Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH DASAR DASAR KEPENDIDIKAN

Tentang

Konsep Demokrasi dan Inovasi pendidikan dalam membentuk


masyarakat Madani

Dibuat Oleh Kelompok 13 :

Leni Yepita (2114010014)

Dilla Yulia Putri (2114010034)

Hafshoh (2114010045)

Dosen Pembimbing: Dr.Hj. Sasmi Nelwati,M.Pd

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG


1443 H/2021 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan banyak
kesempatan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Konsep
demokrasi dan inovasi pendidikan dalam membentuk masyarakat Madani” yang diampuh oleh
dosen Dr. Hj. Sasmi Nelwati, M.Pd. Makalah ini disusun dengan sebaik baiknya guna memenuhi
tugas pada mata kuliah pengantar studi hukum islam di UIN Imam Bonjol Padang, Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi Pendidikan Agama Islam. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada Dosen pengampuh mata kuliah yang telah memberi bimbingan dan
pengarahan sehingga penulis tak merasa rugi dan bahkan menambah pengetahuan dan wawasan
untuk bisa ditekuni penulis. Tak terlewatkan juga, penulis mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini. penulis berharap semoga
makalah ini dapat membantu para pembaca dalam mencari ilmu mengenai Konsep demokrasi
dan inovasi pendidikan dalam membentuk masyarakat Madani. Penulis menyadari dalam
penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran sangat dibutuhkan oleh penulis untuk menjadi perbaikan dimasa yang akan
datang.

Padang, 30 November 2021

Pemakalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1

B. Pokok Masalah.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Pengertian Demokrasi..............................................................3

B. Prinsip Demokrasi............................................................3

C. Demokrasi Pendidikan...................................................4

D. Prinsip Demokrasi Pendidikan...................................................................5

E. Pengertian Inovasi...............................................7

F. Pengertian Inovasi Pendidikan..............................

G. Pengertian Masyarakat Madani.....................................

H. Karakteristik Masyarakat Madani....................................

I. Konsep Demokrasi Dalam Masyarakat Madani................

J. Konsep Inovasi Pendidikan Dalam Masyarakat Madani...............

BAB III PENUTUP................................................................................................9

A. Kesimpulan..................................................................................................9

B. Kritik dan Saran...........................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat madani dapat diartikan sebagai suatu masyarakat yang beradab dalammembangun,
menjalani dan memaknai kehidupannya. Madani berasal dari bahasa inggrisyang artinya civil.
Masyarakat madani adalah sebuah masyarakat demokratis yang mana para anggotanya
menyadari akan hak hak dan kewajiban dalam menyuarakan pendapatdan mewujudkan
kepentingan kepentingannya, dimana pemerintahannya memberikan peluang yang seluas-luasnya
bagi kreatifitas warga Negara untuk mewujudkan program program pembangunan di wilayahnya.
Namun, masyarakat bukanlah masyarkat yangsekali jadi, yang hampa udara.Inovasi pendidikan
dalam membentuk masyarakat madani Salah satu cara untukmewujudkan masyarakat madani
adalah dengan melakukan demokratisasi pendidikan.Dalam perkembangannya, demokrasi
bermakna semakin spesifik lagi yaitu fungsi-fungsikekuasaan politik merupakan sarana dan
prasarana untuk memenuhi kepentingan rakyat.Konsep demokrasi memberi keyakinan bahwa
unsurunsur rakyat senantiasa menjadifaktor utama yang dilibatkan dalam pemerintahan. Secara
ontologis, masyarakat madani bermakna ganda yaitu suatu tatanan masyarakat yang menekankan
pada nilai-nilai:demokrasi, transparansi, toleransi, potensi, aspirasi, motivasi, partisipasi,
konsistensi,komparasi, koordinasi, simplifikasi, sinkronisasi, integrasi, emansipasi, dan hak asasi.
Namun, yang paling dominan adalah masyarakat yang demokratis

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan demokrasi?

2. Apa saja prinsip demokrasi?

3. Apa yang dimaksud dengan demokrasi pendidikan?

4. Apa saja prinsip demokrasi dalam pendidikan?

5. Apa yang dimaksud dengan inovasi?

6. Apa yang dimaksud dengan inovasi pendidikan?

7. Apa yang dimakssud dengan masyarakat madani?

8. Apa saja karakteristik masyarakat madani?

10. Bagaimana konsep demokrasi dalam masyarakat madani?


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Demokrasi

Demokrasi merupakan gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak
dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara.¹

Ide demokrasi dari kacamata perkembangn peradaban politik umat manusiaadalah suatu
prinsip etika yang digunakan dalam bidang politik pemerintahan. Jadi,demokrasi itu sendiri
dianggap mengandung napas substansi etik inheren didalamnya,sehinggap pada saat kita
menegaskan bahwa kita memilih untuk menganut teori politikdemokrasi, pada dasarnya kita
telah memilih suatu kaidah sistematik dari etika tertentu,yaitu etika demokrasi atau ajaran moral
demokrasi. Demokrasi bermuatan etis Karenadanya rasionalitas pertanggungjawaban atas
kekuasaan rakyat yang diberikan kepadawakil atau pemimpin yang dipilih secara bebas.

