Anda di halaman 1dari 12

Fondasi ontologi

Ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Ontos berarti yang berada (being) dan
Logos berarti pikiran (logic). Ontology adalah ilmu yang membahas tentang hakikat
sesuatu “yang ada” atau dapat dikatakan berwujud dan berdasarkan pada logika.
Dalam aspek Ontologi diperlukan landasan-landasan dari sebuah pernyataan-
pernyataan dalam sebuah ilmu.landasan-landasan tersebut biasa disebut dengan
metafisika. Metafisika merupakan cabang dari filsafat yang menyelidiki gerakan atau
perubahan yang berkaitan dengan yang ada (being). Ontologi membahas tentang yang
ada secara universal, yaitu berusaha mencari inti yang dimuat setiap kenyataan yang
meliputi segala realitas dalam bentuknya.1
Louis O. Kattsoff membagi ontology dalam tiga bagian yaitu :
1. ontology bersahaja : dikatakan sebagai ontology bersahaja sebab segala sesuatu
dipandang dalam keadaan sewajarnya dan apa adanya.
2. ontology kuantitatif : dikatakan sebagai ontology kuantitatif karena
dipertanyakannya mengenai tunggal atau jamaknya.
ontology kualitatif : dikatakan sebagai ontology kuantitatif yaitu berangkat dari
pertanyaan : apakah yang merupakan jenis kenyataan itu.
3. ontology monistik : adalah jika dikatakan bahwa kenyataan itu tunggal adanya;
keanekaragaman, perbedaan dan perubahan dianggap semu belaka.

Ontology merupakan salah satu diantara bidang penyelidikan kefilsafatan yang paling
kuno. Dalam persoalan, ontology, kita menghadapi persoalan bagaimanakah kita
menerangkan hakikat dari segala yang ada. Kita dihadapkan pada dua kenyataan,
yaitu kenyataan berupa materi dan kenyataan rohani. Membicarakan tentang hakikat
sangatlah luas . yaitu tentang segala apa yang ada dan yang mungkin ada. Hakikat
adalah realitas, artinya kenyataan yang sebenarnya.

1
Inu Kencana Syafii, Pengantar Filsafat, ( Cet. I; Bandung: Refika Aditama, 2004),
h. 9.
Istilah-istilah dalam bidang ontologi
Dalam bidang ontology terapat istilah-istilah yaitu : yang ada (being), kenyataan
(reality), eksistensi (existence), perubahan (change), tunggal (one), jamak (many).

a) Yang ada (being)


Dalam kehidupan sehari-hari, apa yang kita alami bukanlah hal yang
kebetulan atau terjadi dengan sendirinya. hal itu merupakan mekanisme
hukum alam.

b) Yang nyata (realitas)


Masalah realitas yang dapat dipahami dengan kenyataan bahwa nyata dan ada
mempenyuai pengertian yang sama. Seorang filsuf (Parmenides) percaya
bahwa realitas adalah suatu lingkaran sempurna yang tidak bergerak, tidak
berubah, dan tidak terbagi.

c) Esensi dan Eksistensi


Dalam setiap yang ada, baik yang nyata maupun tidak nyata selalu memiliki
dua sisi di dalamnya, yaitu sisi esensi dan eksistensi bagi yang ghaib, sisi yang
Nampak adalah eksistensinya. Dalam kehidupan sehari-hari bagian yang
terpenting adalah eksistensinya. Eksistensi berada pada hubungan yang
konkrit baik yang vertical maupun yang horizontal dan bersifat aktual dan
eksistensinya berorientasi pada masa kini dan masa depan. Sedangkan esensi
adalah masa lalu

