (rakyat).

Dalam perkembangannya, demokrasi menjadi suatu tatanan yang


diterima dan dipakai oleh hampir seluruh negara di dunia.

Ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi adalah sebagai berikut :

1. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan


keputusan politik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
2. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.
3. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
4. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di
lembaga perwakilan rakyat.

2.3 Penegakkan Hak Asasi Manusia (HAM)

a.Pengertian Hak Asasi Manusian (HAM)

Secara teoritis HAM adalah hak yang melekat pada diri manusia
yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang
harus dihormati, dijaga dan dilingungi. Hakekat HAM sendiri adalah

11
merupakan upaya menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh
melalui aksi keseimbangan antara kepentingan perseorangan dengan
kepentingan umum. Begitu pula upaya menghormati, melindungi dan
menjunjung tinggi HAM menjadi kewajiban dan tanggung jawab bersama
antara invididu. Pemerintah (aparatur pemerintah baik sipil maupun militer)
dan negara.2

Pengertian HAM adalah hak yang melekat pada diri manusia yang
bersifat kodratif dan fundamental sebagai suatu anugrah Allah yang harus
dihormati, dijaga, dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat atau
Negara. Sedangkan dalam UU tentang Hak Asasi Manusia dijelaskan bahwa
pengertian Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa
dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi olch negara, hukum, Pemerintah dan setiap orang, demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia (Pasal I angka
I UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM Hakekat HAM merupakan upaya
menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi
keseimbangan yaitu keseimbangan antara kepentingan perseorangan
dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghomati, melindungi
dan menjunjung tinggi HAM menjadi kewajiban dan tanggung jawab
bersama anatara individu, pemerintah (aparatur pemerintah baik sipil
maupun militer) dan Negara.3

Berdasarkan ketentuan dalam pasal 1 ayat (1) Undang-Undang


Nomor 39 tahun 1999 tersebut sudah dijelaskan bahwa Hak Asasi Manusia
merupakan hak yang paling hakiki yang dimiliki oleh manusia dan tidak
dapat diganggu gugat oleh siapapun, oleh karena itu terhadap hak asasi

2
A.Bazar Harapan, Nawangsih Sutardi, Hak Asasi Manusia dan Hukumnya, CV. Yani’s, Jakarta,
2006. Hal 33-34
3 Dwi Sulisworo, Tri Wahyuningsih, Didik Baehaqi Arif, “Hak Asasi Manusia”, Program studi

Pendidikan Kewarganegaraan, Hibah Pembelajaran Non Konvensional 2012, hal. 2

12
manusia negara sebagai pelindung warganya diharapkan dapat
mengakomodir kepentingan dan hak dari warga negaranya tersebut. 4

Pada setiap hak melekat kewajiban. Karena itu selain ada HAM, ada
juga kewajiban yang harus dilaksanakan demi terlaksananya atau tegaknya
HAM. Dalam menggunakan HAM, kita wajib untuk memperhatikan,
menghormati dan menghargai hak asasi yang dimiliki oleh orang lain,
Kesadaran terhadap HAM, harga diri, harkat dan martabat kemanusiaannya
yang sudah ada sejak manusia itu diahirkan dan merupakan hak kodrati yang
melekat pada diri manusia2menggunakan HAM, kita wajib untuk
memperhatikan, menghormati dan menghargai hak asasi yang dimiliki oleh
orang lain, Kesadaran terhadap HAM, harga diri, harkat dan martabat
kemanusiaannya yang sudah ada sejak manusia itu diahirkan dan
merupakan hak kodrati yang melekat pada diri manusia.5 Dalam hukum
dasar negara Indonesia yaitu dalam UUD RI 1945 (sebelum diamandemen),
istilah Hak Asasi Manusia (HAM) tidak terdapat baik dalam Pembukaan,
Batang Tubuh maupun Penjelasannya, tetapi tercantum Hak Warga Negara
dan Hak Penduduk yang dikaitkan dengan kewajibannya, antara lain
tercantum dalam pasal 27, 28, 29, 30, dan 31. Meskipun demikian, bukan
berarti HAM kurang mendapat perhatian, karena susunan peraturan UUD
1945 tersebut adalah inti-inti dasar kenegaraan. Dari pasal-pasal tersebut
terdapat 5 (lima) pokok mengenai HAM yang terdapat dalam Batang Tubuh
UUD RI 1945, yaitu:

