RANGKUMAN MATERI
Disusun oleh:
NIM : 18101105076
2021
BAB II
➢ CABANG-CABANG FILSAFAT
Filsafat bertanya tentang seluruh kenyataan, tetapi selalu salah satu dari segi dari
kenyataan sekaligus menjadi titik fokus penyelidikan kita. Flisafat selalu bersifat “filsafat
tentang” sesuatu yang tertentu: filsafat tentang manusia, filsafat alam, filsafat kebudayaan,
filsafat seni, filsafat agama, filsafat bahasa, filsafat sejarah, filsafat hukum, filsafat
pengetahuan dan seterusnya. Semua jenis “filsafat tentang” suatu objek tertentu dapat
dikembalikan kepada sepuluh cabang, dan sepeluh cabang ini masih dapat dikembalikan lagi
kepada empat bidang induk , seperti terlihat dalam ini.
a) filsafat tentang pengetahuan, yng terdiri dari epistemoligi, logika, dan kritik ilmu-
ilmu;
b) filsafat tentang keseluruhan kenyataan , yang terdiri dari metafisika umum (ontologi)
dan metafisika khusus (teologi metafisika, antropologi, kosmologi);
c) fisafat tentang tindakan, yang terdiri dari etika dan estetika;
d) searah filsafat.
A. EPISTEMOLOGI
B. LOGIKA
Logika klasik berkembang pada Aristoteles (348-322 SM) dan pada banyak filsuf dari
Abad Pertengahan. Sekarang dibedakan suatu jenis logika barudisamping logika klasik-yaitu
logika matematis yang juga disebut logika formal atau logistik. Logika matematis
dikembangkan oleh Frege, Whintehead, dan Russel
C. KRITIK ILMU-ILMU
Perbedaan antara filsafat dan ilmu pengetahuan mula-mula kecil sekali. Dalam zaman
kuno, di Yunani, di samping filsafat hanya dibedakan empat ilmu, yaitu logika, ilmu pasti,
ilmu pesawat, dan kedokteran. Kebanyakan ilmu yang dibedakan sekarang berasal dari zaman
renaisans, atau lahir pada gelombang kedua, yaitu sekitar 1800 dan sesudahnya. Ilmu-ilmu
dapat dibagi atas tiga kelompok :
D. METAFISIKA UMUM
Metafisika umum (ontologi) berbicara tentang segala sesuatu sekaligus. Lalu itu hanya
mungkin kalau komprehensi perkataan-perkataannya kecil sekali. Metafisika umum hanya
bicara tentang segala sesuatu sejauh itu “ada”. “Adanya” segala sesuatu merupakan suatu segi
dari kenyataan yang mengatasi semua perbedaan antara benda-benda dan makhluk-makhluk
hidup, antara jenis- jenis dan individu-individu. Ada empat jenis kepercayaan ontologi, yaitu
ateisme, agnostisisme, panteisme, dan teisme.
• Ateisme (Yunani: a- ‘bukan’, theos ‘Allah’) mengajarkan bahwa Allah tidak ada,
bahwa manusia sendirian dalam kosmos, sendirian dibawah surga yang kosong.
• Agnostisisme (Yunani: a- ‘bukan’, gnosis ‘pengetahuan’) mengejarkan bahwa tidak
dapat diketahui apakah Allah ada atau tidak, sehingga pertanyaan tentang Allah selalu
terbuka.
• Panteisme (Yunani: pan ‘segala sesuatu’, theos ‘Allah’) mengajarkan bahwa seluruh
kosmos sama dengan Allah, sehingga tidak ada perbedaan antara Pencipta dan ciptaan.
Allah dan alam itu “sama saja”, sehingga panteisme juga dapat disebut teo-panteisme.
• Teisme mengajarkan bahwa Allah itu ada, bahwa terdapat perbedaan antara Pencipta
dan ciptaan dan bahwa Allah boleh disebut “Engkau” dan “penyelenggara”.
E. TEOLOGI METAFISIK
Iman falsafi yang dicapai dalam teologi metafisik tidak cukup. Teologi metafisik juga
disebut teadise. Teodise (Yunani: theos ‘Allah’ dike ‘pembenaran’ atau ‘pengadilan’)
mencoba menerangkan bahwa kepercayaan kepada Allah tidak bertentangan dengan
kenyataan kejahatan. Teologi metafisik sekarang ini masih tetap merupakan usaha untuk
menciptakan ruang untuk dialog antara iman dan akal budi. Dialog ini sekarang lebih-lebih
bersifat dialog dengan ateisme.