obyek-obyek dalam ontology


didalam onyologi terdapat aspek-aspek yang berkaitan dengan kehidupan
manusia sebagai insan polotik, insan ekonomi dan juga sebagai insan hukum
atau sebagai insan sejarah.
Obyek dibagi menjadi dua :
1. Obyek material (material object), obyek atau lapangan jika dilihat
secara keseluruhan
2. Obyek formal (formal object) yaitu obyek atau lapangan jika
dipandang menurut aspek tertentu.
Aliran-aliran dalam ontology
1. Monisme
aliran ini memiliki konsep yang seringkali dihubungkan dengan
panteisme dan konsep Tuhan yang kekal. Paham ini terbagi menjadi 2
aliran :
a. Materialisme
Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asli itu adalah
materi bukan rohani. Aliran ini dipelopori oleh 4 bapak filsafat
yaitu
o Thales (624-546 SM)
Thales berpendapat bahwa air sangat penting untuk
kehidupan karena air adalah sumber asli kehidupan.
Aliran ini disebut sebagai naturalism. Menurut Thales
zat mati merupakan fakta dan satu-satunya fakta. Yang
ada hanyalah materi atau alam, sedangkan jiwa atau ruh
tidak berdiri sendiri.

o Anaximander (585-525 SM)


Anaximander berpendapat bahwa unsur asal itu adalah
udara , udara merupakan sumber dari segala kehidupan.
Paham ini sering dikaitkan dengan dengan teori
Atomisme.

o Demokritos (460-370 SM)


Hakikat ala mini merupakan atom-atom yang banyak
jumlahnya, tidak dapat dihitung dana mat halus. Atom-
atom ini merupakan kejadian alam.

o Heraclitus
berpendapat bahwa segala sesuatu berasal dari api

2. Idealisme
Idealisme berasal dari kata “idea” yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa.
aliran ini menganggap bahwa realitas fisik pasti ada sesuatu yang tidak
tampak. Aliran ini semiliki sifat yang sementara dan selalu menipu.
Aliran ini beranggapan bahwa dibalik realitas fisik pasti ada sesuatu
yang tidak tampak yaitu ide-ide yang berupa bayangan saja atau bisa
dikatakan hanya angan-angan saja.

3. Dualisme
Aliran ini berpendapat bahwa benda memiliki dua macam hakikat
sebagai asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat rohani,
benda dan roh, jasad dan spirit. Kedua macam hakikat ini masing-
masing bebas dan berdiri sendiri. Sama-sama azali dan abadi.
Hubungan keduanya sangat erat kaitannya dalam menciptakan
kehidupan alam ini. Tokoh dari aliran Dualisme ini adalah
Descartes(1596-1650 M) . Descartes memberi nama kedua filsafat
dengan istilah dunia kesadaran (rohani) dan dunia ruang (kebendaan).

4. Pluralisme
Aliran ini beranggapan bahwa segala macam bentuk merupakan
kenyataan. Tokoh aliran ini pada masa Yunani Kuno adalah
Anxagoras dan Empedocles yang menyatakan bahwa substansi yang
ada itu terbentuk dan terdiri dari 4 unsur yaitu tanah, air, api, dan
udara. Tokoh modern aliran ini adalah William James (1842-1910 M).
William James terkenal sebagai seorang psikolog dan filosof Amerika
dalam bukunya yang berjudul The Meaning of Truth.

Pluralisme termasuk salah satu ciri khas masyarakat modern dan


kelompok sosial yang paling penting, dan mungkin merupakan
pengemdi utama kemajuan dalam ilmu penfetahuan, masyarkat dan
perkembangan ekonomi.

5. Nihilisme
Nihilisme berasal dari dari bahasa Latin yang berarti nothing atau
tidak ada. Nihilisme adaah sebuah pandangan filososfi yang sering
dihubungkan dengan dengan salah seorang tokohnya yang bernama
Friedrich Nietzsche.
Aliran Nihilisme beranggapan bahwa dunia ini terutama keberadaan
manusia di dunia tidak memiliki suatu tujuan. Pemeluk aliran filsafat
ini adalah orang-orang yang memahami bahwa kenyataan yang ada di
ala mini hanyalah keburukan. Mereka beranggapan bahwa fenomena
yang ada pada manusia adalah penderitaan, kemalangan, kemiskinan,
dan kehancuran.

6. Agnotisisme
Kata agnotisme berasal dari bahasa Yunani Agnostos. Dalam bahasa
Inggris sama dengan kata “unknow” artinya tidak diketahui, tidak
dikenal. Timbulnya aliran ini dikarenakan manusia belum mengenal
dan belum mampu untuk menerangkan dirinya sendiri secara konkret.
Agnotisisme adalah paham pengingkaran/penyangkalan terhadap
kemampuan manusia mengetahui hakikat benda, baik materi maupun
rohani.

