Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH

FILSAFAT ISLAM

Diajukan untuk memenuhi tugas dengan judul :


“Hubungan Filsafat dengan Agama dalam ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf”
Dosen Pembimbing : Prof. Dr. M.Baharuddin, M.Hum

Disusun Oleh :
Nama : Aldi Hidayatul Anam
NPM : 1731060004

FAKULTAS USHULUDDIN
PRODI TASSAWUF PSIKOTERAPI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................

A. Latar Belakang.............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................

A. Pengertian ilmu Kalam..................................................................................................

B. Pengertian Filsafat.........................................................................................................

C. Pengertian Tasawuf.......................................................................................................

D. Hubungan antara ilmu Kalam Filsafat dan Tasawuf...................................................

BAB III : PENUTUP..........................................................................................................

Kesimpulan...................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam sebagaimana di jumpai dalam sejarah, ternyata tidak sesempit yang di pahami pada
umumnya. Dalam sejarah terlihat bahwa Islam yang bersumber pada al-Qur’an dan as-Sunah
dapat berhubungan dengan pertumbuhan dengan masyarakat luas. Dari persentuhan tersebut
lahir berbagai disiplin ilmu seperti Teologi atau ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf. Ilmu
Kalam, Filsafat dan Tasawuf adalah ilmu yang dilahirkan dari persentuhan Islam dengan
berbagai masalah sosiokultural yang dihadapi oleh masyarkat, yang kemudian berkembang
mencari dan mempertahankan kebenaran. Dari ilmu-ilmu itu lahir para pakar kelas dunia
yang telah berhasil mempertahankan ilmu pengetahuan dalam sosok yang bernuansa Islam.

Mempelajari hasil pemikiran mereka bukan saja merupakan panggilan sejarah, lebih dari
telah memberi landasan rasional bagi keimanan kita. Tidak ada salahnya apabila hasil
pemikiran mereka itu dipelajari secara intens di perguruan melalui mata kuliah Ilmu Kalam,
dan disini pemakalah ingin menguraikan tentang makalah kami yang berjudul Ilmu Kalam,
Filsafat dan Tasawuf serta hubungan dari ilmu-ilmu tersebut.

RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf ?

2. Apakah hubungan antara ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf ?


BAB I

PEMBAHASAN

1. Pengertian Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf

a) Ilmu Kalam

Secara harfiyah, kalam berarti pembicaraan atau perkataan. Di dalam lapangan


pemikiran Islam, Istilah kalam memiliki dua pengertian : pertama, sabda Allah (The word of
god), dan kedua ilm al-Kalam (The science of kalam).

Nama lain dari Ilmu Kalam adalah Ilmu Aqaid (ilmu akidah-akidah), Ilmu Tauhid
(Ilmu tentang Kemaha Esa-an Tuhan), Ilmu Ushuluddin (Ilmu pokok-pokok agama). Disebut
juga 'Teologi Islam'. 'Theos yang berarti Tuhan dan 'Logos' yang berarti ilmu. Berarti ilmu
tentang ke-Tuhanan yang di dasarkan atas prinsip-prinsip dan ajaran Islam, termasuk di
dalamnya persoalan-persoalan ghaib. Para ulama Kalam (mutakalimin) berpendapat bahwa
ilmu tauhid juga dinamakan Ilmu Kalam karena masalah dari kedua ilmu tersebut tentang al-
Qur’an, Subtansi dan cara mengaplikasikan untuk pokok-pokok aqidah.