Secara logis juga dapat dipahami lebih jauh, demokratis atau tidaknya system pemerintahan
Negara diukur dari selaras tidaknya kebijakan pemerintahan dengankehendak atau kepentingan
rakyat yang terukur lewat suara mayoritas atau kesepakatan perwakilan.

Dalam hal ini ukuran etis ‘diturunkan’ kedalam tingkat pragmatis keselarasan dengan
kepentingan mayoritas semata. Demokrasi bukanlah sesuatu yang langsung dapatdiidentifikasian
secara mutlak ada atau tidak ada dalam suatu entitas (Negara). Demokrasiadalah masalah ukuran;
sejauh mana prinsip-prinsip kendali rakyat dan kesetaraan politisdapat siwujudkan; seberapa
besar partisipasi rakyat dalam pengambilan atau pembuatankeputusan kolektif.

Dari seluruh pemahaman diatas, dengan didasari oleh prinsip-prinsip umum dan prinsip-
prinsip eksistensial yang dikandung dalam terminology ‘demokrasi’ kita akan dapat menarik
pengertian umum dari demokrasi itu. Klasifikasi pertama yang dapat kitacerna adalah bahwa
demokrasi dapat dimasukkan kedalam konteks Negara maupun yang bukan didalam konteks
Negara. Selanjutnya klasifikasi kedua, demokrasi yang dicernasebagai idea tau semangat (spirit)
yang membawa nilai-nilai pandangan hidup, dan yang bukan hanya sebagai semangat tetapi
sebagai proses pelembagaan tatanan kekuasaan yang rasional, dan efektif dikontrol oleh rakyat.

institusionalisasi dari prinsip-prinsip kebebasan dan kesamaan dengan segala


derivatifnyamenuju oersetujuan politik melalui kedaulatan suara mayoritas yang dimasukkan
dalam

kerangka yuridis. Jadi, dalam hal ini ‘demokrasi’ mengandung tiga fenomena sekaligus,
yaitu fenomena politik (kekuasaan), fenomena etika (ajaran moral), dan fenomenahukum, yang
saling berjalin keindahan membentuk teori ini dengan pendasaran teoritisyang tegas-tegas
menolak tatanan kekuasaan (politik) yang otoriter dan totaliter.

2.2 Prinsip Demokrasi

1. Prinsip-Prinsip Umum Demokrasi

Dibawah ini akan diuraikan beberapa pendapat yang mengutarakan prinsip- prinsip umum
yang diturunkan dari teori demokrasi yang dicanangkan oeh beberapa pakar.William Ebenstein
menyebutkan adanya 8 ciri utama dari konsep demokrasi Barat,yakni

1. Empirisme rasional

2. Penekanan pada individual

3. Negara sebagai alat

4. Kesukarelaan (voluntarism)

5. Hukum diatas hukum

6. Penekanan pada cara (procedural)

7. Persetujuan sebagai dasar dalam hubungan antar manusia

Persamaan semua manusia.Sementara itu Franz-Magnis Suseno langsung memasang demokrasi


dalam konteks Negara, yaitu Negara demokratis. Ia menyebutkan bahwa ada 5 ciri hakiki
Negarademokratis, yaitu

1. Negara hukum

2. Pemerintah yang dibawah control nyata masyarakat

3.Pemilihan umum yang bebas

4. Prinsip mayoritas adanya jaminan terhadap hak-hak demokratis.

2. Prinsip-Prinsip Eksistensial

Dari seluruh prinsip umum yang tergambar dalam ragam pandangan mengenaiteori
demokrasi, secara essensial dapat dikembalikan kepada 3 nilai utama yangmenjadi prinsip
eksistensial yang mendasari tumbuhnya teori demokrasi, yaitu
1. Kebebasan

2. Kesamaan

3. Kedaulatan suara mayoritas rakyat.

Dari ketiga prinsip eksistensial ini, kemudian demokrasi berkembang tidak hanya sebatas ide
(gagasan) melainkan juga banyak melahirkan varian praktis empriris. Guna mewujudkan nilai
ideal universal tersebut, maupun paduannya dengan kebutuhan local (particular) dari suatu
masyarakat atau negara tertentu.²