Karakteristik ontology
Beberapa karakteristik ontology, seperti diungkapkan oleh Loren Bagus, sebagai
berikut :
1) ontology adalah kajian tentang arti “ada” dan “berada”, tentang ciri-ciri esensial
dari yang ada dalam dirinya sendirinya, menurut bentuknya yang paling abstrak.
2) ontology adalah cabang filsafat yang mempelajari tata dan struktur realitasdalam
arti seluas mungki, dengan mengggunakan kategori-kategori seperti: ada atau
menjadi, aktualitas atau potensialitas, nyata atau penampakan, esensi, atau eksistensi,
kesempurnaan, ruang dan waktu,perubahan, dan sebagainya.
3) ontology adalah cabang filsafat yang mencoba melukiskan hakikat terakhir yang
ada, yaitu yang satu, yang absolut, bentuk abadi, sempurna, dan keberadaan segala
sesuatu yang mutlak bergantung kepadanya.
4) cabang filsafat yang mempelajari tentang status realitas apakah nyata atau semu,
apakah pikiran itu nyata, dan sebagainya.2

2
Suparlan Suhartono, Filsafat Ilmu Pengetahuan,Yogyakarta: Ar-RuzzMedia, 2005,
h.111.
Fondasi epistemology
Epistemology merupakan kata gabungan yang diangkat dari dua kata dalam bahasa
Yunani, yaitu episteme dan logos. Episteme berarti pengetahuan atau kebenaran dan
logos berarti pikiran, kata atau teori. Epistemology dapat diartikan sebagai
pengetahuan sistematik mengenai pengetahuan. epistimologi membahas tentang asal
mula pengetahuan, sumber pengetahuan, ruang lingkup pengetahuan, nilai validalitas,
dan kebenaran pengetahuan. kajian epistimologi membahas tentang bagaimana proses
mendapatkan ilmu pengetahuan, hal-hal apakah yang harus diperhatikan agar
mendapatkan pengetahuan yang benar, apa yang disebut kebenaran dan apa
kriterianya. Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui
tentang suatu obyek tertentu, termauk ke dalamnya ilmu, jadi ilmu merupakan bagian
dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia di samping berbagai pengetahuan
lainnya seperti seni dan agama. Ilmu pengetahuan merupakan sistem dari
berbagaipengetahuan yang masing-masing memiliki suatu pengalaman tertentu yang
tersusun menurut asas-asas tertentu, hingga menjadi kesatuan. Pengetahuan yang
didapatkan dari aspek ontology selanjutnya dikirim pada aspek epistimologi untuk
diuji kebenarannya dalam kegiatan ilmiah. Menurut Ritchie Calder proses kegiatan
ilmiah dimulai ketika manusia mengamati sesuatu.3 Dengan demikian dapat dipahami
bahwa adanya kontak manusia dengan dunia empiris menjadikannya ia berpikir
tentang kenyataan-kenyataan alam.

Pengertian ilmu pengetahuan


Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam
manusia.
Kerangka dasar prosedur ilmu pengetahuan dapat diuraikan dalam enam
langkah sebagai berikut :
a. sadar akan adanya masalah dalam perumusan msaah
b. pengamatan dan pengumpulan data yang relevan
c. penyusunan atau klarifikasi data
d. perumusan hipotesis

3
Suriasumantri, Filsafat, op.cit., h. 121.
e. deduksi dari hipotesis
f. Tes pengujian kebenaran (Verivikasi)4

Karakteristik Ilmu Pengetahuan


Karakteristik ilmu pengetahuan di antaranya adalah sebagai berikut :
1. konkrit, yaitu dapat diukur kebenarannya.
2. kehadiran objek dan subjek tidak dapat dipisahkan atau memiliki keterkaitan suatu
sama lainnya.
3. tidak terbatas sehingga masih banyak lmu pengetahuan yang harus digali lagidan
tidak mempunyai keterbatasan tertentu.
4. metodologi yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan.
5.Rasionalis, penalarannya berdasarkan ide yang dianggap jelas dan dapat diterima
oleh akal.
6. wahyu ; tidak menggunakan penalaran, tetapi menggunakan wahyu sebagai sumber
pengetahuan
7. hasil ilmu bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.
8. kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliuran
9. obyektif tidak bergantung pada pemahaman secara pribadi