1. Kesamaan kedudukan dan kewajiban warga negara di dalam hukum dan


pemerintahan (Pasal 27 ayat 1).
2. Hak setiap warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
(pasal 27 ayat 2).
3. Hak kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lesan dan tulisan sebagaimana yang ditetapkan dengan UU (pasal

4 http://repository.untag-sby.ac.id/377/3/BAB%20II.pdf , Diakses pada 3 April 2022, Pukul 22.05


5
Ibid. Hal 21

13
28).
4. Hak kebebasan asasi untuk memeluk agama bagi penduduk dijamin
negara (pasal 28 ayat 1).
5. Hak atas pengajaran (pasal 31 ayat 1).

UUD 1945 (sesudah diamandemen), HAM tercanfum di dalam


pasal28 a sampai pasal 28 j. HAM adalah sebagai hak-hak dasar atau pokok
yang melekat pada manusia yang tanpa hak-hak dasar tersebut menusia
tidak dapat hidup sebagai manusia.

Ciri Khusus Hak Asasi Manusia (HAM)


Hak asasi manusia memiliki ciri-ciri khusus jika dibandingkan
dengan hak-hak yang lain. Ciri khusus hak asasi manusia sebagai berikut :

a) Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dihilangkan
atau diserahkan.

b) Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak.
apakah hak sipil atau hak ekonomi, sosial dan budaya.

c) Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah hak asasi semua umat manusia
yang sudah ada sejak lahir.

d) Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa
memandang status, suku bangsa, gender, atau perbedaan lainnya.
Persamaan adalah salah satu ide-ide hak asasi manusia yang mendasar. 6

b. Upaya Penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia


Upaya penegakan HAM di Indonesia harus diparesiasi oleh setiap

elemen bangsa, mengapa demikian :

6 http://repository.untag-sby.ac.id/377/3/BAB%20II.pdf, di akses pada 3 April 2022, Pukul 22.36

14
a) Karena HAM adalah hak-hak dasar yang mutlak harus dimiliki manusia.
b) Pelanggaran terhadap HAM ditentang oleh ajaran agama manapun, hak
asasi manusia mendapatkan perhatian serius.

c) Tujuan bangsa Indonesia akan dapat dicapai kalau nilai-nilai


kemanusiaan ini juga dapat dijunjung tinggi dan mendapatkan perhatian
yang memadai.
d) Penegakan HAM di Indonesia telah melakukan langkah-langkah
konkrit.7

e) Memasukkan HAM ke dalam berbagai perundang-undangan. Berbagai


peraturan perumdang-undangan di Indonesia sebenarnya telah sangat
akomodatif terhadap HAM. Sebut saja di dalam Pancasila, Pembukaan
UUD RI 1945, dalam batang tubuh UUD RI 1945 dan beberapa ketetapan,
peraturan dan undang undang produk penguasa.
f) Meratifikasi dan mengadopsi instrumen-instrumen HAM Internasional
Indonesia telah ikut meratifikasi berbagai macam hukum-hukum
Internasional yang berkenaan dengan perlindungan terhadap HAM.
g) Menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap masalah HAM.
Kesadaran masyarakat terhadap masalah HAM perlu ditumbuhkan dan
dibangun sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang memang harus
dilindungi dan diperjuangkan. Membangun kesadaran dapat pula diartikan
dengan membudayakan penghormatan terhadap nilai-nilai dasar
kemanusiaan. Pemberdayaan tidak sekedar menjadikan HAM sekedar
sebagai wacana publik, tapi mendorong agar penghormatan terhadap HAM
menjadi satu keniscayaan dalam tindakan nyata.