2.3 Pengertian Demokrasi Pendidikan

Pendidikan yang demokratik adalah pendidikan yang memberikan kesempatan yangsama


kepada setiap anak untuk mendapatkan pendidikan di sekolah sesuai dengankemampuannya.
Pengertian demokratik di sini mencakup arti baik secara horizontal maupunvertikal.Maksud
demokrasi secara horizontal adalah bahwa setiap anak, tidak ada kecualinya,mendapatkan
kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan sekolah. Hal ini tercermin pada UUD 1945
pasal 31 ayat 1 yaitu: “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran”. Sementara itu,
demokrasi secara vertikal ialah bahwa setiap anak mendapat kesempatan yang sama untuk
mencapai tingkat pendidikan sekolah yang setinggi-tingginyasesuai dengan kemampuannya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi diartikan sebagai gagasan kontol
pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yangsama
bagi semua warga negara. Dalam pendidikan, demokrasi ditunjukkan dengan pemusatan
perhatian serta usaha pada si anak didik dalam keadaan sewajarnya (intelegensi, suatu sikap
demokratis yang mengakui hak si anak untuk tumbuh dan berkembang menurut
kodratnya.Dengan demikian, tampaknya demokrasi pendidikan merupakan pandangan hidup
yangmengutarakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama di dalam
berlangsungnya proses pendidikan antara pendidik dan anak didik, serta juga dengan pengelola
pendidikan.Sedangkan demokrasi pendidikan dalam pengertian yang luas mengandung tiga
halyaitu:

1. Rasa hormat terhadap harkat sesama manusiaDemokrasi pada prinsip ini dianggap sebagai
pilar pertama untuk menjamin persaudaraan hak manusia dengan tidak memandang jenis
kelamin, umur, warna kulit,agama dan bangsa. Dalam pendidikan, nilai-nilai inilah yang
ditanamkan denganmemandang perbedaan antara satu dengan yang lainnya baik hubungan antara
sesama peserta didik kontol hubungan dengan gurunya yang saling menghargai danmenghormati.

2. Setiap manusia memiliki perubahan ke arah pikiran yang sehatDari prinsip inilah timbul
pandangan bahwa manusia itu harus dididik, karenadengan pendidikan itu manusia akan berubah
dan berkembang ke arah yang lebihsehat, baik dan sempurna. Oleh karena itu, sekolah sebagai
lembaga pendidikandiharapkan dapat mengembangkan kemampuan anak didik untuk berpikir
danmemecahkan persoalan-persoalannya sendiri secara teratur, sistematis dankomprehensif serta
kritis sehingga anak didik memiliki wawasan, kemampuan dankesempatan yang luas.

3. Rela berbakti untuk kepentingan dan kesejahteraan bersamaDalam konteks ini, pengertian
demokrasi tidaklah dibatasi oleh kepentinganindividu-individu lain. Dengan kata lain, seseorang
menjadi bebas karena orang lainmenghormati kepentingannya. Oleh sebab itu, tidak ada
seseorang yang karenakebebasannya berbuat sesuka hatinya sehingga merusak kebebasan orang
lain kontolkebebasannya sendiri.Kesejahteraan dan kebahagiaan hanya tercapai bila setiap warga
negara kontolanggota masyarakat dapat mengembangkan tenaga kontol pikirannya untuk
memanjukankepentingan bersama karena kebersamaan dan kerjasama inilah pilar penyangga
demokrasi.

2.4. Prinsip Demokrasi dalam Pendidikan

Ada beberapa masalah yang senantiasa terkait dalam setiap pelaksanaa pendidikan, antara lain:

a. Hak asasi setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan.

b. Kesempatan yang sama bagi warga Negara untuk memperoleh pendidikan.

c. Hak dan kesempatan atas dasar kemampuan mereka.

Dari kenyataan tersebut dapat dipahami bahwa ide dan nilai demokrasi pendidikan sanggat
banyak dipegaruhi oleh alam pikiran, sifat, dan jenis masyarakattempat mereka berada.Dapat
dipahami bahwa bagi bangsa Indonesia upaya pengembangandemokrasi mempunyai sifat dan
karakteristik yang berbeda dengan bangsa lain. Halitu snggat dipengaruhi oleh sosial budaya
yang beraka pada bangsa itu.Di bidang pendidikan, cita-cita demokrasi yang akan dikembangkan
dengntidak menanggalkan ciri-ciri dan sifat kondisi masyarakat yang ada, melalui prosesvertikal
dan horizontal komunikatif. Degan demikian, nantinya akan tamak bahwademokrasi pendidikan
pancasila berbeda dengan bangsa lain.Apabila pengembangan demokrasi yang akan
dikembangkan berpotensi padacita-cita dan nilai demokraasi, berati itu selalu memperhatikan
prinsip-prinsip berikutini:

a.Menjunjung tinggi hakikat dan martabat manusia sesuai dengan nilai-nilailuhurnya.

b.Wajib menghormati dan melindungi hak asasi manusia yang bermartabat dan berbudi pekerti
luhur.