Menurut Ibnu Khaldun dalam kitab Moqodimah mengatakan ilmu kalam adalah ilmu
yang berisi alasan-alasan mempertahankan kepercayaan-keprcayaan iman dengan
menggunakan dalil fikiran dan juga berisi tentang bantahan-bantahan terhadap orang-orang
yang mempunyai kepercayaan-kepercayaan menyimpang. Ilmu adalah pengetahuan dan
Kalam adalah pembicaraan, pengetahuan tentang pembicaraan yang bernalar dengan
menggunakan persoalan terpenting yang dibicarakan pada awal Islam adalah tentang Kalam
Allah (al-Qur'an).
Definisi Ilmu Kalam menurut Al-Farabi adalah disiplin ilmu yang membahas Dzat
dan Sifat Allah beserta eksistensi semua yang mungkin, mulai yang berkenaan dengan
masalah dunia sampai masalah sesudah mati, berlandaskan doktrin Islam. 1

Di dalam al-Qur’an, Istilah kalam ini dapat ditemukan dalam ayat-ayat al-Qur’an yang
berhubungan dengan salah satu sifat Allah, yaitu Kalamullah. Di antaranya adalah An-Nisa
ayat 164 :

“Dan (kami telah mengutus) Rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka
kepadamu dahulu, dan Rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. dan
Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung.”

Sejarah Ilmu Kalam

Kemunculan Ilmu Kalam atau sumber utama munculnya ilmu kalam adalah wafatnya
Rosul, karena pada waktu Rasul masih hidup kemusykilan- kemusykilan tentang kalam Allah
yang dihadapi oleh para sahabat langsung bisa ditanyakan langsung kepada Nabi Muhammad
SAW. dan setelah Nabi wafat muncul masalah kalam Allah yaitu Al-Qur’an yang
Mutasyabihat.

Menurut Harun Nasution ilmu kalam muncul karena persoalan kalam yang dipicu
oleh persoalan politik yang menyangkut peristiwa pembunuhan utsman Ibn Affan yang
berbuntut pada penolakan Mu’awiyyah atas kekhalifahan Ali Ibn Abi Thalib, ketegangan
antara Mu’awiyah dengan Ali Ibn Abi Thalib mengkristal menjadi sebuah perang shiffin
yang berakhir menjadi keputusan Tahkim (arbitrase). Sikap Ali yang menerima Tahkim
tersebut, meskipun dalam keadaan terpaksa tidak di setujui oleh beberapa bala tentaranya.
oleh karena itu para tentara yang menolak arbitrase disebut sebagai aliran Khawarij dan yeng
mendukung arbitrase disebut golongan Syiah.

Abuddin Nata, Ilmu Kalam, filsafat dan Tasawuf (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001), Hal. 1
Adeng Muchtar Ghozali, Perkembangan Ilmu Kalam Dari Klasik Hingga Modern (Bandung :Pustaka Setia,
2005), Hal. 19. Tuengku Muhammad dan Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid / Kalam
(Semarang : Pustaka Rizki, 2009), hal. 1-2. http://afrizaldaonk.blogspot.com/2012_03_01_archive.html(di
akses tanggal 06feb2013.jam10.30pm). http://www.slideshare.net/YandraHelira/hubungan-ilmu-kalam-
dengan-filsafat-islam. (di akses tanggal 06feb2013.jam10.30pm)
b) Ilmu Filsafat

Sebelum mengkaji tentang filsafat, perlu dibatasi dulu apa pengertian filasafat itu.
Dengan demikian mampu memahami karakteristik dasarnya. Namun hal ini bukanlah perkara
yang mudah, karena istilah filsafat tidak dapat dipahami secara utuh sebelum kita mengetahui
ruang lingkup kajian dan persoalan-persoalan yang ditanganinya. 2

Dan apakah mungkin manusia itu berhenti berfikir? Tak ada yang difikirkan dalam
hidupnya? Tentu jawabannya “tidak”. Karena manusia itu adalah makhluk yang selalu gemar
untuk bertanya dan selalu mencari terus menerus jawaban yang benar atau yang diangap
benar. Manusia itu makhluk yang cenderung dan mencintai kebenaran. Itulah awal dari
sebuah arti filsafat atau philosophia yang merupakan rangkaian dari asal kata Philos atau
philein” dan “Shopia atau sofein”

Filsafat berasal dari bahasa Arab, falsafah dan dari bahasa Yunani, philoshopia, kata
majemuk yang terdiri dari kata philos yang artinya cinta atau suka, dan kata shopia yang
artinya bijaksana.