Ciri-ciri Ilmu Pengetahuan


Menurut The Liang Gie (1987) ilmu pengetahuan mempunyai 5 ciri pokok yaitu:
1. Empiris, pengetahuan itudiperoleh berdasarkan pengamatan dan percobaan
2. Sistematis, berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan
pengetahuan itu mempunyai hubungan ketergantungan dan teratur
3. Objektif, ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari prasangka perseorangan dan
kesukaan pribadi
4
1 Suriasumantri, ilmu dalam Perspektif, op.cit., h. 105.
4. Analisis, pengetahuan ilmiah berusaha membeda-bedakan pokok soalnya ke dalam
bagian yang terperinci untuk memahami berbagai sifat, hubungan, dan peranan dari
bagian-bagian itu.
5. Verifikatif, dapat diperiksa kebenaranya oleh siapa pun juga.

Syarat-syarat Ilmu
1. ilmu mensyaratkan adanya obyek yang diteliti, baik yang berhubungan dengan
alam (kosmologi) maupun tentang manusia (Biopsikososial).
2. ilmu mensyaratkan adanya metode tertentu, yang di dalamnya berisi pendekatan
dan teknik tertentu.
3. pokok permasalahan (subject matter atau focus of interest). Ilmu mensyaratkan
adanya pokok permasalahan yang akan dikaji.

Fondasi aksiologi
Aksiologi berasal dari perkataan axios (Yunani) yang berarti nilai, dan logos yang
berarti ilmu atau teori. Jadi aksiologi adalah teori untuk menyelidiki bagamaimana
manusia dalam menilai sesuatu dan mempertimbangkannya. Pembahasan aksiologi
menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu, karena akhir-akhir ini banyak orang
memiliki ilmu pengetahuan yang lebih tapi cara memanfaatkannya di jalan yang tidak
benar. Pada tahap-tahap tertentu ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya da
moral suatu masyarakat, sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh
masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama, bukan sebaliknya
menimbulkan bencana.

Penilaian dalam aksiologi


Dalam aksiolog terdapat dua penilaian yangsering digunakan, yaitu etika dan estetika.
Etika adalah cabang filsafat yang membahas secara kritis dan sistematis masalah-
masalah moral. Etika merupakan salah satu cabang filsafat tertua. Pembahasan
tentang etika lebih fokus pada perilaku, norma dan adat istiadat manusia. Tujuan dari
etika adalah agar manusia mengetahui dan mampu mempertanggungjawabkan apa
yang ia lakukan.
Kegunaan aksiologi terhadap tujuan ilmu pengetahuan
Nilai kegunaan ilmu, untuk mengetahui kegunaan filsafat ilmu atau untuk apa filsafat
ilmu itu digunakan, berikut adalah penjelasan tentang kegunaan aksiologi :
1. filsafat sebagai kumpulan teori yang digunakan memahami dan mereaksi dunia
pemikiran.
jika sesorang hendak ikut membentuk dunia atau ikut mendukung suatu ide yang
membentuk suatu dunia, atau hendak menentangsuatu sistem kebudayaan atau sistem
ekonomi, atau sistem politik, maka sebaiknya mempelajari teori-teori filsafatnya,
inilah kegunaan mempelajari teori-teori filsafat ilmu.
2. filsafat sebagai pandangan hidup
Filsafat ilmu sebagai pandangan hidup gunanya ialah untuk petunjuk dalam menjalani
kehidupan.
3. filsafat sebagai metodologi dalam memecahkan masalah
Dalam hidup ini manusia menghadapi banyak masalah. Ada banyak cara umtuk
menyelesaikan masalah, mulai dari cara yang sederhana sampai yang paling rumit.
Apabila menggunakan dengan cara yang sederhana maka masalah tidak akan
terselesaikan dengan tuntas. Begitu juga sebaliknya, apabila manusia menghadapi
masalah dengan cara yang detail/teliti biasanya akan terungkap semua masalah yang
berkembang dalam kehidupan manusia.