• Upaya Penegakkan Hak Asasi Manusia (HAM) melalui jalur pengadilan


HAM antara lain ;

7
Tim IDKI (Ikatan Dosen Kewarganegaraan Indonesia), Pendidikan Kewarganegaraan,
Membangun Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Berdasarkan Pancasila, Universitas Taman
Yogyakarta, Jakarta, 2008. Hal 28

15
a) Kewenangan memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran Hak
Asasi Manusia yang b erat oleh pengadilan, Hak Asasi Mabusia
tidak berlaku bagi anak dibawah 18 tahun.
b) Agar pelaksanaan pengadilan jujur, maka pemeriksaan perkara
dilakukan majelis hakim pengadilan Hak Asasi Manusia.
• Faktor- faktor penyenbab Hak Asasi Manusia adalah :
a) Masih belum adanya kesepakatan pada tatanan konsep Hak Asasi
Manusia.
b) Adanya pandangan Hak Asasi Manusia bersifat individualistik yang
akan mengancam kepentingan umum.
c) Kurang berfungsinya lembaga- lembaga penegak hukum.
d) Pemahaman tentang Hak Asasi manusia bekum merata.
• Tanggapan- tanggapan terhadap pelanggaran Hak Asasi Manusia di
Indonesia dapat diwujudkan dalam diwujudkan dalam berbagai bentuk,
diantaranya :
a) Mendukung upaya dalam lembaga yang berwenang untuk menindak
secara tegas.
b) Mendukung dan berpartisipasi dalam setiap upaya yang dilakukan
pemerintah.
c) Mendukung upaya dalam terwujudnya jaminan restitusi,
kompensasi dan rehabilitasi.

Upaya penegakan terhadap kasus pelanggaran HAM tergantung apakah


pelaku pelanggaran HAM itu masuk kategori berat atau bukan. Apabila
pelanggaran HAM masuk yang berat, maka penyelesaiannya melalui Peradilan
Umum.8 Penegakan HAM dapat dilakukan melalui jalur hukum dan jalur politik.
Maksudnya terhadap siapapun yang melanggar HAM, maka diupayakan menindak
secara tegas para pelaku pelanggaran HAM tersebut. Untuk itu kita wajib
menghargai dan menghormati adanya upaya-upaya terhadap penegakan HAM

8
Abdul Hakim G Nusantara. Sebuah Upaya Memutus Impunitas: Tanggung Jawab Komando
Dalam Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia, Jurnal HAM. Vol 2. No. 2004. Hal 142

16
adalah sebagai berikut:

a) Membantu dengan menjadi saksi dalam proses penegakan HAM.9


b) Mendukung para korban pelanggaran Hak Asasi Manusia untuk
memperoleh restitusi, kompensasi dan rehabilitasi.
c) Tidak mengganggu atau menghalangi jalannya persidangan Hak
Asasi Manusia dipenagdilan HAM.
d) Memberikan informasi atau melaporkan kepada aparat penegak
hukum dan lembaga- lembaga yang menangani Hak Asasi Manusia
apabila terjadi pelanggaran terhadap HAM.
e) Mendorong u ntuk dapat menerima rekonsiliasi jika pengadilan
HAM mengalami jalan buntu.

Lembaga Komnas HAM yang dibentuk dengan Keputusan Presiden Nomor


50 Tahun 1993 mempunyai tujuan diantaranya10 :

a) Membantu pengembangan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan


HAM
b) Meningkatan perlindungan dan penengakkan HAM.

Sedangkan fungdi lembaga tersebut sebagai berikut :

a) Mengadakan pengakjian dan penelitian.


b) Mengadakan penyuluhan
c) Mengadakan pemantauan.
d) Mengadakan meditasi.

9
Tobroni, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan, Demokrasi, HAM, Civil Society, dan
Multikulturalisme, PUSASOM, Malang Jatim, 2007. Hal 187
10
Laurensius Arliman. Komnas Ham Sebagai State Auxialiary Bodies Di Dalam Penegakan Hak
Asasi Manusia Di Indonesia. Jurnal Bina Mulia Hukum. Vol 2. No 1. Hal 23-24

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Demokrasi diartikan sebagai kekuasaan yang berasal dari rakyat.