Mengusahakan suatu pemenuhan hak setiap warga Negara untuk memeroleh pendidikan dan
pengajaran nasional dengan memenfaatkan kemampuan pribadinya.Jelaslah dalam pendidikan
demokrasi anak tidak saja dipersiapkan sekedarcerdas dan trampil, tetapi mampu menghargai
orang lain, disamping bermain dan berintelektual. Kemampuan demikian memerlukan
pengayaan pengalaman- pengalaman menghadapi dan menyelesaikan berbagai masalah
kehidupan yang hanyamungkin diperoleh dan berkembang dalam model pendidikan yang
terbuka,demokratis, dan dialogis.⁴

2.5 Pengertian Inovasi

Kata ”innovation” bahasa Inggris sering diterjemahkan segala hal yang baru atau
pembaharuan, tetapi ada yang menjadikan kata innovation menjadi kata Indonesia
yaitu ”inovasi”. Inovasi kadang kadang juga dipakai untuk menyatakan penemuan, karena hal
yang baru itu hasil penemuan. Kata penemuan juga sering digunakan untuk menterjemahkan kata
dari bahasa Inggris ”discovery" dan ”invention". Ada juga yang mengkaitkan antara pengertian
inovasi dan modernisasi, karena keduanya membicarakan usaha pembaharuan.
Untukmemperluas wawasan serta memperjelas pengertian inovasi pendidikan, maka
perludibicarakan dulu tentang pengertian discovery, invention, dan innovation
sebelummembicarakan tentang pengertian inovasi pendidikan.

“Discovery”, ”invention”, dan ”innovation” dapat diartikan dalam bahasaIndonesia


“penemuan”, maksudnya ketiga kata tersebut mengandung arti ditemukannya sesuatu yang baru,
baik sebenarnya barangnya itu sendiri sudah ada lama kemudian barudiketahui atau memang
benar-benar baru dalam arti sebelumnya tidak ada.

Demikian pulamungkin hal yang baru itu diadakan dengan maksud untuk mencapai tujuan
tertentu.Inovasi dapat menggunakan diskoveri atau invensi. Untuk jelasnya marilah kita
bicarakanketiga pengertian tersebut satu persatu.Diskoveri (discovery) adalah penemuan sesuatu
yang sebenarnya senda atau halyana ditemukan itu sudah ada tetapi belum diketahui orang.
Misalnya penemuan benua.

Maka dikatakan Columbus menemukan benua Amerika,artinya Columbus adalah orang


Eropa yang pertama menjumpai benua Amerika.Invensi (invention) adalah penemuan sesuatu
yang benar benar baru, artinya hasilkreasi manusia. Benda atau hal yang ditemui itu benar-benar
sebelumnya belum ada,kemudian diadakan dengan hasil kreasi baru. MisaInya penemuan teori
belajar, teori pendidikan, teknik pembuatan barang dari plastik, mode pakaian, dan sebagainya.
Tentusaja munculnya ide atau kreativitas berdasarkan hasil pengamatan, pengalaman, dari halhal
yang sudah ada, tetapi wujud yang ditemukannya benar-benar baru.Inovasi (innovation) ialah
suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan ataudiamati sebagai suatu hal yang baru bagi
seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invention maupun
diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapaitujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu
masalah tertentu.

2.6 Pengertian Inovasi Pendidikan

Pendidikan kita dewasa ini menghadapi berbagai tantangan dan persoalan,diantaranya:


1. Bertambahnya jumlah penduduk yang sangat cepat dan sekaligus bertambahnyakeinginan
masyarakat untuk mendapat pendidikan, yang secara kumulatif menuntuttersedianya sarana
pendidikan yang memadai.

2. Berkembangnya ilmu pengetahuan yang modern menghendaki dasar-dasar pendidikanyang


kokoh dan penguasaan kémampuan terus-menerus, dan dengan demikianmenuntut pendidikan
yang lebih lama sesuai dengan konsep pendidikan seumur hidup(life long education).

3. Berkembangnya teknologi yang mempermudah manusia dalam menguasai danmemanfaatkan


alam dan lingkungannya, tetapi yang sering kali ditangani sebagaisuatu ancaman terhadap
kelestarian peranan manusiawi.Tantangan-tantangan tersebut, lebih berat Iagi dirasakan karena
berbagai persoalan datang, baik dari luar maupun dari dalam sistem pendidikan itu sendiri,
diantaranya:

1. Sumber-sumber yang makin terbatas dan belum dimanfaatkannya sumber yang adasecara
efektif dan efisien.

2. Sistem pendidikan yang masih lemah dengan tujuan yang masih kabur, kurikulumnya belum
serasi, relevan, suasana belum menarik, dan sebagainya.

3. Pengelolaan pendidikan yang belum mekar dan mantap, serta belum peka terhadap perubahan
dan tuntutan keadaan, baik masa kini maupun masa akan datang.

4. Masih kabur dan belum mantapnya konsepsi tentang pendidikan dan interpretasinyadalam
praktik.

Keseluruhan tantangan dan persoalan tersebut memerlukan pemikiran kembaliyang mendalam


dan pendekatan baru yang progresif. Pendekatan ini harus selaludidahului dengan penjelajahan
yang mendahului percobaan, dan tidak boleh semata-mataatas dasar coba-coba. Gagasan baru
sebagai hasil pemikiran kembali haruslah mampumemecahkan dersoalan yang tidak terpecahkan
hanya dengan cara yang tradisional ataukomersial. Gagasan dan pendekatan baru yang
memenuhi ketentuan inilah yangdinamakan inovasi pendidikan.Inovasi pendidikan adalah suatu
perubahan yang baru, dan kualiatif berbeda darihal (yang ada sebelumnya), serta sengaja
diusahakan untuk meningkatkan kemampuanguna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan.
Dari definisi tersebut dapat dijabarkan beberapa istilah yang menjadi kunci pengertian inovasi
pendidikan sebagai berikut :