Filsafat secara etimologi adalah Falsafah (Bahasa Arab) menurut Farid Isma’il dan
Abdul Hamid Mutawalli dalam bukunya Cara Mudah Belajar Filsafat mengatakan
bahwasanya, konon Phytagoras, seorang filosuf yunani klasik mengambil kata “filsafat” dari
dua kata berbahasa yunani yaitu philo dan shopia. Philo berarti cinta, sedangkan shopia
berarti bijaksana. Jadi, kata Philoshopia berarti cinta kepada kebikjasanaan. Bila mengacu
kepada kata philos, philein maka filsafat artinya mencintai hal-hal yg bersifat bijaksana (kata
sifat). Jika mengacu kepada asal kata philos dan sophia maka filsafat artinya teman
kebijaksanaan (kata benda).

Seperti yang telah saya paparkan diatas Kata philosophia digunakan pertama kali oleh
Pythagoras (6 SM dan populer di zaman Plato/Socrates) ketika ditanya apakah dia adalah
seorang yang bijaksana. Pythagoras dengan rendah hati menjawab bahwa dia adalah pencinta
kebijaksanaan (lover of wisdom).

Adeng Muchtar Ghozali, Perkembangan Ilmu Kalam Dari Klasik Hingga Modern (Bandung :Pustaka
Setia, 2005), Hal. 20. Abdul Rozak dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2012) hlm.
28. Fu’ad Farid Isma’il dan Abdul Hamid Mutawalli, Cara Mudah Belajar Filsafat, (Jokjakarta, Divapress, 2012)
hlm. 17.
Secara teriminologis, filsafat mempunyai arti yang bermacam-macam, sebanyak
orang yang memberikan pengertian atau batasan. Berikut ini dikemukakan beberapa definisi
sebagai berikut:

1. Plato (427 SM -347 SM ). Ia seorang filsuf Yunani terkenal, gurunya Aristoteles, ia sendiri
berguru kepada Socrates. Ia mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang segala
yang ada, ilmu yang berminat untuk mencapai kebenaran yang asli.3

2. Aristoteles (381 SM – 322 SM ), ia mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu yang meliputi
kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu : Metafisika, Logika, Etika, Ekonomi,
Politik, dan Estetika.4

3. Marcus Tullius Cicero (106 SM- 43 SM ), seorang politikus dan ahli pidato Romawi, ia
merumuskan filsafat sebagai pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha
untuk mencapainya.

4. Al-Farabbi (w. 950 m), seorang filsuf muslim mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu
pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyediki hakikat yang sebenarnaya.

Jadi secara praktis ilmu filsafat adalah Alam berfikir atau alam pikiran, Bisa disebut
juga berfilsafat adalah berfikir. Langeveld berpendapat bahwa filsafat merupakan suatu
perbincangan mengenai segala hal, tentang sekalian alam secara sistematis sampai ke akar-
akarnya. Sebuah wacana atau perbincangan mengenai segala hal secara sistematis sampai
konsekuensi terakhir bertujuan menemukan hakekatnya (kebenaran, kebaikan dan
keindahan).

a) Ilmu Tasawuf

Definisi Tasawuf dirumuskan oleh para ulama’ dengan sangat bervariasi. Jumlahnya
mencapai ratusan. Nicholson mencatat sebanyak 78 definisi. Sementara Suhrawerdi
berpendapat bahwa definisi tasawuf jumlahnya lebih dari seribu. Banyaknya ragam definisi
tersebut tidak berarti menunjukkan adanya kontradiksi antara pengertian tasawuf. Hal itu

Ibid. hlm. 18
Juhaya S. Praja, Aliran-Aliran Filsafat dan Etika (Jakarta : prenada media , 2005 ), hal. 17. Tim
penyusun MKD IAIN Sunan Ampel, Akhlak Tasawuf, (Surabaya : IAIN Sunan Ampel Press, 2012) hlm 217.
disebabkan karena tasawuf pada hakikatnya merupakan pengalaman pribadi seorang hamba
dengan tuhannya, sehingga masing-masing individu memiliki kecenderungan dan
pengalaman spiritual yang berbeda-beda sesuai dengan level tasawufnya. Oleh karena itu
wajar apabila setiap ulama sufi menjelaskan arti atau definisi tasawuf sesuai dengan konteks
pemikiran dan pengalaman keberagamannya. Berdasarkan intuisi masing-masing indifidu
berbeda satu dengan yang lainnya. Dan setiap sufi pun mempunyai cara yang berbeda-beda
dalam mengekspresikan pengalaman batin/ mistik/spiritual dalam kehidupan beragamanya.