F. ANTTROPOLOGI
Pertanyaan tentang manusia tentu saja mempunyai sejarah yang panjang, tetapi baru
sejak zaman renaisans, sekitar tahun 1500 manusia betul-betul menjadi titik pusat dari filsafat.
Sejak zaman renaisans manusia dipandang sebagai pusat sejarah, pusat pemikiran, pusat
kehendak, kebebasan, dan dunia. Semua nilai ini telah menghasilkan pengetahuan yang luas
tentang manusia. Walaupun demikian, pertanyaan “siapakah manusia”? masih tetap terbuka.
G. KOSMOLOGI
Kosmologi atau filsafat alam berbicara tentang dunia. Kata yunani kosmos – lawan
kata chaos – berarti sekaligus ‘dunia’, ‘aturan’, dan ‘keseluruhan teratur’. Kosmoligi
berkembang diYunani dan memberi hidup kepada ilmu alam. Ilmu alam sudah lama dewasa
dan dipilih sebagai model untuk bantak ilmu.
Dalam zaman kuno misalnya Aristoteles dan Ptolemeus, dalam zaman modern Galiloe
dan Newton, dan dalam zaman sekarang misalnya Einsten. Sebagai kosmolog mereka
bertanya tentang hal-hal “di belakang” kenyataan fisis.
Bersama dengan spesialis ilmu alam yang sangat maju, dirasa keperluan akan suatu
refleksi yang lebih mendalam yang memperhatikan keseluruhan. Refleksi ini merupakan
bidang kosmologi. Kosmologi merupakan rangka umum di mana hasil-hasil dari ilmu alam di
pasang. Kosmologi sekarang memandang alam sebagai suatu proses dan tak terhingga,
melainkan suatu proses perkembangan.
H. ETIKA
Etika atau filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara tentang praksis
manusiawi, tentang tindakan. Kata ‘etika’ berasal dari kata Yunani ethos yang berarti ‘adat’,
‘cara bertindak’, ‘tempat tinggal’, ‘kebiasaan’. Kata ‘moral’ berhasil dari kata Latin mos
(genetif moris) yang mempunyai arti yang sama. Etika dibedakan dari semua cabang filsafat
lain karena tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan bagaimana ia harus bertindak.
Dalam etika biasanya dibedakan antara etika deskriptif dan etika normatif . Etika
deskriptif memberi gambaran dari gejala kesadaran moral (suara batin), dari norma-norma
dan konsep-konsep etis. Etika normatif tidak berbicara lagi tentang gejala-gejala, melainkan
tentang apa yang sebenarnya harus merupakan tindakan kita. Dalam etika normatif, norma-
norma dinilai dan sikap manusia ditentukan.
I. ESTETIKA
Seperti dalam etika, juga dalam estetik dibedakan antara suatu bagian deskriptif dan
suatu bagian normatif. Estetik deskriptif menggambarkan gejala-gejala pengalaman
keindahan, sedangkan estetika normatif mencari dasar pengalaman itu.
J. SEJARAH FILSAFAT
Dalam sejarah filsafat biasanya dibedakan tiga tradisi besar: filsafat India, filsafat
Cina, dan filsafat Barat. Antara ketiga tradisi ini ada banyak pararel, terutama antara filsafat
india dan barat. Satu hal yang menonjol ialah bahwa baik india dan cina maupun dalam dunia
barat, hidup intelektual menjadi dewasa dalam periode antara 800 dan 200 sm.
Sejarah filsafat dunia merupakan suatu sumber pengetahuan, pengalaman, hikmat, dan
iman yang luar biasa. Sejarah filsafat merupakan suatu cermin bagi manusia. pertanyaan-
petanyaan dan ide-ide manusia sekarang ditemukan kembali disini dalam suatu perspektif
yang sangat luas, yang mengatasi batasbatas agama, batas-batas bahasa, batas-batas zaman
dan kebudayaan.