1. “Baru” dalam inovasi dapat diartikan apa saja yang belum dipahami, diterima atau
dilaksanakan oleh penerima inovasi, meskipun mungkin bukan baru lagi bagi oranglain. Akan
tetapi, yang lebih penting dari sifatnya yang baru ialah sifat kualitatif berbeda dari sebelumnya.
2. “Kualitatif” berarti inovasi itu memungkinkan adanya reorganisasi atau pengaturan kembali
unsur-unsur dalam pendidikan. Jadi, bukan semata-mata penjumlahan atau penambahan unsur-
unsur setiap komponen. Tindakan menambah anggaran belanjasupaya lebih banyak mengadakan
murid, guru, kelas, dan sebagainya, meskipun perludan penting, bukan merupakan tindakan
inovasi. Akan tetapi, tindakan mengaturkembali jenis dan pengelompokkan pelajaran, waktu,
ruang kelas, cara-caramenyampaikan pelajaran, sehingga dengan tenaga, alat, uang, dan waktu
yang samadapat menjangkau sasaran siswa yang Iebih banyak dan dicapai kualitas yang
Iebihtinggi adalah tindakan inovasi.

3. “Hal” yang dimaksud dalam definisi tadi banyak sekali, meliputi semua komponendan aspek
dalam subsistem pendidikan. Halhal yang diperbaharui pada hakikatnya adalah ide atau
rangkaian ide. Sementara inovasi karena sifatnya, tetap bercorakmental, sedangkan yang Iain
memperoleh bentuk nyata. Termasuk hal yangdiperbaharui ialah buah pikiran, metode, dan
teknik bekerja, mengatur, mendidik, perbuatan, peraturan norma, barang, dan alat.

4. “Kesengajaan” merupakan unsur perkembangan baru dalam pemikiran para pendidik dewasa
ini. Pembatasan arti secara fungsional ini lebih banyak mengutarakan harapankalangan pendidik
agar kita kembali pada pembelajaran (learning) dan pengajaran(teaching), dan menghindarkan
diri dari pembaharuan perkakas (gadgeteering). Seringdigunakannya kata-kata dan
dikembangkannya konsepsi-konsepsi inovasi pendidikandan kebijaksanaan serta strategi untuk
melaksanakannya, membuktikan adanyaanggapan yang kuat bahwa inovasi dan penyempurnaan
pendidikan harus dilakukansecara sengaja dan berencana, dan tidak dapat diserahkan menurut
cara-cara kebetulanatau sekedar berdasarkan hobi perseorangan belaka.

5. “Meningkatkan kemampuan" mengandung arti bahwa tujuan utama inovasi ialah kemampuan
sumber-sumber tenaga, uang, dan sarana, termasuk struktur dan prosedurorganisasi. Pendeknya
keseluruhan sistem perlu ditingkatkan agar semua tujuan yangtelah direncanakan dapat dicapai
dengan sebaik baiknya.

6. “Tujuan” yang direncanakan harus dirinci dengan jelas tentang sasaran dan hasil-hasilyang
ingin dicapai, yang sedapat mungkin dapat diukur untuk mengetahui perbedaanantara keadaan
sesudah dan sebelum lnovasi dilaksanakan. Sedangkan tujuan darilnovasi itu sendiri adalah
efisiensi dan efektivitas, mengenal sasaran jumlah anakdidik sebanyak-banyaknya dengan hasil
pendidikan yang sebesar-besarnya (menurutkriteriakebutuhan anak didik, masyarakat, dan
pembangunan) dengan menggunakansumber tenaga, uang, alat, dan waktu dalam jumlah sekecil-
kecilnya. Hasil lnovasitidak selamanya baik, dapat sebaliknya ataupun tidak panting. Bilamana
demikian,apa yang semula dianggap sebaga inovasi setelah diuji, baik secara teori maupun
praktis, tldak lagi dianggap sebagai inovasi seperti disebutkan semula.

Dari uraian tersebut, dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud denga inovasi di bidang
pendidikan adalah usaha mengadakan perubahan dengan tujuan untukmemperoleh hal yang lebih
baik dalam bidang pendidikan.Pendidikan adalah suatu sistem, maka inovasi pendidikan
mencakup hal hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan, baik sistem dalam
arti sekolah, perguruan tinggi atay lembaga pendidikan yang Iain, maupun sistem dalam arti
yang luas.⁴

2.7 Pengertian Masyarakat Madani

Masyarakat Madani di Indonesia memiliki banyak kesamaan istilah dan penyebutan,


namun memiliki karakter dan peran yang berbeda satu dari yang lainnya.Seperti halnya
demokrasi, sejarah masyarakat sipil atau Masyarakat Madani lahir untuk pertama kalinya dalam
perjalanan politik masyarakat sipil di Barat. Istilah masyarakatsipil dikenal luas dengan
penyebutan istilah civil society. Kalangan ahli mendefinisikankarakter masyarakat sipil sebagai
komunitas sosial dan politik yang pada umumnyamemiliki peran dan fungsi yang berbeda
dengan lembaga negara.