Sebelum membahas lebih mendalam lagi tentang pengertian tasawuf terlabih dahulu
saya akan membahas asal usul kata tasawuf. Dari segi bahasa terdapat sejumlah kata atau
istilah yang selalu dihubung-hubungkan oleh para ahli untuk menjelaskn kata tasawuf Harun
Nasution misalnya menyebutkan ada lima istilah yang berkenaan dengan tasawuf. Yaitu al-
suffah (orang-orang yang ikut pindah Nabi dari Makkah ke Madinah), saf (barisan), sufi
(suci), sophos (bahasa Yunani : hikmat), dan suf (kain wol). Keseluruhan kata-kata ini bisa
saja di hubungkan dengan kata tasawuf. Kata al-suffah misalnya menggambarkan keadaan
orang yang rela mencurahkan jiwa dan raganya, harta benda dan lain sebagainya hanya untuk
jalan Allah. Mereka ini rela untuk meninggalkan kampung halamannya, rumah, kekayaan,
dan harta benda lainnya yang ada di Makkah untuk hijrah bersama Nabi ke Madinah. Apabila
tanpa ada unsur iman dan kecintaan kepada Allah, tidak mungkin melakukan hal semacam
itu. Selanjutnya kata saf juga menggambarkan orang yang selalu di barisan depan dalam
beribadah kepada Allah dan melakukan kebajikan. Demikian pula kata sufi menggambarkan
orang yang selalu memelihara dirinya dari perbuatan dosa dan maksiat. Dan kata suf
menggambarkan oran yang hodup sederhana dan tidak mementingkan dunia. Dan kata
Sophos menggambarkan keadaan jiwa yang senantiasa cenderung kepada kebenaran.

Kata tasawuf berasal dari kata di antaranya shufi yang artinya suci dan Abu Hasyim
Al-Kufi (w. 150 H.) mengemukakan bahwa tasawuf berasal dari kata suf yang artinya yang di
buat dari bulu yaitu wol. Adapun seorang tokoh yang bernama Syeh Junaidi Al Baghdad
mengatakan tasawuf ialah hendaknya keadaanmu beserta Allah tanpa perantara.

Sedangkan pengertian tasawuf dari segi istilah atau pendapat para ahli amat
bergantung pada sudut pandang yang digunakannya masing-masing. Akan tetapi pada intinya
adalah upaya untuk melatih jiwa dengan berbagai kegiatan yang dapat membebaskan dirinya
dari pengaruh kehidupan dunia, sehingga tercermin akhlak yang mulia dan dekat dengan
Allah SWT. Dengan kata lain tasawuf adalah bidang kegiatan yang berhubungan dengan
pembinaan mental rohaniah agar selalu dekat dengan Tuhan. Inilah esensi atau hakikat
tasawuf.5

Demikian di antara definisi-definisi tasawuf di atas dan bisa kita simpulkan tasawuf
adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan beribadah membersihkan diri dari sifat-sifat
tercela, menghias diri dengan sifat-sifat terpuji, tidak mementingkan urusan dunia merasa
cukup atas segala pemberian Allah atas dirinya disertai tawakal dan mahabbah kepada
Allah.6

Menurut Harun Nasution mendefinisikan tasawuf sebagai ilmu yang mempelajari cara
dan jalan bagaimana orang Islam dapat sedekat mungkin dengan Alloh agar memperoleh
hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan bahwa seseorang betul-betul berada di hadirat
Tuhan.