BAB III
A. FILSAFAT INDIA
Cara berpikir india diuraikan dengan baik oleh filsuf dan sastrawan Rabindranath
Tagore (1861-1941). Menurut Tagore, filsafat india berpangkal pada keyakinan bahwa ada
kesatuan fundamental antara manusia dan alam, harmoni antara individu dan kosmos. Orang
india tidak belajar untuk “menguasai” dunia, melainkan untuk “beteman” dengan dunia.
Filsafat india dapat dibagi atas lima periode besar : Zaman Weda (2000-600 SM),
Zaman Skeptisisme (600 SM-300 M) Zaman Puranis (300-1200), Zaman Muslim (1200-
1757), Zaman Modern (setelah 1757).
Bangsa Aryan masuk india dari utara, sekitar 1500 SM. Lieratur suci mereka disebut
Weda, yang terdiri dari Samhita, Bramana, Aranyaka, dan Upanisad. Samhita memuat
Rigweda (kumpulan pujian-pujian), Samaweda (himne-himne liturgis), Yujurweda (rumus-
rumus korban), dan Artharwaweda (rumus-rumus magis). komentar-komentar pada semua itu
disebut Brahmana, Aranyaka, dan Upanisad. Yang terpenting untuk filsafat india adalah
Upanisad, yang sepanjang sajara India akan merupakan sumber yang sangat kaya untuk
inspirasi dan pembaruan.
Suatu tema yang menunjol dalam Upanisad adalah ajaran tentang hubungan Atman
dan Brahman. Atman adalah segi subjektif dari kenyataan, “diri” manusia. Bramana adalah
segi objektif, makrokosmos, alam semesta. Upanisad mengajarkan bahwa Atman dan
Brahmana memeng sama dan bahwa manusia mencapai keselamatan (moksa, mukti) kalau ia
menyadari identitas Atman dan Brama
Buddahisme mulai lenyap dari india. Buddahisme sekrang lebih penting dari negara-
negara tentangga daripada di india sendiri. Pemikiran india dalam “abad pertengahan”-nya
dikuasai oleh spekulasi teologi, terutama mengenai inkarnasi dewa-dewa.
Dua nama menonjol dalam periode muslim, yaitu nama pengarang Syair Kabir, yang
mencoba untuk memperkembangkan suatu agama universal, dan nama Guru Nanak (pendiri
aliran Sikh), yang mencoba menyebarkan islam dalam Hindu.
Filsafat india dapat belajar dari rasionalisme dan positivisme Barat. Filsafat Barat
dapat belajar dari intuisi Timur mengenal kesatuan dalam kosmos dan makrokosmos. Filsafat
Barat mungkin terlalu duniawi, filsafat Timur mungkin terlalu mistik.
B. FILSAFAT CINA
Ketika kebudayaan Yunani masih berpendapat bahwa manusia dan dewa-dewa semua
dikuasai oleh suatu nasib buta (Moira), dan ketika kebudayaan India masih mengajarkan
bahwa kita di dunia ini tertahan dalam roda reinkarnasi yang terus-menerus, maka di Cina
sudah diajarkan bahwa manusia sendiri dapat menentukan nasibnya dan tujuannya.
Sekolah-sekolah terpenting dalam zaman klasik diuraikan secara ringkas sebagai berikut
a. Konfusianisme
Konfusius (bentuk Latin dari nama “Kong-Fu-tse’ yang berarti ‘guru dari suku Kung’)
hidup antara 551 dan 497 SM. Ia mengajarkan bahwa Tao (‘jalan’, sebagai prinsip utama dari
kekayaan) adalah ‘jalan manusia’. Artinya: manusia sendirilah yang dapat menjadikan Tao
luhur dan mulia, kalau ia hidup dengan baik,
b. Taoisme
Taoisme diajarkan oleh Lao Tse (‘guru tua’) yang hidup sekitar tahun 550SM. Lao
Tse melawan Konfudius. Menurut Lao Tse bukan “jalan manusia” melainkan “jalan alam”-
lah yang merupakan Lao. Tao menurut Lao Tse adalah prinsip kenyataan objektif, subtansi
abadi yang bersifat tunggal, mutlak, dan tak ternamai. Ajaran Lao Tse lebih-lebih metafisika ,
sedangkan ajaran Konfusius lebih-lebih etika.
c. Yin-Yung
Ajaran ini yang penting adalah sekolah yang mementingkan keseimbangan Ying dan
Yung. Ying itu prinsip pasif, prinsip ketenangan, surga, bulan, air, dan perempuan, simbol
untuk kematian dan untuk yang dingin. Yang itu prinsip aktif, prinsip gerak, bumi, matahari,
api dan laki-laki, simbol untuk hidup dan untuk yang panas.