Di kawasan Asia Tenggara, istilah “Masyarakat Madani” dimunculkan untuk pertama


kalinya oleh cendekiawan Malaysia, Anwar Ibrahim. Berbeda dengan prinsipmasyarakat sipil di
Barat yang berorientasi penuh pada kebebasan individu, menurutmantan Perdana Menteri
Malaysia itu, Masyarakat Madani adalah sebuah system sosialyang tumbuh berdasarkan prinsip
moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasanindividu dan kestabilan masyarakat.
Inisiatif dari individu dan masyarakat berupa pemikiran, seni, pelaksanaan pemerintah yang
berdasarkan undang-undang, dan bukannafsu atau keinginan individu. Menurutnya pula,
Masyarakat Madani mempunyai ciri-cirinya yang khas: kemajemukan budaya (multicultural),
hubungan timbal balik(reprocity), dan sikap saling memahami dan menghargai. Meminjam
istilah MalikBennabi, Anwar menjelaskan watak Masyarakat Madani yang ia maksudkan
sebagaiguiding ideas, dalam melaksanakan ide ide yang mendasari keberadaannya, yaitu
prinsipmoral. keadilan, kesamaan, musyawarah, dan demokrasi.

Sejalan dengan gagasan di atas, Dawam Rahardjo mendefinisikan MasyarakatMadani


sebagi proses penciptaan peradaban yang mengacu kepada nilai-nilai kebijakan bersama.
Menurutnya, dalam Masyarakat Madani, warga negara bekerja samamembangun ikatan sosial,
jaringan produktif, dan solidaritas nonnegara. Selanjutnya, Rahardjo menjelaskan, dasar utama
dari Masyarkat Madaniadalah persatuan dan integrasi sosial yang didasarkan pada suatu
pedoman hidup,menghindarkan diri dari konflik dan permusuhan yang menyebabkan perpecahan
danhidup dalam suatu persaudaraan.Sejalan dengan ide-ide di atas, menurut Azyumardi Azra,
Masyarakat Madanilebih dari sekadar gerakan prodemokrasi, karena ia juga mengacu pada
pembentukanmasyarakat berkualitas dan ber-tamaddun

Menurut tokoh cendekiawan MuslimIndonesia Nurcholish Madjid, sesuai makna akar


katanya yang berasal dari kata tamaddun, (Arab) atau civility (Inggris), istilah Masyarakat
Madani mengandung maknatoleransi, kesediaan pribadi-pribadi untuk menerima pelbagai
macam pandangan politikdan tingkah laku sosial.
2.8 Karakteristik Masyarakat Madani

Masyarakat Madani tidak muncul dengan sendirinya. Ia membutuhkan unsur-unsur sosial


yang menjadi prasyarat terwujudnya tatanan Masyarakat Madani. Faktor-faktor tersebut
merupakan satu kesatuan yang saling mengikat dan menjadi karakter khasMasyarakat Madani.
Beberapa unsur pokok yang hams dimiliki oleh Masyarakat Madaniyaitu wilayah publik yang
bebas (free public sphere), demokrasi, toleransi, kemajemukan(pluralism), dan keadilan sosial
(socialjustice).

1. Wilayah Publik yang BebasFree public sphere adalah ruang publik yang bebas sebagai sarana
untukmangemukakan pendapat warga masyarakat. Di wilayah ruang publik ini semuawarga
negara memiliki posisi dan hak yang sama untuk melakukan transaksi sosialdan politik tanpa
rasa takut dan terancam oleh kekuatan-kekuatan di luar civil society.Mengacu pada Arendt dan
Habermas. ruang publik dapat diartikan sebagai wilayah bebas di mana semua warga negara
memiliki akses penuh dalam kegiatan yang bersifat publik Sebagai prasyarat mutlak lahirnya
civil society yang sesungguhnya,ketiadaan wilayah publik bebas ini pada suatu negara dapat
menjadi suasana tidak bebas di mana negara mengontrol warga negara dalam menyalurkan
pandangansosial-politiknya.

2. Demokrasi adalah prasyarat mutlak lainnya bagi keberadaan civil society yangmurni
( genuine). Tanpa demokrasi masyarakat sipil tidak mungkin terwujud. Secaraumum. demokrasi
adalah suatu tatanan sosial-politik yang bersumber dan dilakukanoleh, dari, dan untuk warga
negara.