Sejarah munculnya tasawuf, istilah tasawuf belum ada pad zaman Nabi Muhammad
SAW., namun esensi tasawuf telah ada pada zaman Rasul yang ditunjukkan dengan
kehidupan beliau yang mencerminkan seorang zahid. Tasawuf muncul pada abad 1 dan 2 H.
dan lebih tepatnya lagi pada tahun 150 H. dibawa oleh Ibrahim Ibn Adam yang mana para
manusia menghadapi kehidupan yang semakin kacau. Mereka memilih untuk menghadapi
pertikaian dalam kehidupan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah.

Unsur Islam

Secara umum ajaran islam mengatur tentang kehidupan yang bersifat lahiriah dan
jasadiah, dan kehidupan yang bersifat batiniah. Pada unsur kehidupan yang bersifat batiniah,
itulah kemudian lahir tasawuf. Unsur kehidupan tasawuf ini mendapat perhatian yang cukup
besar dari sumber hokum Islam, khususnya Al-Qur’an dan As-Sunnah serta praktek Nabi dan
para sahabatnya.

Lebih jelasnya lagi untuk melihat bagaimana tasawuf berasal dari dunia Islam, sejarah
munculnya tasawuf dapat dijadikan dasar argumentasi munculnya tasawuf di dunia islam.
Mengingat kehadiran islam bermula dari dataran Arab, oleh sebab itu sejarah tasawuf
bermula dari tanah arab.

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta, Rajawali Pers, 2011) hlm. 179. Ibid., hlm 180
http://afrizaldaonk.blogspot.com/2012_03_01_archive.html .diakses 05/02/2013.10:30pm. Abuddin
Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta, Rajawali Pers, 2011) hlm. 181. M. Solohin dan Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf,
(Bandung, CV. Pustaka setia, 2008) hlm. 55
Oleh sebab itu untuk melihat sejarah tasawuf perlu dilihat perkembangan peradaban
islam sejak zaman Rasulullah. Sebab, pada hakikatnya kehidupan rohani itu telah ada pada
dirinya sebagai panutan umat.kesederhanaan hidup menghindari bentuk-bentuk kemewahan
sudah tumbuh sejak islam datang. Dan para ahli sejarah sepakat bahwa istilah tasawuf itu
mulai muncul pada abad ke-2 Hijriyah, yakni ketika orang-orang mulai meluruskan jalan
menuju Ilahi dan takut kepada-Nya.

Unsur yunani

Kebudayaan yunani telah masuk ke dunia Islam yang puncaknya pada daulah
Abbasiyah. Metode berfikir filsafat turut mempengaruhi pola fikir Islam. Pemikiran yang
dipengaruhi Yunani yakni Tasawwuf yang bercorak Filsafat.

Ada pendapat pula bawa masuknya filsafat kedunia Islam melalui madzhab paripatetic dan
Platonisme

1. Madzhab paripatetic lebih banyak masuk ke dalam bentuk skolastisisme ortodoks (kalam)

2. Madzhab Platonisme lebih banyak masuk kepada dunia tasawuf.

Unsur Persia

Antara Persia dan Arab sudah ada hubungan sejak lama, yaitu pada bidang politik,
pemikiran, kemasyarakatan, dan sastra. Tetapi belum ditemukan argumentasi kuat yang
menyatakan bahwa kehidupan rohani persia telah masuk ke tanah Arab. Yang jelas
kehidupan kerohanian Arab masuk ke Persia, hingga orang-orang Persia terkenal dengan ahli-
ahli tasawuf.

Kebanyakan ahli tasawuf muslim yang berfikiran moderat mengatakan bahwa faktor
pertama timbulnya tasawuf hanyalah Al-Qur’an dan As-Sunnah, bukan dari luar islam. Yang
jelas adalah kehidupan rohani Arab masuk ke persia hingga orang-orang persia terkenal
dengan ahli tasawuf.