d. Moisme
Aliran Moisme didirikan oleh Mau Tse, antara 500 dan 400 SM. Mo Tse mengajarkan bahwa
yang terpenting adalah “cinta universal”, kemakmuran untuk semua orang dan perjuangan
bersama-sama untuk memusnahkan kejahatan.
e. Ming Chia
Ming Chia atau “sekolah nama-nama” menyibukan diri tentang analisis istilahistilah
dan perkataan. Ming Chia, yang juga disebut “sekolah dialetik”, dapat dibandingkan dengan
aliran sofisme dan filsafat Yunani. Dalam Ming Chia juga terdapat khayalan tentang hal-hal
seperti “eksistensi”, “relativitas”, “kasualitas”, “ruang” dan “waktu”.
f. Fa Chia
Fa Chia atau “sekolah hukum” cukup berbeda dari aliran klasik lain. Fa Chia
mengajarkan bahwa kekuasaan politik tidak harus dimulai dari contoh baik yang diberikan
oleh kaisar atau pembesar-pembesar lain, melainkan dari suatu sistem undang-undang yang
keras sekali.
Tao sekarang dibandingkan dengan Nirwana dari ajaran Buddah, yaitu “transendensi
di seberang segala nama konsep”, “diseberang adanya”
Pengaruh filsafat Barat, renaisans dari filsafat klasik Cina, Marxisme, dan Maoisme.
Ada tiga tema yang sepanjang sejarah dipentingkan dalam filsafat Cina: harmoni, toleransi,
dan perikemanusiaan.
• Harmoni antara manusia dan sesama, antara manusia dan alam, antara manusiadan
surga.
• Toleransi keliatan dalam keterbukaan terhadap pendapat-pendapat yang sama sekali
berbeda dari pendapat-pendapat pribadi
• Perikemanusiaan, karena selalu manusialah yang merupakan pusat filsafat Cina,
manusia yang pada hakekatnya baik dan yang harus mencari kebahagiaannya didunia
ini dalam interaksi dengan alam dan dengan sesama.
C. FILSAFAT BARAT
D. MASA KINI
Dalam abad ketujuh belas kedelapan belas, sejarah filsafat Barat memperlihatkan
aliran-aliran yang besar, yang mempertahankan diri lama dalam wilayah-wilayah yang luas,
yaitu rasionalisme, empirisme dan idealisme.
Dibandingkan dengan itu, filsafat Barat dalam abad kesembilan belas dan kedua puluh
kelihatan terpecah-pecah. Macam-macam aliran baru muncul, dan aliranaliran ini sering
terikat pada hanya satu negara atau satu linkungan bahasa.
a) Positivisme
b) Marxisme
Mengajarkan sebagai marterialisme dialektis, bahwa kenyataan kita akhirnya hanya terdiri
dari materi, yang berkembang melalui suatu proses dialektis ( yaitu ritme tesis-antitesis-
sintesis)
c) Eksistensialisme
Dipersiapkan dalam abad kesembilan belas. Pada abad kedua puluh eksistensial menjadi
aliran filsafat yang sangat penting. Eksistensial merupakan nama untuk macam-macam jenis
filsafat.
d) Fenomologi
e) Pragmatisme
Merupakan aliran filsafat yang lahir di Amerika Serikat tahun 1900. Pragmatisme mengajarka
bahwa ide-ide tidak benar atau salah, melainkan bahwa ide-ide dijadikan benar oleh suatu
tindakan tertentu’
Pada sekarang ini ada dua aliran filsafat yang mempunyai peranan besar, tetapi yang belum
dapat dianggap sebagai aliran yang “membuat sejarah”, karena mereka masih terlalu baru.
Kedua aliran ini adalah: Filasafat analisis merupakan aliran terpenting di Inggris dan Amerika
sejak sekitar tahun 1950.
Filsafat analisis menyibukkan diri dengan analisis bahasa dan analisis konsep-konsep.
Analisis ini dianggap sebagai “terapi”: menurut filsuf-filsuf analitis banyak soal filsafi dapat
“sembuh” kalau, berkat analisis bahasa, bisa ditunjukan bahwa soal-soal ini hanya diciptakan
oleh pemakaian yang tidak sehat dari bahasa.