3. ToleransiToleransi adalah sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan penvdapat.


Lebih dari sikap menghargai pandangan berbeda orang lain, toleransi, mengacu pandangan
Nurcholish Madjid, adalah persoalan ajaran dan kewajiban melaksanakanajaran itu. lika toleransi
menghasilkan adanya tata cara pergaulan yangmenyenangkan antara berbagai kelompok yang
berbeda-beda, maka hasil itu barnsdipahami sebagai hikmah atau manfaat dari pelaksanaan
ajaran yang benar. Dalam perspektif ini, toleransi bukan sekadar tuntutan sosial masyarakat
majemuk belaka,tetapi sudah menjadi bagian penting dari pelaksanaan ajaran moral
agama.Senada dengan Madjid, Azra menyatakan bahwa dalam kerangka menciptakankehidupan
yang berkualitas dan berkcadaban (tamaddun/civility), Masyarakat Madani(civil society)
menghajatkan sikap-sikap toleransi, yakni kesediaan individu-individuuntuk mcnerima beragam
perbedaan pandangan politik di kalangan warga bangsa.

4. KemajemukanKemajemukan atau pluralisme merupakan prasyarat lain bagi civil


society.Pluralisme tidak hanya dipahami sebatas sikap harus mengakui dan menerimakenyataan
sosial yang beragam, tetapi harus disertai dengan sikap yang tulus untukmenerima kenyataan
perbedaan sebagai sesuatu yang alamiah dan rahmat Tuhan yang bernilai positif bagi kehidupan
masyarakat.Menurut Madjid, pluralisme adalah pertalian sejati kebinekaan dalam ikatan~ikatan
keadaban ( genuine engagement of diversities within the bonds of civility).Bahkan menurutnya
pula, pluralisme merupakan suatu keharusan bagi keselamatanumat manusia antara lain melalui
mekanisme pengawasan dan pengimbangan (checkand balance).Kemajemukan dalam pandangan
Madjid erat kaitannya dengan sikap penuh pengertian (toleran) kepada orang lain, yang nyata-
nyata diperlukan dalam masyarakat yang majemuk. Secara teologis, tegas Madjid, kemajemukan
sosialmerupakan dekrit Allah untuk umat manusia.

5.Keadilan SosialKeadilan sosial adalah adanya keseimbangan dan pembagian yang proporsional
atas hak dan kewajiban setiap warga negara yang mencakup seluruhaspek kehidupan: ekonomi,
politik, pengetahuan, dan kesempatan. Dengan pengertianlain, keadilan sosial adalah hilangnya
monopoli dan pemusatan salah satu aspekkehidupan yang dilakukan oleh kelompok atau
golongan tertentu.⁵

2.9 Konsep Demokrasi dalam Masyarakat Madani

Masyarakat yang madani merupakan masyarakat yang beradab dalammembangun,


menjalani, dan memaknai kehidupanya. Sistem sosial yang subur berdasarkan prinsip moral yang
menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dankesetabilan masyarakat.Masyarakat
madani juga merupakn tiang utama dalam kehidupan politik berdemokrasi.Menurut Nurcholis
Madjid, masyarakat madani sebagai masyarakat yang merujuk pada masyarakat islam yang
pernah dibangun oleh Nabi Muhammad SAW di Madinah.Masyarakat musim awal disebut umat
terbaik karena sifat-sifat yang menghiasai dirimereka, yaitu tidak bosan-bosan menyeru kepada
hal-hal yang dianggap baik olehmasyarakat selama sejalan dengan nilai-nilai Allah (al-ma’ruf)
dan mencegah kemungkaran.⁶

Masyarakat madani memiliki sikap dan karakteristik. Pertama adalah toleran,sikap toleran
antara sesama agama dan umat agama lain. Dalam masyarakat madani,demokrasi tidak sekedar
kebebasan dan persaingan, tetapi juga meliputi :

a. Membangun dan memperjuangkan masyarakat untuk menjadi semakin sejahtera.

b. Terintegrasinya individu-individu dan kelomppok-kelompok eksklusif kedalammasyarakat


dengan kontak sosial dan aliansi sosial

c. Terjembataninya kepentingan-kepentingan individu dan Negara karenakeanggotaan


organisasi-organisasi voltuner mampu memberikan masukan-masukan terhadap keputusan-
keputusan pemerintah.

d. Meluasnya kesetiaan dan kepercayaan sehingga individu-individu mengakuiketerkaitanya


dengan orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri.Selain memiliki karakteristik, ada syarat
masyarakat madani, antara lainterpenuhinya kebutuhan dasar individu, keluarga, dan kelompok
yangberbeda dalammasyarakat. Berkembangnya Human Capital dan Social Cappital yang
kondusif untukterbentuknya kemampuan melaksanakan tugas-tugas kehidupan, terjalinya
kepercayaan,danrelasi sosial antar kelompok. Tidak adanya diskriminasi dalam setiap bidang
pembangunan atau terbukanya akses berbagai pelayanan sosial.⁷

2.10 Konsep Inovasi Pendidikan dalam Masyarakat Madani

Inovasi Pendidikan dalam Membentuk masyarakat Madani Salah satu cara


untukmewujudkan masyarakat madani adalah dengan melakukan demokratisasi
pendidikan.Dalam perkembangannya, demokrasi bermakna semakin spesifik lagi yaitu fungsi-
fungsikekuasaan politik merupakan sarana dan prasarana untuk memenuhi kepentingan
rakyat.Konsep demokrasi memberi keyakinan bahwa unsur unsur rakyat senantiasa
menjadifaktor utama yang dilibatkan dalam pemerintahan. Secara ontologis, masyarakat madani
bermakna ganda yaitu suatu tatanan masyarakat yang menekankan pada nilai-nilai:demokrasi,
transparansi, toleransi, potensi, aspirasi, motivasi, partisipasi, konsistensi,komparasi, koordinasi,
simplifikasi, sinkronisasi, integrasi, emansipasi, dan hak asasi. Namun, yang paling dominan
adalah masyarakat yang demokratis.