Ibid. hlm. 56. Ibid. hlm 48. Ibid. hlm. 50


1) Sumber Tasawuf

Prof. DR. Hamka dalam bukunya “Perkembangan Tasawuf dari abad ke abad
menyimpulkan, “bahwasanya tasawuf Islam telah tumbuh sejak tumbuhnya agama Islam itu
sendiri. Bertumbuh dari dalam jiwa pendiri Islam itu sendiri, yaitu Nabi Muhammad SAW.
dan kemudian al-Qur’an serta as-Sunnah. Paham bahwa Tuhan dekat dengan manusia, yang
merupakan ajaran dasar yang dapat dijelaskan dalam al-Qur'an Surat al-Baqoroh ayat 186.

Artinya: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah),
bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia
memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan
hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

2) Tujuan Tasawuf

Tujuan pokok tasawuf adalah untuk mencapai makrifatulloh dengan sebenar-benarnya


dan tersingkapnya dinding yang membatasi diri dengan Allah. Bagi mutashowwifin dalam
mendekatkan diri kepada Allah selalu dilandasi semangat ibadah dengan tujuan untuk
mencapai kesempurnaan hidup dan ma’rifatulloh.

a) Ma’rifatbillah

Ma’rifatbillah adalah melihat Tuhan dengan hati mereka secara jelas dan nyata
dengan segala kenikmatan dan kebesara-Nya tetapi tidak dengan kaifiyat artinya Tuhan
digambarkan terbukanya seperti benda atau manusia ataupun yang lain.

Menurut Imam Ghozali pernah menyampaikan pengalamanya untuk menguatakan


pembicaraanya tentang ru’yah dengan katanya sebagai berikut: “Begitu nyata sebagaimana
saya kenal Tuhan itu di dunia dengan ma’rifat hakikat yang sempurna dengan tidak berupa
gambaran dan khayalan, dengan tidak ada keterangan bentuk dan rupa, engkau melihat Tuhan
itu demikian kelak di akhirat.8

b) Insan Kamil

Yaitu tercapainya martabat dan derajat kesempurnaan di mata sang Khaliq.

Labib, Rahasia Ilmu Tasawuf, (Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 2009), hal . 30.
2. Persamaan dan Perbedaan Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf

Dari uraian di atas, terdapat titik persamaan dan perbedaan antara Ilmu Kalam,
Filsafat, dan Tasawuf. Persamaan pencarian segala yang bersifat rahasia (ghaib) yang
dianggap sebagai 'kebenaran terjauh' dimana tidak semua orang dapat melakukannya dan dari
ketiganya berusaha menemukan apa yang disebut kebenaran (Al-haq) atau ketuhanan dan
segala sesuatu yang berkaitan dengan-Nya.

Sedangkan perbedaannya terletak pada cara menemukan kebenarannya. Kebenaran


dalam Tasawuf berupa tersingkapnya (kasyaf) Kebenaran Sejati (Allah) melalui mata hati.
Tasawuf menemukan kebenaran dengan melewati beberapa jalan yaitu: maqomat, hal (state)
kemudian fana'. Sedangkan kebenaran dalam Ilmu Kalam berupa diketahuinya kebenaran
ajaran agama melalui penalaran rasio lalu dirujukkan kepada Nash (Al-Qur'an & Hadis).

Kebenaran dalam Filsafat berupa kebenaran spekulatif tentang segala yang ada
(wujud) yakni tidak dapat dibuktikan dengan riset, empiris, dan eksperimen. Filsafat
menemukan kebenaran dengan menuangkan akal budi secara radikal, integral, dan universal.

3. Hubungan Antara Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf

Hubungan Ilmu Kalam dengan Filsafat Islam adalah bahwa ilmu kalam dan filsafat
Islam memiliki hubungan karena pada dasarnya ilmu kalam adalah ilmu ketuhanan dan
keagamaan Sedangkan filsafat Islam adalah pembuktian intelektual.