Filsafat, yang tidak memperlihatkan kemajuan, lebih mirip dengan seni dari pada
dengan ilmu pengetahuan. Semua filsuf memberikan jawaban-jawaban yang besifat sangat
pribadi. Suatu tulisan falsafi merupakan suatu “kacamata” sangat pribadi untuk melihat dunia.
Setiap filsuf memberikan suatu interpretasi pribadi tentang kenyataan. Sejarah filsafat
keliatannya seperti suatu museum yang memuat koleksi raksasa dari interpretasi-interpretasi
mengenai dunia.
Interpretasi-interpretasi ini, cara-cara untuk melihat hidup dan dunia, tetap aktual.
Pendapat-pendapat masa kini tentang “pertanyaan-pertanyaan terakhir”, pertanyaan-
pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan, tidak lebih baik atau lebih benar
dari pada pendapat-pendapat dari ratusan atau ribuan tahun yang lalu.
KARL. POPPER. Tugas filsafat sekarang ini, menurut Sir Karl Popper (lahir di Wina
1902, mengajar filsafat di Inggris, Selandia Baru, dan Amerika Serikat), lebih-lebih “berpikir
kritis tentang alam raya dan tentang tempat manusia didalamnya; berpikir tentang
kemampuan-kemampuan kita terhadap kebaikan dan kejahatan”
Hidup kita didunia ini-sebuah planet kecil dalam kosmos yang sebagaimana besar
kosong-merupakan suatu materi besar. Hidup mempunyai nilai sebagai sesuatu yang
istimewa, hidup itu mahal. Kita cenderung untuk melupakan itu dengan memandangnya
sebagai sesuatu yang murah.
GABRIEL MAREL. Gabriel Marcel (lahir di Paris 1889, meninggal 1973) melihat filsafat
sebagai reconnalissance.
Reconnalissance ini dilupakan oleh para teknokrat dan ideologi kerena mereka hanya
memilih salah satu unsur atau ajaran dari seluruh warisan sejarah filsafat. Terhadap masa
lampau kita harus berterima kasih, mengakui bahwa kita berutang.Terhadap masa depan kita
harus terbuka: siap untuk menyelidiki dan menerima.
Tugas filsafat sekarang ini, kata Gabriel Marcel, terdiri dari kedus jenis
reconnalissance ini: sikap penghargaan dan sikap keterbukaan, kerelaan untuk menerima,
acceptance. Gabriel Marcel mengemukakan sesuatu yang sangat klasik
Ketiga uraian dari Popper, Marcel, dan Whitehead dapat dibaca sebagai satu definisi:
tugas filsafat itu berpikir kritis tentang alam raya dan tentang tempat kita di dalamnya
(Popper), re-thinking dengan sikap keterbukaan dan penghargaan (Marcel), penyelidikan
kritis mengenai hasil ilmu-ilmu abstrak untuk mencapai suatu gambaran yang lebih
menyeluruh (Whitehead). Filsafat mencari kebenaran, dan itu mulai dengan menyadari betapa
sedikit yang sungguh kita ketahui.
Semua orang mempunyai suatu “filsafat”: suatu pandangan mengenai dunia, mengenai
makna hidup, norma-norma untuk tindakan dan nilai-nilai yang patut dipertahankan. Dalam
arti ini, semua orang adalah “filsuf”, dan untuk filsafat ini tidak dibutuhkan suatu studi
khusus.
Jenis partisipasi ini terbuka untuk semua orang dengan pendidikan yang tidak terlalu
sempit, orang yang senang dengan kebebasan berpikir mereka, orang yang memilih posisi
ditengah semua kekacauan ideologi, politik, etis, religius, dan sosial.
Studi ini dapat terjadi dalam macam-macam bentuk. Membaca karya-karya tulis filsuf-
filsuf besar secara langsung biasanya terlalu sukar. Lebih baik mulaimdengan suatu buku
pengantar umum, suatu pengantar pemikiran seorang filsuf tertentu, atau studi mengenai
sejarah filsafat.
Judul-judul yang akan disebut disini merupakan suatu seleksi yang sangat terbatas.
Hanya dipilih publikasi-publikasinya dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Karya-
karya tulis para filsuf besar pada umumnya ada versi bahasa Inggrisnya.