Sejak digulirkannya istilah masyarakat madani pada tahun 1995 oleh Datuk
anwar(Mahasin,1995:lx), sejak itu pula upaya untuk mewujudkan masyarakat madani telah
“menggoda” dan memotivasi para pakar pendidikan untuk menata dan mencari masukan guna
mewujudkan masyarakat madani yang dimaksud. Namun, pihak-pihak yang skepticmeragukan
keberhasilan bangsa Indonesia mewujudkan masyarakat madani. Dalam halini, masyarakat
madani adalah sebuah impian (dream) suatu komunitas tertentu. Olehkarena itu, banyak pihak
meragukan upaya bangsa Indonesia dalam mewujudkanmasyarakat madani yang diharaokannya,
karean formatnya pun belum jelas. Banyak pihak memberikan dugaan bahwa Indonesia masih
akan jauh dari pembentukanmasyarakat madani karena demokratiasi pendidikan belum berjalan
lancer, system pendidikannya masih menerapkan faham kekuasaan, masih terlalu berbau feudal,
dan belum memperhatikan aspirasi kemajemukan peserta didik secara memadai.⁸
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Dari materi yang kita ketahui diatas tentang “Pengertian Demokrasi danInovasi Pendidikan
dalam Membentuk Masyarakat Madani” dapat ditarik kesimpulan bahwa, untuk mancapai
masyarakat yang madani diperlukan sebuah demokrasi dalamsuatu pendidikan. Yang dimaksud
disini tentang demokrasi pendidikan adalah pengajaran yang semua anggota masyarakat
mendapatkan pendidikan dan pengajaransecara adil. Dalam hal ini semua diberikan kesempatan
yang sama untuk mencapaitingkat pendidikan yang setinggi-tingginya tidak memandang ras,
kasta, agama, sukudan sebagainya. Perlu diketahui juga bahwa proses jalanya pendidikan
berubahseiring berjalanya waktu. Tanpa adanya demokrasi dan inovasi tentang pendidikan,akan
sulit untuk memwujudkan masyarakat yang menyadari hak-hak dan kewajibanyauntuk
menyuarakan pendapat serta mewujudkan kepentingan-kepentinganya.

1.2 Saran

Dalam hal ini saya beranggapan bahwa pendidikan di Indonesia masih jauhdari kata
sempurna atau cacat dalam sistem pemerintahanya. Masih banyak dijumpaikekuasaan, jabatan,
bahkan kekayaan dipersalahgunakan untuk mendapatkan layanan pendidikan yang setinggi-
tingginya tanpa adanya rasa takut maupun bersalah. Ada juga dari pihak aparat-aparat yang lalai
atas penyebaran biaya pendidikan kepadamasyarakat yang kurang mampu dan sebenarnya, tidak
sedikit dari mereka yangmemiliki kemampuan dan iq diatas rata-rata. Untuk kedepanya
diharapkan untuk persebaran pendidikan dilakukan secara merata, serta pemberian fasilitas dan
peringanan pembayaran sesuai dengan pendapatan serta kemampuan yang dimilikitiap-tiap pihak
golongan. Sema pendapat tersebut diharapkan dapat membawa BangsaIndonesia kedepanya
menjadi negara yang maju, bukan hanya tentang kekayaan alamyang melimpah tapi juga tentang
keelitan para pilot didalamnya.
DAFTAR PUSTAKA

Nurtjahjo, H. 2006.

Filsafat Demokrasi.

Jakarta: PT Bumi AksaraWijaya, Cece. dkk. 1991.

Upaya Pembaharuan dalam Bidang Pendidikan dan Pengajaran.

Bandung: Remaja RosdakaryaUbaidillah, A. dkk. 2008.

Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani-Edisi Ketiga

. Jakarta: Prenada Media

Sa’ud, US. 2008.

Inovasi Pendidikan

. Bandung: AlfabetaUbaidillah, A, Rozak. 2010.

Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani-Edisi Kelima.

Jakarta: Prenada Media GroupTim Penyusun. 1989.

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai PustakaAbduh, SU. 2005.

Islam, Ilmu Pengetahuan dan Masyarakat Madani

. Jakarta: PTRajaGrafindo PersadaSujatmiko, IG. 2006.

Gerakan Sosial: Wahana Civil Society bagu Demokratisasi

. Jakarta:Pustaka LP3ES Indonesia

Anda mungkin juga menyukai