Obyek pembahasannya bagi ilmu kalam berdasar pada Allah swt. Dan sifat-sifatnya
serta hubungannya dengan alam dan manusia yang berada di bawah syari’at-Nya. Obyek
filsafat adalah alam dan manusia serta pemikiran tentang prinsip wujud dan sebab-sebabnya.9

b) Hubungan Tasawuf dengan Ilmu Kalam

adalah disiplin ilmu ke-Islaman yang banyak mengedepankan pembicaraan tentang


persoalan-persoalan kalam Tuhan. Persoalan-persoalan kalam ini biasanya mengarah sampai
pada perbincangan yang mendalam dengan dasar-dasar argumentasi, baik rasional (aqliyah)
maupun naqliyah. Argumentasi yang dimaksudkan adalah landasan pemahaman yang
cenderung menggunakan metode berpikir filosofis, sedangkan argumentasi naqliyah biasanya
bertendensi pada argumentasi berupa dalil-dalil al-Qur’an dan hadits.

Ibid. Abdul Rozak dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam (Bandung : Pustaka Setia, 2006), hal. 39.
http://afrizaldaonk.blogspot.com/2012_03_01_archive.html .diakses 05/02/2013.10:30pm
Pembicaraan materi-materi yang tercakup dalam ilmu kalam terkesan tidak
menyentuh rasa rohaniah. Sebagai contoh, ilmu kalam menerangkan bahwa Allah bersifat
Sama’, Bashar, Kalam, Iradah, Qudrah, Hayat, dan sebagainya. Namun, ilmu kalam tidak
menjelaskan bagaimana seorang hamba dapat merasakan langsung bahwa Allah mendengar
dan melihatnya, bagaimana pula perasaan hati seseorang ketika membaca al-Qur’an,
bagaimana seseorang merasa bahwa segala sesuatu yang tercipta merupakan pengaruh dari
kekuasaan Allah? Pernyataan-pernyataan di atas sulit terjawabhanya dengan berlandaskan
pada ilmu kalam. Biasanya, yang membicarakan penghayatan sampai pada penanaman
kejiwaan manusia adalah ilmu Tasawuf.

c) Hubungan Ilmu Kalam, Filsafat, dan Tasawuf

yaitu saling menguatkan dan membantu dalam mencari kebenaran yang menjadi
tujuan utama ketiganya.Walaupun dengan cara yang berbeda, yaitu pencarian segala yang
bersifat rahasia (ghaib) yang dianggap sebagai 'kebenaran terjauh' dimana tidak semua orang
dapat melakukannya dan mencari apa yang disebut kebenaran (Al-haq).

Ilmu kalam, filsafat, mempunyai kemiripan objek kajiannya. Objek kajian ilmu kalam
adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan-Nya. Sedangkan objek kajian
filsafat adalah masalah ketuhanan di samping masalah alam, manusia, dan segala sesuatu
yang ada. Begitupun objek kajian tasawuf adalah tuhan. Yakni upaya-upaya pendekatan
terhadap-Nya. Jadi kalau dilihat dari segi objeknya, katiga ilmu itu membahas masalah yang
berkaitan dengan ketuhanan. 10

Dan meskipun ketiga ilmu itu mempunyai persamaan tentang kajian objeknya, ada
pula berbedaan yang menonjol diantara ketiga ilmu tersebut yaitu terletak pada aspek
metodologinya. Ilmu kalam, sebagai ilmu yang menggunakan akal/logika. Pada dasarnya
ilmu ini menggunakan metode dialektika (jadaliah) dikenal juga dengan istilah dialog
keagamaan. Sebagai sebuahdialog keagamaan, ilmu kalam berisi keyakinan-keyakianan
kebenaran agama yang dipertahankan melalui argument-argumen rasional. Sementara itu
filsafat adalah sebuah ilmu yang diperoleh untuk memperoleh kebenaran rasional. Metode
yang digunakannya pun adalah metode rasional.

http://www.slideshare.net/YandraHelira/hubungan-ilmu-kalam-dengan-filsafat-islam. diakses
05/02/2013.10:30pm. Abdul Rozak dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2012) hlm.
39
Adapun ilmu tasawuf adalah ilmu yang lebih menekankan kepada rasa daripada rasio.
Oleh karena itu filsafat dan tasawuf sangat distingtif. Sebagai sebuah ilmu yang prosesnya
melalui rasa, ilmu tasawuf bersifat sangat subjektif, yakni sangat berkaitan dengan
pengalaman seseorang. Itulah sebabnya bahasa tasawuf sangat aneh bila dilihat dari aspek
rasio. Karena pengalaman rasa sangat sulit di bahasakan.