Sumber-sumber ilmu
Berikut ini beberapa sumber ilmu/pengetahuan antara lain:
1. Indera
Indera digunakan untuk alat berkomunikasi dengan fisik atau lingkungan disekitar
kita. Indera disebut juga (panca indera) diantaranya : indera penglihatan (mata), mata
digunakan untuk melihat warna, bentuk, dan ukuran suatu benda. Indera pendengaran
(telinga) digunakan untuk membedakan macam-macam suara. Indera penciuman
(hidung) digunakan untuk membedakan macam-macam bau. Indera perasa (lidah)
yang membuat kita bisa membedakan makanan enak dan tidak enak. Indera peraba
(kulit) yang memungkinkan kita mengetahui suhu lingkungan dan kontur suatu
benda.
Pengetahuan lewat indera disebut juga pengalaman, sifatnya empiris dan terukur.
Tetapi mengandalkan pengetahuan kepada indera jelas tidak mencukupi,

2. Akal
Akal merupakan fungsi dari organ yang secara fisik bertempat di dalam kepala, yakni
otak. Akal mampu menambal kekurangan yang ada pada indera. Keunggulan akal
yang paling utama adlah kemampuannya menangkap esensi atau hakikat dari sesuatu,
tanpa terikat pada fakta-fakta khusus. Pengetahuan yang diperoleh dengan akal
bersifat rasional, logis, atau masuk akal.

3. Hati atau Intuisi


Intuisi disebut juga ilham atau inspirasi.

4. Logika
Logika adalah cara berpikir atau penalaran menuju kesimpulan yang benar.

5. Wahyu
Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat
perantara Nabi. Para nabi memperoleh pengetahuan dari Tuhan tanpa upaya, tanpa
bersusah payah, tanpa memerlukan waktu untuk memperolehnya. Pengetahuan
mereka terjadi atas kehendak Tuhan semesta. Tuhan mensucikan jiwa mereka dan
diterangkannya pula jiwa mereka untuk memperoleh kebenaran dengan jalan wahyu.
Wahyu Allah (Agama) berisikan pengetahuan, baik mengenai kehidupan sesorang
yang terjangkau oleh pengalaman, maupun yang mencakup masalah transedental,
seperti latar belakang dan tujuan penciptaan manusia, dunia dan segenap isinya serta
kehidupan diakhirat nanti.5

Aliran-aliran sumber pengetahuan


Adapun aliran-aliran yang mengemukakan tentang sumber pengetahuan adalah :
1. Empirisme
Kata ini berasal dari kata Yunani empeirisko, artinya pengalaman. Menurut aliran ini
manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya.

2. Rasionalisme
Aliran ini menyatakan bahwa akal dasar kepastian pengetahuan. pengetahuan yang
benar diperoleh dan diukur dengan akal. Manusia memperoleh pengetahuan melalui
kegiatan menangkap objek.

3. Kritisisme
Kritisisme merupakan sebuah epistemology yang menempatkan akal budi sebagai
nilai yang amat tinggi tetapi akal budi memiliki keterbatasan. Immanul kant adalah
peletak dasar dari aliran kritisisme.

4. Positivisme
Postivisme kata kuncinya terletak pada positif itu sendiri yaitu lawan dari khayal,
merupakan sesuatu yang riil dan objek penyelidikannya didasarkan pada kemampuan
akal (Wibisono,1996;37). Kata positif juga lawan dari sesuatu yang tidak bermanfaat
dan disinilah terjadi progress (kemajuan). Positif juga berarti jelas dan tepat. Disinilah
diperlukan filsafat yang mampu memberi atau membeberkan fenomena dengan tepat
dan jelas. Postif juga lawan dari kata negative dan ada keterkaitan selalu dengan
masalah yang menuju kepada penataan atau penerbitan.

5
Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu, (Jakarta  : Pustaka Sinar Harapan, 1998) Cet. II, hlm. 54
Daftar pustaka
Surajiyo. 2009. Ilmu FIlsafat Suatu Pengantar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Bakhtiar, Amsal. 2004. Filsafat Ilmu. Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Latif, Mukhtar. 2014. Orientasi ke Arah Pemahaman Filsafat Ilmu. Indonesia:


Prenadamedia Group

Anda mungkin juga menyukai