Lebih rinci lagi, demokrasi dapat diartikan sebagai bentuk pemerintahan
rakyat atau rakyatlah yang berkuasa sekaligus diperintah. Ini berarti
pemerintahan yang terbentuk adalah pemerintahan yang berasal dari rakyat,
dilakukan oleh rakyat, dan dipergunakan untuk kepentingan rakyat.
Menurut Wade dan Phillips (1965: 50-51), prinsip-prinsip demokrasi yang
merupakan dasar untuk menjalankan negara demokrasi antara lain sebagai
berikut.

1) Adanya jaminan hak asasi.


2) Persamaan kedudukan didepan hukum.
3) Pengakuan terhadap hak- hak politik.
4) Pengawasan dari rakyat terhadap pemerintah.
5) Pemerinyah berdasarkan konstitusi.
6) Pemilihan umum yang bebas, jujur dan adil.
7) Adanya kedaulatan rakyat.

Struktur demokrasi adalah lembaga dan pranata yang diperlukan di


negara demokrasi. Misal badan perwakilan, pemilu, partai politik, media
massaInstitusi atau struktur demokrasi menunjuk pada tersedianya
lembaga-lembaga politik demokrasi yang ada di suatu negara. Suatu negara

18
dikatakan negara demokrasi bila didalamnya terdapat lembaga-lembaga
politik demokrasi. Lembaga itu antara lain pemerintahan yang terbuka dan
bertanggung jawab, parlemen, lembaga pemilu, organisasi politik, lembaga
swadaya masyarakat, dan media massa.

Upaya penegakan terhadap kasus pelanggaran HAM tergantung


apakah pelaku pelanggaran HAM itu masuk kategori berat atau bukan.
Apabila pelanggaran HAM masuk yang berat, maka penyelesaiannya
melalui Peradilan Umum. Penegakan HAM dapat dilakukan melalui jalur
hukum dan jalur politik. Maksudnya terhadap siapapun yang melanggar
HAM, maka diupayakan menindak secara tegas para pelaku pelanggaran
HAM tersebut.

3.2 Saran

Dengan penjelasan dari makalah diatas, diharapkan kepada seluruh


rakyat untuk ikut seeta dalam memerintah dan mematuhi aturan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah. Dan sudah tercantum dalam Undang- Undang
Dasar 1945.

19
DAFTAR PUSTAKA

Yuliasti Rima Wijianto Budi Waluyo, 2011. “Pendidikan Kewarganegaraan”,


Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional.

Ibid

Tim Pokja UIN Sunan Kalijaga, 2005. Pancasila dan Kewarganegaraan,


Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga.

Bazar A. Harapan, dkk, 2006. Hak Asasi Manusia dan Hukumnya, Jakarta: CV.
Yanis’s.

Fauzi Imron, dkk, 2013. Pendidikan Kewarganegaraan (Divic Education), Jember:


SUPERIOR “Pusat Studi Pemberdayaan Rakyat dan Transfomarmasi Sosial”.

Tim IDKI ( Ikatan Dosen Kewarganegaraan Indonesia), 2008. Pendidikan


Kewarganegaraan Membangun Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
Berdasarkan Pancasila, Jakarta: Univeristas Taman Yogyakarta.

Hakim Badul G Nusantara, Sebuah Upaya Memutus Imputasi : Tanggung Jwab


Komando Dalam Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia, Jurnal HAM, Vol. 2. No.
2004.

Tobroni, dkk, 2007. Pendidikan Kewarganegaraan, Demokrasi, HAM, Civil


Society, dan Multikulturalisme, Malang: PUSASOM.

Arliman Laurensius, Komnas HAM Sebagai State Auxialiary Bodies Di Dalam


Penegakan Hak Asasi Manusia Di Indonesia, Jurnal Bina Mulia. Vol. 2 No. 1.

20
21

Anda mungkin juga menyukai