Di dalam pertumbuhannya ilmu kalam berkembang menjadi teologi rasional dan


teologi tradisional. Filsafat berkembang menjadi sains dan filsafat sendiri. Sains berkembang
menjadi sains kelaman, sosial dan humaniora. Sedangkan filsafat berkembang lagi menjadi
filsafat klasik, pertengahan dan modern. Sedangkan tasawuf berkemban menjadi tasawuf
praktis dan tasawuf teoritis.11

Ibid. hlm. 40. Ibid. hlm. 41. Ibid. hlm. 42


BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Ilmu Kalam adalah Ilmu pengetahuan tentang pembicaraan yang bernalar dengan
menggunakan persoalan terpenting yang di bicarakan pada awal Islam adalah tentang Kalam
Allah (al-Qur'an).

Ilmu Filsafat adalah filsafat ilmu pengetahuan tentang segala sesuatu yang ada. Ilmu
Tasawuf adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan beribadah membersihkan diri dari
sifat-sifat tercela, menghias diri dengan sifat-sifat terpuji, tidak mementingkan urusan dunia
merasa cukup atas segala pemberian Allah atas dirinya disertai tawakal dan menghabbah
kepada Allah.

Tasawuf adalah upaya untuk melatih jiwa dengan berbagai kegiatan yang dapat
membebaskan dirinya dari pengaruh kehidupan dunia, sehingga tercermin akhlak yang mulia
dan dekat dengan Allah SWT. Dengan kata lain tasawuf adalah bidang kegiatan yang
berhubungan dengan pembinaan mental rohaniah agar selalu dekat dengan Tuhan. Inilah
esensi atau hakikat tasawuf.

Hubungan Antara Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf yaitu saling menguatkan dan
membantu dalam mencari kebenaran yang menjadi tujuan utama ketiganya.
DAFTAR PUSAKA

Isma’il, Fuad Farid. Cara Mudah Belajar Filsafat. Jokjakarta : IRCiSoD Divapress. 2012

Nata, Abuddin. Akhlak Tasawuf. Cet. 10. Jakarta : Rajawali Pers. 2011

Rozak, Abdul, dan Rosihon Anwar. Ilmu Kalam. cet. VII Bandung : CV. Pustaka Setia. 2012

Solihin M. dan Rosihon Anwar. Ilmu Tasawuf. Cet. 1. Bandung : CV. Pustaka Setia. 2008

Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel. Akhlak Tasawuf. Cet 2. Surabaya : IAIN Sunan
Ampel Press. 2012

Chalim, Asep Saifuddin. 2012. Membumikan Aswaja Pegangan Para Guru NU. Surabaya :
Khalista

Ghozali, Adeng Muchtar. 2005. Perkembangan Ilmu Kalam dari Kalsik hingga Modern.
Bandung : Pustaka Setia

Labib. 2009. Rahasia Ilmu Tasawuf. Surabaya: Bintang Usaha Jaya

Muhammad, Teungku dan Hasbi Ash-Shiddieqy. 2009. Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/
Kalam. Semarang : Pustaka Rizki

Nata, Abuddin.2001. Ilmu Kalam, filsafat dan Tasawuf. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Praja, Juhaya S.. 2005 . Aliran-Aliran Filsafat dan Etika. Jakarta: prenada media

Rozak, Abdul dan Rosihan Anwar. 2006. Ilmu Kalam. Bandung : Pustaka Setia

http://afrizaldaonk.blogspot.com/2012_03_01_archive.html

http://www.slideshare.net/YandraHelira/hubungan-ilmu-kalam-dengan-filsafat-islam.

http://www.slideshare.net/YandraHelira/hubungan-ilmu-kalam-dengan-filsafat-islam

Anda mungkin juga menyukai